Mahakarya Sang Pemenang

Siapa yang Takut pada Siapa Bagian 2



Siapa yang Takut pada Siapa Bagian 2

0Downing, yang telah dihadang dua kali oleh Wood, tetap pantang menyerah. Justru sebaliknya, keinginan kuatnya untuk menang malah semakin tersulut karena ini. Downing tidak percaya kalau orang yang sama akan sanggup menghadangnya tiga kali hari ini.     

Dia kembali melakukan upaya terobosan dari sayap dan memutuskan untuk berhenti memainkan trik atau aksi yang berlebihan. Sebaliknya, dia hanya akan mengandalkan kecepatannya untuk mengalahkan lawannya. Dia menghubungkan kegagalannya sebelum ini pada fakta bahwa dia menendang bola terlalu lambat, sehingga bola bergulir terlalu pelan. Sebagai akibatnya, Wood kebetulan bisa merebut bola itu segera setelah dia membalikkan badan.     

Kali ini ... Aku takkan membuat kesalahan lagi!     

"Downing menggiring bola dan mencoba melakukan terobosan. Dia sangat cepat! Benar-benar layak untuk dipuji...." Gray begitu asyik melihat penampilan pemuda ini hingga dia hampir mengabaikan pemuda yang lain.     

Melihat lawannya bermaksud menggiring bola dan menerobos wilayahnya, Wood tentu saja tak akan membiarkannya lewat. Karena itu, ia juga berbalik dan mencoba mengejarnya.     

Mungkin hal yang paling disesalkan oleh Downing di pertandingan ini adalah kurangnya pemahaman tentang lawannya - George Wood. Tapi itu bukan masalah besar. Setelah pertandingan ini, Downing akan familiar dengan Wood, dan dia akan tahu apa yang harus dia lakukan di masa depan. Jadi, saat kali berikutnya dia bertemu lagi dengan pemuda etnis campuran yang pendiam itu, dia pasti akan berusaha untuk menerobos dari sisi yang lain.     

Downing sekali lagi meningkatkan kecepatannya. Dia dalam kondisi puncak dan sedang menggiring bola. Bola berada di jarak yang cukup jauh dari kakinya, membuatnya merasa seolah-olah dia sedang terbang ... Ini adalah gaya bermain favoritnya. Saat aku dalam kondisi terbaikku, aku adalah satu-satunya master di lapangan. Saat aku merentangkan sayapku dan terbang, tidak ada yang bisa menghentikanku, tidak ada!     

Tiba-tiba saja Downing melihat bayangan hitam dari sudut matanya ... sebuah gelombang perasaan tertekan mulai muncul!     

Siapa itu? Thompson bodoh itu? Aku sudah mencapai tempat di dekat area penalti Nottingham Forest begitu cepat? Sepertinya aku sudah lama melepaskan diri dari pria tak berguna nomor tiga puluh tiga itu!     

Tapi, McClaren, yang berada di pinggir lapangan, tiba-tiba saja berteriak, "Bajingan! Oper bolanya!"     

Meskipun dia tidak berada di lapangan, McClaren bisa merasakan bahaya yang datang lebih awal daripada Downing. Bayangan hitam itu hanya bergoyang sesaat, sebelum menghilang. Apa aku juga berhasil melewati Thompson? Hebat, aku akan memanfaatkan kesempatan ini dan masuk lebih jauh ke area penalti!     

Saat Downing bermaksud melakukan ini, dia tiba-tiba merasa pusat gravitasinya menjadi tidak stabil ...     

George Wood memutuskan untuk berhenti berlari bersama orang ini. Dribbling lawannya selalu tepat, dan membuat Wood tidak bisa menangkap peluang untuk merebut bola. Saat ini, Downing kelihatannya berniat mengubah ritmenya. Ini tampak jelas dari caranya menendang bola, karena tendangannya jadi sedikit lebih kuat. Ini adalah tanda kalau Downing berniat akan meningkatkan kecepatannya lagi. Tapi kali ini, Wood takkan membiarkan Downing melakukan apa yang dia inginkan.     

