Mahakarya Sang Pemenang

Akhir yang Bisa Ditebak Bagian 1



Akhir yang Bisa Ditebak Bagian 1

0Bermain sepakbola itu seperti sedang berperang; perang itu adalah pertarungan semangat antar tim. Dalam pertarungannya dengan Henry, pertahanan George Wood yang sukses sangat meningkatkan semangat para pemain Forest; apa yang dilakukannya saat itu seolah memberi tahu mereka bahwa mereka tidak kalah dengan Arsenal. Bahkan kapten lawan, penyerang terkuat mereka, tidak mampu melewati Wood. Saat menghadapi tim Forest, pemain Arsenal yang lain juga akan sama saja!     

Segera setelah itu, Arsenal melakukan penyesuaian. Di menit ke-67, Wenger menggantikan Pennant, yang tidak menunjukkan penampilan yang bagus, dengan Ljungberg. Meskipun pemuda itu adalah orang Nottingham, dia menerima cemoohan paling banyak dari para penonton saat dia dimasukkan ke lapangan. Dia adalah pemain yang diasuh di bawah Notts County, saingan Forest.     

Kemudian, Wenger menggantikan Bergkamp, ​​yang telah terjepit sepenuhnya diantara Wood dan Albertini, dengan Reyes. Saat Reyes memasuki lapangan, Wenger menariknya ke samping dan menyuruhnya menyampaikan satu hal pada Fàbregas: "Tetap tenang."     

George Wood tampil gemilang, tak hanya dalam pertarungannya saat menghadapi Henry, tapi juga dalam penjagaannya terhadap Fàbregas; Wood berhasil menghambatnya untuk maju berkali-kali. Menghadapi pemain bertahan yang luar biasa, pemuda Spanyol itu benar-benar kehabisan ide tentang apa yang harus dilakukan.     

Tapi, Wenger bersikeras agar Fabregas tetap ada di lapangan. Di satu sisi, ia tidak punya pemain yang lebih baik untuk menggantikan pemain Spanyol itu; di sisi lain, dia merasa bahwa pengalaman ini akan menjadi latihan yang baik untuk Fàbregas. Kalau Cesc ingin menjadi pemain seperti Vieira, pertandingan semacam ini sangat dibutuhkan olehnya. Hanya setelah dia mengalami kemunduran maka barulah dia akan bisa melangkah maju; kalau tidak, ini akan menjadi akhir dari karirnya.     

Dia perlu belajar untuk mendinginkan kepalanya, menggunakan otaknya dan tidak hanya tubuhnya, untuk bermain sepak bola. Itu akan sangat membantunya. Bagaimanapun, kemampuan fisik Fabregas masih dibawah Wood, dan persaingan kemampuan fisik antar pemain akan terus terjadi di semua pertandingan. Kalau Fabregas selalu gagal bermain seperti standarnya yang biasa hanya karena dia berhadapan dengan pemain bertahan yang galak, dia takkan bisa berkembang lebih jauh.     

Munculnya Ljungberg dan Reyes di lapangan meningkatkan kemampuan ofensif Arsenal, memperbaiki gerakan sayap mereka yang tadinya melemah. Para pemain Wenger secara bertahap mulai mengambil kembali kendali, tapi mereka hampir kehabisan waktu.     

"Pertandingan sudah memasuki menit ke-75 dan skor masih tetap 1: 0. Tim tuan rumah Nottingham Forest masih unggul atas Arsenal. Melawan Forest, yang secara agresif menekan mereka dengan pertahanan, para pemain Arsenal kurang memiliki pilihan. Mereka telah membuat terlalu banyak kesalahan Kalau situasi ini berlanjut, hanya soal waktu sebelum Forest memenangkan tiga poin pertama mereka di liga musim ini."     

Hanya soal waktu...     

Pasti itulah yang dipikirkan oleh para pemain Forest di benak mereka. Meskipun bukan tidak mungkin, baik dalam teori maupun kenyataan, bagi tim yang baru dipromosikan untuk mengalahkan juara bertahan, gagasan mengalahkan juara bertahan, yang belum pernah kalah dalam 42 pertandingan, masih membuat para pemain bersemangat.     

Para pemain veteran dengan pengalaman yang sudah pernah melalui beragam situasi yang sama tahu persis bagaimana harus menangani pertandingan. Tapi ada terlalu sedikit pemain veteran di tim Forest; mereka tak bisa menghentikan para pemain muda, yang berpikir dalam hati, "Kami akan mengalahkan Arsenal! Kami akan segera menjadi kuda hitam luar biasa yang menghentikan langkah sang juara bertahan! Kemenangan beruntun mereka dengan 42 kali tanpa-kalah akan berakhir di bawah kaki kita!"     

