Mahakarya Sang Pemenang

Allardyce yang Cerdik Bagian 2



Allardyce yang Cerdik Bagian 2

0Banyak manajer suka membatasi performa pemain muda di lapangan. Mereka sangat berharap mereka bisa merencanakan setiap tindakan para pemain dan membuat para pemain melakukan semuanya dengan cermat dan tanpa cacat. Selama briefing dan latihan taktik, mereka akan sering memberi tahu pemain muda "jangan menggiring bola berlebihan," atau "jangan berhadapan satu lawan satu," atau "jangan memaksakan diri menerobos," atau "jangan memonopoli bola." Kalau seorang pemain tak melakukan apa yang diperintahkan, ia akan kehilangan posisinya di lapangan. Dan dengan begitu, seorang jenius muda dengan bakat yang meluap-luap akan dibekap.     

Tang En berbeda. Selama latihan, ia suka mendorong para pemain muda untuk bermain dengan bebas, dan ia senang melihat para pemain itu tiba-tiba menyimpang dari instruksinya dan menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Saat dia memberi mereka kepercayaan diri, para pemain muda akan membalas dengan hasil yang membuatnya senang. Ini seperti versi sepakbola dari "memberi buah prem sebagai ganti buah persik."     

Di garis depan, Tang En membiarkan Freddy Eastwood yang memiliki kondisi bagus tetap berada di starting line up. Partner-nya adalah Rebrov. Ini adalah pertama kalinya Rebrov kembali ke garis depan setelah enam pertandingan. Tang En berharap skill dan kecepatannya akan bisa memberikan masalah bagi lini pertahanan belakang Bolton, yang sebagian besar terdiri dari pemain yang lebih tua dan lebih lambat.     

Starting line up Bolton untuk pertandingan ini adalah pemain veteran Prancis berusia tiga puluh dua tahun Bruno N'Gotty, Anthony Barness yang berusia tiga puluh tahun, Simon Charlton yang berusia tiga puluh dua tahun, dan Nichy Hunt yang berusia dua puluh tahun. Meskipun lini pertahanan ini sangat berpengalaman, tak ada yang bisa tahu apa yang akan terjadi kalau mereka diserang tanpa henti oleh pemain muda Nottingham Forest. Lagipula, bahkan pemain tertua di starting lineup Nottingham Forest saat ini, kiper Darren Ward dan pemain depan Serhiy Rebrov, baru berusia dua puluh sembilan tahun.     

Tang En menggunakan tim muda seperti ini karena ia percaya bahwa tak apa-apa kalau kau masih kurang pengalaman, selama kau bisa menebusnya dengan stamina. Tapi, setelah sepuluh menit memasuki pertandingan, Tang En merasa bahwa segalanya tak terlihat baik bagi mereka.     

Tim Forest sudah memberikan tiga tendangan bebas berturut-turut kepada Bolton di depan area penalti. Setiap kali Nolan berdiri di depan bola dan bersiap untuk melakukan tendangan bebas, detak jantung Tang En akan berdegup kencang.     

Ketiga tendangan bebas itu diberikan oleh George Wood; dia masih terlalu muda dan belum banyak memiliki pengalaman bertanding. Dari tiga tendangan bebas itu, dua di antaranya sebenarnya bisa dihindari. Untungnya, tendangan bebas Nolan tak ada yang berhasil menjadi gol. Kebobolan di sepuluh menit awal pertandingan akan berdampak sangat besar bagi Nottingham Forest.     

Tapi tetap saja, situasi ini membuat Tang En tak bisa menahan diri untuk tidak menaikkan suaranya dan menegurnya. "Wood!" teriak Tang En. "Tenang! Jangan melakukan tackling kalau tak perlu! Tempel saja dia!"     

Kata-kata ini seharusnya hanya benar-benar diteriakkan di pinggir lapangan latihan. Tapi latihan Wood masih belum memadai. Tak heran kalau dia selalu meminta lebih banyak latihan. Dia juga sangat menyadari kekurangannya sendiri.     

Usai berteriak, Tang En kembali ke kursi manajer. Setibanya di sana, Walker berkata padanya, "Tony, kau juga sebaiknya tenang. Kita baru sepuluh menit memasuki pertandingan, tak perlu secemas itu."     

Tang En meminum seteguk air dan mengangguk. "Kau benar, Walker. Tapi lawan kali ini sama sekali tidak mudah." Dia melirik ke kursi manajer tim tamu. Duduk di sana adalah seorang pria yang tampak kuat, berkulit agak kecokelatan, dan berwajah persegi: Sam Allardyce. "Allardyce adalah pria yang cerdik," kata Tang En.     

Sejauh yang diingat Tang En, Bolton pulih di bawah kepemimpinan Allardyce. Dia memimpin tim ke Liga Utama, dan berhasil mempertahankan tempat mereka di liga itu selama tiga tahun berturut-turut. Setelah itu, ia bahkan memimpin timnya ke Liga Eropa UEFA. Dia adalah manajer yang sangat bagus, jadi dia kemudian akan mengambil posisi manajerial untuk Newcastle, salah satu klub kuat. Manajer lama Newcastle adalah Glenn Roeder, yang hampir membuat Tang En bangkit di FA Cup tahun lalu.     

Walker tersenyum dan berkata, "Tapi kenapa aku merasa kalau kau lebih cerdik dibandingkan dengannya?"     

