Mahakarya Sang Pemenang

Clough Kedua? Bagian 2



Clough Kedua? Bagian 2

0Reporter dari BBC tersenyum ke arah kamera dan berkata, "Mari kita dengar apa yang akan dikatakan José Mourinho."     

José Mourinho, yang telah menerima wawancara dari hotel tempat dia menginap, muncul di layar. Dia mengenakan mantel hitamnya yang khas dan terlihat cukup keren.     

"Clough? Aku mengenalnya. Pujiannya membuatku sangat senang. Tapi, sama seperti Tony, aku tidak ingin menjadi penerus siapa pun. Aku tidak suka dengan berita yang selalu kalian ungkit tentang "pertarungan antara penerus Clough." Kurasa dunia akan lebih damai kalau kalian bisa melakukan sesuatu yang lebih berguna dengan waktu senggang kalian. Disamping itu, kurasa membandingkan seorang manajer yang telah memimpin tim menjadi juara Champions UEFA dengan manajer yang belum mencapai apa-apa tidaklah adil bagi manajer itu."     

Tang En bersikap tidak ramah pada José Mourinho, tapi Mourinho juga tak mau diam begitu saja. Meski dia tampak bersimpati pada Tony, yang telah dibanding-bandingkan dengan seorang manajer sukses sepertinya, dia sebenarnya mengejek Tony Twain yang kurang berprestasi sebagai seorang manajer.     

David Kerslake, yang sedang menonton di depan televisi, melirik Tang En seolah ingin mengetahui reaksinya. Tapi Tang En tidak melakukan apa-apa kecuali mematikannya, dan memberi tahu Kerslake, "Baiklah, David. Ayo kita terus mempelajari Chelsea ..."     

Meskipun Tony tampak tenang, media tidak mempercayainya. Sebelum kedatangan José Mourinho di Inggris, media berharap Tony bisa membantu meningkatkan penjualan surat kabar. Kemudian, setelah Mourinho datang ke Inggris dengan ketenarannya sebagai manajer juara Champions UEFA, ia telah menarik perhatian semua orang selama beberapa saat. Mulut besarnya dan karakternya yang suka pamer membuatnya menjadi kesayangan media. Sekarang saat dua orang manajer ini, yang sama-sama memiliki karakter yang ekstrim, saling bertemu, bagaimana mungkin semuanya akan tenang dan baik-baik saja tanpa ada insiden?     

Ini hanyalah awal dari perang kata-kata mereka.     

※※※     

Asumsi media memang cukup akurat. Tang En, tentu saja, takkan membiarkan siapapun memandang rendah dirinya. Dia takkan membiarkannya terjadi meski orang itu adalah manajer juara Champions UEFA satu kali seperti José Mourinho, dan meski Tang En, sebagai fans sepak bola, menyukai karakter kuat sang manajer. Sekarang setelah mereka menjadi lawan, dia takkan menunjukkan kekagumannya pada manajer itu.     

Sebenarnya apa yang membuat Tang En memuja José Mourinho? Di masa lalu, itu karena dia adalah seorang fans sepak bola. Melihat seorang manajer dengan karakter yang tak biasa membuatnya kelihatan hebat. Sekarang setelah Tang En sendiri telah menjadi seorang manajer yang cukup berkarakter, dia tidak perlu melihat ke arah orang lain. Dia hanya perlu mengagumi dirinya sendiri.     

Pada hari kedua sebelum pertandingan, saat Tang En menerima wawancara dari para wartawan, banyak diantara mereka mengangkat topik komentar José Mourinho dan ingin mendengar balasan Tony. Dia tidak mengecewakan mereka. Dia tahu bahwa para wartawan ingin mendengar sesuatu yang sensasional darinya. Pada saat yang sama, dia juga memanfaatkan mereka.     

"Tentu saja, di mata seorang manajer tim juara Champions UEFA, kejuaraan EFL pastilah sama sekali tak ada artinya seperti layaknya udara kosong. Kita harus memahami perasaan seorang manajer juara, yang telah menikmati makan malam yang mewah hingga dia menghina masakan rumahan orang biasa. Jadi, sebelum ada pesta yang berikutnya, seorang manajer juara pasti tidak ingin memakan makanan orang biasa. Kuharap dia takkan kelaparan sebelum merayakan pestanya yang kedua."     

Wartawan yang mewawancarai José Mourinho menyebutkan tentang hal ini kepadanya. Jawaban Mourinho sangat elok. "Orang kampungan selalu mengira para bangsawan mengadakan pesta-pesta besar. Tapi bagi para bangsawan itu sendiri, semua itu adalah makanan rumahan."     

