Mahakarya Sang Pemenang

Gangguan dari Tony Twain Bagian 1



Gangguan dari Tony Twain Bagian 1

0Tony Twain dan Dunn, yang telah membeli Piqué, segera meninggalkan Spanyol.     

Liga Utama Inggris akan dimulai lebih awal jika dibandingkan dengan kejuaraan di negara lain, dan akan mulai memasuki pertempuran sesungguhnya di pertengahan Agustus. Karena alasan itu, waktu persiapan bagi tim Liga Utama juga lebih awal dari negara lain.     

Saat ini, terutama bagi Tang En, ada sebuah masalah yang perlu ditangani: sertifikat pelatih bagi partnernya.     

Tony Twain memiliki sertifikat pelatih Level 4 FA (UEFA A); tentu saja, dia telah lulus ujian sebelum ini dan itu tidak ada hubungannya dengan Tang En, yang kemudian bertransmigrasi. Meskipun Dunn adalah Tony Twain yang asli, identitasnya saat ini sebagai pria Cina bahkan tak memiliki sertifikat pelatih Level 1 FA.     

Jujur saja, tanpa sertifikat pelatih, Football Association Inggris tidak akan mengizinkannya menjadi pelatih tim Liga Utama. Tapi kalau ini terjadi di liga tingkat bawah, Football Association hanya akan memalingkan kepala dan berpura-pura tidak tahu tentang itu. Ini adalah tradisi sepakbola Inggris. Kalau pemain yang sudah pensiun bisa memakai sarung tangan putih dan menjadi dokter tim, kenapa pemain yang sudah pensiun tidak bisa memakai setelan jas dan menjadi pelatih?     

Bagi hampir semua klub sepakbola di Inggris, membiarkan seorang pensiunan pemain yang telah mewakili klub selama bertahun-tahun menjadi pelatih tim adalah hadiah terbaik untuk kesetiaannya. Dan kesetiaan adalah hal yang paling mereka hargai.     

Dunn bukan pensiunan pemain di tim Forest, tapi dia bisa menjadi asisten manajer. Nottingham Forest bisa mendapat masalah dengan Football Association Inggris dan kalau ada yang merasa keberatan, itu bukan karena Dunn tidak punya sertifikat pelatih, melainkan karena dia terlalu muda, dan karena dia bukan orang Inggris.     

Tang En dan Dunn tidak punya solusi untuk memecahkan dua masalah ini. Mereka tidak bisa mengubah kebangsaan ataupun usia Dunn. Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah membuat Dunn mendapatkan sertifikat pelatih, dan membuat pengangkatannya sebagai asisten manajer yang baru menjadi lebih meyakinkan. Bagaimana mereka bisa berharap orang lain akan mempercayai asisten manajer muda yang tak punya sertifikat pelatih dan merupakan orang asing?     

Tang En telah bertanya secara khusus pada Dunn sebelum membuat pengaturan apa pun, dan Dunn merasa tak keberatan untuk mengikuti ujian lagi demi mendapatkan sertifikat pelatih, karena dia cukup yakin kalau dia bisa lulus.     

Jadi, Tang En meninggalkan Dunn di Nottingham dan terbang lagi dalam perjalanan lain.     

Kali ini, dia pergi ke Denmark untuk mencari pemain yang bisa memperkuat lini depan tim.     

Pemain Forest yang bisa bermain di lini depan setelah musim lalu adalah Freddy Eastwood dan Peter Crouch. Dua striker masih terlalu sedikit untuk tim yang membutuhkan banyak peluang untuk menyerang.     

Strategi transfer pemain untuk musim panas ini adalah mendapatkan bintang harapan masa depan. Terlepas dari apakah dia akan menjadi pemain Forest yang terkenal di masa depan, atau nantinya dijual untuk mendapatkan uang, semuanya akan berharga. Sama seperti Piqué.     

Dia pergi ke Denmark kali ini untuk mendapatkan pemain depan muda yang relatif belum dikenal saat itu: Nicklas Bendtner.     

Dia adalah seorang penyerang tengah dengan tinggi 6 kaki 3 inci, tapi kelincahan kakinya jauh lebih baik daripada sebagian besar penyerang tengah. Dia cepat, jago dalam bola atas, dan memiliki fisik yang kuat serta teknik yang luar biasa. Semua itu adalah kelebihannya, tapi kelebihan terbesarnya adalah usianya yang masih muda.     

Di paruh pertama 2004, ia bermain tiga kali dan mencetak tiga gol, mewakili tim nasional Denmark untuk pertandingan di bawah 16 tahun.     