Tang En menggaruk kepalanya. Dia tahu apa yang dimaksud oleh Walker. Saat diwawancarai tepat sebelum pertandingan, Tang En tampak sangat percaya diri dan sombong, mengklaim bahwa ia akan bermain menyerang di stadion kandang mereka untuk mengalahkan Bolton. Tapi pada akhirnya, tepat setelah dia menutup pintu ruang ganti, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah, "Defense, guys, aku ingin kalian semua tahu pentingnya pertahanan!"     

Pada akhirnya, tampak jelas bahwa starting lineup Bolton memang dipengaruhi oleh pernyataan Tang En tentang "taktik ofensif." Meskipun Kevin Nolan memang mahir merebut bola, bakatnya dalam melakukan serangan juga tak boleh diremehkan. Walker percaya alasan Allardyce untuk membiarkan Nolan yang berusia dua puluh satu tahun menjadi bagian dari starting line up, dan bukan gelandang bertahan Per Frandsen, adalah karena dia berharap bisa memberi kesempatan pada gelandang itu — selain melakukan tackling, Nolan termasuk luar biasa dalam mengoper bola dan tendangan bola mati, serta kemampuannya dalam menembak dari jarak jauh.     

Tang En menonton pertandingan sambil mengobrol dengan Walker. "Nolan sebenarnya bukti dari kecerdikan Allardyce. Kalau dia memasukkan Frandsen sebagai bagian dari starting lineup, aku akan merasa lebih senang. Sayangnya dia memilih untuk memasukkan Nolan. Dia bagus dalam menyerang dan bertahan ..."     

Saat Tang En masih berbicara pada Walker, Nolan dengan ahli menerobos Gunnarsson. Kali ini, dia sudah berada di garis lengkung area penalti.     

Dimana Wood?     

Tang En tak bisa menahan diri untuk tidak berdiri.     

Okocha! Wood menjaga Okocha, dan Okocha masih berjarak lima meter dari Nolan. Dengan kata lain, Wood berjarak sekitar lima meter dari Nolan!     

Saat ini, para pemain di depan Nolan adalah Wes Morgan dan Robert Huth, yang merupakan bagian dari lini pertahanan belakang. Dia memiliki ruang yang cukup untuk melakukan tembakan jarak jauh!     

"Sial..." Tang En menyumpah. Setelah itu, dia meninggikan suaranya dan berteriak, "Jangan biarkan dia menembak!"     

Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Nolan mengangkat kakinya di luar area penalti dan menembak.     

Wes Morgan bergegas maju dan menggunakan tubuhnya untuk memblokir tembakan mendadak ini; bola memantul satu kali di bahunya, dan kebetulan melaju ke arah yang berlawanan dari arah lompatan kiper. Suara bersorak yang nyaring segera terdengar dari tribun Selatan.     

"Kevin Nolan!" Martin Taylor berteriak dari kursi komentator.     

Setelah itu, rekannya, Andy Gray, berteriak lebih keras, "Tembakan jarak jauh yang indah! Di Liga Utama Inggris, Kevin Nolan telah menunjukkan empat tembakan jarak jauh seperti ini untuk kita! Dan dia melakukannya sekali lagi hari ini di EFL Cup. Golnya ini telah membantu Bolton unggul di stadion tandang!"     

Dari tepi lapangan, Tang En melihat bola yang terbang ke tiang gawang Nottingham Forest. Ward, yang telah melompat ke arah yang salah, tak bisa berbuat apa-apa. Tang En dengan marah melemparkan pukulan ke tanah, sebelum berbalik dan berjalan kembali ke kursinya. Walker juga tak bisa berkata-kata melihat tim kebobolan gol. Kalau saja Morgan tidak menghadang bola, mungkin bola itu takkan masuk.     

Tang En berdiri di depan Walker, dan berkata, "Dua belas menit, dan kita sudah kebobolan. Sebelum pertandingan dimulai, aku menghabiskan sepuluh menit berbicara tentang pentingnya pertahanan. Pada akhirnya, kita kebobolan lebih cepat! Kita baru bicara tentang Nolan, dan dia baru saja mencetak gol!"     

Walker menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tony, pikirkan seperti ini ... kebobolan gol lebih awal mungkin bukan hal yang buruk. Kita masih punya waktu tujuh puluh delapan menit untuk mengejar ketertinggalan skor."     

Tang En membalikkan badan dan menatap ke arah para pemain Bolton, yang berlari di sekeliling lapangan dan merayakan gol mereka, serta para fans Bolton, yang bersorak dari tribun Selatan. Dia mengertakkan giginya dan berkata, "Kau benar, Des. Tapi tak ada tim yang suka kebobolan gol ... Bagaimana kita bisa memainkan serangan balik kalau seperti ini?"     

Walker tak mengatakan apa-apa, karena dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Tang En benar; bagaimana Nottingham Forest, yang secara tak sengaja kebobolan gol, bisa melanjutkan strategi serangan balik mereka? Bagaimana kalau mereka menyerang? Bolton masih punya tiga gelandang bertahan yang menunggu mereka.     

Memikirkannya dengan cara seperti ini, Walker menyadari bahwa apa yang dikatakan Tang En memang benar. Dia menoleh dan memandang ke arah manajer Bolton Sam Allardyce, yang saat ini merayakan gol dengan asistennya di kursi manajer. Nolan sudah mencoba melakukan tiga tembakan jarak jauh dalam dua belas menit setelah pertandingan dimulai. Jelas, dia telah diperintahkan secara khusus untuk melakukan ini sebelum pertandingan. Allardyce memang sangat cerdik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.