Mahakarya Sang Pemenang

Provokasi Bagian 1



Provokasi Bagian 1

0"Ada seorang anak bernama Gavin! Dia dulu suka Nottingham Forest! Dan sekarang dia terbaring di tanah, wajahnya yang terinjak-injak semuanya hancur! Semuanya hancur! Pergi sana dan pulanglah! Kalian semua b*jingan Nottingham, anak yang mati itu adalah contoh buatmu!! Oh, oh, oh, oh! Gavin, Gavin! Semuanya hancur! Ya, ya, ya, ya! Gavin, Gavin! Semuanya hancur!"     

Tang En menoleh dan menatap ke arah para fans Millwall. Mereka menyanyikannya bersama-sama. Mereka mengayunkan kepalan tangan mereka atau mengacungkan jari tengah mereka. Dengan mulut terbuka lebar, gigi tajam mereka terlihat, seolah-olah mereka adalah binatang buas yang tampak ganas. Salah, mereka bukan binatang buas, mereka bahkan lebih buruk dari binatang buas.     

Tang En berdiri di bawah tribun penonton dengan punggung menghadap ke lapangan dan memberikan tatapan maut kepada beberapa fans Millwall yang masih mengoloknya. Bibirnya digigit hingga memucat, wajahnya pucat pasi, lehernya kaku, dan seluruh tubuhnya gemetar.     

Walker, yang berada di samping Tang En, memperhatikan semua hal yang tak biasa itu. Walker, tentu saja, tahu apa yang dinyanyikan oleh para fans itu, dan dia juga sangat marah. Tapi saat dia melihat tampang Tony, Tony kelihatan seperti ingin menghampiri mereka semua dan berkelahi dengan semua fans itu!     

"Tony, Tony ... Tenang!" Walker berusaha menarik Twain agar mundur, tapi dia tak berhasil melakukannya.     

Semua pemain di bangku cadangan juga mendengar lagu para fans, yang menggunakan "Gavin" dalam liriknya. Mereka juga berdiri dan menatap ke arah para fans itu. Lagu itu sangat keras, dan bisa didengar di seluruh stadion.     

Mendengar lagu yang menusuk telinga itu, Brosnan berdiri di kursi wartawan dan mengepalkan tangannya. Dia tak pernah mengira bahwa dia akan melihat hal yang sangat buruk saat sedang meliput pertandingan sepak bola! Untuk memprovokasi Nottingham Forest, para fans tim lawan benar-benar tak punya malu dalam menggunakan nama fans kecil Nottingham Forest yang sudah meninggal dunia, ke dalam lirik lagu mereka yang menghina!     

Mereka sudah mencapai tujuan mereka. Kelihatannya Nottingham Forest memang terpengaruh oleh lagu yang berasal dari tribun penonton. Saat mendengar lagu itu, Michael Dawson dan Andy Reid menjadi sangat marah. Tapi, mereka hanya bisa melampiaskannya pada para pemain Millwall, yang akhirnya memberi alasan para fans Millwall itu untuk bernyanyi lebih keras.     

Sudah terlihat tanda-tanda pertandingan yang mulai kehilangan kendali.     

Tang En masih berdiri di bawah tribun penonton dengan punggung menghadap ke lapangan, dan kelompok fans itu melihatnya. Melihat si manajer tak kelihatan senang, mereka terus menyanyikan lagu itu dengan lebih keras lagi.     

Dengan sombong, mereka mengejek setiap orang di Nottingham Forest.     

Tang En yang tadinya diam tiba-tiba meninju atap plastik di atas area teknis. Bam! Setelah itu, pelindung plastik tampak hancur berkeping-keping, jatuh ke atas kursi!     

"Tony!" Walker dan orang-orang lain dari tim manajerial sangat terkejut. Mereka mengira Twain akan bergegas menghampiri tribun penonton setelah itu, dan karenanya mereka dengan cepat memeluknya, lalu menyeretnya ke belakang.     

Para fans di dekat area teknis melihat adegan ini, dan tercengang sesaat. Tapi, mereka segera pulih dari keterkejutan mereka, dan mencemooh Twain, "Siapa yang tidak bisa menghancurkan beberapa potong papan plastik? Kemarilah dan pukul kami kalau kau punya nyali!"     

"B*jingan Nottingham!"     

"Idiot! Pengecut! Sampah! Kau dan timmu semuanya sampah!"     

Pukulan yang tadi dilakukan Tang En tak hanya menarik ledakan cemoohan dari para fans, hal itu juga menarik perhatian ofisial keempat, serta kamera.     

"Tuan Twain." Ofisial keempat berjalan ke arah Tang En, dan berkata kepadanya dengan wajah tegas, "Menghancurkan fasilitas stadion dengan sengaja adalah pelanggaran yang dapat dikenai hukuman."     

