Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Retakan Bagian 1



Sebuah Retakan Bagian 1

Middlesbrough, yang dijauhkan dari area penalti oleh pertahanan tim Forest, hanya bisa berusaha menembus gawang tim Forest melalui tendangan jarak jauh, yang mungkin merupakan cara terbaik untuk menembus pertahanan yang intensif. Tapi, tim mereka kurang memiliki pemain yang bisa melakukan tembakan jarak jauh yang luar biasa. Kadang-kadang, tembakan yang mereka lakukan itu bisa membuat para fans Forest berkeringat dingin, tapi tembakan itu tak mengancam keamanan gawang tim Forest.     
0

Tang En tidak mengambil langkah penyesuaian apapun. Dia merasa bahwa taktik timnya saat ini sangat bagus, dan bisa menahan serangan Middlesbrough. Selama McClaren tidak membuat langkah apapun, dia juga tak perlu melakukan penyesuaian terhadap taktik aslinya.     

Kedua manajer duduk di kursi mereka, merencanakan taktik mereka, dan para fans di tribun berpikir pertandingan final ini sangat membosankan. Babak pertama hampir berakhir, dan tim Forest hanya bisa mencoba satu tembakan. Meskipun Middlesbrough kelihatan ganas dalam menyerang, masih tetap tak ada peluang yang bagus. Seringkali, mereka hanya bisa menyilang, melewati dan mengoper bola kepada satu sama lain di depan lini pertahanan tim Forest. Kalau mereka bergerak maju, langkah mereka akan segera dihentikan.     

Pertahanan Nottingham Forest membuat pemain Middlesbrough tak berdaya. Tanpa adanya instruksi lebih lanjut dari manajer mereka, mereka hanya bisa bermain sesuai dengan formasi yang ditetapkan sebelum pertandingan ... Tapi taktik yang ditetapkan sebelum pertandingan jelas tidak cocok untuk berurusan dengan tim Forest saat ini.     

Hanya Downing yang bekerja keras. Ini adalah final EFL Cup. Seperti apa yang dikatakan Tang En, ini adalah kesempatan terbaik bagi seorang rookie muda untuk tampil bagus dan menjadi terkenal dengan satu pertandingan saja. Pada saat ini, kalau dia tidak tampil, apa yang ditunggunya?     

Tapi dia, yang ingin menjadi terkenal, telah memilih lawan yang salah. Tim Forest yang bertahan dengan ketat dan kompak jelas bukan lawan terbaik bagi Downing untuk menunjukkan penampilan bagusnya. Dua rivalnya, yang sedang dihadapinya saat ini, adalah bek kanan tim Forest, John Thompson, dan gelandang kanan, Ashley Young, yang lebih terlihat seperti bek kanan.     

Ashley Young sangat cepat dan fleksibel. Dia benar-benar sebanding dengan Downing dalam satu-lawan-satu. Meski John Thompson kalah kalau dibandingkan dengan lawannya soal kemampuan, dia memiliki sebuah keunggulan, yang membuat Tang En membeli begitu banyak pemain selama jendela transfer musim dingin, tapi tak membeli bek kanan.     

Bagi Thompson, yang telah berpindah posisi dari bek tengah menjadi bek kanan, kemampuan assistnya tak bisa dibandingkan dengan Leighton Baines, yang bermain di sisi lain, dan skill individunya tak bisa dibandingkan dengan Ashley Young, yang sekarang berada di depannya. Kelihatannya dia tidak memiliki skill esensial apapun. Tapi dia telah menjadi bek kanan tim Forest yang tak tergoyahkan sejak Tang En mengambil alih tim.     

Dia dipilih untuk posisi ini, karena dia bisa bermain dengan bersih dan memainkan posisi beknya dengan sangat baik. Kalau umpan tidak akurat, atau kecepatan umpan termasuk lambat, ia tak akan bergerak maju untuk memberi assist. Kalau tekniknya tidak bagus, dia hanya akan menendang bola keluar lapangan. Dengan adanya dia, sayap kanan tim Forest akan aman. Sehingga Ashley Young bisa mengoper beberapa bola di dalam pertandingan, karena dia tahu kalau dia kehilangan bola, Thompson akan berada di belakangnya.     

Dalam pertandingan ini, karena Ashley Young mundur untuk bertahan, posisi Thompson jadi lebih dekat ke bagian tengah area penalti, untuk mencegah striker dan serangan lawan yang memanfaatkan celah ini untuk membuat terobosan. Tentu saja, dia berada di sini untuk meningkatkan pertahanan di sayap.     

Kemampuan individu Downing sangat bagus, dan Tang En tahu bahwa Ashley Young, bek sementara, benar-benar tak bisa menjaganya, jadi ia mengatur agar Thompson menjadi penjaga kedua Downing. Saat Downing menggiring bola, Thompson akan membantu Ashley Young bertahan. Ketika berhadapan dengan bek kanan yang berdedikasi dan pantang menyerah itu, Downing benar-benar takkan bisa melewati mereka.     