Pertandingan resminya bahkan belum dimulai, tapi manajer dari kedua belah pihak sudah terlibat dalam pertempuran kata-kata yang begitu sengit hingga suasana memanas. Hal ini membuat media dan publik yang menonton merasa sangat puas. Kepergian Clough adalah sebuah kehilangan yang menyedihkan bagi dunia sepakbola Inggris. Tapi menyaksikan kedua manajer muda ini saling berhadapan, orang-orang merasa mereka takkan bosan, bahkan setelah kepergian Clough.     

Di kolom web pribadi Lineker, dia berkomentar, "Meskipun prestasi kedua manajer muda ini belum bisa dibandingkan dengan Brian Clough, mulut mereka jelas menunjukkan tanda-tanda penerus Clough."     

※※※     

Dengan meninggalnya Clough dan opini populer tentang pertandingan yang menjadi persaingan antara "penerus Clough," pertandingan itu menjadi sorotan di putaran Liga Utama saat ini. Ini terlepas dari betapa jarangnya hal ini, jika dilihat dari peringkat, bahwa pertandingan antara Chelsea, yang ada di peringkat kedua, dan Forest yang berada di peringkat 13, menjadi sebuah titik fokus.     

Tang En merasa bahwa meninggalnya Clough takkan terlalu memberikan dampak bagi tim Forest saat ini. Lagipula, jaman Clough sudah sangat lama, dan banyak pemain di Forest yang sudah pergi. Di tim saat ini, berapa banyak yang masih memiliki rasa kasih sayang khusus untuk Clough? Sama halnya seperti rekor itu; para pemain seperti Gerard Piqué dan Nicklas Bendtner bahkan tidak tahu tentang keberadaan rekor itu.     

Jadi, sama seperti sebelumnya, dia tidak membicarakan tentang kontribusi Clough bagi tim Forest maupun prestasi yang dicapai Clough dalam pertemuan sebelum pertandingan. Tang En percaya kalau para pemain benar-benar peduli tentang tim, mereka pasti sudah tahu tentang hal-hal yang memang harus mereka ketahui. Dia tidak perlu mengulangi kejayaan yang pernah diraih Forest lagi dan lagi seperti gosip yang dibesar-besarkan.     

Di ruang ganti City Ground, para pemain duduk di berbagai tempat, mengganti pakaian mereka setelah melakukan pemanasan dan menunggu peristiwa yang sudah terjadwal; Tang En biasanya selalu mengucapkan beberapa kalimat kepada mereka sebelum setiap pertandingan.     

"Jadi, belakangan ini, tim Forest telah mengalami banyak hal. Aku yakin kalian semua sudah tahu. Tapi semua itu tidak ada hubungannya dengan pertandingan hari ini. Aku yakin semua orang paham bahwa ini sama seperti pertandingan liga yang biasa. Tidak ada perbedaan, kecuali bahwa lawan kita sedikit lebih kuat. Tapi seberapa kuat mereka? Apa Arsenal bisa unggul atas kita di stadion kandang kita?"     

Eastwood berteriak saat dia menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak!"     

"Jadi, nasib Chelsea juga akan sama. Tapi kuharap aku tidak melihat kesalahan menit terakhir terjadi lagi. Kalau memang harus ada kesalahan, aku lebih suka mereka dilakukan lebih awal. Tapi apa kalian berencana untuk membuat kesalahan?"     

Semua orang menggelengkan kepala.     

"Benar. Tidak ada yang mau melakukan kesalahan, jadi kuatkan diri kalian! Pria Portugal itu memandang rendah diri kita. Apa kalian tahu bagaimana dia memanggil kita? 'Orang kampungan'... pfft, orang kampungan! Hierro, apa Real Madrid adalah tim dengan sekumpulan orang kampung?"     

Hierro menggelengkan kepalanya. "Itu tidak mungkin."     

"Deme, apa AC Milan tim orang-orang udik?"     

Albertini juga menggelengkan kepalanya. "Tidak, Pak."     

"Bagus sekali. Aku harus mengakui bahwa Chelsea, dengan bos Rusia mereka, jauh lebih kaya dari kita. Mereka lebih terlihat seperti bangsawan. Tapi jangan lupa siapa yang berasal dari Nottingham: si pencuri hebat Robin Hood! Kalau bangsawan Chelsea hanya tinggal di kastil Stamford Bridge yang tak tertembus seperti kura-kura pengecut, kita tak perlu peduli tentang mereka. Sekarang setelah mereka datang dan mengetuk pintu kita, mereka tidak bisa menyalahkan kita kalau kita bersikap tidak sopan. Ini adalah Nottingham, sebuah hutan dengan banyak bahaya tersembunyi. Ayo kita tunjukkan pada Chelsea apa yang bisa kita lakukan. Biarkan mereka datang, dan tak pernah kembali!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.