"Lakukan saja apa maumu!" Tang En menoleh dan menatap ofisial keempat itu saat dia berkata dengan sengit, "Apa kau ingin melarangku berada di lapangan? Berapa banyak Football Association ingin mendendaku? Kalau aku dihukum karena pelanggaran yang kulakukan, maka orang-orang ini..." Dia melepaskan diri dari pegangan Walker, dan meraung sambil menunjuk ke arah para fans Millwall yang sombong di tribun utama, "Orang-orang itu! Mereka semua harus pergi ke neraka! Apa kau tidak dengar apa yang mereka nyanyikan? Apa kau tidak bisa mendengarnya?"     

Walker juga berdiri dan memprotes, "Kami di sini untuk bermain dalam pertandingan, dan bukan untuk para b*jingan yang menghina fans kami yang sudah meninggal! Kami sedang mengajukan protes resmi sekarang."     

Tentu saja, ofisial keempat sudah mendengar nyanyian di tribun penonton. Karena itu, saat ini dia tak bisa berkata apa-apa setelah ditanya oleh Tang En. Setelah berdiri diam di sana selama beberapa waktu, ofisial keempat akhirnya menjawab, "Baiklah, saya akan menuliskan semua ini di dalam catatan pertandingan. Saya percaya Football Association akan melakukan penyelidikan tentang apa yang terjadi selama pertandingan ini. Tapi saya berharap Anda semua bisa tetap tenang. Bagaimanapun, pertandingan masih berlangsung."     

Tang En merapikan kemejanya sebelum berkata kepada ofisial keempat, "Aku sangat tenang, sangat ... sangat tenang!"     

Setelah itu, dia membalikkan badan dan meneriaki para pemain di lapangan yang teralihkan oleh peristiwa yang terjadi di pinggir lapangan. "Kenapa kalian semua berdiri disana dengan linglung?! Kita masih ketinggalan, jadi kalian sebaiknya bangkit! Tutup mulut semua b*jingan di tribun penonton itu!"     

Suara Tang En begitu keras sehingga bahkan siaran televisi berhasil merekamnya, terutama kalimat "semua b*ajingan di tribun penonton itu!"     

Ofisial keempat memandang Twain. Tang En juga balas menatapnya dengan tatapan tak ramah, dan berkata dengan angkuh, "Apa? Tuan wasit, apakah Anda juga akan ikut campur dengan hal-hal yang kuteriakkan saat aku memberikan instruksi pada para pemainku?"     

Mendengarnya mengatakan ini, ofisial keempat membalikkan badan dan kembali ke posisi semula.     

Tepat disaat semua orang mengira bahwa pertandingan akan kembali berjalan normal, insiden yang lebih besar terjadi di tribun penonton.     

※※※     

Sejak para fans Millwall mulai menyanyikan lagu yang menghina fans muda sepak bola yang tak bersalah, Gavin, yang menjadi korban dalam pertarungan hooligan sepak bola musim lalu, para fans Nottingham Forest di tribun selatan menjadi semakin gelisah. Tapi, fans Millwall dekat tribun selatan seolah terus menaburkan garam ke atas luka dan memprovokasi mereka.     

"Timmu seperti bocah kecil itu, mudah hancur dan rapuh! Terinjak-injak dan hancur oleh kami semua! Sampah! Enyahlah! Makan t*i sana!"     

"Oh oh oh oh! Gavin Gavin! Semuanya hancur! Yeah yeah yeah yeah! Forest Forest! Semuanya hancur!"     

Dengan tim yang mereka dukung saat ini sedang tertinggal dan diprovokasi oleh para fans Millwall yang duduk di seberang mereka, para fans Forest yang sudah gelap mata bersama-sama bergegas menuju ke barikade yang dibentuk oleh polisi, dan dengan cepat mereka dikejar oleh polisi. Di saat yang sama, para fans Millwall yang sudah gatal ingin berkelahi juga mengambil keuntungan dari kekacauan ini dan bergegas menuju tribun tempat fans Nottingham Forest berada. Menghadapi serangan dari dua sisi, garis pertahanan yang dibentuk polisi berada dalam bahaya!     

"Sialan! Keparat, aku akan memberi mereka pelajaran!" Para fans Forest meraung saat mereka menabrak dinding manusia.     

"Sial! Kawan-kawan, ayo kita tunjukkan pada orang-orang desa Nottingham itu kalau kita tak kenal takut! Untuk Millwall! Untuk singa --! Persetan seluruh keluarga mereka!" Para fans Millwall mulai menarik lepas kursi plastik mereka, sebelum kemudian melemparkannya ke kelompok fans Forest sambil menyumpah dan memaki dengan suara keras.     

"Kau akan membayar apa yang baru saja kaulakukan! B*ngsat!" Para fans Forest juga tak mau kalah, dan membalas dengan menarik lepas kursi mereka dan melemparkannya ke fans Millwall.     

