Mahakarya Sang Pemenang

Perpisahan dengan Walker Bagian 1



Perpisahan dengan Walker Bagian 1

0Sekarang sudah November, dan jadwal pertandingan liga menjadi lebih padat. Tapi, pekerjaan Tang En tetap sama, mempercayakan latihan tim pada Kerslake dan sesekali memberi Wood beberapa arahan. Setelah pertandingan melawan Arsenal, semua orang tahu betapa mengesankannya George Wood dalam hal menjaga lawan, juga kelemahannya dalam menjaga zona defense. Jadi, staf pelatih dengan sengaja mengurangi latihannya dalam menjaga-lawan, dan membuat Wood lebih banyak berpartisipasi dalam latihan Rondo untuk melatih kemampuannya dalam menjaga daerah pertahanan. Tang En dan Kerslake sama-sama setuju bahwa George Wood adalah seorang jenius dalam bertahan, dan selama ia berlatih dengan benar dan mengumpulkan lebih banyak pengalaman dalam pertandingan, masa depan anak itu akan cerah.     

Di sisi lain, Tang En juga lebih banyak memfokuskan perhatiannya ke masa depan. Meskipun Doughty tak memberinya tanggal pasti untuk kembali ke bangku manajer tim utama, Tang En memperkirakan bahwa hal itu mungkin akan terjadi di sekitar waktu libur musim dingin. Kalau lebih lambat dari itu, takkan ada banyak gunanya meski dia kembali. Kalau lebih awal, masih belum jelas apakah Doughty sudah menyelesaikan hal-hal yang sudah direncanakannya.     

Seolah mengkonfirmasi berita yang diperoleh Tang En di web beberapa hari yang lalu, harga saham Nottingham Forest terus turun, dan telah turun drastis hingga mencapai 19 sen per unit saham.     

Dia tahu bahwa sudah saatnya Edward mengambil tindakan. Tidak, mungkin dia memang sudah menindaklanjuti hal ini.     

Setelah itu, tibalah saatnya bagi dirinya untuk ikut mengambil tindakan.     

Perekrut adalah anggota staf yang tak boleh dihilangkan di klub sepakbola profesional mana pun. Mereka akrab dengan lingkungan sepakbola di tempat tertentu, memiliki koneksi yang luas, berpengetahuan luas, dan memiliki mata yang jeli. Perekrut adalah profesi penting yang bisa memberi bakat baru bagi tim sepak bola.     

Jumlah uang yang dibutuhkan untuk mempekerjakan seorang perekrut cukup besar. Pengeluaran yang dibayarkan klub tak hanya terbatas pada gaji si perekrut, tapi juga termasuk biaya perjalanan, biaya penginapan, biaya peralatan dan bahkan biaya yang digunakan untuk menyuap anggota keluarga si pemain. Nottingham Forest, yang telah mengalami krisis keuangan, jelas tidak terlalu mempedulikan perekrut mereka. Sebagai akibatnya, sebagian besar perekrut meninggalkan tim, dan hanya ada tiga orang perekrut yang tersisa saat ini – perekrut pemain sepakbola yang sudah berusia 58 tahun Ian Storey-Moore, Dave Johnston yang berusia 35 tahun, dan Colin Hudson yang berusia 43 tahun.     

Dua perekrut yang disebut terakhir ini sering berada di luar kota, dan bahkan bukan penduduk asli Nottingham. Mereka, secara tak tentu, akan menulis surat ke klub untuk menginformasikan tentang tempat di mana mereka menemukan pemain muda yang berbakat, serta melampirkan rekaman permainan pemuda itu — jika memang memungkinkan. Hampir mustahil untuk bisa menemukan mereka di kompleks latihan tim.     

Sementara perekrut lainnya, Tn. Storey-Moore bertanggung jawab untuk merekrut para pemain di area sekitar Nottingham, dan, secara teoretis, seharusnya ia kadang terlihat di lapangan latihan. Tang En berpikir sebentar. Sejak dia menjadi manajer tim pertama, Tang En tak pernah melihat Storey-Moore satu kali pun di Wilford, meski ada yang pernah berkata bahwa selama jangka waktu itu, Storey-Moore pernah muncul di kompleks latihan tim.     

Keberadaan orang itu sulit untuk ditebak. Saat ini Tang En membutuhkan bantuannya, dan dia tak ingin dengar kalau dia harus menunggu kemunculan perekrut itu di kompleks latihan.     

Tang En memutuskan untuk mencari Walker, karena ia harus memperoleh nomor telepon dan alamat rumah Storey-Moore. Kalau Storey-Moore tak bisa ditemukan di klub, maka Tang En akan menghubunginya dan mengunjunginya ke rumahnya.     

