Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Kartu Kuning Bagian 2



Sebuah Kartu Kuning Bagian 2

0Zidane tidak tahu apa yang diperintahkan secara khusus oleh Twain kepada Wood, tapi perintah itu segera tampak jelas baginya.     

Wood menjatuhkan Zidane bersama dengan bola yang digiringnya melalui tekel samping yang ganas.     

Peluit wasit dan suara ejekan di Bernabéu terdengar di saat yang bersamaan.     

Kartu kuning!     

Zidane perlahan bangkit berdiri dari tanah dan menggerakkan pergelangan kakinya. Semuanya baik-baik saja.     

Lalu dia menatap orang yang menjatuhkannya barusan. Ini adalah pertama kalinya dia memandang serius lawannya, pemain Nottingham Forest nomor 13, yang telah berkutat dengannya selama lebih dari dua puluh menit.     

"Tentara bayaran" itu mengerucutkan bibirnya saat berdiri di depan wasit dan melihat wasit mencatat pelanggaran itu di buku kecil dengan kepala menunduk. Pemain itu tidak meminta maaf padanya atas pelanggaran itu. Dia hanya menunjukkan ekspresi datar di wajahnya.     

Beckham berlari untuk mengecek kondisi Zidane dan menemukannya sedang menatap Wood.     

"Hati-hati, Zizou." Dia memperingatkan, "Aku sudah dengar banyak hal tentang anak itu."     

Zidane balas menatap Beckham dan mengangguk.     

"Kurasa mereka mencoba memprovokasimu, Zizou." kata Roberto Carlos setengah bercanda saat ia berlari untuk melakukan tendangan bebas.     

Zidane tertawa kecil.     

※※※     

Saat dia melihat George Wood dihukum dengan kartu kuning karena telah mentekel Zidane, David Kerslake menoleh dan menatap Twain.     

Twain balas menatapnya dan mengangkat bahu. "Dia harus mempelajari lebih banyak teknik untuk mengendalikan bagaimana dia melakukan pelanggaran. Tekel barusan terlalu agresif. Kelihatannya dia bisa menyebabkan pemain lain cedera, tapi sebenarnya..." dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan. "Kalau dia harus dihukum, dia seharusnya menuai keuntungan yang sebanding dengan mendapatkan kartu itu. Sekarang Wood mendapatkan kartu kuning, tapi dia tidak mencederai Zidane."     

"Sekarang ini aku hanya mengkhawatirkan satu hal, Tony. Wood memiliki dua opsi tepat di depannya. Apakah dia akan memilih untuk bertahan melawan Zidane dengan segala cara dan kemudian dikeluarkan setelah mendapatkan kartu kuning kedua? Ataukah dia akan menahan diri dalam bertahan melawan Zidane dan membiarkan lini pertahanan di depan bek tengah kita menipis?"     

"Itu ... kau harus bertanya sendiri padanya."     

※※※     

Seperti yang dikatakan oleh Kerslake, meski wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, George Wood sedang menghadapi dilema.     

Dia tahu bahwa dia akan dikeluarkan kalau dia menerima dua kartu kuning di pertandingan yang sama. Dan sekarang setelah dia menerima satu kartu kuning, tidaklah mudah untuk bertahan melawan Zidane. Dia tidak bisa menjamin bahwa dia akan bisa bertahan melawan Zidane dalam enam puluh menit yang tersisa tanpa mendapatkan kartu kuning yang lain.     

Terlepas dari apakah dia bisa bertahan melawan Zidane atau tidak, sangatlah sulit untuk menjamin dia tidak diberi kartu kuning saat melakukan pertahanan berintensitas tinggi seperti ini. George Wood bukanlah Franco Baresi atau Roberto Sensini. Dia tidak bisa bermain efektif dan sopan saat bertahan.     

Untuk menahan Zidane, dia harus bekerja keras demi menutupi perbedaan antara dirinya dan Zidane.     

Tapi sekarang, mendapatkan kartu kuning terlalu awal telah membuatnya menghadapi situasi yang sulit.     

Kalau dia tidak ingin mendapatkan kartu kuning yang lain, dia harus lebih santai dalam bertahan. Kemungkinan mendapatkan kartu kuning yang kedua akan lebih besar kalau dia tidak mengurangi intensitasnya dalam bertahan.     

Dia tidak tahu harus berbuat apa.     

Dia tidak ingin diusir. Dia ingin tetap di lapangan untuk beradu kemampuan dengan nomor 5. Twain ingin dia bertahan melawan Zidane. Tapi kalau nanti dia dikeluarkan dengan kartu merah, maka dia gagal menjalankan misinya. Dia tidak ingin menjadi pecundang.     

Ini adalah dilema yang dihadapi Wood dan peluang bagi Zidane. Sudah terbiasa dengan segala macam keadaan dan berbagai jenis lawan, bagaimana mungkin Zidane tidak tahu situasi yang dihadapi Wood sekarang?     