Dalam ingatan Tang En, ia akan direbut oleh Arsenal di musim panas ini, dan sejak itu ia akan berlatih di tim pemuda Arsenal dan tim cadangan. Kemudian, pada musim 06-07, ia akan dipinjamkan ke Birmingham City dan merupakan kontributor terbesar promosi Birmingham City ke Liga Utama Inggris.     

Sekarang adalah musim panas 2004, dan kalau Tang En tidak segera bertindak, Bendtner akan diambil oleh Wenger. Meskipun Tang En tidak punya kesan buruk tentang manajer Arsenal itu, dia harus bersikap kejam dan tanpa belas kasihan saat menyangkut performa tim. Mengambil penerbangan non-stop ke ibukota Denmark, Kopenhagen, ia menggunakan pendekatan yang sama seperti yang ia lakukan dengan Piqué, dan menghubungi Bendtner dan agennya secara langsung, yang kemudian mengarah pada negosiasi selanjutnya.     

Negosiasi dengan Bendtner lebih sulit daripada yang dilakukannya dengan Piqué.     

Posisi di tim utama, lineup yang terdiri atas para pemain muda, tim Liga Utama Inggris, dan kualifikasi Liga Eropa UEFA adalah empat janji utama yang digunakan Twain untuk menarik seorang pemain agar bergabung dengan tim Forest. Semua janji-janji itu sangat menggoda, tapi Bendtner masih merasa ragu.     

Wenger dan Arsenal sangat terkenal. Tidak seperti Piqué, yang tumbuh di klub sepakbola yang kaya dan terkenal, Bendtner tidak tahu bahwa klub-klub besar penuh dengan banyak pemain berbakat, seperti dia. Pergi ke Arsenal bisa memuaskan egonya. Lagipula, itu adalah klub Liga Utama Inggris yang kaya, dan siapa yang pernah mendengar tentang Nottingham Forest?     

Twain hanya bisa berulang kali memberitahu analisisnya bahwa kalau Bendtner pergi ke klub-klub besar, ia hanya akan bermain di Tim Kedua sebagai pemain cadangan dan kemudian merasa kesal karena hanya akan bisa bermain di pertandingan melalui status pemain pinjaman. Sedangkan di tim kecil, ada benefit dimana dia akan sering diturunkan sebagai pemain reguler di tim utama. Selain itu, tim Forest juga akan bisa bergabung dengan Liga Eropa UEFA musim ini, dan mereka adalah pemenang EFL Cup musim lalu. Reputasi Nottingham Forest tidaklah buruk.     

Tapi, bayangan tentang klub besar sudah terlalu mengakar. Bagi pemain muda yang bermain di Denmark, undangan dari sebuah klub papan atas Eropa terlalu menarik untuk diabaikan. Arsene Wenger telah menjanjikan padanya bahwa masa depan Arsenal akan menjadi miliknya. Meski Bendtner tahu bahwa dia takkan bisa bermain di tim utama kalau dia pergi ke Arsenal sekarang, tapi adalah hal yang mulia untuk bisa menjadi striker utama the Gunners di masa depan.     

Oleh karena itu, Twain menceritakan padanya kisah tentang sebuah klub besar, dan menggunakan bek tengah muda Barcelona Gerard Piqué sebagai contohnya. Barcelona juga sebuah klub besar, tapi Piqué mencoba segala cara untuk pergi dari sana. Sekarang dia adalah pemain untuk Nottingham Forest, dia tak perlu khawatir tidak bisa bermain di dalam pertandingan.     

Negosiasi dengan Bendtner berlangsung selama tiga hingga empat hari, dan pria Denmark berambut pirang itu akhirnya merasa yakin. Dia setuju untuk menolak undangan Arsene Wenger, dan bergabung dengan tim Nottingham Forest.     

Kemudian, sama seperti situasi yang dihadapi oleh manajer Manchester United, Wenger menerima telepon dari perekrutnya di Denmark yang memberitahukan kepadanya bahwa penyerang jenius Denmark yang harus dimiliki Arsenal, yang dikenal sebagai "Ibrahimovic dari Denmark," Nicklas Bendtner, sudah menolak undangan mereka.     

Pikiran pertama Wenger adalah Ferguson telah melakukan sesuatu di belakang punggungnya. Dia tidak menduga saat perekrut itu memberitahunya bahwa pria yang melakukannya adalah manajer Nottingham Forest, Tony Twain, yang secara pribadi pergi ke Kopenhagen untuk mengamankan Bendtner.     

Saat dia mendengar nama itu, Wenger tertegun sejenak dan dia teringat pertempuran di tengah hujan saat itu.     

