Mahakarya Sang Pemenang

Babak Pertama: City Ground Bagian 1



Babak Pertama: City Ground Bagian 1

0Acara pengundian grup untuk musim laga 05-06 Liga Champions UEFA baru saja berakhir. Nottingham Forest mendapatkan tempat di Grup D. Di dalam grup yang sama terdapat klub papan atas La Liga, Real Madrid; juara Liga Primeira musim lalu, SL Benfica; dan runner-up Ligue 1 Prancis, Lille.     

Bagi tim Forest, kemampuan semua tim lain di dalam grup itu sama sekali tidak lemah; siapapun dari tim-tim itu bisa membawa banyak masalah bagi mereka.     

Lille mungkin satu-satunya lawan yang bisa mereka harapkan untuk menang atasnya.     

Real Madrid jelas telah membooking salah satu slot untuk melaju ke babak berikutnya; tidak ada yang meragukan itu. Tidak akan ada orang yang percaya bahwa Real Madrid tidak bisa melangkah maju dari babak penyisihan grup. Ini berarti hanya ada satu slot yang tersisa untuk diperebutkan oleh Benfica, Lille dan Nottingham Forest.     

Saat Tang En membawa Shania ke Spanyol di musim panas tahun 2003, dia mengatakan padanya di luar stadion Bernabéu bahwa hanya ada dua kemungkinan yang akan membuatnya memasuki stadion itu: pertama, dimana dia menjadi manajer utama Real Madrid dan memasuki stadion suci itu sebagai pemiliknya; atau yang kedua, dia memimpin timnya ke Bernabéu untuk bertanding dan memasukinya sebagai lawan Real Madrid.     

Dia sama sekali tidak menduga bahwa kemungkinan yang kedua itu dengan cepat telah menjadi kenyataan.     

Grup D bukanlah Grup Neraka. Analisa media Eropa menganggap Nottingham Forest dan Lille sebagai tim-tim yang tak punya harapan untuk maju ke babak berikutnya. Malahan, mereka dianggap sebagai target pertama Real Madrid dan Benfica untuk mengumpulkan poin dan selisih gol saat keduanya berlomba-lomba untuk mendapatkan posisi pertama dalam grup. Perspektif ini diungkapkan oleh salah satu wartawan selama konferensi pers di akhir acara pengundian kepada Tang En.     

"Aku tidak keberatan menjadi hewan yang menunggu untuk disembelih, tapi kuharap mereka yang akan menyembelih itu sudah menajamkan pisau mereka. Kalau tidak, mereka mungkin akan merusak pisau mereka sendiri."     

Tang En tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia merasa takut atau khawatir. Sebaliknya, media merasa bahwa Tony Twain tampak sangat percaya diri.     

Tapi, dalam penerbangan pulang dari Zurich ke London, alis Tang En yang bertaut sama sekali tidak bisa rileks.     

Dia berpikir keras tentang bagaimana mereka bisa maju ke babak 16 besar setelah menghadapi tim-tim di grup mereka.     

Lille, yang kurang lebih berada di level yang sama dengan tim Forest, adalah lawan yang perlu dikalahkan. Baru setelah mereka memenangkan dua putaran pertandingan melawan Lille maka mereka akan memiliki kualifikasi untuk maju ke babak berikutnya. Ini seperti mencegah terkena degradasi di dalam liga. Kalau mereka tidak mengumpulkan cukup banyak poin dari tim-tim yang lebih lemah, mereka sebaiknya tidak berharap bisa membalikkan situasi terhadap tim-tim yang lebih kuat.     

Babak penyisihan grup adalah pertandingan dua leg di stadion kandang dan tandang. Tang En tidak ingin mempertaruhkan semuanya ke dalam pertandingan melawan Real Madrid. Kuncinya adalah memenangkan dua pertandingan melawan Lille.     

Waktu yang tersisa sangatlah ketat. Setelah ia kembali, ia perlu mulai memikirkan tentang strategi serangannya untuk Liga Champions.     

Menurut jadwal pertandingan, Nottingham Forest akan menyambut klub papan atas La Liga, Real Madrid, ke stadion kandang mereka dalam pertandingan penyisihan grup pertama mereka.     

Bagi Edward, ini adalah berita bagus. Pendapatan tiket dari pertandingan kandang, serta dividen dari siaran TV, semuanya akan diberikan kepada Nottingham Forest. Kedatangan Real Madrid jelas akan membuat City Ground, yang sudah populer, menjadi lebih populer. Dengan begitu, sejumlah besar uang akan mengalir masuk ke dalam rekening bank Forest.     