Dia tahu dengan jelas. Ini adalah sesuatu yang bisa dia manfaatkan sepenuhnya.     

Dan dia bukan satu-satunya yang bisa memanfaatkan hal ini.     

Setelah Roberto Carlos melakukan tendangan bebas, Real Madrid jelas mengalihkan fokus serangan mereka ke sisi Wood.     

Mungkin dia tidak akan mendapatkan kartu kuning lain kalau dia bertahan melawan Zidane saja. Tapi saat dia harus berhadapan dengan serangan dari seluruh tim dan bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri, saat dia merasa pusing dan bingung dari serangan yang berasal dari segala arah, siapa yang bisa menjamin bahwa dia tidak akan jadi impulsif atau bereaksi sedikit terlalu cepat atau terlalu lambat, dan kemudian menerima kartu kuning yang lain?     

Saat dia berusaha memblokir umpan Carlos, dia melihat bola memantul keluar dan menggelinding ke kaki Zidane. George Wood bergegas maju untuk menghalanginya, tapi kemudian melihat lawannya dengan gesit memberikan bola ke Guti yang berada di dekatnya.     

Albertini datang untuk bertahan melawan Guti, tapi Guti kembali mengoper bola ke Zidane.     

Gelandang Prancis itu tetap berada di posisinya. Dia tidak buru-buru mengirim bola keluar seolah sengaja ingin memancing Wood agar melakukan pelanggaran.     

Tapi kali ini, Wood tidak melakukan apa yang diinginkan Zidane dan melakukan tackling. Sebagai gantinya, dia menempel dekat dan terus-menerus mendesak Zidane untuk mendapatkan bola dari belakang sampai wasit meniup peluitnya.     

Itu adalah pelanggaran, tapi tidak ada kartu yang diberikan.     

※※※     

"Seharusnya dia melakukan ini sebelumnya," gumam Twain pada dirinya sendiri. Dia tidak paham kenapa Wood suka sekali melakukan tackling. Apa itu karena terlihat agresif?     

※※※     

Kali ini, tendangan bebas Real Madrid tidak berhasil berbuah gol.     

Wood dengan sigap menopang pertahanan, tapi dia masih belum kalah.     

Pertandingan itu seolah menemui jalan buntu. Dalam menghadapi formasi pertahanan tim Forest yang ketat, Luxemburgo tampaknya tidak memiliki gagasan lain selain mengandalkan kemampuan para pemain superstar di lapangan.     

Manajer Real Madrid itu tidak melakukan apa-apa kecuali berdiri di pinggir lapangan dan sesekali melambaikan tangannya dengan cemas. Selain itu, para pemain Real Madrid di lapangan juga mungkin tidak mendengarkan kata-kata yang diteriakkan olehnya. Secara bertahap dia telah kehilangan kendali atas timnya. Keinginannya untuk mengalahkan Nottingham Forest di stadion kandang ini hanyalah sebuah upaya terakhir dari seorang lelaki yang tengah sekarat.     

Seperti yang ditunjukkan di lapangan, Real Madrid tidak tampil padu dalam periode ini. Mereka sepenuhnya bergantung pada kecemerlangan para pemain bintang yang sesekali muncul. Dengan kata lain, para pemain bintang itulah yang memegang kendali untuk menentukan hasil pertandingan ini sendirian. Singkatnya, mereka tidak bisa bekerjasama dengan satu sama lain dan hanya bertarung sendiri-sendiri.     

Kalau para superstar itu sedang tidak fit untuk beragam alasan, maka mereka akan kalah dalam pertandingan ini. Dan saat para superstar itu kurang memiliki keinginan untuk menang dan memiliki rasa superioritas yang tak bisa dijelaskan, mereka cenderung akan menyerah di saat mereka melihat tim mulai mengalami kesulitan.     

Untungnya, dalam pertandingan hari ini, terkait kondisi para pemain bintang Real Madrid, meski mereka tertinggal, mereka masih dominan di dalam pertandingan. Hal ini memberi mereka motivasi untuk memenangkan pertandingan dan bukannya mengangkat tangan mereka untuk menyerah.     

Para supporter Real Madrid sangat menantikan penampilan Raúl, Zidane, Ronaldo, Beckham, atau Roberto Carlos ... Salah satu dari mereka harus tampil bagus untuk menyelamatkan hari ini. Mereka percaya bahwa tim mereka masih merupakan tim yang paling kuat di dunia karena mereka memiliki beberapa pemain paling kuat di dunia. Selama ada satu pemain yang tampil bagus, dia akan bisa membalikkan keadaan di dalam pertandingan.     

