Mahakarya Sang Pemenang

Bersiap-siap Bagian 1



Bersiap-siap Bagian 1

0Masuknya dua pemain juara, Demetrio Albertini dan Fernando Hierro, merupakan dorongan yang besar bagi semangat tim. Secara umum, tim Forest saat ini bisa dianggap sebagai sebuah tim muda. Para pemainnya dinamis, energik dan termotivasi, tapi masih kurang pengalaman. Dan Hierro dan Albertini, dua pemain veteran yang telah memimpin tim-tim besar untuk meraih kemenangan di Liga Champions UEFA, bisa membawa pengalaman dan stabilitas yang dibutuhkan oleh para pemain muda. Tang En percaya bahwa memiliki orang-orang yang lebih tua di dalam tim akan banyak menguntungkan tim, baik dalam latihan maupun pertandingan.     

Dia harus mengakui bahwa saat dia pergi mencari dua pria tua itu, dia sedikit termotivasi oleh keinginan egoisnya sebagai fans yang dulu juga menyukai keduanya. Meski demikian, perbedaan antara memiliki pemain veteran di tim Forest dan tidak memiliki mereka cukup jelas. Ini bisa dilihat saat latihan rutin. Para pemain muda selalu suka meniru para pemain terkenal dan Albertini dan Hierro bersedia mengajari anak-anak muda itu selama latihan.     

Meskipun Piqué adalah pemain Barcelona, ​​Hierro, mantan kapten Real Madrid, banyak mengajari rekan junior sesama Spanyolnya itu.      

Dan untuk Albertini, Twain secara khusus meminta George Wood agar belajar dari Albertini. Tak hanya untuk mempelajari sikap bertahan dan rute larinya, tapi juga mempelajari kemampuannya dalam mengatur serangan. Albertini bukan hanya gelandang bertahan.     

Twain memiliki harapan tinggi untuk Wood dan ingin membuat Wood lebih menyeluruh. Dia tidak boleh kehilangan bakat dan kelebihannya dalam bertahan, tapi kemampuan menyerangnya juga tidak boleh nol.     

Dia sering memuji prestasi Hierro dan Albertini di depan semua anggota tim, mengisyaratkan kepada para pemain muda bahwa kedua pemain veteran itu seharusnya menjadi teladan mereka.     

Secara pribadi, dia berharap agar Hierro dan Albertini bisa membantu para pemuda di dalam tim ini, dan dia berharap kedua pemain veteran itu tidak menolak melakukannya.     

Musim panas itu, Manchester United dan Arsenal tidak terlalu aktif di bursa transfer, sehingga Chelsea, dengan manajernya yang baru ditunjuk, dan Nottingham Forest yang menonjol serta baru dipromosikan menarik banyak perhatian.     

Sejak kedatangan José Mourinho di Stamford Bridge, Chelsea telah mendatangkan beberapa pemain kuat seperti Arjen Robben, Mateja Kežman, Petr Čech, Didier Drogba, dan banyak lainnya. Selain itu, Mourinho juga membawa serta para pemain yang berada dibawah pimpinannya dari FC Porto: Ricardo Carvalho, Paulo Ferreira dan Tiago Mendes.     

Sebagai manajer baru Chelsea, Mourinho berada di balik gelar juara Liga Champions UEFA. Gelar prestasinya itu jauh lebih bercahaya daripada milik Twain.     

Hal yang menarik bagi media Inggris adalah bahwa Mourinho jelas bukan orang yang mudah ditangani. Saat dia mulai bekerja di Chelsea, ucapannya kepada para pemain di hari pertama latihan tim dibocorkan ke media.     

"Berdiri di hadapanku adalah sekelompok pemain yang luar biasa. Tapi boys, kalian harus ingat — ada pelatih hebat yang sedang berdiri di depan kalian. Aku, José Mourinho, adalah manajer juara Eropa!"     

Sebelum ini, dalam konferensi pers yang diadakan oleh Chelsea untuk menyambut kedatangannya, dia menatap langsung ke arah kamera dan berkata, "Tolong jangan menyebutku arogan, tapi aku adalah juara Eropa dan kurasa aku adalah orang yang istimewa."     

Tak peduli apa yang dipikirkan oleh orang lain, media merasa senang. Tony Twain baru saja memimpin tim Forest dalam promosi mereka ke Liga Utama Inggris, dan semua orang masih ingat adegan di mana dia telah membuat Mark Lawrenson mencukur kumisnya di depan seluruh pemirsa televisi Inggris. Dan sekarang muncullah seorang pria Portugis yang benar-benar eksentrik selain Twain, berbicara dalam bahasa Inggris yang fasih, dan memancarkan pesona seorang pria yang sukses dan matang. Dia akan menjadi sebuah sosok media yang sangat bagus di setiap aspek.     

