Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Kekalahan yang Tepat Waktu Bagian 1



Sebuah Kekalahan yang Tepat Waktu Bagian 1

0Pada tanggal 13 Maret, putaran ke-36 kejuaraan liga, Nottingham Forest mengalahkan Crystal Palace di kandang mereka. Pertandingan itu tidak dimenangkan dengan mudah, dan ada situasi di mana beberapa pemain Nottingham Forest tidak bisa berlari selama pertandingan. Pelatih kebugaran fisik memberi tahu Tang En agar tidak khawatir tentang ini, dan itu adalah reaksi yang sangat normal terhadap peningkatan beban latihan kebugaran fisik. Begitu fase ini berlalu, katanya, semua akan baik-baik saja.     

Tang En sebenarnya tak terlalu khawatir tentang masalah itu, selama mereka masih bisa memenangkan pertandingan.     

Nottingham Forest, yang telah memenangkan tiga pertandingan berturut-turut, melihat peringkat mereka meningkat tajam. Mereka naik dari peringkat ketujuh belas ke keempat belas, dan hanya selisih delapan poin dari Wigan Athletic, yang berada di peringkat keenam. Selain itu, mereka masih punya dua pertandingan yang belum dimainkan jika dibandingkan dengan Wigan Athletic. Ini artinya meski Wigan Athletic memenangkan semua pertandingan yang tersisa, selama Nottingham Forest memenangkan dua pertandingan yang dijadwal ulang, mereka hanya akan memiliki selisih dua poin dari mereka — yang bisa diselesaikan dalam satu pertandingan.     

Oleh karena itu, untuk pertandingan yang tersisa, Tang En mengatakan bahwa tak peduli bagaimana tim akan bermain atau metode apa yang mereka gunakan, selama mereka memenangkan pertandingan, itu akan dianggap sebagai permainan yang bagus. Agar mereka, pengejar ketertinggalan, bisa membuat lawan mereka tertekan, Nottingham Forest tak terlalu pilih-pilih tentang bagaimana mereka bisa mencapai kemenangan.     

Selama beberapa pertandingan berikutnya, Nottingham Forest bermain kurang stabil, tapi Tang En tak peduli, karena mereka masih bisa terus menang.     

Pada tanggal 18 Maret, Nottingham Forest mengalahkan Burnley FC di City Ground dengan skor 1: 0. Setelah pertandingan itu, manajer Burnley sangat tidak senang dengan keputusan wasit yang memimpin pertandingan; dia merasa bahwa wasit telah menganulir gol yang seharusnya baik-baik saja. Wasit juga telah mengirim salah satu pemain Burnley keluar lapangan. Nottingham Forest hanya berhasil menang dengan satu gol, meskipun memiliki keunggulan dalam jumlah pemain. Karena itu, tak heran kalau manajer Burnley ingin mengeluh.     

Tapi apa yang bisa dia lakukan tentang ini? Itu adalah nasibnya karena timnya bermain dalam pertandingan tandang.     

Pada tanggal 20 Maret, di dalam jadwal pertandingan mereka yang padat, Nottingham Forest mengalahkan Derby County dengan selisih besar 4:2 dalam pertandingan tandang mereka. Penampilan Eastwood sangat luar biasa, dia mencetak hat-trick dan menjadi orang yang paling berkontribusi pada kemenangan tim. Selama mengomentari pertandingan, John Motson berkata, "... Pada sebagian besar waktu, Twain bergantung pada seluruh tim sepakbola untuk bermain dalam pertandingan. Tapi, bahkan ketika seluruh tim berada kondisi yang buruk, ia selalu memiliki cara untuk mendapatkan kemenangan, seperti penilaian wasit yang salah, atau penampilan luar biasa pemain tertentu secara tiba-tiba."     

