Mahakarya Sang Pemenang

Selamat Natal, Tony Bagian 2



Selamat Natal, Tony Bagian 2

0Tang En memikirkannya untuk waktu yang lama. Ada banyak striker dan pemain lini depan yang bagus, tapi bek tengah yang bagus sangatlah sedikit. Pemain bertahan yang kemampuannya bagus dan diakui olehnya tak bisa dibeli dengan ranking liga, prestige dan sumberdaya keuangan tim Forest saat ini.     

Dia hanya bisa mencari pemain bertahan yang bagus dari lawan tim Forest di Kejuaraan Liga Sepakbola Inggris. Tang En menghela nafas. Dia cukup merindukan alat perekrut di FM. Bagaimanapun, tenaga kerja akan terbatas dan tak senyaman serta tak secepat sistem komputer. Berpikir mengenai ini, Tang En tiba-tiba mendapat kilasan inspirasi di kepalanya. Kenapa tidak meniru game Football Manager dan Championship Manager saja dan membangun sistem data untuk perekrutan? Informasi tentang para pemain yang dikunjungi oleh perekrut klub bisa dimasukkan ke dalam sistem komputer. Informasi itu bisa sangat detil seperti memuat nama pemain, usia, tempat lahir, posisi, semua klub yang pernah diwakili olehnya, karakteristik teknis, video permainannya, laporan media terkait ... semua informasi. Lalu informasi itu akan diperbarui setahun sekali. Ketika seorang manajer membutuhkan seorang pemain dalam posisi tertentu, ia bisa menemukannya secara langsung di sistem database komputer. Bukankah dengan begitu maka semuanya akan jauh lebih mudah? Itu juga bisa menghemat banyak tenaga dan sumber daya.     

Dengan semua pertimbangan itu, Tang En memutuskan akan menyinggung rencana ini pada Doughty lain waktu dan mengeluarkan uang untuk membayar perusahaan pemrograman agar mengembangkan database seperti ini dan mengajukan permohonan paten. Kalau hasilnya bagus, mereka mungkin juga akan bisa mempromosikan sistem ini pada klub lain. Menghasilkan uang tambahan adalah bonus yang bagus.     

Walker dan tim pelatih sepenuhnya bertanggung jawab atas latihan tim. Selain mengadakan pertemuan dengan tim pelatih setiap pagi, Tang En akan meninjau program latihan dan jadwal untuk hari itu dan pada dasarnya sejauh itulah kapasitasnya dalam mencampuri urusan latihan tim.     

Pada awalnya, para pemain yang baru saja bergabung dengan tim musim itu masih sedikit merasa tak nyaman dengan itu. Bagaimana mungkin manajer tim tak mempedulikan latihan mereka? Tapi tak lama setelah itu para pemain lama yang telah berada di tim Forest sejak musim lalu akan memberitahu mereka: "Kepala pelatih adalah manajer yang seperti itu, selama dia bisa memenangkan pertandingan, apakah jadi masalah kalau dia mengawasi latihan secara pribadi atau hanya memakai setelan tanpa cela dan menonton dari pinggir lapangan?"     

Ya, ada banyak jenis manajer. Beberapa manajer tidak suka melatih tim secara pribadi. Mereka biasanya mengembangkan rencana latihan secara sistematis, dan kemudian menyerahkannya kepada asisten manajer untuk dilaksanakan, seperti mantan manajer Barcelona, ​​pria Belanda van Gaal. Dan beberapa manajer tak memiliki program latihan dan suka berpartisipasi di dalam latihan. Mereka mungkin menyesuaikan ide latihan mereka kapan saja, seperti mantan manajer Barcelona, yang ​​sekarang menjadi manajer Newcastle, Sir Bobby Robson.     

Tang En jelas berada di suatu tempat di antara kedua jenis pelatih itu, tapi sejalan dengan pengalamannya yang semakin banyak, pendekatannya terhadap latihan tim semakin mirip dengan gaya Louis van Gaal, meski dia tak terlalu menyukai manajer Belanda itu.     

※※※     

Hari-hari dimana matahari bisa dilihat di langit semakin sedikit. Cuaca saat ini biasanya lembab dengan hujan yang turun terus-menerus, dan lahan yang basah menjadi semakin basah. Kabut putih tipis bisa terlihat keluar dari mulut seseorang saat dia bernafas dan berbicara. Suhu semakin turun tiap harinya, dan suasana akhir tahun menjadi semakin kuat.     

