Mahakarya Sang Pemenang

Forest di Bursa Transfer Pemain Bagian 2



Forest di Bursa Transfer Pemain Bagian 2

0Ribéry tiba-tiba saja berteriak-teriak dengan suara keras, membuat semua penyewa di rumah itu terkejut. Mereka semua berdiri di tangga dan menatap bingung pada pemuda dengan bekas luka di wajahnya, yang berputar-putar dan berteriak-teriak berulang kali. Induk semang yang gemuk menyeruak maju dari belakang kerumunan dan berteriak dengan suara yang lebih keras dari Ribéry untuk menenangkannya. Ribéry akhirnya menghentikan kegilaannya.     

"Franck, ada apa denganmu?" tanya si induk semang.     

Ribéry berteriak, "Aku akan ke Inggris, aku akan ke Inggris!"     

"Inggris? Bukankah itu hanya menyeberang lautan? Apa yang akan kau lakukan di sana?" tanya seorang lelaki tinggi kurus yang hanya memakai celana dalamnya.     

"Bermain sepakbola! Bermain sepakbola profesional!!" Hanya memikirkan tentang panggilan telepon itu dan sebuah masa depan di Inggris, wajah Ribéry tampak penuh dengan kegembiraan. "Aku ... aku akan mentraktir kalian semua untuk makan malam! Dan minuman! Aku ingin merayakan!"     

Sang induk semang menadahkan tangannya dan berkata dengan tegas, "Yah, Franck, karena kau punya uang, bayar dulu sewa bulan lalu."     

Setelah menyebutkan tentang itu, wajah Ribéry kembali muram. "Boleh aku berhutang dulu padamu, Bibi Emma? Kau tahu aku ..."     

Melihat Franck merasa malu, si induk semang tersenyum sambil berjalan menuruni tangga lalu memeluk Ribéry. "Oke, jangan khawatir, Franck. Semoga beruntung." Lalu dia mencium dahi Ribéry dengan lembut. Setelahnya, para penyewa yang tinggal di bawah atap yang sama juga mendatangi Ribéry dan mengucapkan selamat kepadanya karena telah menemukan tim sepakbola lain.     

"Lakukan yang terbaik, Franck! Jadilah pemain bintang! Sama seperti Thierry Henry!"     

"Biarkan seluruh Perancis tahu bahwa kita bisa menghasilkan superstar kalau kita bekerja keras!"     

"Franck — Ribéry!"     

"Olé! Olé!"     

※※※     

Ribéry merasa beruntung bahwa tim Liga Utama merasa tertarik padanya meskipun ia hanya pemain muda yang tak dikenal dan bermain di Championnat National. Masalah terbesarnya telah terpecahkan.     

Dan Tony Twain juga merasa bahwa dia beruntung. Entah FC Metz yang memang belum mendekati Ribéry, atau ada sesuatu yang tak terduga telah terjadi. Bagaimanapun, kekuatan utama tim nasional Prancis di masa depan untuk lini tengah, prajurit Scarface yang luar biasa di Piala Dunia yang diselenggarakan di Jerman, sekarang menjadi miliknya. Sebagai pemain yang bisa berlari sangat cepat dan penggiring bola yang luar biasa, Ribéry akan menjadi seperti pisau tajam di sayap kiri tim Forest; dia juga bisa bermain sebagai gelandang serang, pemain sayap kanan, dan penyerang. Bisa mendapatkan gelandang yang serba bisa secara gratis? Dimana lagi ada kesepakatan sebagus ini?     

Kesepakatan kerja itu diselesaikan empat hari kemudian, dan Nottingham Forest memperoleh gelandang Prancis berusia dua puluh satu tahun, Franck Ribéry, secara gratis. Saat tim Forest mengumumkan tentang kesepakatan ini di situs web resmi mereka, bahkan koresponden dan komentator Inggris dengan pengetahuan sepakbola yang paling menyeluruh tidak tahu siapa Franck Ribéry. Tapi, wajah parutnya menjadi pusat perhatian media. Terkait berita bergabungnya pemain itu dengan tim, pandangan umum media adalah, karena Twain tidak perlu mengeluarkan satu penny pun, dia hanya sedang memperbanyak jumlah pemain cadangan.     

Karena Twain telah merentangkan jala untuk mendapatkan target di Perancis, ada satu orang lagi yang tak bisa ditinggalkan begitu saja. Sehari kemudian, tim Forest mengumumkan kesepakatan kontrak dengan tim Lique 1 Perancis, SC Bastia. Dengan harga satu juta pounds, tim Forest membawa pulang bek kanan utama Bastia, Pascal Chimbonda. Sebagai bek kanan Bastia, Chimbonda telah tampil dalam tiga puluh satu pertandingan di musim lalu dan mencetak satu gol. Dengan penampilannya yang luar biasa, dia telah menarik minat banyak tim. Dan kali ini, Twain, sekali lagi, lebih cepat daripada para pesaingnya.     

Dalam hal bek tengah, meskipun tim Forest sudah memiliki Gerard Piqué, Clint Hill, dan Wes Morgan, ini masih belum cukup. Mereka akan bertanding dalam beragam turnamen musim ini.     

Memasuki bulan Juli, berita-berita terbaru di situs web resmi tim Forest tentang transfer pemain terus-menerus diperbarui.     