Dia hanya akan melakukan apa pun yang ada dalam pikirannya. Tang En tak khawatir sedikit pun tentang situasi canggung kalau dia bertemu Collymore di tempat latihan tim pertama. Itu karena dia tahu peluang Collymore muncul di tempat latihan pada saat itu hampir mendekati nol.     

Tim tidak menunjukkan penampilan yang baik, dan si idiot itu sepertinya telah menyerah untuk melakukan pekerjaannya.     

Saat Tang En mencapai tempat pelatihan tim pertama, latihan tim sudah berakhir. Para pemain mungkin tengah mandi dan berganti pakaian di ruang ganti, atau mereka mungkin sudah meninggalkan kompleks latihan.     

Dia melihat Walker dan seorang pria tua sedang berdiri bersama-sama, suasana hati mereka kelihatannya tak terlalu baik. Orang tua itu membelakangi Tang En sambil menggelengkan kepalanya, sementara Walker berulang kali mengatakan sesuatu.     

Tang En mempercepat langkahnya dan mendekati mereka, melambai ke arah Walker yang menghadap ke arahnya. Walker melihat Twain dan mengatakan sesuatu kepada pria tua itu, sebelum kemudian berjalan menghampiri Twain.     

"Tony, kenapa kau datang ke sini untuk mencariku? Sejak kau pergi ke tim pemuda, kau tak pernah datang kemari sekalipun."     

"Tentu saja, kau kan tahu, aku tak ingin melihat Collymore. Tapi aku datang kemari hari ini untuk meminta bantuanmu. Des, apa kau tahu nomor telepon dan alamat rumah Ian Storey-Moore?" tanya Tang En.     

Mendengar nama yang diucapkan Tang En, Des tertegun sejenak sebelum dia menolehkan kepalanya dan tertawa. "Kau datang kemari di waktu yang tepat, Tony." Dia menggunakan matanya untuk memberi isyarat pada Tang En, agar melihat ke arah pria tua di belakangnya. "Kau melihatnya?"     

"Siapa dia?" tanya Tang En bingung.     

"Orang yang kaucari, Tuan Ian Storey-Moore, perekrut terbaik tim ini."     

"Ah? Terima kasih Tuhan!" Tang En menepukkan tangannya. Kebetulan sekali! Dia telah muncul di hadapan Tang En tepat saat Tang En perlu bertemu dengannya. "Terima kasih, Des." Dia menepuk bahu Walker, sebelum berjalan ke arah orang tua itu.     

"Hei, Tony, tapi ..." Tang En tampaknya tak mendengar panggilan Walker, dan terus berjalan. Melihat punggungnya, Walker menghela nafas, "Lupakan saja."     

Storey-Moore melihat seorang pria muda berjalan menuju ke arahnya, dengan tangan terulur dan wajah penuh senyum. Apa dia bermaksud untuk berjabat tangan? Storey-Moore juga mengulurkan tangannya.     

"Tuan Storey-Moore, senang bertemu dengan Anda. Saya Tony Twain, supervisor untuk tim pemuda," Twain memperkenalkan dirinya.     

Moore mengangguk dan berkata pelan, "Aku sudah mendengar tentangmu, Tuan Twain."     

Storey-Moore, yang berusia 58 tahun, kepalanya penuh dengan rambut yang memutih. Kerut-kerut di wajahnya saling bersilangan, dan sepasang mata yang telah menemukan bakat muda yang tak terhitung jumlahnya terkubur jauh di dalam rongga matanya. Di senja hari seperti ini, matanya tak terlihat jelas, tapi Tang En masih bisa melihat kilauan cahaya disana meski langit mulai gelap.     

"Apa yang bisa kubantu?" Moore bertanya perlahan.     

Tang En tersenyum. "Jadi begini, aku ingin meminta bantuan Tuan Moore untuk menemukan seseorang."     

Bahkan sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Moore menggelengkan kepalanya dan menolak permintaannya. "Benar-benar minta maaf, Tuan Twain. Aku sudah memutuskan untuk pensiun."     

"Apa?" Tang En mengira dia salah dengar.     

Walker berjalan menghampiri dari samping keduanya dan menghela nafas. "Tuan Moore datang menemuiku untuk membicarakan masalah ini. Aku ingin membujuknya agar berubah pikiran, tapi kelihatannya itu tak mungkin terjadi." Walker mengangkat bahunya dengan pasrah.     

"Tapi ..." Tang En memandang Storey-Moore dari ujung kepala hingga ujung kaki dan berkata, "Tapi tubuhmu masih terlihat bugar dan bahkan bisa menyaingi para pemain profesional itu!"     