Pada tanggal 24 Maret, terdapat pertandingan yang dijadwal ulang. Hari itu, Nottingham Forest akan menebus kembali waktu mereka yang hilang; karena pertandingan EFL Cup, putaran ke 33 kejuaraan liga telah ditunda sampai sekarang. Nottingham Forest berhadapan melawan Bradford di kandang mereka. Pada akhirnya, Nottingham Forest menang dengan skor 2: 1. Nottingham Forest, dengan satu pertandingan tunda yang belum dijalani, berada di peringkat kedelapan dengan total lima puluh sembilan poin. Di atas mereka adalah West Ham United, dengan total enam puluh poin, dan Wigan Athletic, yang memiliki enam puluh satu poin. West Ham United dan Wigan Athletics telah memainkan satu pertandingan lebih banyak dari Nottingham Forest.     

Hanya ada selisih tiga poin antara tim peringkat delapan dan tim peringkat enam. Pengejaran Tang En yang tak henti-hentinya akhirnya mendapatkan balasannya. Selama mereka mengalahkan Crewe Alexandra FC di pertandingan berikutnya, dan salah satu tim yang berada di peringkat keenam atau ketujuh kalah, posisi mereka akan digantikan oleh Nottingham Forest.     

Sebelum ini, untuk mempertahankan situasi yang menguntungkan bagi tim, Tang En telah bersusah payah dan menggunakan semua metode yang dia ketahui untuk mendorong semangat tim. Dia tahu bahwa mereka tidak boleh kalah. Kalau mereka kalah satu pertandingan, maka satu musim, bukan, upaya selama separuh musim ini akan sia-sia. Jadi, saat ini jelas bukan saat dimana mereka bisa berkecil hati.     

Dan setelah mereka hanya berjarak tiga poin untuk mencapai posisi keenam di klasemen liga, tim tak lagi membutuhkan dorongannya. Semua orang bisa melihat sendiri bahwa mereka sudah sangat dekat untuk mencapai tujuan mereka. Mereka tahu bahwa kalau mereka terus menang seperti ini, mereka akan bisa tampil di Liga Utama Inggris musim depan, bukan Liga Satu yang tidak populer di mana mereka bermain saat ini. Mereka tak hanya berjuang demi klub, tapi mereka juga berjuang demi kepentingan mereka sendiri.     

Pada tanggal 27 Maret adalah putaran ke 39 Liga, di Stadion City Ground. Begitu pertandingan dimulai, para fans Nottingham Forest mulai bernyanyi dan menyemangati tim, tanpa beristirahat sedikitpun. Suasana stadion yang mengintimidasi ini membuat lawan mereka, Crewe Alexandra, bergidik, dan membuat mereka takut. Crewe Alexandra, yang memiliki peringkat agak rendah di liga, bahkan tak memiliki kemauan untuk melawan sebelum mereka akhirnya menyerah. Nottingham Forest menang atas Crewe Alexandra dengan skor 2:0. Pada saat yang sama, pertandingan tim lain juga memberi kabar baik bagi para fans Nottingham Forest; Wigan Athletic tak mampu bertahan dibawah tekanan yang diberikan oleh Nottingham Forest, dan kalah dalam pertandingan tandang mereka melawan Watford dengan skor 0:1.     

Setelah tiga puluh sembilan putaran pertandingan di liga, di tengah badai serangan yang dirancang di Nottingham, Wigan Athletic adalah tim pertama yang tak bisa bertahan dan gagal mempertahankan posisi mereka.     

Pada saat ini, gelombang kebangkitan Nottingham Forest sudah mulai menarik perhatian tim-tim yang memiliki peringkat lebih tinggi. Tim mana yang akan kembali dijatuhkan oleh Nottingham Forest?     

Setelah pertandingan babak ke-39 selesai, West Ham United mengalahkan Gillingham di pertandingan kandang mereka, dan berada di peringkat kelima dengan total enam puluh tiga poin. Nottingham Forest, yang kini memiliki enam puluh dua poin, menggantikan Wigan Athletic, yang juga memiliki enam puluh dua poin, memperoleh kursi terakhir di grup pertama. Mereka sekarang berada di urutan keenam di klasemen liga! Ini adalah peringkat yang sangat menarik, karena itu berarti, selama Nottingham Forest mempertahankan peringkat mereka hingga akhir musim, mereka akan memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam babak play-off.     

Di titik ini, Tang En harus mengambil keputusan lagi. Selama sisa putaran pertandingan kejuaraan liga ini, haruskah tim berusaha mempertahankan peringkat mereka saat ini? Atau haruskah ia memanfaatkan momentum, mencoba untuk menang sebanyak mungkin, dan naik setinggi mungkin di peringkat klasemen?     

