Mahakarya Sang Pemenang

Perlu Menang Bagian 2



Perlu Menang Bagian 2

0Saat semua orang berhenti tertawa, Twain menatap mereka semua dan berkata dengan serius, "Meskipun pada akhirnya kita tidak mengalahkan Arsenal, kurasa kalian semua bisa melihatnya ... juara bertahan itu tampak menyedihkan saat kita menekan mereka dengan keras. Kalau aku bilang tim Forest sama sekali tidak takut pada lawan, aku tidak bohong, kan?"     

"Tidak!" Para pemain menjawab dengan suara keras.     

"Dengan keberuntungan yang lebih baik, kita bisa mengalahkan mereka. Hal yang sama juga berlaku untuk lawan yang lain. Meskipun tim Forest adalah tim yang baru dipromosikan, kita berada di garis start yang sama dengan mereka. Apa ada yang merasa ragu tentang masa depan tim kita hanya karena hasil imbang?"     

Semua orang menggelengkan kepala di saat bersamaan.     

"Bagus sekali. Aku juga tidak." Twain dengan tegas mengangguk dan menepukkan kedua telapak tangannya, "Keluar dan lakukan pemanasan; ayo kita lakukan latihan pemulihan!"     

Saat Twain membuka pintu untuk keluar dari ruangan, dia terkejut. Ada banyak sekali fans di luar lapangan latihan. Jumlahnya berkali-kali lipat lebih banyak dari biasanya, tapi mereka tidak membuat keributan. Mereka hanya bersorak saat melihat Twain dan para pemain keluar ke lapangan.     

Umumnya, hari pertama latihan setelah pertandingan memang benar-benar terbuka untuk umum, karena ini pada dasarnya adalah latihan untuk memulihkan kondisi mereka. Tak ada hal yang perlu dirahasiakan dari media. Tapi, ini adalah yang pertama kalinya bagi Twain untuk melihat begitu banyak fans berkumpul di tepi lapangan latihan tim Forest.     

Tanpa harus menebak, Twain tahu alasan kenapa mereka ada di sini. Dia melihat ke arah para pemain yang masih terkejut dan berkata, "Latihan pagi ini dibatalkan, guys, pergilah kesana dan berikan beberapa tanda tangan untuk mereka. Jangan menolak permintaan mereka." Dia menunjuk ke arah para fans yang tampak antusias.     

Di sudut lapangan, reporter stasiun BBC Five tersenyum ke arah kamera dan berkata, "Dari pemandangan ini, Anda mungkin akan berpikir bahwa tim Twain-lah yang telah menciptakan rekor baru."     

※※※     

Perkara Arsenal yang berhasil mengukir rekor tak-terkalahkan yang baru adalah hal yang besar, tapi bagi Tang En, perkara itu bukanlah hal besar baginya.     

Dia tak lagi peduli apakah Arsenal melanjutkan rekor tak terkalahkan itu hingga menjadi empat puluh sembilan pertandingan sebelum kemudian diakhiri oleh Manchester United, seperti yang diingatnya.     

Tak ada banyak waktu baginya untuk mempedulikan tentang orang lain. Di tanggal 28, Nottingham Forest akan menantang tim Everton arahan Manajer David Moyes dalam pertandingan tandang di stadion Goodison Park.     

Tang En ingat bagaimana dia pernah bertemu dan berbicara dengan Moyes di resepsi asosiasi manajer waktu itu. Saat itu, mereka berdua sama-sama manajer muda, tapi Moyes tak hanya muda, tapi dia juga menjanjikan. Sementara itu, Twain, hanyalah manajer tak dikenal yang baru saja kehilangan pekerjaannya.     

Sekarang, semuanya berbeda. Tim Twain telah menjadi juara EFL Cup musim lalu dan bisa berpartisipasi di turnamen Eropa, dan ia telah memimpin timnya untuk dipromosikan ke Liga Utama. Meskipun dia baru memimpin tim selama setengah musim, dia telah dinilai sebagai manajer terbaik di Liga Satu pada akhir musim lalu. Dia juga muda dan sama-sama menjanjikan.     

Ini adalah persaingan diantara kedua pria muda itu. Setelah mendapatkan penghargaan musim lalu, Moyes secara khusus menghubungi Twain untuk mengucapkan selamat. Dia mungkin bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki hubungan paling dekat dengan Twain di Liga Utama, tapi tak ada ruang untuk persahabatan di dalam pertandingan sepakbola.     

Everton sudah bermain di tiga putaran pertandingan. Mereka masih belum berkompetisi dalam satu putaran, dan mendapatkan hasil satu menang dan satu kalah, dan berada di peringkat ke-13. Pertandingan yang belum mereka lalui adalah pertandingan dengan Manchester United. Pertandingan itu ditunda hingga tanggal 30 Agustus setelah putaran keempat diselenggarakan. Meskipun Moyes telah mencurahkan seluruh energinya untuk mempersiapkan pertandingan melawan Manchester United, Tang En merasa bahwa timnya tidak akan bisa memperoleh tiga poin di kandang Everton.     