Tapi bagi Tang En ... Alisnya bertaut lebih erat. Larangan bermain George Wood di pertandingan Eropa masih berlaku untuk dua pertandingan lagi. Larangan itu akan diberlakukan secara resmi sejak awal pertandingan penyisihan grup. Tanpa Wood, Tang En merasa tidak yakin kalau mereka akan bisa meredam kekuatan menakutkan dari Real Madrid. Meski Real Madrid sedang mengalami konflik internal yang kontinyu, setiap bintang sepakbola di kubu mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. Zidane, Ronaldo, Raúl, Roberto Carlos, dan Beckham ... nama-nama itu bisa membuat siapapun terpesona dan juga menjadi sumber sakit kepala yang parah.     

※※※     

Selama latihan pertama mereka di Nottingham, Tang En berbicara kepada timnya.     

"Guys, aku yakin kalian semua tahu siapa lawan yang akan kita hadapi di babak penyisihan grup Liga Champions. Dalam waktu 10 hari, kita akan menyambut Real Madrid di City Ground. Bagaimana? Apa nama itu membuat kaki kalian gemetar? Apa jantung kalian berdetak lebih cepat?"     

Ribéry mengangkat tangannya.     

"Bos, jantungku berdetak lebih cepat. Tapi, kakiku tidak gemetaran. Jadi, itu bukan karena aku merasa gugup. Aku merasa sangat bersemangat. Aku benar-benar menantikan pertandingan itu!"     

"Benar, Bos. Kita semua menantikannya!"     

"Itu hanya layak kalau kita bertanding melawan tim yang kuat!"     

Melihat semua pemainnya tampak bersemangat untuk bertanding, Tang En teringat saat dia pergi ke bar kemarin untuk mengobrol dengan Burns. Dia bertemu dengan John dan yang lainnya dan mereka semua membicarakan tentang malam pengundian grup. Kelompok supporter fanatik itu menontonnya di Forest Bar. Reaksi mereka di akhir pengundian, ketika hasil undian menunjukkan bahwa Nottingham Forest akan berada di grup yang sama dengan Real Madrid, sangatlah jauh berbeda dari apa yang dibayangkan Tang En; seluruh bar meledak dengan suara sorakan yang keras.      

John berkata pada Tang En, "Tony, jujur ​​saja, kami tidak lagi tertarik menonton kalian bermain melawan tim yang lemah. Kami ingin menonton Forest bertanding melawan tim yang kuat. Semakin kuat lawan kita, semakin bersemangat kami jadinya."     

Tang En memutar matanya. "Kalian begitu tidak sabar menunggu saat Forest kalah?"     

"Tidak. Siapa bilang kita akan kalah? Aku percaya bahwa semakin kuat lawan kita, semakin besar peluang kita untuk menang," kata John sambil tertawa. "Tony, inilah kepercayaan yang kau berikan pada kami."     

"Real Madrid tidak seperti tim lain yang biasanya kita sebut kuat."     

"Tentu saja, kami tahu itu. Itulah sebabnya kenapa kami semakin menantikan ini."     

John mengangkat gelas birnya sambil berdiri dan membentangkan kedua lengannya lebar-lebar, sambil berteriak, "Bersulang untuk tim Forest dan grupnya yang luar biasa! Bersulang untuk tim Forest! Untuk kemenangan!"     

"Untuk kemenangan! Untuk Forest!" teriak orang-orang di dalam bar. Tang En memegang gelas birnya sambil sedikit menggelengkan kepalanya.     

Dia tidak bisa mengecewakan semua orang-orang ini; dan itu memberinya tekanan yang lebih besar daripada memiliki tujuan untuk merebut gelar juara.     

Tang En, kembali ke masa kini, mendapati dirinya masih berada di lapangan latihan. Dengan lambaian tangannya, dia memberi isyarat agar para pemainnya kembali tenang.     

"Bagus sekali. Tak peduli lawan seperti apa yang kau temui, kau tidak boleh kehilangan semangat dan kepercayaan dirimu. Sekarang, pergi latihan sana!"     

※※※     

Sebenarnya, Tang En tidak percaya bahwa menyerah adalah satu-satunya jalan keluar saat menghadapi Real Madrid. Jujur saja, itu tidak hanya Real Madrid. Bahkan jika dia dihadapkan pada tim manapun yang kaya dan kuat dari benua Eropa, Tang En tidak akan menyerah begitu saja.     

Dalam beberapa tahun terakhir, Real Madrid dipenuhi konflik internal; berbagai macam berita negatif muncul tanpa henti dari ruang ganti mereka, dan kemampuan tim semakin menurun dari tahun ke tahun. Tang En bisa menggunakan itu ketika saatnya tiba.     