Itu benar-benar masa depan yang menggoda.     

Sama seperti wajah memikat Medusa, hal itu menggoda anak-anak muda dari tim Forest untuk lupa bahwa mereka masih berada di tengah-tengah pertandingan yang intens; dan melupakan makhluk berbahaya macam apa yang sedang mereka hadapi.     

※※※     

Waktu pertandingan telah memasuki menit ke-80. Forest mempertahankan keunggulannya dan sorak-sorai antusias dari tribun penonton terdengar naik turun tanpa ada tanda-tanda akan berhenti.     

Ketika para pemain mulai kehilangan fokus mereka, pertahanan Forest yang keras mulai menunjukkan celah, dan ada semakin banyak celah yang kemudian bermunculan dengan cepat. Hal ini membuat para pemain Arsenal mulai merasa bahwa mereka bisa mengontrol bola lebih lama. Faktanya adalah, sejak beberapa waktu yang lalu beberapa pemain Forest tak lagi mencoba mendapatkan bola. Sebaliknya, mereka hanya melihat dan menunggu sebelum memutuskan apakah mereka harus bergerak maju untuk merebut bola atau hanya mundur dan menghalangi mereka menembak.     

Tang En merasakan bahaya di udara. Dia mengambil posisi di tepi lapangan dan berteriak sambil memberi isyarat dengan tangannya, "Rebut bolanya! Rebut bolanya! Rebut bolanya! REBUT BOLANYA! Jangan beri mereka kesempatan untuk mendapatkan bolanya! Sialan!"     

Apa yang diinginkan Tang En dari lini depan adalah penggunaan counter-pressing atau permainan yang opresif dan menekan lawan, tapi baik Viduka maupun Eastwood jelas tidak lagi bersemangat seperti di awal pertandingan. George Wood masih berlari tanpa istirahat, tapi apa dia bisa mencakup seluruh lapangan? Albertini juga masih berlari, tapi dia sudah berusia 32; dia masih punya keinginan tapi sudah tidak punya kekuatan.     

Ribéry, Ashley Young, Baines, dan Chimbonda ... semuanya kelihatannya sudah tak lagi bisa berlari. Pertandingan ini membuat mereka terus berlari maju dan mundur, mundur dan kemudian bergegas maju. Semua itu memberikan dampak pada stamina mereka. Meski begitu, Tang En masih berdiri di pinggir lapangan dan meminta mereka untuk terus merebut bola dan menekan lawan; untuk tidak membiarkan Arsenal mendapatkan peluang sekecil apapun. Bagaimana Forest bisa menunjukkan penampilan yang bagus selama 80 menit pertama? Itu karena mereka telah mengorbankan stamina mereka untuk mencegah Arsenal memasuki irama permainan yang familiar bagi mereka.     

Sekarang stamina mereka sudah mulai habis, dan Arsenal perlahan-lahan kembali memasuki ritme mereka.     

Fabregas juga sudah mendinginkan kepalanya. Dia tak lagi berniat menantang George Wood. Kalau Wood muncul untuk menekannya, ia akan segera mengoper bola. Setelah itu, melalui kesadaran posisinya, ia akan mencoba menciptakan peluang bagi dirinya sendiri untuk kembali menerima bola. Dia takkan terlibat pergelutan yang tak berguna lagi dengan Wood di lini tengah.     

Apa yang membuat sebuah tim kuat menjadi kuat? Pengalaman dan kesabaran mereka.     

Meskipun terjadi kekacauan di paruh pertama pertandingan dan aksi solo Henry yang gagal di dua upaya terpisah, situasi Arsenal yang tidak menguntungkan di lapangan ini tidak menyebabkan para pemain mereka lantas menjadi panik. Pergantian pemain yang dilakukan oleh Wenger telah menstabilkan kondisi Arsenal dan para pemain mereka menunggu kesempatan dengan sabar.     

Di menit ke-83, setelah kombinasi satu-dua dari Pirès dan Henry, bola tidak diteruskan ke area penalti yang ramai tapi justru diarahkan keluar. Gilberto Silva tiba-tiba muncul dari belakang dan melakukan tembakan panjang, tapi tendangannya terlalu tinggi. Namun, ini bukanlah inti masalahnya. Masalah krusial yang dihadapi Forest adalah sebelum pemain Brasil itu melepaskan tembakan, ada sekitar tiga detik berlalu tanpa ada satu pun pemain Forest yang mencoba menghalanginya.     