Tang En terjebak dalam persoalan yang cukup sulit.     

Ada juga masalah lain yang telah mengganggunya selama beberapa waktu: meskipun kemenangan beruntun memang patut dibanggakan, ada bahaya tersembunyi di balik itu: hasil yang luar biasa secara tidak sengaja akan memberikan tekanan psikologis yang tak terlihat pada diri para pemain. Sebelum bermain di setiap pertandingan, hal yang bisa mereka pikirkan hanyalah bahwa mereka "jelas tidak boleh kalah". Meski memiliki pemikiran semacam ini untuk satu atau dua peratndingan akan bisa membantu mereka menunjukkan kemampuan terbaik mereka, namun memiliki pemikiran semacam ini sebelum tiap pertandingan akan bisa memberikan gangguan mental di dalam tim.     

"Kemenangan" adalah kepercayaan tim, dan juga kutukan mereka. Bagaimana dia bisa menemukan cara yang tepat untuk mengatasi hal ini membuat kepala Tang En pusing tujuh keliling.     

Semua pertandingan di bulan Maret telah berakhir, dan karena Nottingham Forest berhasil mempertahankan kemenangan beruntun mereka di liga, Tony Twain telah terpilih sebagai manajer Liga Satu terbaik bulan ini, dan Eastwood terpilih sebagai pemain terbaik.     

Ini bukan pertanda baik; saat Tang En menerima penghargaan itu — sebotol sampanye — dia bahkan tak bisa tersenyum. Tekanan besar di jantungnya berubah menjadi awan gelap yang pekat, yang diam-diam mengarahkan kekuatannya ke jantungnya.     

Memberikan penghargaan kepada Tang En pada saat itu bukanlah sebuah dorongan, melainkan sebuah kutukan: Kau mungkin telah menjadi manajer terbaik bulan lalu, tapi kau pasti akan kalah di pertandingan berikutnya!     

Semua berjalan seperti yang diduga. Pada tanggal 3 April, di putaran ke-40 kejuaraan Liga, Nottingham Forest kalah dari Sheffield United. Tang En tak ingin kalah dalam pertandingan, tapi semua pemainnya memang tampil buruk. Tang En berada di area teknis, tak berdaya melakukan apa pun kecuali menerima kekalahan. Satu-satunya hal yang membuatnya lega adalah bahwa kekalahannya ini tak terlalu menyedihkan, dengan kekalahan kecil 0:1. Tim masih belum menunjukkan tanda-tanda kehancuran.     

Selama konferensi pers, Tang En menghubungkan kekalahannya kepada dirinya sendiri, dan sangat rendah-hati di depan si pemenang, Warnock. Dia memuji kekuatan Sheffield United, dan mengakui kesalahan yang dia lakukan dalam taktiknya, meskipun semua orang bisa mengatakan bahwa itu bukanlah kesalahan yang sangat serius. Tang En menolak menyebutkan penampilan buruk para pemain. Dengan hati-hati dia melindungi para pemain, bahkan lebih protektif daripada seekor induk ayam yang mengawasi telur-telurnya.     

Tapi, para pemain khawatir bahwa Tang En, setelah kembali dari konferensi pers, akan memarahi mereka di ruang ganti pemain. Mereka sendiri tahu kalau mereka semua tampil buruk dalam pertandingan.     

Rekor kemenangan mereka, yang tetap bertahan sejak Tony Twain mengambil alih tim Nottingham Forest, berakhir begitu saja. Siapa pun yang berada di posisi Tang En juga pasti merasa kesal.     

Tang En, tentu saja, merasa tidak senang, dan melihat senyum di wajah Warnock membuatnya semakin marah. Dia telah kalah melawan orang tua itu lagi, dan bagi Tang En yang memiliki harga diri tinggi, kekalahan itu memalukan. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia telah menghabiskan kuota tiga pergantian pemain, telah menggunakan semua trik yang bisa dilakukannya, dan dia masih kalah. Pertandingan sudah berakhir; peluit yang menandakan akhir pertandingan sudah lama ditiup, dan gema suaranya pun sudah memudar. Jadi, apa gunanya dia marah?     