Satu-satunya penyesalan yang dimiliki media adalah bahwa, di pertengahan Juli, dua manajer yang paling individualistis ini tidak saling berhadapan secara langsung satu sama lain di bursa transfer pemain. Tim Forest berulang kali menghalangi Manchester United dan Arsenal dalam mendapatkan pemain yang mereka minati di bursa transfer, dimana hanya Chelsea yang tampaknya dibiarkan sendirian.     

※※※     

Allan menghitung dan memberi Twain catatan pengeluarannya selama periode transfer ini. Tang En terkejut saat mengetahui bahwa dia tidak menghabiskan terlalu banyak uang. Mungkinkah itu karena dia sudah terbiasa menjadi orang miskin?     

Hingga saat ini, tim Forest telah membeli total tujuh pemain. Membawa pulang Piqué hanya mengeluarkan dua ratus dua puluh ribu pound, memasukkan Bendtner ke tim hanya menghabiskan dua ratus ribu pound, dan membeli Lennon hanya perlu merogoh kocek sebesar satu juta. Kemudian, ia mendapatkan tiga pemain — Ribéry, Albertini, dan Hierro — secara gratis. Satu juta pound dihabiskan untuk membeli Chimbonda dari SC Bastia. Bek tengah Matthew Upson adalah pengeluaran terbesar tim Forest: empat juta pound.     

Menghemat uang itu memang bagus, tapi Allan berharap Twain akan terus meningkatkan investasi mereka di bursa transfer pemain. Meskipun Albertini dan Hierro adalah pemain level kejuaraan di mata Twain, mereka berusia lebih tua, dan daya tarik mereka tidak sebesar sebelumnya. Twain sebelum ini selalu terfokus pada bagaimana memaksimalkan kemampuan tim, dan telah mengabaikan permintaan pasar.     

Allan secara khusus mengatakan pada Twain bahwa dia berharap Twain mempertimbangkan untuk membawa pulang pemain populer dan mengatakan bahwa, kalau memungkinkan, akan lebih baik kalau pemain itu seorang striker.     

Dalam pandangan Tang En, satu-satunya pemain di tim Forest saat ini yang memenuhi syarat untuk berada di Liga Utama Inggris adalah Freddy Eastwood, Peter Crouch, dan Nicklas Bendtner. Yang terakhir disebut ini masih muda, dan diharapkan akan bisa menjadi pengganti sambil terus memacu perkembangannya secara progresif. Sementara untuk David Johnson ... Tang En awalnya ingin meminjamkannya, tapi Johnson ingin tetap bersama tim Forest.     

Memiliki tiga striker memang masih tidak terlalu meyakinkan bagi Tang En. Meningkatkan kekuatan serangan mereka adalah hal yang sangat penting.     

Dia mengambil daftar kandidat pemain miliknya; daftar ini secara khusus digunakannya untuk mencatat nama dan informasi para pemain yang menarik minatnya. Pada awalnya fungsi ini seharusnya digantikan oleh "Sistem Basis Data Pemain" yang diusulkan Twain Natal lalu. Tapi, saat dia menerima versi beta yang dikirim dari Amerika Serikat musim panas ini, dia hanya menggunakannya selama lima belas menit dan memutuskan untuk menghentikan kerja sama mereka dengan perusahaan IT Amerika itu. Sistem itu bodoh dan sulit untuk digunakan. Ada banyak masalah saat menggunakannya dan ada begitu banyak bug hingga Tang En tak lagi menghitungnya. Saat itu, dia masih punya begitu banyak hal yang harus diselesaikan hingga dia tak punya waktu untuk menangani masalah ini. Dia telah mengesampingkannya untuk sementara waktu. Sekarang dia harus mengganti program komputer itu dengan metode yang paling tradisional, pena dan kertas.     

Tang En memeriksa nama-nama itu satu per satu dan melingkari nama-nama pemain yang ia minati. Dengan mengesampingkan pertanyaan apakah tim Forest mampu membelinya, Tang En hanya akan melingkari nama-nama pemain yang ia minati dan kemudian memperkecil daftar itu setelah dia menyelesaikan langkah ini.     