Dia ingat bahwa musim ini adalah saat dimana "Galácticos" akan mulai berantakan; musim dimana mereka mulai retak dan meninggalkan panggung bersejarah mereka. Menjelang akhir musim, Zidane akan mengumumkan pensiun resminya setelah berlaga di Piala Dunia. Bahkan sebelum Zidane, di musim panas awal musim ini, Figo telah bergabung dengan Inter Milan dengan status transfer bebas. Periode sejarah ini berjalan sesuai dengan yang ada di dalam ingatan Tang En. Tang En merasa yakin bahwa era "Galácticos, Fight of the Superstars" Real Madrid akan segera berakhir di dunia ini.     

Meski bertanding di kandang, akan jadi tantangan yang sangat besar untuk mengalahkan Real Madrid. Tapi, Tang En berniat untuk mencobanya; rencana awalnya adalah mendapatkan satu poin dan bertahan, menggunakan taktik menekan lawan dan berpegang teguh pada taktik itu. Mengorbankan serangan dan stamina mereka, mereka akan berusaha kuat menahan Real Madrid.     

Sekarang, dia tiba-tiba saja ingin tahu apakah dia bisa menang.     

※※※     

Setelah putaran keempat Liga Utama, antara akhir Agustus dan pertengahan September, Forest tidak memiliki pertandingan untuk dimainkan; mereka bisa memfokuskan semua perhatian mereka dalam mempersiapkan diri untuk pertandingan babak penyisihan grup Liga Champions.     

Tang En berniat bertarung habis-habisan melawan Real Madrid di stadion kandang Forest. Kalau begitu, dia akan perlu menyesuaikan strateginya. Jelas takkan berguna untuk mencoba bertahan di pertandingan ini. Dengan absennya Wood, sistem pertahanan Forest sangat timpang. Tang En beranggapan bahwa sebaiknya dia mencoba peruntungannya dan bertaruh. Bagaimanapun, kalau dia hanya bertahan, peluang kehilangan bola cukup besar. Kalau mereka menyerang ... Mereka mungkin akan beruntung dan bahkan bisa mencetak gol.     

Tapi, menyusun starting line-up kembali memberikan sakit kepala bagi Tang En. Meski George Wood bukanlah satu-satunya gelandang bertahan di tim Forest, dia adalah satu-satunya gelandang bertahan di mata Tang En. Tang En tidak bisa mempercayai kemampuan Gunnarsson; tidak untuk pertandingan seperti ini.     

Di sisi lain, Sun Jihai memang dibeli untuk menjadi pemain serba bisa. Tapi, saat menghadapi Real Madrid, Tang En tidak berani membiarkan Sun Jihai menjadi starter saat melawan tim selevel Real Madrid. Apalagi, dia tahu bahwa Sun Jihai tidak terlalu bagus saat bertahan, melainkan lebih unggul dalam memberikan assist. Kini, setelah Forest tidak kekurangan orang untuk membangun serangan, masalah pertahanan di lini tengah tampak jelas.     

Baik Piqué atau Pepe bisa bermain sebentar sebagai gelandang bertahan pengganti, tapi mereka berdua, di musim ini, adalah duo bek tengah Forest yang tak tergoyahkan. Kalau salah satu dari mereka dimainkan sebagai gelandang bertahan, siapa yang akan bermain sebagai bek tengah? Matthew Upson? Wes Morgan? Tak satu pun dari mereka bisa membuat hati Tang En merasa nyaman.     

Kepalanya mulai sakit. Kenapa pertandingan penyisihan grup pertama mereka harus melawan Real Madrid? Skorsing Wood sangat memengaruhi kondisi seluruh tim. Dan pemain pengganti untuk Wood sangat sulit ditemukan; dia haruslah pemain yang kemampuannya cukup sebanding, tapi dia juga haruslah orang yang mau duduk di bangku cadangan selama lebih dari 30 pertandingan dalam satu musim. Pemain dengan kemampuan seperti itu kemungkinan besar akan diburu oleh klub lain. Mana mungkin mereka mau menjadi pemain cadangan di tim Forest?     

Pada akhirnya, Tang En memutuskan untuk membuat Pepe maju ke lini tengah dan bermain sebagai gelandang bertahan. Dia pernah memainkan posisi itu selama beberapa waktu saat berada di FC Porto, jadi dia sudah sedikit terbiasa dengan itu. Untuk bek tengah, Tang En memasangkan Piqué dan Wes Morgan, membentuk lini pertahanan pemain muda.     

Terus terang saja, Tang En tidak terlalu percaya pada kemampuan duo itu dalam bertahan melawan Ronaldo dan Raúl.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.