Pada tanggal 1 Juli, Nottingham Forest mengumumkan kesepakatan mereka dengan Birmingham City FC untuk membeli bek tengah utama Birmingham, Matthew Upson, seharga empat juta pound. Upson, yang berasal dari pelatihan pemuda Arsenal, bukanlah bek papan atas di Liga Utama, tapi dia masih bisa memainkan peran utama di tim mid-stream Liga Utama. Dan alasan utama kenapa Twain tertarik padanya adalah karena Upson yang berusia 25 tahun memiliki pengalaman yang lebih banyak dari bek tengah lain di tim Forest, dan dia juga telah bermain di banyak tim. Selain itu, transfernya ke Nottingham Forest, hingga tingkatan tertentu, terasa seperti mengunjungi kembali tempat lama bagi Upson. Dia pernah dipinjamkan ke tim Forest oleh Arsenal, tapi sayangnya dia hanya diturunkan di satu pertandingan.     

Di lini depan, Twain melepaskan Gareth Taylor, yang telah bergabung dengan tim musim lalu. Twain memberinya dua pilihan: menerima nasibnya sebagai pemain cadangan, atau ditransfer atau dipinjamkan. Taylor memilih opsi yang terakhir, dan tim Forest sekarang sedang bernegosiasi dengan beberapa tim yang tertarik pada Taylor.     

Eoin Jess mengakhiri kontraknya dengan tim Forest dan memilih untuk kembali ke Aberdeen Football Club untuk pensiun. Tim Forest kini kekurangan pemain di lini tengah yang bisa mengatur serangan dan jago menendang bola mati.     

Twain awalnya tertarik pada Mikel Arteta, yang baru saja kembali ke Spanyol dari Rangers Football Club di Skotlandia. Dia berharap bisa membujuknya untuk bergabung dengan tim Forest yang ambisius. Tapi Arteta tidak tertarik pada tim Forest yang baru dipromosikan karena Real Sociedad dari La Liga telah mengundangnya. Sebagai orang Spanyol, tim dari tanah airnya jelas lebih cocok untuk Arteta. Dia menolak Twain dan memilih untuk pergi ke Real Sociedad.     

Twain menghela nafas setelah mengetahui pilihan Mikel Arteta. Meskipun dia telah berhasil mengubah masa depan Piqué, dia tidak berhasil mengubah masa depan Arteta. Mikel Arteta adalah produk bagus lain dari pelatihan pemuda FC Barcelona. Dia pernah dianggap sebagai penerus Guardiola, pemilik jersey #4 di Barcelona. Sebagai gelandang tengah, ia sangat bagus dalam mengatur serangan, dan gerak kakinya juga bagus dalam menendang bola mati. Itulah alasan kenapa Twain tertarik padanya.     

Tapi ternyata Arteta memilih untuk bergabung dengan Real Sociedad, persis seperti yang diingat Tang En. Tanpa memiliki peluang untuk diturunkan dalam pertandingan saat dia berada di Barcelona, ​​Mikel Arteta tak punya pilihan selain dipinjamkan ke tim lain untuk bisa bertanding. Di musim 2000-01, ia dipinjamkan oleh Barcelona ke Paris Saint-Germain. Meskipun dia hanya bermain dalam enam pertandingan, dia berhasil mencetak satu gol. Pada musim 2001-02, ia terus dipinjamkan ke Paris Saint-Germain, dan penampilannya tidak buruk. Saat dia kembali ke Barcelona, ​​dia melihat masih tak ada tempat untuknya. Tak memiliki pilihan lain, ia akhirnya mengakhiri kontraknya dengan Barcelona dan pergi dengan transfer gratis ke Rangers di Skotlandia. Dua musimnya di Skotlandia sangat luar biasa. Dia bermain sebanyak lima puluh kali untuk tim dan mencetak sepuluh gol. Kemudian, Real Sociedad menunjukkan ketertarikan mereka pada Mikel Arteta di Skotlandia dan mengiriminya undangan. Arteta dengan bangga kembali ke Spanyol hanya untuk menemukan bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di Real Sociedad, ia masih belum mendapat peluang untuk bermain, dan setelah setengah musim pada Januari 2005, ia dipinjamkan ke tim Inggris, Everton, oleh Real Sociedad. Setengah musim kemudian, ia akan secara ditransfer secara permanen ke tim Liverpool. Setelah melalui satu lingkaran besar, dia akhirnya menemukan rumah yang stabil. Pada saat itu, dia sudah berusia dua puluh tiga tahun. Dia menyia-nyiakan masa mudanya dengan berpindah-pindah tanpa henti.     

Tang En ingin memotong peran Real Sociedad pada titik ini dan membawa Mikel Arteta, yang telah terbiasa dengan sepakbola gaya Inggris, dari Glasgow yang dingin ke Nottingham. Apa yang harus dilakukan....     

Ini adalah takdir, setiap orang memiliki kehidupan mereka sendiri dan harus memulai perjalanan mereka ...     

Mikel Arteta bukan orang pertama yang menolak Twain di bursa transfer pemain, dan dia masih belum menyerah untuk mencari pemain yang bisa mengatur serangan di lini tengah. Kali ini, dia tertarik pada Xabi Alonso. Tapi, dalam hal kekuatan finansial dan pengaruh yang dimiliki oleh tim Forest, masih terlalu sulit untuk bisa menarik perhatian seorang gelandang yang diinginkan oleh Real Madrid.     

Alonso bahkan menolak untuk berbicara dengan tim Forest karena dia merasa yakin bahwa dia tidak ingin pergi ke tim yang baru dipromosikan. Kalau dia harus meninggalkan Real Sociedad, maka dia akan pergi ke tim besar. Pada akhirnya, Liverpool mendapatkannya dengan harga 10,5 juta pound.     

Setelah mengalami serangkaian kegagalan saat mencari seorang gelandang, berita lain datang dan menambah penderitaan Twain - tim Forest menerima faks dari negara timur yang jauh, Ukraina. Mereka telah mengajukan penawaran sebesar tiga juta pound kepada tim Forest, sebagai penawaran untuk membeli Serhiy Rebrov.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.