Dia baru sadar bahwa kata-kata yang diucapkannya sebelum ini dengan cepat telah menjadi kenyataan.     

Lain kali mereka bertemu, itu adalah di Liga Utama Inggris.     

"Selain itu, Pak, ada sesuatu yang sangat menarik dan saya pikir Anda mungkin ingin mendengarnya."     

"Apa itu?"     

"Apa Anda masih ingat bek tengah Barcelona yang masih muda, Gerard Piqué, dimana kita bersaing dengan Manchester United untuk mendapatkannya beberapa waktu yang lalu?"     

Wenger mengangguk, "Tentu saja, aku merasa sangat kesal saat dia memilih Manchester United."     

Si perekrut di ujung telepon tertawa. "Pak! Piqué tidak jadi pergi ke Manchester United. Dia, seperti target kita ini, Bendtner, dibawa pergi oleh orang lain di tengah negosiasi. Meskipun beritanya masih belum diumumkan, semuanya sudah dipastikan. Piqué sekarang telah menjadi pemain Nottingham Forest!"     

Wenger tertegun sejenak dan kemudian ikut tertawa.     

Liga Utama musim ini mulai menarik, bukankah begitu?     

※※※     

Setelah menyelesaikan masalah transfer dengan Piqué dan Bendtner, Tang En tidak perlu lagi pergi ke mana-mana secara pribadi untuk merekrut pemain. Mereka memiliki sistem yang sempurna; transfer pemain bisa diatur melalui telepon atau faks. Kalau Tang En selalu diminta untuk datang sendiri setiap kali, bagaimana dia bisa mengurusi hal-hal yang lain?     

Edward Doughty masih berada di Amerika Serikat bersama istri dan anak-anaknya. Dia baru saja menjadi ketua baru klub sepakbola, dan tim Forest telah memenangkan gelar piala dan kualifikasi ke Liga Utama Inggris. Dia sedang dalam suasana hati yang sangat baik, dan tidak terlalu khawatir tentang urusan umum di dalam tim. Bagaimanapun juga, Tony mengawasi tim dan Allan bertanggungjawab atas operasional tim. Dia tidak perlu melakukan apa-apa.     

Mereka bisa membahas masalah yang muncul melalui faks atau telepon dan semuanya bisa langsung diputuskan.     

Selama periode ini, Twain mempekerjakan tiga perekrut baru untuk tim. Bersama dengan dua perekrut yang ada saat ini, tim Forest kini memiliki lima orang perekrut, yang jumlahnya tidak bisa dianggap kecil untuk sebuah tim yang baru saja dipromosikan ke Liga Utama Inggris. Jelasnya, kalau dibandingkan dengan Manchester United dan Arsenal, yang memiliki perekrut sepakbola di seluruh dunia, lima orang perekrut jelas masih dianggap kurang.     

Akan tetapi, pembentukan tim adalah proses yang sangat panjang, dan tidak bisa diburu-buru; semuanya harus dibangun selangkah demi selangkah.     

Masih ada beberapa hari sebelum tim mengakhiri liburannya dan kembali berkumpul. Tang En menjadi lebih sibuk. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan olehnya seperti misalnya pemain mana yang dibutuhkan tim Forest di pasar transfer dan siapa yang bisa dibeli, serta siapa yang harus dilepaskan setelah promosi mereka ke Liga Utama. Belum lagi pengaturan pertandingan pemanasan, produksi buletin tim, dan wawancara media.     

Hal yang paling meresahkan baginya adalah bagaimana memperkenalkan dan menempatkan seorang pemuda Cina, yang kelihatannya tidak berpengalaman, dan tidak dikenal ke dalam tim pelatih Forest. Edward masih belum tahu tentang identitas asisten manajer yang baru. Tapi saat dia tahu, bagaimana ekspresi di wajahnya?     

Tang En merasa kalau Edward takkan tersenyum, menepuk pundaknya dan berkata, "Orang-orang muda itu hebat."     

Dia juga merasa para pemain takkan mempercayainya setelah mendengarnya berkata "Meski asisten manajer ini terlihat masih sangat muda, tidak punya sertifikat pelatih, dan tidak dikenal, dia sebenarnya sangat kuat!"     

Tang En juga merasa bahwa staf pelatih, dokter tim di tim medis, perekrut tim, para pekerja pemelihara rumput, chef di restoran klub... dan bahkan Ian MacDonald, yang membukakan gerbang, takkan mudah percaya bahwa Dunn adalah seorang asisten manajer berkualifikasi yang bisa sangat membantunya sebagai manajer.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.