"Downing dijaga ketat oleh Ashley Young dan John Thompson. Dengan begini, semua taktik ofensif Middlesbrough menjadi tidak efektif. Apa McClaren punya rencana baru?" Bahkan Martin Taylor dan Andy Gray, yang berada di boks siaran, bisa melihatnya, dan mereka yakin tidak mungkin McClaren tidak melihat ini.     

Sebenarnya tidaklah sulit untuk menemukan pokok permasalahannya, karena bahkan fans yang sudah menonton sepakbola selama beberapa tahun juga bisa melihatnya. Kesulitannya terletak pada bagaimana menyelesaikan masalah ini, dan ini adalah pekerjaan manajer.     

"Sebenarnya, untuk menembus pertahanan intensif, ada beberapa cara yang bisa dicoba. Salah satunya adalah melalui tendangan panjang, dan cara yang lain adalah dengan membiarkan pemain yang memiliki teknik kaki yang luar biasa untuk maju ke depan, dan menggunakan pemain itu untuk menerobos dan mengganggu pertahanan tim Forest, yang akan membuka celah ..." Andy Gray memberi McClaren beberapa saran dari boks siaran.     

McClaren memahami semua prinsip ini, karena ia juga seorang manajer. Masalahnya adalah ... dia tahu bahwa metode semacam itu mungkin bisa menghancurkan pertahanan intensif tim Forest, tapi dia tidak punya pemain yang bisa melakukan itu di timnya. Pemain yang memiliki teknik terbaik di timnya adalah Juninho, tapi ia dijaga ketat oleh George Wood di lapangan, yang merebut bola dan melakukan tackling yang kasar, terlepas dari kekuatan fisiknya. Dengan begitu, dia benar-benar tidak bisa beraksi.     

Selain itu, tak ada pemain di bangku cadangan, yang bisa mengambil tanggung jawab penting semacam ini. Boudewijn Zenden cukup terampil dalam melakukan terobosan, tapi ia hanya bisa bermain di sayap, dan artinya ia harus mengganti Downing. McClaren merasa Zenden tak bisa seefektif Downing. Kalau dia mengeluarkan Downing, itu artinya memboroskan kuota pergantian pemain.     

Mungkin ... kalau dia memasukkan Juninho dari bangku cadangan, itu akan lebih efektif daripada memasukkan Juninho sejak awal. Saat lineup pertahanan tim Forest sudah beradaptasi dengan starting lineup Middlesbrough, lalu dia tiba-tiba saja memasukkan pemain dengan skill individu yang luar biasa, teknik kaki yang sangat bagus dan kemampuan untuk menggiring bola melewati beberapa pemain serta menciptakan peluang bagi rekan setimnya, hal itu benar-benar akan bisa merusak keseimbangan permainan di lapangan... Sayangnya, pemain seperti itu tak bisa ditemukan di bangku cadangan Middlesbrough.     

Level skill pemain cadangan Middlesbrough adalah faktor terbesar yang membatasi peringkat mereka di Liga Utama. Di pertandingan final yang penting ini, hal itu secara tak terduga membuat McClaren berada dalam posisi yang sulit.     

McClaren kini menyesali keputusannya. Gagasannya untuk menunjukkan serangan yang kuat di awal pertandingan, mencoba memecahkan kebuntuan dan mengembangkan ritme permainan sesegera mungkin, terbukti menjadi kesalahan. Dia tidak tahu kalau Manajer Tony Twain akan sangat sulit untuk dihadapi.     

Manajer Bolton Wanderers, Sam Allardyce, sudah berhadapan dengan Twain, yang seharusnya menjadi peringatan baginya. Tapi tim Liga Satu, ruang ganti selatan ... semua omong kosong itu telah membuatnya tak waspada. Dia menganggap tinggi dirinya dan Middlesbrough, serta meremehkan Tony Twain dan Nottingham Forest, yang sebagian besar diisi pemain muda.     

Paruh pertama pertandingan berlalu dengan tenang. Selain fans fanatik kedua belah pihak, tidak ada yang merasa puas dengan jalannya babak pertama ini. Setelah sangat mengantisipasinya, permainan seperti apa yang mereka lihat? Tidak ada tembakan brilian ke arah gawang, apalagi gol yang menarik. Middlesbrough sudah melakukan yang terbaik, tapi mereka gagal menyerang, dan Nottingham Forest sangat konservatif, hingga tak berani menyerang sama sekali. Dengan begini, waktu empat puluh lima menit dihabiskan semua, dan wasit tidak memberikan perpanjangan waktu untuk menggantikan waktu yang dihabiskan untuk penghentian cedera. Dia hanya meniup peluitnya di akhir babak pertama.     