Saat dia masih berada di tim pemuda, Wood diberitahu Tang En bahwa waktu terbaik untuk melakukan tackling adalah pada saat lawan menendang bola menjauh dari dirinya. Selama dia bisa memanfaatkan waktu yang tepat, bahkan meski dia mentackling orang itu dari belakang, hal itu takkan dianggap sebagai pelanggaran, karena itu akan menjadi tackling yang sangat bersih!     

Seperti seekor cheetah, Wood berlari kencang, dan pusat gravitasinya bergeser ke bawah dengan sangat cepat. Memanfaatkan momentum kecepatannya yang tinggi, Wood merebut bola yang berada tepat di depan Downing. Ini adalah waktu terbaik.     

Sekarang!     

Kaki Wood menendang bola, membuatnya memantul. Sebagai akibatnya, bola membentur betis kanan Downing, yang sedang terangkat di udara, sebelum kemudian mengubah arah dan terbang keluar batas lapangan!     

Di sisi lain, Downing, yang benar-benar lengah dan tak bisa berhenti tepat waktu, telah tersandung tubuh Wood, dan membuatnya terjatuh tepat di wajahnya ... ini adalah ketiga kalinya dia gagal.     

"Sial, pelanggaran lagi!" para fans Middlesbrough sekali lagi berteriak dengan marah.     

"Kata siapa itu pelanggaran!" fans Nottingham Forest membalas mereka dengan cara yang sama.     

Bahkan komentator berada di pihak Nottingham Forest. "Tackling yang indah! Tackling yang indah! Pertahanan yang sempurna! Stewart Downing telah mengalami tiga kegagalan berturut-turut karena George Wood. Dia benar-benar sangat tidak beruntung!"     

Berbaring di tanah dalam posisi yang memalukan, Downing membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arah wasit, meminta agar kartu pelanggaran diberikan pada Wood. Tapi, wasit dan hakim garis sama-sama mengambil keputusan dengan suara bulat, dengan tangan dan bendera keduanya mengarah ke sisi lapangan Middlesborough - itu adalah bola Nottingham Forest yang keluar batas!     

Fans Middlesbrough yang merasa tidak senang mulai mencemooh dari tribun, tapi suara tak menyenangkan ini segera diinterupsi dan ditenggelamkan oleh sebuah lagu yang terdengar lebih keras...     

"McClaren yang menyedihkan, memilih lawan yang salah untuk final! Stewart Downing yang menyedihkan, memilih menyaingi lawan yang salah! Wood! Wood! Wood Wood Wood! Hidup Forest! Forest! Forest! Forest - Kemenangan! Oh la la! Forest Forest! Ayo kita pergi ke Eropa!"     

Big John yang gemuk berdiri di tengah kerumunan dan mulai bertepuk tangan, seperti orang-orang di sekitarnya, untuk memberikan ketukan bagi diri mereka sendiri. Pada saat yang sama, mereka dengan lantang menyanyikan lagu pujian untuk Nottingham Forest dan George Wood. Lagu ini disusun olehnya sendiri, dan awalnya dimaksudkan untuk menunjukkan dukungan pada George Wood, pemain yang dianggap sangat bernilai oleh Tang En, selama pertandingan tim pemuda.     

Kemudian, bersamaan dengan promosi Wood ke tim utama, serta penampilannya yang luar biasa, mereka memutuskan untuk membawa lagu ini ke Stadion City Ground. Begitu mereka mulai menyanyikan lagu itu, nyanyian itu segera menjalar seperti api di tribun. Sekarang, mereka berhasil membawa lagu ini ke Stadion Millennium Cardiff dan, melalui siaran langsung di televisi, seluruh Inggris akan mendengar nyanyian mereka, dan semua orang akan tahu nama orang itu di lagu ini.     

Hadirin sekalian, ingatlah, dia adalah George Wood, dan dia akan menjadi Raja di dalam Forest!     

※※※     

Tackling Wood sangat indah, bahkan Motson, yang duduk di rumah, hampir melompat dari sofanya. Tak perlu diragukan lagi, para fans yang menonton pertandingan secara langsung memiliki reaksi yang lebih besar. Banyak orang mendedikasikan sorak sorai mereka untuk pemain muda yang mengenakan kaos jersey nomor 33, yang membuat Juninho dan Downing mengalami kegagalan satu per satu.     