Natal akan tiba. Ini adalah festival paling penting dalam budaya Barat, setara dengan Tahun Baru Imlek di Cina. Nottingham City mulai dipenuhi suasana yang meriah dan terdapat lampu dan dekorasi di mana-mana. Sebuah pohon Natal setinggi lebih dari 10 meter didirikan di depan Victoria Centre di pusat kota. Dengan lampu yang menggantung tinggi, cahaya lampu terang di pohon Natal itu bisa dilihat dari jauh saat lampu menyala di malam hari. Lampu-lampu di kota seolah menerangi separuh langit. Pemandangan seperti ini hanya akan muncul di kota kuno Nottingham selama Natal.     

Sebuah pohon Natal kecil juga diletakkan di kompleks latihan klub, dan bagian dasar pohon itu dipenuhi hadiah-hadiah kecil yang telah disiapkan klub untuk para pemain. Tang En tidak tahu apakah klub Forest memang memiliki tradisi seperti ini sebelumnya, tapi melihat ekspresi para pemain yang seolah mendapatkan kejutan yang menyenangkan, ia menduga ini adalah bagian dari apa yang dikatakan Allan Adams tentang "public relations dengan tim."     

Setiap kado memiliki nama pemain di kemasannya. Semua orang mulai dari Tim Pertama hingga tim pemuda mendapatkan hadiah. Dan semua hadiah untuk pelatih dikirim langsung ke kantor mereka dan diletakkan di atas meja mereka.     

Di lobi gedung pertama di kompleks latihan, para pemain dengan gembira mencari-cari di bawah pohon Natal untuk mendapatkan hadiah mereka. Setiap kali seseorang menemukannya, dia akan mengangkatnya dan bersorak. Dan dia tak sabar lagi untuk membukanya. Tak ada banyak variasi hadiah. Pada dasarnya hadiahnya berupa gadget kecil yang ditempeli kartu ucapan, dan tidak terlalu mahal. Tapi niat baik klub masih membuat banyak orang merasakan kehangatan di hati mereka.     

Tang En memandangi para pemain yang "merayakan Tahun Baru Cina" dan tertawa geli saat dia berdiri di pintu masuk utama. Dia tak menyuruh mereka bergegas menuju ke lapangan latihan. Tak peduli berapa banyak gaji mingguan mereka, sebagian besar dari mereka semua masih anak-anak, dan terkadang mereka seharusnya melonggarkan waktu untuk bersantai.     

Hari ini tanggal 24 Desember, malam Natal, hari terakhir sebelum Natal. Tim Forest hanya akan berlatih di pagi hari dan sore harinya akan menjadi hari libur setengah hari. Tim akan cuti sampai hari setelah Natal dimana para pemain akan kembali berkumpul di sore hari. Mereka akan bersiap-siap untuk bermain melawan Norwich City di pertandingan tandang, yang merupakan pertandingan babak ke-25 Kejuaraan Liga Sepak Bola Inggris.     

Tang En melihat sosok George Wood di tepi luar kerumunan. Sejak kembali ke Tim Pertama, dia belum punya waktu luang untuk mengecek Wood di tim pemuda. Tapi dia merasa sangat bersyukur saat melihat Wood sudah jauh lebih dewasa dalam setiap aspek. Kerslake menghargai Wood sama seperti dirinya. Di bawah asuhan Kerslake, dia tak cemas tentang bocah itu tidak diturunkan dalam pertandingan.     

George Wood tidak ikut berdesakan dengan para pemain yang lain, sebaliknya ia menunggu di luar kerumunan sambil memandang berkeliling seolah sedang mencari seseorang.     

Tang En merasa Wood pasti mencarinya, dan tentu saja, Wood langsung berjalan ke arahnya setelah dia melihatnya.     

"Hai, Selamat Natal, George." Tang En lebih dulu melambaikan tangannya untuk menyambutnya.     

"Selamat Natal." Wood memakai jaket olahraga musim dingin yang diberikan oleh klub, yang terlihat tebal saat dia memakainya, tapi tak terlihat menggembung. Sebaliknya, dia kelihatan seperti Hercules dengan ketinggian 1,86 meter dan setelah satu tahun menerima pelatihan profesional, dia tak lagi sekadar "mirip" pemain bola profesional. "Apa kau ada acara malam ini?"     

Tang En membuka kedua tangannya. "Tidak. Aku sendirian, aku tak punya acara apa-apa."     

"... Ibuku mengundangmu ke rumah kami untuk makan malam hari ini." Wood tampak ragu sejenak sebelum dia memberi tahu Twain tentang kenapa dia mencarinya.     

Sophia? Saat mendengar ini, pikiran pertama Tang En adalah memikirkan malam ketika dia berdua saja dengan Sophia. Dia segera tersenyum dan berkata, "Oke, beri tahu ibumu aku akan ke sana malam ini."     

Tapi Wood tidak langsung pergi, sebaliknya dia tetap berdiri di depan Twain dan terus menatapnya.     

"Apa ada yang lain, George?" Tang En bertanya padanya.     