Hernán Crespo, pemain sepak bola nasional Argentina, adalah salah satu pemain top dalam hal kekuatan dan daya tariknya di bursa pemain. Selain itu, hubungan antara Hernán Crespo dan manajer Chelsea, Mourinho, tidak terlalu baik. Setelah Mourinho berada di kantor selama beberapa hari, saat nama Crespo disebut-sebut, pria Portugis yang sok penting itu berkata, "Aku belum melihat Hernán Crespo sejak aku datang kemari. Apa kau melihatnya?" Kelihatannya akan memungkinkan untuk mengajukan penawaran ke Chelsea saat ini. Tapi kenyataan yang sebenarnya adalah Carlo Ancelotti sudah lama berjanji pada Hernán Crespo. AC Milan sudah menghubungi Chelsea, berharap bisa mendapatkan striker utama Argentina itu.     

Tang En mencoret nama Crespo.     

Patrick Kluivert, pemain sepak bola nasional Belanda, adalah striker Barcelona. Tapi hari-harinya di Camp Nou tampaknya akan berakhir sejak diperkenalkannya Samuel Eto'o dan Ludovic Giuly. Selain itu, dengan bangkitnya Lionel Messi, Kluivert telah kehilangan popularitas dan posisinya sebagai striker utama. Tentu saja akan bijak baginya untuk meninggalkan Barcelona saat ini. Tapi apakah dia akan datang ke tim Forest? Sepertinya tidak; Newcastle baru saja mengumumkan bahwa Kluivert adalah pemain mereka.     

Nama Kluivert juga dicoret.     

Nwankwo Kanu? Dia dilepaskan oleh Arsenal, jadi jelas Tang En juga tak menginginkannya.     

Setelah meninjau daftar itu, mata Tang En terpaku pada dua orang dari tim yang sama.     

Leeds United akhirnya terdegradasi ke Liga Satu musim lalu, dan hal itu sangat memilukan bagi para fans Leeds United. Tapi bagi manajer tim lain, itu adalah kesempatan yang bagus untuk melakukan pembelian besar-besaran.     

Tang En bukan fans Leeds United, jadi dia senang melihat Leeds United terdegradasi dan bangkrut seperti yang dia prediksikan, dan melihat mereka terpaksa menjual pemain bintang tim mereka untuk membayar hutang-hutang klub.     

Dia mengincar dua striker Leeds United: Alan Smith dan Mark Viduka.     

Sebenarnya, Smith bukanlah seorang striker. Dia lebih mirip gelandang daripada seorang striker. Tapi Tang En berpikir bahwa seorang striker seperti Smith akan bisa meningkatkan potensi tim Forest dalam melakukan serangan di lini depan. Dia tahu itu dengan pasti. Menurut ingatannya, Smith akan pergi ke Manchester United musim panas ini, tapi karena dia sudah mengambil Piqué dari Manchester United, kenapa dia tidak mencoba yang terbaik untuk merebut Smith?     

Satu-satunya hal yang menjadi masalah adalah aspirasi individu pemain. Kontrak antara Smith dan Leeds United sudah habis. Di musim panas, ia bebas memilih untuk pergi ke tim favoritnya, daripada menyerahkan keputusan itu di tangan klub. Ini membuat tim Forest berada pada posisi yang kurang menguntungkan di awal persaingannya dengan Manchester United.     

Sebenarnya, Tang En benar-benar ingin memberi tahu Smith bahwa pergi ke Manchester United bukan berarti karirnya akan mencapai puncak, tapi itu lebih mirip seperti perangkap madu. Tapi sekali lagi, dia tidak bisa mengatakan itu. Kenapa? Karena kalaupun dia mengatakannya, Smith takkan mempercayainya. Dia mungkin berpikir bahwa itu hanyalah cara untuk membujuknya agar bergabung dengan tim Forest.     

Bukankah ada lebih banyak peluang untuk mencapai kemenangan di klub besar daripada di klub yang baru dipromosikan? Kalaupun aku tidak pergi ke Manchester United, kenapa aku harus memilih Nottingham Forest?     

Dalam upayanya untuk membujuk Smith, Tony Twain dari Nottingham Forest kalah dari Sir Alex Ferguson dari Manchester United. Nottingham Forest tidak bisa menandingi daya pikat klub besar.     

Sejauh berkenaan dengan pemain muda, dia masih bisa memikat mereka dengan peluang untuk tampil secara reguler dalam pertandingan. Tapi, bagi para pemain dewasa yang tak lagi perlu mengembangkan permainan mereka melalui penampilan reguler dan merindukan kejayaan, Tang En tak punya ide lain untuk menarik perhatian mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.