Selama pertandingan melawan Forest, pemain Everton Duncan Ferguson mencetak dua gol sendirian dan menjadi pahlawan bagi timnya. Dua gol di kubu Forest dicetak oleh dua pemain yang berbeda. Gol pertama tim dicetak oleh striker, Viduka. Dalam pertandingan terakhir melawan Arsenal, ia menyia-nyiakan peluang yang diberikan padanya untuk mencetak gol sendirian, tapi dalam pertandingan ini, meski dijaga ketat oleh lawan, dia telah mencetak gol dengan sundulan yang indah. Gol yang kedua dicetak oleh pemain veteran, Hierro. Tim Forest dihadiahi tendangan penalti, dan Hierro adalah pilihan pertama tim untuk melakukan tendangan penalti. Dengan mudah dia berhasil mencetak gol dan menyamakan kedudukan menjadi 2: 2.     

Skor itu tetap bertahan hingga akhir, dan pertandingan berakhir imbang lagi.     

Skor akhir pertandingan adalah 2: 2.     

Kalau mereka hanya melihat hasil, ini kelihatan seperti sebuah pencapaian yang memuaskan karena bisa bermain imbang saat melawan Everton di kandangnya. Tapi rasanya sedikit kesal saat mereka memikirkan tentang fakta bahwa tim Forest mendapatkan hasil imbang di tiga pertandingan berturut-turut. Mereka sudah sangat dekat dengan kemenangan, tapi mereka tidak bisa memperolehnya. Umumnya, bagi sebuah tim yang baru dipromosikan, yang masih baru melalui empat putaran liga, mendapatkan tiga poin dan kalah dalam satu pertandingan sudah dianggap sebagai hal yang bagus. Tapi bagi Tang En, hasil imbang itu tidak ada gunanya. Dia membutuhkan kemenangan. Dan dia percaya bahwa setelah mereka memperoleh kemenangan yang pertama, maka kemenangan-kemenangan berikutnya akan menyusul.     

Masalahnya adalah ... kapan kemenangan pertama akan diperoleh?     

Dalam konferensi pers paska-pertandingan, sambil menghadapi pertanyaan-pertanyaan wartawan, Twain kembali mengungkapkan kepercayaan dan dukungannya kepada para pemainnya. Dia memuji penampilan tim dan tanpa ragu menyatakan bahwa dia sangat puas dengan prestasi mereka saat ini. Sebagai tim yang baru dipromosikan, ia merasa senang karena mereka hanya kalah di satu pertandingan.     

Media telah tertipu. Mereka berkomentar di artikel mereka sendiri:     

Tony Twain sangat senang dengan penampilan timnya!     

Tim Forest masih harus menempuh jalan yang panjang, tapi mereka melakukannya dengan sangat baik!     

Tujuan Nottingham Forest musim ini seharusnya adalah tetap berada di Liga Utama!     

Liga Utama Inggris dan Championship EFL adalah liga yang sama sekali berbeda, dan Manajer Tony Twain merasakan tekanan yang luar biasa!     

Dan seterusnya.     

Komentar-komentar seperti itu menghibur Tang En saat dia membacanya. Tapi, dia merasa senang dengan semua ini. Kenapa? Karena hal ini akan membuat bingung lawan Forest di putaran berikutnya.     

Karena adanya periode pertandingan untuk tim nasional, jeda istirahat diberikan selama dua belas hari setelah akhir putaran keempat di bulan Agustus. Pada tanggal 11 September, panasnya pertempuran Liga Utama akan kembali dimulai.     

Tang En tahu persis apa yang dibutuhkan timnya saat ini.     

Kemenangan.     

Dia membutuhkan kemenangan untuk memperkuat kepercayaan diri dan semangat para pemain, dan dia juga membutuhkan kemenangan untuk mengurangi tekanan yang dirasakan olehnya. Atau dia bisa membual dengan mengatakan apa saja, tapi kalau mereka masih tidak menang berturut-turut maka para pemain akan mulai memiliki pikiran-pikiran aneh. Tim-nya saat ini masih baru terbentuk. Dan apa yang menyatukan para pemain itu? Tentu saja, bukan kecintaan untuk tim ini. Itu karena saat Twain merekrut mereka, dia telah menjanjikan kemenangan dan kejayaan kepada mereka. Kalau semua pertandingan mereka hasilnya imbang ... Meski jika mereka bisa mencetak rekor empat puluh empat pertandingan yang tak-terkalahkan – tapi semuanya berakhir imbang – apa gunanya?     

Dia mengatakan kepada para pemain bahwa dia memiliki tujuan yang ambisius. Apa yang ia cari adalah kemenangan, dan kalau mereka bersamanya, akan ada peluang untuk mendapatkan kejayaan. Nah, sekaranglah saatnya melakukan sesuatu untuk membuktikannya.     

Di babak kelima liga, Nottingham Forest akan melawan Manchester City di kandang sendiri. Tim ini bukan target yang bisa dikalahkan dengan mudah oleh Twain. Tapi, dia dan tim Forest jelas tidak bisa menundanya lebih lama lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.