Gareth Bale, yang berada di tribun, menoleh dan bertanya pada ayahnya dengan penuh semangat, sambil bertepuk tangan, "Yah! Apa aku bisa seperti dia? Disoraki dan didukung oleh semua orang disini?" Wood telah dipromosikan ke tim utama dari tim pemuda, dan penampilannya yang luar biasa langsung membuatnya menandatangani kontrak dengan tim utama setelah itu. Oleh karena itu, Wood menjadi idola dan tujuan pencapaian Gareth Bale, karena Gareth Bale juga bermain untuk tim pemuda.     

Ayahnya tersenyum dan berkata kepadanya, "Tentu saja kau bisa! Putraku kan jenius!"     

※※※     

Gagal tiga kali berturut-turut saat melawan Wood memiliki dampak yang sangat negatif terhadap kepercayaan diri Downing. Menghilangkan efek dari kegagalan ini bisa memakan waktu yang cukup lama. Dia selalu menganggap dirinya adalah yang terbaik, tapi dirinya yang terbaik ini tidak bisa menerobos pemain nomer 33 yang pendiam itu.     

Dia tiba-tiba saja merasa takut menghadapi pria itu dalam pertarungan satu lawan satu. Jadi, saat rekan setimnya mengoper bola kepadanya, dia selalu mengopernya lagi dengan sangat cepat.     

McClaren, yang berada di luar lapangan, memperhatikan ini dan menghela nafas. Setelah itu, dia meneriakkan nama Downing dengan keras, dan memberi isyarat tangan padanya, mengisyaratkan agar dia berganti posisi.     

Membiarkan Downing berganti posisi dengan Mendieta, yang berada di sisi lain, dan menggunakan orang Spanyol yang berpengalaman untuk berurusan dengan bocah muda itu adalah niat aslinya. Karena Downing ditakdirkan untuk tidak bisa tampil baik di sisi itu lagi, McClaren hanya ingin mengubah posisinya dan membiarkannya mencoba menerobos seperti biasa. Ini bukan masalah besar. Hasil pertandingan ini akan sangat bergantung pada bagaimana penampilan anak itu sekarang ...     

Tang En memperhatikan tindakan McClaren di pinggir lapangan, dan seperti yang diduganya, Downing memang pergi ke sisi yang lain.     

Kau takut? Bagus sekali!     

"Geor - ge!" Setelah mengambil napas dalam-dalam, Tang En juga meneriakkan nama Wood dengan suara keras. Setelah Wood menoleh dan menatap Tang En, Tang En menjulurkan tangannya dan menunjuk ke arah Downing.     

Wood mengerti apa yang dimaksud Tang En, dan dia berbalik untuk berganti posisi dengan Commons. Saat Downing melihat bahwa orang di depannya masih nomor 33 yang dibencinya, dia memandang tanpa daya ke arah pinggir lapangan, berharap McClaren bisa memberinya beberapa instruksi baru ... Haruskah dia kembali ke posisi sebelumnya?     

McClaren benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Tampak jelas kalau pihak lawan ingin sepenuhnya membekukan pemain paling aktif di tim. Tak peduli posisi apa yang kau berikan untuknya, yakinlah kalau George Wood takkan terlalu jauh darinya.     

Sial!     

McClaren tidak ingin menyerah, tapi dia tak punya cara untuk menghadapi ini. Apa lagi yang bisa dia lakukan? Dia hanya bisa menunggu dalam diam, dan berharap agar pihak lawan segera runtuh dibawah tekanan.     

Apakah Tang En akan membiarkannya mendapatkan apa yang diinginkannya?     

Penampilan George Wood yang luar biasa memperkuat kepercayaan diri dan semangat juang rekan-rekan setimnya. Wood menggunakan tindakannya untuk memberi tahu rekan-rekan setimnya, yang sudah babak belur dan kelelahan karena upaya terobosan Downing, bahwa mereka bisa sepenuhnya menahan gelombang serangan lawan yang tiada henti. Bukankah Wood adalah contoh nyatanya?     

Untuk saat ini, pertandingan kembali ke jalur yang diinginkan Tang En, dan perlahan beringsut menuju hasil yang ingin dilihatnya ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.