Mahakarya Sang Pemenang

Bursa Transfer Musim Dingin Bagian 2



Bursa Transfer Musim Dingin Bagian 2

0Dengan dua transaksi sudah dilakukan untuk memperoleh gelandang mereka, sayap kiri tim Forest sudah terisi. Sekarang sayap kanan-lah yang membuat Tang En sakit kepala. Tadinya dia membayangkan akan bisa membujuk Lennon untuk pindah ke Nottingham Forest, yang akan menyelesaikan masalah sayap kanan mereka. Dia sama sekali tak mengira kalau rencana itu mungkin mengalami kegagalan. Selain itu, penampilan Brian Cash cukup mengecewakan; anak itu sepertinya hanya mempedulikan dirinya sendiri dan teknik dribblingnya, dan tak mempedulikan taktik tim secara keseluruhan. Setelah setahun penuh, dia tak membuat kemajuan apapun. Tang En menghapus namanya dari rencana masa depannya.     

Karena itu, setelah memimpin tim selama sebulan, dia masih belum menemukan pemain yang tepat untuk sayap kanan tim Nottingham Forest.     

Serangan tim saat ini sangat condong ke kiri. Ini adalah kekurangan yang besar. Tim seperti ini bisa dilihat seperti seseorang yang berjalan pincang.     

Pada saat seperti ini, si perekrut tua, Moore, kembali membantunya. Dia merekomendasikan seorang pemain muda ke Twain. Meskipun dia baru bermain dalam satu pertandingan di Tim Pertama, segera setelah mendengar namanya, Tang En memutuskan untuk membelinya tak peduli berapa pun biayanya.     

Rekomendasi Moore kepada Twain adalah gelandang berusia delapan belas tahun yang baru saja dipindahkan ke Tim Utama oleh klub Watford: Ashley Young.     

Pemuda itu adalah pemain yang sedang tumbuh untuk menjadi seorang pemain kuat di FM, dan dalam kenyataannya, penampilannya juga tidak buruk. Pada musim 06-07, Aston Villa mengeluarkan delapan juta pound untuk membawanya pergi dari Watford. Dia bisa memainkan sayap kiri dan kanan, operan dan teknik menggiring bolanya luar biasa, dan dia memiliki tendangan bebas dan tendangan gol yang indah.     

Pemain manapun yang bisa ditemukan oleh Moore, kepala perekrut tim Hutan, pastilah juga sangat diinginkan oleh tim lain. Kalau dia tak memberikan harga yang tepat, Tang En takkan bisa membawa pemain muda itu ke City Ground. Tapi Tang En percaya sikap klub lain takkan menjadi masalah. Membeli Clint Hill menelan biaya tiga ratus ribu pound, dan Kris Commons menelan biaya tiga ratus ribu lagi, total mencapai enam ratus ribu. Sementara dana transfer yang dimiliki Tang En adalah delapan juta pound. Masih ada sisa tujuh juta, empat ratus ribu pound. Itu adalah jumlah uang yang sangat besar untuk klub Liga Satu. Tang En merasa yakin bahwa Watford takkan menolak penawaran yang sangat besar. Satu-satunya hal yang masih belum pasti adalah sikap Young sendiri. Kalau Ashley Young adalah pemain seperti Lennon, maka jumlah uang yang dimiliki sekarang takkan cukup. Tang En akan bisa tahu bagaimana dia harus membelanjakan uangnya, selama perasaan pemain itu jelas.     

Tentu saja, akan termasuk pelanggaran terhadap peraturan FIFA untuk melangkahi klub dan menghubungi pemain secara pribadi. Tapi selama dia tidak terlalu mencolok dan terang-terangan sehingga semua orang tahu, itu masih diijinkan.     

Kalau Ashley Young bisa diyakinkan, masalah sayap kanan tim Forest mungkin bisa terselesaikan.     

Selain kabar baik yang terus-menerus datang dari bursa transfer pemain, ada hal lain yang membuat semangat Tang En tetap tinggi.     

Karena telah mencetak dua gol dalam pertandingan melawan Sunderland dan menjadi kontributor nomor satu bagi kemenangan tim, Eastwood bisa menerima bonus gol sesuai kontrak. Ditambah lagi, opini media tentang dirinya telah berubah dalam semalam.     

Bahkan outlet media yang paling keras, ketika dihadapkan dengan dua gol dan tembakan panjang yang indah itu, mereka tak punya pilihan selain mengerem pandangan diskriminatif mereka dan mengakui bahwa penampilan Eastwood adalah sebuah kejutan besar.     