"Orang yang seharusnya tahu diri itu kalian, idiot! Lihatlah wilayah ini milik siapa!"     

"Aku tidak peduli! Kau orang selatan keparat!"     

Bam bam!     

Bam! Kursi plastik putih dan biru terbang bolak-balik melintasi kepala mereka. Tribun penonton, kalau dilihat dari bawah, benar-benar tampak berantakan.     

Di bawah dorongan agresif oleh kedua belah pihak, polisi anti huru hara dengan peralatan lengkap disana hampir menyerah. Melihat mereka tak bisa menangani situasi ini, mereka meminta bantuan melalui walkie-talkie di pundak mereka. "Ini adalah tribun penonton lima! Para fans memulai kerusuhan! Meminta bantuan! Saya ulangi, ini adalah tribun penonton lima... Sialan. Kau, mundur!'     

Melihat kerumunan orang yang beringsut maju, polisi anti huru hara yang meminta bantuan dengan panik mulai melambaikan tongkat mereka, dalam upaya mereka yang sia-sia untuk memisahkan para fans yang gelap mata dari kedua belah pihak.     

Pada akhirnya, itu bukan lagi perkelahian antara fans Nottingham Forest dan fans Millwall. Kericuhan itu berkembang menjadi pertarungan kacau tiga pihak antara fans Forest, fans Millwall, dan polisi anti huru hara!     

Pertandingan itu praktis dijeda, dengan perhatian semua orang tertuju pada perkelahian di sekitar tribun penonton selatan.     

Motson berhenti berkomentar segera setelah mendengar nyanyian para fans Millwall. Itu karena dia benar-benar tak tahu bagaimana harus mengomentari pertandingan semacam itu dan fans semacam itu. Baru disaat inilah, setelah melihat situasi yang semakin tak terkendali, dia berkata marah ke dalam siaran, "Ini mempermalukan sepakbola Inggris! Kekerasan dalam sepakbola telah meninggalkan kita selama bertahun-tahun, dan sekarang iblis itu kembali lagi!"     

Semakin banyak polisi anti huru hara dengan rompi kuning cerah dan helm transparan yang berlari ke arah tribun penonton lima, memegang perisai dan tongkat pendek di tangan mereka.     

Meskipun para fans Millwall yang berada agak jauh dari perkelahian itu tak bisa ikut berpartisipasi secara langsung di dalamnya, para fans yang bersemangat ini terus menyanyikan lagu di tribun mereka sendiri, bersorak pada rekan-rekan mereka yang sedang berkelahi di garis depan. Saat itu pertandingan tandang tidak hanya dirasakan oleh para pemain Nottingham di lapangan, melainkan juga dirasakan oleh para fans Nottingham Forest.     

Terdapat tanda-tanda konflik mulai meluas, dengan beberapa orang dari kedua belah pihak bahkan melemparkan kursi plastik ke lapangan!     

Melihat situasi yang terjadi, wasit kepala hanya bisa meniup peluit untuk menghentikan pertandingan. Ini sudah bukan lagi masalah pertandingan. Dia harus menunggu stadion untuk kembali tertib, sebelum dia bisa membiarkan pertandingan dilanjutkan. Kalau situasinya terus memburuk, maka dia hanya bisa mengakhiri pertandingan. Mengenai hasil pertandingan ... Football Association kemungkinan besar akan harus memilih tanggal lain untuk pertandingan ulang setelah penyelidikan dilakukan. Selain itu, untuk mencegah insiden kerusuhan yang ditimbulkan oleh fans, pertandingan ulang akan diadakan di tempat netral, dan membatasi jumlah fans dari kedua tim yang bisa menonton pertandingan secara langsung di stadion.     

Mungkin ada beberapa orang yang beranggapan bahwa hasil seperti itulah yang diharapkan oleh Tang En dan Nottingham Forest. Itu karena dengan adanya penundaan pertandingan, skor 0:1 akan dihilangkan, dan mereka takkan ketinggalan satu gol.     

Tapi, Tang En tidak memikirkan hal seperti itu.     

Para pemain di lapangan berdiri terpana saat mereka menyaksikan adegan mengejutkan yang terjadi di tribun penonton. Bahkan para pemain Millwall tampaknya tidak menduga bahwa fans mereka akan sangat fanatik. Untungnya ... fans sepakbola Inggris tidak seperti fans-fans di Italia yang suka melambaikan api saat menonton pertandingan. Kalau mereka seperti itu, tribun penonton pasti akan terbakar dan dipenuhi asap.     

Tang En memeluk dadanya dan berdiri di pinggir lapangan, dengan Walker berada di sampingnya. Mereka melihat kerusuhan yang terjadi di tribun tanpa ekspresi. Pertandingan hari itu ... benar-benar "luar biasa"!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.