Tim Forest akhirnya berhasil melakukan serangan dan mendapatkan tendangan sudut setelah upaya mereka yang tak kenal lelah. Dua bek tengah yang jangkung bergerak maju untuk bersaing mendapatkan posisi. Pada akhirnya, Viduka mengoper bola ke Anelka, yang menghentikan bola dan melakukan tendangan voli di tengah suara cemoohan dari seluruh sisi stadion. Kali ini, Casillas memposisikan dirinya dengan akurat dan berhasil menilai arah tendangan itu dengan benar. Dia memblok sudut tembakan striker Prancis itu dan dengan mudah menangkap bola.     

Real Madrid segera meluncurkan serangan balik setelahnya. Casillas melemparkan bola ke Zidane.     

Pria Prancis itu menghentikan bola dengan elegan dan berbalik. Dia menggiring bola dan masuk ke area penalti tim Forest dalam sekali jalan.     

Piqué dan Pepe berbalik untuk berlari kembali ke area penalti tim Forest setelah mereka melihat Casillas menangkap bola. Mereka mengerahkan semua upaya mereka dan berhasil mencatat rekor waktu lari tercepat mereka.     

Mereka harus melakukan itu karena hanya ada satu bek di belakang, Chimbonda, seorang kiper, Edwin van der Sar, dan seorang gelandang bertahan, George Wood.     

Bek pertama yang berhadapan dengan Zidane adalah George Wood.     

Wood tidak langsung berhadapan dengannya, tapi dia perlahan-lahan mundur ke samping sambil menunggu rekan setimnya kembali ke posisi.     

Tapi, Zidane tidak mau memberinya kesempatan. Dia mempercepat larinya!     

Jarak antara kedua pria itu memendek dengan cepat.     

Sepuluh meter.     

Wood dengan cepat melirik ke belakang, yang sebagian besar masih kosong tanpa pemain.     

Lima meter.     

Para pemain Real Madrid terus bergerak maju dengan cepat. Wood tidak bisa mengenali mereka satu per satu dalam situasi seperti ini, tapi dia melihat ada empat sosok dengan kaus putih dalam satu pandangan sekilas.     

Lawan mereka sudah menekan di perbatasan.     

Tiga meter.     

Wood harus kembali memfokuskan pandangannya. Zidane sudah dekat. Dia menggerakkan kaki kirinya ke atas bola dan tidak menyentuhnya. Itu segera diikuti dengan kaki kanannya yang digerakkan ke atas bola.     

Wood tidak tahu apakah dia melakukan gerak tipuan atau sungguhan saat itu. Dengan cepat dia membuat pilihan di benaknya dan memutuskan untuk bertaruh bahwa gerakannya itu sungguhan.     

Dua meter.     

Saat kaki kanan Zidane digerakkan diatas bola, Wood menggeser titik keseimbangannya. Dia tertipu!     

Satu meter.     

Kaki kiri Zidane menendang bola menjauh dari sisi Wood. Lalu dengan ringan dia melompat, dan kedua kakinya berhasil melewati Wood.     

Benar-benar skill yang hebat!     

Wood masih punya kesempatan untuk menghentikan terobosan itu kalau saja dia mengulurkan tangannya untuk memegang jersey pemain Prancis itu atau menyandungnya dengan cepat dari belakang.     

Tapi, kalau dia melakukan semua itu, itu artinya pelanggaran. Dan dilihat dari hamparan luas di belakangnya, dia pasti akan mendapatkan kartu!     

Wood harus membuat pilihan dalam sekejap, apakah tangan kanan atau kaki kanannya harus bergerak, atau apakah dia akan menghentikan serangan itu dengan resiko dikeluarkan dari lapangan.     

Wood merasa ragu. Pada saat itu, Zidane memotong masuk ke dalam dan melewatinya dengan mudah.     

Sorakan di Bernabéu terdengar memekakkan telinga, dan suara itu menyadarkan Wood. Dia tiba-tiba saja berbalik dan mengejar sosok putih itu.     

Dia ingin menebus kesalahannya dan tidak bisa membiarkan Real Madrid melakukan serangan ini, tak peduli apa harga yang harus dibayarnya!     

Saat dia berada sekitar dua meter dari Zidane, Wood sudah siap untuk mentekel bola. Dia sudah siap meninggalkan lapangan segera setelah dia menyerang lawan dengan kakinya.     

Dia akan melakukan tackling dari belakang!     

Seolah-olah memiliki mata di belakang kepalanya, Zidane tiba-tiba saja mendorong bola ke kanan pada saat Wood melakukan tackling. Lalu dia melompat saat kaki Wood meluncur di bawah tubuhnya.     

Bola dikirimkan ke kaki Raúl. Dia berada di area penalti dan mengayunkan kakinya untuk menembak!     

Terbaring di tanah, Wood melihat pemandangan saat dia masih berada di bawah Zidane. Edwin van der Sar melakukan semua yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan gawang, tapi dia bahkan tidak berhasil menyentuh bola. Bola itu membentur tiang gawang dan masuk ke dalam gawang.     

Musik disiarkan di stadion Bernabéu, diikuti dengan sebuah raungan. "Dan pencetak gol adalah Raúl González !!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.