Tentu saja, dua gol dianggap tidak penting dalam skema besar musim pertandingan yang panjang, dan tak ada jaminan Eastwood akan bisa terus mencetak gol di pertandingan mendatang. Tapi setidaknya hal ini memberinya awal yang baik di tim Forest dan membuat para fans Forest bisa segera menerima pemain baru itu. Bagi seorang striker, tak ada hal lain yang lebih menyenangkan untuk para fans selain gol.     

Ketika Eastwood menjadi terkenal, kudanya yang berharga juga menjadi bintang. Toko hewan peliharaan tempat ia dititipkan tak hanya memutuskan untuk membantu Eastwood merawat kudanya secara gratis, tapi juga mengiklankannya di surat kabar. Teks lengkap iklan itu adalah sebagai berikut:     

"The House of Pets" menawarkan layanan terbaik untuk kuda kesayangan Freddy Eastwood!     

Dengan kata-kata itu, toko mereka menjadi sangat sibuk. Ada aliran orang yang datang setiap hari untuk melihat kuda Eastwood. Jadi, tentu saja, toko meluncurkan promosi "foto dengan kuda kesayangan pemain bintang". Hanya butuh satu pound untuk berdiri di luar pagar dan mengambil foto dengan kuda.     

Termasuk hal yang umum untuk mengambil foto dengan pemain bintang; tapi tiba-tiba saja, berfoto dengan kuda milik pemain bintang telah menarik minat banyak fans.     

Eastwood tidak merasa iri dengan kudanya, tapi dia membuat perjanjian dengan "The House of Pets" bahwa mereka harus memastikan kesehatan kudanya. Jam kerja yang sudah ditetapkan menyatakan bahwa kudanya hanya boleh "menerima pelanggan" paling lama lima jam sehari, dan bahwa mereka perlu menggunakan minimal 30% pendapatan yang diperoleh untuk meningkatkan perawatan harian kuda tersebut. Dia percaya pada "etika profesional" kudanya, dan merasa yakin bahwa kudanya takkan menggigit ataupun menendang para fans. Lagi pula, Eastwood sering menaikinya di sepanjang bahu jalan raya A127 dengan mobil-mobil berseliweran; apa yang tak bisa ditangani oleh kudanya?     

Cukup akurat untuk menggambarkan bahwa kuda itu cukup stabil dan tenang, berpengalaman dan berpengetahuan luas.     

Tak heran, saat hal ini dimuat di surat kabar, ini menjadi lelucon baru di antara anggota tim tentang gipsi Romani itu.     

Semua orang di tim sangat menyukai Eastwood. Meskipun kedua gol itu memang berkontribusi besar terhadap alasan kenapa mereka menyukainya, tapi tidak hanya itu. Karakter Eastwood memang sangat luar biasa. Dia adalah orang yang hangat dan ceria, dan bisa berbaur dengan semua orang. Ditambah dengan kepribadiannya yang tak suka menonjolkan diri, bahkan Gareth Taylor, yang posisinya terancam oleh Eastwood, tak bisa menemukan alasan untuk tidak menyukai pria itu.     

Meski demikian, Eastwood, terlepas dari popularitasnya, memiliki satu pengecualian dalam bersikap terhadap rekan satu timnya.     

※※※     

George Wood, sama seperti Eastwood, adalah salah satu pemain yang paling diperhatikan Tang En selama latihan. Karena dia dipindahkan ke Tim Pertama setelah Natal dan baru berlatih selama setengah bulan, dia masih belum punya kesempatan untuk mewakili Tim Pertama. Kontraknya masih merupakan kontrak yang dia tandatangani untuk tim pemuda.     

Tapi Tang En tak membiarkan Wood berhenti bermain. Dalam beberapa minggu terakhir, dia mengijinkan Wood untuk berlatih dengan Tim Utama, untuk membiasakan diri dengan rekan satu timnya, dan bermain di pertandingan pemain cadangan untuk membuatnya tetap bugar. Tang En akan datang dan menonton setiap pertandingan secara pribadi untuk mengecek kondisi Wood. Yang membuatnya lega, bocah itu masih membuat kemajuan.     

Tapi, ia masih sering tampil kasar, tak berpengalaman, dan tak bisa menilai situasi di lapangan dengan tenang. Dia sudah memiliki kemampuan yang lebih dari cukup, tapi dia masih tak bisa tetap tenang di lapangan.     

Tang En tak bisa meminta terlalu banyak dari pemuda itu. Dibandingkan dengan orang lain seusianya, dia cukup luar biasa.     