Moore tersenyum dan berkata, "Terima kasih atas pujianmu, Tuan Twain. Kalau kau mengacu pada para pemain di sana," ia menunjuk ke arah yang jauh pada sekelompok pemain Nottingham Forest yang baru saja keluar dari ruang ganti dan sedang berjalan ke arah tempat parkir dan berkata, "Kurasa aku mungkin lebih baik daripada mereka dalam hal lari. Tapi tubuhku yang ini," ia menunjuk ke jantungnya dan melanjutkan, "sudah lelah."     

Tang En mengerti. Dia adalah orang yang telah dijatuhkan oleh hasil beruntun tim Nottingham Forest yang sangat buruk dan masa depan tim yang suram. Menghadapi seorang pria tua yang telah mendedikasikan 30 tahun hidupnya demi klub, apalagi yang bisa diminta Tang En darinya? Bisakah dia berkata, "Jangan khawatir, Tuan Moore. Aku akan segera menjadi penguasa tempat ini. Saat waktu itu tiba, Nottingham Forest akan memiliki masa depan yang cerah"?     

Dia tidak bisa melakukan itu, karena bahkan dia sendiri tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak, mungkin harus dikatakan bahwa meski dia tahu nasib beberapa orang dan peristiwa tertentu yang terjadi beberapa tahun ke depan, dia jelas tidak tahu tentang nasibnya sendiri di masa depan, bahkan dia tidak tahu tentang nasibnya besok.     

"Apa Tuan Ketua menyetujuinya?" Tang En tak ingin perekrut veteran yang berpengalaman sepertinya pergi begitu saja. Dia ingin membujuknya secara pribadi untuk tetap tinggal.     

Moore menganggukkan kepalanya. "Ya, dia sudah menyetujui permintaanku untuk pensiun."     

Apa yang dilakukan si k*parat Doughty itu! Orang seperti ini adalah kekayaan klub dan harus dipertahankan. Bagaimana mungkin dia bisa melepaskannya? Tang En mengomel dalam hati. Setelah itu, dia mengangkat kepalanya dan menatap Moore, tak mau menyerah begitu saja.     

"Tuan Moore, meskipun kau sudah memutuskan untuk pensiun, bolehkah aku meminta bantuan pribadi darimu untuk menemukan seseorang?"     

Moore memandang Tang En sebelum menjawab, "Seseorang yang bisa membuat Tuan Twain begitu gigih ... Kurasa aku juga ingin bertemu dengannya."     

Itu artinya ya, kan? Tang En tersenyum. Dia mengeluarkan selembar kertas yang berisi nama orang yang ingin ia temukan, dan menyerahkannya ke Storey-Moore.     

"Eastwood?" Moore membaca nama yang tertulis di kertas itu. "Hanya ini? Tak ada yang lain? Apa ini nama belakang atau nama depan?"     

"Itu nama belakang... Erm, aku tak terlalu ingat nama depannya." Tang En tidak bohong. Dia hanya mengingat nama belakang orang itu karena bisa diterjemahkan dengan mudah ke dalam bahasa Mandarin: 东木头—Eastwood. Sementara untuk nama depannya, dia benar-benar tak bisa mengingatnya.     

"Tuan Twain, ada lebih dari 10.000 orang di seluruh Inggris yang bernama belakang Eastwood — pria, wanita, dewasa, anak-anak, orang tua ... bahkan kota asalmu juga disebut Eastwood." Moore menggelengkan kepalanya. Mencari orang itu akan mirip seperti mencari jarum di tumpukan jerami, dan dia sudah cenderung ingin menolak permintaan itu.     

Tang En dengan cepat menambahkan, "Aku masih punya beberapa informasi lain tentangnya. Aku yakin informasi itu akan bermanfaat bagimu, Tuan Moore. Dia dulu adalah pemain tim pemuda West Ham United, dan seharusnya masih ada di sana sampai musim lalu. Aku sudah mencoba mencarinya di internet, tapi West Ham saat ini tak punya pemain seperti itu. Aku tak tahu ke mana dia pergi."     

Tang En mengenal Eastwood sebelum dia melakukan perjalanan lintas waktu. Tapi, itu hanya terjadi karena kebetulan, dan dia belum pernah mendengar tentangnya sebelum itu. Saat Tang En mencari video sepak bola Gareth Bale di Youtube, ia menemukan kompilasi video beberapa pemain muda dengan banyak potensi yang berjudul "Pemain Muda Terbaik di Luar Liga Utama." Eastwood adalah salah satu pemain di video itu. Setelah itu, Tang En secara khusus mencari statistiknya di FM07. Apa yang dia temukan membuatnya terkejut, dan benar-benar di luar dugaan. Bocah itu sangat, sangat luar biasa, dan beberapa statistik penting untuk striker semuanya bernilai di atas tujuh belas. Padahal nilai maksimum untuk statistik apa pun di dalam game itu hanya 20!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.