Setelah Tang menunjukkan ekspresi suram dan menahan diri mendengarkan suara pamer pria tua yang sombong itu selama lima menit, konferensi pers pun akhirnya berakhir.     

Tang En dan Warnock hanya menyentuhkan jari satu sama lain dan menganggapnya sebagai jabat tangan. Setelah itu, Tang En tak lagi mempedulikan para wartawan di sekitarnya saat dia berbalik dan meninggalkan konferensi pers, berjalan menuju ruang ganti pemain.     

Jauh di lubuk hati, Tang En tahu dengan sangat jelas situasi dimana tim berada saat ini. Pada kenyataannya, meski mereka kalah dalam pertandingan, keadaannya tidak seburuk yang dia kira. Ini didasarkan pada temuan Walker setelah menghubungi Brosnan, yang memberi tahu Walker hasil putaran pertandingan terbaru.     

Nottingham Forest, yang baru saja kalah dalam pertandingan, jatuh ke tempat kesembilan dengan total enam puluh dua poin, tapi mereka hanya berjarak tiga poin dari tim di peringkat keempat. Tim-tim di atas Nottingham Forest akan saling berhadapan. Singkatnya, tim Tony Twain telah kalah di waktu yang paling baik.     

Setelah dia memikirkan hal ini, suasana hati Tang En sedikit membaik. Setelah merenungkannya lagi, ia bahkan menjadi lebih bahagia.     

Bukankah dia selalu khawatir bahwa tekanan pada tim akan terlalu besar setelah semua kemenangan beruntun yang mereka raih, dan hal itu bisa memberi mereka gangguan psikologis? Sekarang setelah mereka kalah, kekhawatiran itu tak lagi relevan.     

Mendorong pintu ruang ganti hingga terbuka, Tang En menemukan ruangan yang benar-benar sunyi, yang tak pernah terjadi sebelum ini. Selama sesaat, dia mengira kalau dia terlalu tenggelam di dalam pikirannya hingga dia memasuki ruangan yang salah.     

Jadi dia kembali keluar, menutup pintu, dan melihat tanda "TIM TAMU"     

di daun pintu. Baru setelah itu dia mengkonfirmasi bahwa dia tidak masuk ke ruangan yang salah secara tidak sengaja.     

Membuka pintu sekali lagi, dia melihat ke arah para pemainnya, yang semuanya tercengang melihat tindakannya. Melihat ini, Tang En tiba-tiba saja tak bisa menahan diri dan tertawa terbahak-bahak. "Kupikir aku masuk ke ruangan yang salah." Dia menunjuk ke arah pintu dan melanjutkan, "Jadi aku menutup pintu untuk melihat apa yang tertulis di sana. Kalian sangat tenang sampai membuatku bingung. Ada apa dengan kalian semua?"     

"Kami kalah, Bos." Para pemain mengira Twain menanyakan hal yang sudah jelas, dan menduga kalau ini jelas merupakan awal dari badai kemarahan yang akan terjadi. Jadi mereka ingin segera mengakui kesalahan mereka.     

Melihat adegan ini, Tang En mengangkat bahu. "Apa ada yang ingin tahu kenapa aku mengira aku masuk ke ruangan yang salah tadi? Karena aku sedang memikirkan tentang satu masalah. Apa ada orang yang tertarik dengan apa yang kupikirkan?"     

Tidak ada yang berani menjawabnya, karena tidak ada yang bisa melihat rencana sang manajer. Kalau salah satu dari mereka mengatakan sesuatu yang salah, tetesan pertama badai amukan kemarahan akan mendarat di atas kepala mereka. Tidak ada pemain yang ingin menjadi orang itu.     

Melihat tidak ada yang menjawab pertanyaannya, Tang En merasa sedikit bosan. Dia menggaruk kepalanya dan berkata, "Aku sedang berpikir ... kurasa kita telah melakukan hal yang bagus dengan kalah. Ini adalah... sebuah kekalahan yang tepat waktu."     

Setelah dia mengucapkan itu, semua orang di dalam ruangan tampak sangat terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.