Wood kemudian berbalik dan melangkah ke arah pohon Natal, di mana sekarang hanya ada beberapa orang disana. Dia menemukan hadiahnya dengan mudah. Kemudian dia mengambil kado Natalnya, berbalik untuk pergi, dan kembali ke tempat latihan pemuda.     

Tang En memandang punggungnya, mengangkat bahu, dan berjalan menuju kantornya.     

Setelah dia mendorong pintu hingga terbuka, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Meja kerjanya memiliki tumpukan berbagai jenis hadiah, kotak kado besar dan kecil ... Bahkan ada pohon Natal dalam pot yang diikat dengan pita!     

Melihat pemandangan ini, sebenarnya Tang En merasa sangat tersentuh. Bagi seorang manajer, di samping hasil pertandingan, hal lain apa yang bisa memberinya perasaan seolah dia telah mencapai sesuatu, hal yang membuatnya merasa bahwa semua yang telah dilakukannya selama ini memang bernilai dan hal yang membuatnya merasa puas? Itu adalah rekognisi dan pengakuan dari para pemain, fans dan klub: Kau memikul semua harapan kami, kau adalah manajer Nottingham Forest, dan bukan orang tak dikenal yang datang entah dari mana!     

Melihat meja penuh dengan hadiah, Tang En tahu bahwa sebagai pelatih "baru" yang membawa tim untuk memainkan dua pertandingan, ia telah mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari tim. Apa ini hanya karena tim telah memperoleh dua kemenangan berturut-turut? Tidak, ini lebih karena insiden yang terjadi di kereta bawah tanah London ketika dia berdiri di depan tim dan menghadapi para fans Millwall yang mabuk. Tang En tidak tahu bagaimana para pemain memandangnya ketika mereka berada di belakangnya.     

Merupakan kejadian yang umum terjadi di dunia sepakbola profesional yang brutal untuk meninggalkan para pemain demi masa depan diri sendiri. Para manajer sudah biasa mengorbankan para pemain demi keuntungan mereka sendiri. Tapi, Tang En memilih untuk berani berdiri melindungi para pemainnya saat berhadapan dengan situasi yang berpotensi mengancam jiwa. Mungkin dia melakukannya karena kematian Gavin, tapi di mata para pemain, pria itu adalah seorang manajer yang pantas mendapatkan semua yang bisa mereka lakukan untuk membantunya meraih kemenangan dan memperoleh kesuksesan dan pengakuan. Kalau dia berkata, "Guys, aku ingin kalian memenangkan pertandingan ini." Maka tak peduli seberapa kuat lawan mereka, mereka akan bertarung dengan percaya diri dan hati yang mantap.     

Tumpukan hadiah itu berasal dari para pemain, pelatih, dokter tim, ketua klub, dan manajer pemasaran yang belum diresmikan tapi sudah mulai bekerja. Sebagian besar hadiah itu berupa kartu ucapan, tapi Tang En masih membuka dan membaca setiap kartunya. Dia merasa bahagia seolah dia telah menerima kartu valentine dari seorang gadis yang disukainya ketika dia masih di sekolah.     

Serhiy Rebrov: Terima kasih, Pak, karena telah membantu saya mendapatkan kembali kepercayaan diri saya. Saya pernah menyesal datang ke sini dan berpikir bahwa saya hanya membuang-buang waktu. Tapi sekarang saya sangat senang saya bermain di bawah bimbingan Anda. Selamat Natal, semoga Anda selalu berbahagia setiap hari.     

Des Walker: Selamat Natal, Tony! Meskipun aku akan meninggalkan tim di akhir musim ini, bekerja bersamamu selama periode ini benar-benar pengalaman yang sangat berharga, dan aku telah belajar banyak darimu. Semoga suatu hari nanti, kita masih memiliki kesempatan untuk kembali bekerja sama. Ingatlah, kita adalah partner terbaik!     

Edward Doughty: Tony, jangan lupa dengan rencana kita! Kemenangan! Kemenangan! Kita akan menjadi ketua dan manajer klub terbaik. Selain itu juga Selamat Natal!     

Allan Adams: Selamat Natal, Tony. Kuharap harap di waktu yang sama tahun depan kita akan menghabiskannya di Liga Utama. Ngomong-ngomong, usulanmu untuk membuat sistem database pemain sangat menarik bagiku dan Edward — itu adalah hadiah Natal yang luar biasa. Aku akan terbang kembali ke Amerika setelah Natal untuk menanganinya.     

Mata Tang En berkaca-kaca saat dia melihat semua kartu-kartu itu. Dia menggosok matanya dan meneruskan membaca. Di pagi musim dingin yang sangat dingin ini, pintu kantor terbuka, dan angin dingin mengalir masuk dari koridor, tapi Tang En merasa bahwa ruangan itu terasa seperti hari musim semi yang hangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.