※※※     

Selain George Wood, semua pemain Forest yang kembali ke ruang ganti tampak terengah-engah. Empat puluh lima menit babak pertama benar-benar sangat melelahkan bagi mereka, yang berlarian tanpa henti, sprinting, melakukan slide-tackling, kemudian bangkit dan mengulangi serangkaian tindakan yang sama.     

Rangkaian taktik ini sangat menuntut fisik para pemain. Oleh karena itu, intensitas latihan Tang En dalam seminggu terakhir ini bukan hal yang bisa diremehkan. Selain latihan taktis, latihan fisik sangat penting untuk dilakukan setiap hari. Seseorang harus tahu bahwa bermain selama empat puluh lima menit itu mudah, tapi bermain selama seratus dua puluh menit itu sama sekali tidak semudah yang diperkirakan oleh orang-orang.     

Melihat para pemain yang kelelahan, Tang En tersenyum, lalu bertanya, "Bagaimana? Bagaimana perasaan kalian di babak pertama, guys?"     

"Tidak buruk, boss. Mereka tak punya kesempatan!" Wes Morgan, yang masih terengah-engah, menjawab dengan semangat tinggi. Hal ini meyakinkan Tang En.     

"Aku juga bisa melihat kalau mereka tak punya peluang. Kurasa McClaren pasti tak mengira kita akan bermain seperti ini di pertandingan sepenting ini. Mereka pasti mengira kita akan menekan dan melakukan serangan balik, tapi itu adalah hal yang akan dilakukan orang bodoh." Tang En mengangkat bahu, "Kita akan terus bermain seperti ini di babak kedua, dan mereka akan jadi semakin tak sabaran. Kalian semua melihatnya kan... Tim Liga Utama hanya begitu-begitu saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, dengarkan aku, kita bisa memenangkan kejuaraan pertama kita ini! Kita akan menyabet lebih banyak kejuaraan di masa depan! Apa kalian percaya padaku?"     

"Kami percaya, Bos!" Para pemain menjawab serempak.     

"Luar biasa." Tang En mengangguk, "Sekarang adalah waktu istirahat kalian, jadi istirahatlah dengan baik. Pertandingan akan menjadi lebih sulit setelah ini."     

Dia jarang melakukan penyesuaian atau pengaturan taktis selama jeda babak pertama, dan apalagi karena tim saat ini sedang dalam kondisi yang baik, maka tak ada penyesuaian yang diperlukan. Membiarkan mereka beristirahat pada saat ini akan membuat para pemain bisa lebih rileks. Terkadang seorang manajer dituntut untuk terus berbicara, tapi terkadang akan lebih baik bagi manajer untuk tetap diam.     

Sekarang ini, orang yang seharusnya berbicara tanpa henti adalah ... mungkin orang yang ada di sebelah.     

※※※     

McClaren memandang para pemain di depannya dengan ekspresi gelap. Tak ada yang menduga sebelum pertandingan ini, bahwa timnya akan berhadapan dengan pertahanan keras dari Nottingham Forest. Beberapa pemain bahkan berpikir pertandingan ini akan menjadi final EFL Cup paling santai yang pernah dimainkan. Apa ada yang masih berpikir seperti itu sekarang?     

Seperti halnya para pemain Nottingham Forest, para pemain Middlesbrough juga kehabisan nafas. Bahkan, kelelahan yang mereka rasakan lebih merupakan hasil dari beban psikologis. Pertandingan ini sangat berbeda dari apa yang mereka bayangkan sebelumnya. Pertahanan ulet lawan mereka, krisis karena tak bisa mencetak gol ... Seiring dengan waktu, tekanan ini semakin meningkat.     

Mungkin tak bisa dibayangkan oleh beberapa orang, bagaimana tim yang dominan bisa merasa lebih tertekan daripada tim yang lebih inferior. Tapi ini adalah sepakbola, dan ada banyak hal di lapangan yang tidak bisa dianalisis dengan logika sederhana.     

Kalau memang mungkin, McClaren ingin sekali menekan timnya. Tapi itu tidak mungkin. Di saat genting seperti ini, ketika tim sudah gugup, kalau dia mengatakan kepada para pemain, "Hei, guys! Jangan terlalu gugup, tak jadi masalah kalau kita tak bisa memenangkan pertandingan ini. Meski kita kalah, itu tidak apa-apa, selama kita telah memberikan yang terbaik. Jangan khawatir tentang hasilnya, nikmati saja bermain sepakbola!", itu takkan mengurangi tekanan pada tim. Sebaliknya, hal itu akan mengecilkan hati tim.     

Lagipula, manajer mana yang akan mengatakan kata-kata seperti itu kepada para pemainnya di pertandingan final yang sangat penting? Dia pastilah idiot. Kalau dia sering melakukan hal semacam ini, maka itu akan membuat para pemain merasa bahwa manajer tak punya keinginan untuk menang, dan bahkan mungkin tak mempercayai para pemainnya. Seiring berlalunya waktu, hari-harinya sebagai pemimpin tim juga akan berakhir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.