Tang En telah memutuskan untuk melepaskan pertandingan melawan Reading di putaran ke-28 Kejuaraan Liga dan hanya melatih para pemain muda dan pemain cadangan untuk itu. Setelah berkompetisi selama setengah musim, pemain utama Tim Utama perlu istirahat untuk mengurangi peluang mereka mengalami cedera dan bersiap untuk EFL Cup.     

Pada tanggal 16 Januari, usai latihan sebelum pertandingan Kejuaraan Liga, Tang En mengumumkan daftar pemain untuk pertandingan esok hari di lapangan latihan seperti biasa. Untuk susunan pemain awal atau starting lineup, biasanya dia menunggu hingga sebelum pertandingan dimulai dan mengumumkannya di ruang ganti pemain.     

Di saat-saat seperti itu, persaingan yang biasanya tersembunyi di balik senyum ramah akan muncul. Kecuali untuk beberapa pemain yang hampir pasti akan dimasukkan ke dalam daftar starting lineup karena penampilan mereka yang luar biasa dan stabil atau posisi khusus mereka, para pemain akan menunggu dengan tegang saat-saat Twain memanggil nama mereka. Hanya ada satu pengecualian.     

George Wood, yang berdiri di barisan terakhir, tak peduli dengan apa yang dikatakan Twain. Dia sedang berpikir tentang bagaimana dia bisa bermain dengan baik di pertandingan tim cadangan esok hari. Ibunya sangat senang melihatnya dipindahkan ke Tim Pertama. Meskipun dia masih bermain di pertandingan pemain cadangan, itupun sudah cukup untuk membuat ibunya bangga. Di dalam benak ibunya, tim cadangan dianggap sebagai Tim Kedua. Itu tentunya level yang lebih tinggi daripada tim pemuda, yang berarti putranya lebih kuat dari sebelumnya. Wood tak ingin mengecewakan ibunya, jadi dia tidak pernah membiarkan dirinya melakukan kesalahan.     

Harapan ibunya dan uang adalah dua alasan baginya untuk terus menapaki jalan ini.     

Tiba-tiba saja dia mendengar seseorang memanggil namanya dan melihat semua rekan tim di depan memalingkan kepala untuk melihatnya. Dia mendongak dan merasa bingung, lalu, melalui celah di kerumunan, dia melihat Twain, yang sedang berdiri di depan dan menatap ke arahnya.     

"Wood, kau tetap tinggal. Sisanya bubar!"     

Para pemain bubar dan pergi ke ruang ganti, masing-masing dengan pikirannya sendiri. Daftar pemain utama telah dirilis; beberapa orang merasa senang, dan ada pula yang merasa cemas.     

Wood berdiri tak bergerak di tempatnya, dan sebagian besar rekan timnya menoleh untuk menatapnya ketika mereka beranjak pergi. Dia tak mengerti kenapa mereka melakukannya.     

Saat semua orang sudah pergi dan hanya ada mereka berdua di lapangan latihan, Tang En berjalan mendekat dan mengeluarkan tiket pertandingan dari dalam sakunya dan menyerahkannya ke Wood. "Pulanglah dan berikan ini pada ibumu."     

Wood tidak mengambilnya. Dia tidak mengerti apa yang terjadi.     

Melihat kekagetannya, Tang En bertanya, "Apa kau sedang bingung sekarang? Kau tidak dengar aku memanggil namamu tadi?"     

Wood mengangguk.     

"Yah ... Ini adalah tiket untuk boks VIP di Stadion City Ground. Pulanglah dan berikan ini pada ibumu jadi dia bisa pergi ke stadion besok untuk menonton pertandingan. Klub akan menyediakan seseorang untuk menemaninya, jadi kau tak perlu khawatir tentang apa pun."     

Wood masih tidak mengerti.     

Tang En tersenyum. "George, pulanglah dan beri tahu ibumu untuk mengambil tiket ini ke City Ground besok sore untuk menontonmu bermain dalam pertandingan. Ingat, ini untuk besok sore, bukan besok pagi. Kau akan bermain dalam pertandingan Kejuaraan Liga." Setelah mengatakan itu, dia menjejalkan tiket ke tangan Wood, lalu berbalik dan melambaikan tangan sambil berjalan kembali ke kantornya.     

"Sampai jumpa, George. Istirahatlah malam ini. Berkumpul disini besok jam sembilan pagi, jangan telat."     

Wood mencengkeram tiket itu erat-erat sambil masih berdiri di tempat latihan, menatap kosong ke arah punggung Twain yang menjauh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.