Tang En sangat tidak senang dengan situasi ini dan memutuskan untuk melakukan pergantian pemain.     

Setelah pertandingan berjalan selama 84 menit, Aaron Lennon diturunkan untuk menggantikan Ashley Young. Ini adalah upayanya untuk meningkatkan ancaman dari sayap dan untuk menggunakan Lennon, yang lebih muda, agar bisa menekan Ashley Cole.     

Sebelum Lennon bahkan bisa menyentuh bola setelah dia dimasukkan ke lapangan, Arsenal meluncurkan serangan lain. Fàbregas dan Ljungberg berusaha melakukan serangan kombo. Setelah menarik perhatian George Wood, Fabregas mengoper bola kepada pemain Swedia itu dan dengan cepat terus melesat maju ke depan. Kelihatannya dia akan melakukan kombinasi satu-dua dengan wall pass. George Wood terus menekan Fàbregas, berusaha menghalanginya dari menerima umpan.     

Seperti yang diduga, Ljungberg kembali mengoper bola ke Fabregas. Di bawah pertahanan George Wood yang menjaganya dari jarak dekat, Fabregas harus mengubah arah dengan cepat untuk melindungi bola. Dengan serangan Arsenal sudah berada di area penalti, Fabregas tidak percaya Wood akan berani mengambil risiko melakukan pelanggaran. Gilberto, saat melihat Fabregas memiliki kendali atas bola, dengan cepat maju ke depan.     

Tembakan jarak jauh yang tadi dilakukan oleh pemain Brasil ini telah membuat Forest waspada. Ini membuat bek tengah Upson segera menekan Gilberto saat dia kembali bergerak maju. Fabregas berpura-pura akan melepaskan umpan samping. Upson yang mengira dia akan mengumpan dengan cepat, segera melangkah maju. Pada saat itu, juara muda Spanyol itu tiba-tiba menggunakan tumit belakang untuk mengoper bola ke belakangnya. Menjauh dari George Wood, bola itu menembus garis pertahanan dan diterima oleh Henry, yang telah melewati mereka tanpa diketahui.     

Tidak ada pemain yang menduga ini. Dengan Fabregas sepenuhnya dilumpuhkan oleh penjagaan George Wood di sepanjang pertandingan, para pemain Forest lainnya hanya sedikit memperhatikan area mereka yang saling berpotongan. Sebaliknya, semua perhatian mereka terarah pada Gilberto, yang muncul dari belakang. Dengan Wood yang menghalanginya dan dia membelakangi arah serangan, bagaimana Fabregas bisa tahu akan ada celah? Dan bagaimana dia bahkan bisa mengantisipasi adanya Henry disana?     

Terlepas dari bagaimana Fabregas mengaturnya, umpannya itu menciptakan peluang bagi Henry untuk melakukan aksi solo ketiganya di pertandingan ini. Kalau dia tidak bisa mencetak gol dari bola seperti itu, dia bukanlah Thierry Henry!     

Pemain Perancis itu menembak ke arah gawang. Melayang dekat rumput, bola terbang dengan cepat dan terlepas dari tangan Darren Ward, memantul di tiang gawang sebelah dalam dan masuk ke jaring gawang!     

"Luar biasa! Arsenal mencetak gol penyeimbang di saat-saat terakhir!! Thierry Henry! Raja Arsenal! Ini bisa menjadi gol yang memecahkan rekor!!!"     

Tiga perempat penonton di City Ground terdiam sementara para fans tim tandang yang berada di tribun penonton menyuarakan sorakan mereka. Para pemain Arsenal juga merayakan gol itu dengan liar saat para pemain Nottinham Forest hanya bisa berdiri terdiam di posisi mereka, masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.     

Mereka telah berhasil bertahan selama 85 menit tapi pada akhirnya gagal mempertahankan keunggulan mereka. Tang En, yang berada di pinggir lapangan saat timnya kehilangan bola, memukul ke papan kaca di sebelah kursi manajer. Dia tidak bisa mengungkapkan kemarahan dan kekecewaannya dengan kata-kata. Dia hanya tahu bahwa dia merasa marah. Sangat marah. Bagaimana bisa Upson bergegas maju ke depan dengan gegabah?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.