Mahakarya Sang Pemenang

Tn. Dua Trilyun Dolar Bagian 2



Tn. Dua Trilyun Dolar Bagian 2

0Ada banyak tim yang tertarik pada Wood, tapi hanya sedikit sekali tim yang bisa membuat Twain merasa gugup.     

Bisakah seseorang membayangkan George Wood, yang merupakan kekuatan utama di tim Forest, pergi ke tim dengan ranking yang lebih rendah di liga?     

Di masa lalu, ada banyak klub yang langsung bertanya tentang harga; bahkan ada tim di liga Championship yang bertanya apa mereka bisa meminjam Wood! Twain berpikir bahwa mereka seharusnya mengecek otak mereka sebelum bertanya padanya tentang Wood.     

Tapi, pada pagi hari tanggal 3 Januari, Klub Nottingham Forest menerima dua penawaran dari dua klub yang berbeda, sehingga Edward Doughty tidak punya pilihan selain menghubungi Twain dari rumahnya. Bersama dengan Allan, mereka bertemu untuk membahas dua penawaran itu.     

Edward duduk di balik meja dengan dua faks ditata di hadapannya, yang satu memiliki lambang tim Manchester United dan yang lainnya memiliki lambang tim Chelsea.     

"Tony, apa ada orang mereka yang menghubungi Wood?" tanya Allan pada Twain.     

Twain menggelengkan kepalanya. "Kurasa tidak, tapi aku tidak terlalu yakin. Aku tidak punya waktu dua puluh empat jam untuk mengawasinya."     

"Tony, bagaimana menurutmu tentang ini?" Edward memandang Twain.     

"Tolak keduanya." jawab Twain tanpa ragu. "Kita tidak akan menjualnya, tak peduli berapa banyak uang yang mereka tawarkan."     

Tawaran Manchester United adalah empat juta pound, yang sudah merupakan investasi besar bagi dewan direksi Manchester United yang terkenal pelit.     

Chelsea yang kaya dan mengesankan bahkan lebih berlebihan lagi. Abramovich belum sadar betapa dia membuang-buang uangnya dengan bodoh. Dia masih terus menjalankan strateginya yakni menghabiskan sejumlah besar uang untuk membeli pemain. Tawaran mereka untuk Wood adalah sepuluh juta pound!     

Harus dikatakan bahwa Edward Doughty, sebagai seorang pengusaha, terpana saat dia melihat sekilas penawaran dari Chelsea. George Wood hanyalah pendatang baru di Liga Utama. Hanya karena permainannya yang konsisten dan gol penentu yang indah dalam pertandingan melawan Manchester United, dia seolah diletakkan diatas alas tumpuan oleh media. Edward adalah pemilik klub Forest, dan dia tahu harga asli para pemainnya sama sekali bukan sepuluh juta.     

Dia tidak menganggap Abramovich dan Mourinho sebagai orang bodoh. Jadi apa artinya kalau penawaran pertama bagi gelandang bertahan yang masih pemula itu adalah sepuluh juta pound?     

Twain menyalakan sebatang rokok, menghisap dan menghembuskan asapnya, lalu mengangkat bahu. "Kita bisa menafsirkannya sebagai upaya untuk pamer, atau sebagai unjuk kekuatan. Rusia menggunakan taktik ini untuk memberi tahu kita bahwa tidak ada pemain yang tidak bisa mereka beli. Chelsea berada di peringkat kedua musim lalu, dan mereka menghabiskan seratus sepuluh juta pound. Mereka juga untuk saat ini berada di peringkat kedua, dan mereka telah menghabiskan delapan puluh sembilan juta di jendela transfer musim panas. Lihat saja lagi harga yang mereka tawarkan untuk membeli para pemain. Penawaran mereka selalu jauh lebih tinggi daripada harga pasar rata-rata, dan mereka selalu mendapatkan pemain yang mereka inginkan."     

Edward dan Allan mungkin tidak sepenuhnya memahami bagaimana caranya oligarki Rusia dan manajer tim Chelsea, Mourinho, menghabiskan uang mereka, tapi Twain, yang lebih familiar dengan semua itu, merasa yakin.     

Pada musim 2004-05, Chelsea arahan Mourinho telah memenangkan gelar Liga Utama mereka yang pertama setelah lima puluh tahun dan menciptakan serangkaian rekor. Gelar kejuaraan ini adalah yang paling mahal dalam sejarah Liga Utama Inggris, dibangun di atas pondasi seratus sepuluh juta pound yang digunakan oleh Ranieri di musim sebelumnya, dan kemudian berhasil diraih oleh Mourinho, yang telah menghabiskan delapan puluh sembilan juta pound.     

Saat Chelsea memenangkan gelar liga, Abramovich telah berada di klub Chelsea selama enam ratus tujuh puluh hari dan telah menginvestasikan hingga 683,40 juta pound, dengan rata-rata investasi lebih dari satu juta per hari! Pada tahun 2004, kerugian finansial tahunan Chelsea adalah 87,8 juta pound, yang menciptakan rekor baru di dunia sepakbola. Tapi, setahun kemudian, Mourinho menaikkan angka tersebut sebesar 60%. Mencapai angka 140 juta pound yang mengejutkan!     

Di dunia sepakbola, klub mana yang berani membakar lebih banyak uang daripada Chelsea? Bahkan Real Madrid tidak seberani itu.     

Klub yang tak terhitung jumlahnya telah merasakan betapa dalamnya kantong Chelsea dan mereka menyerah di hadapan legiun Rubel itu. Lihatlah nama-nama dalam daftar di bawah ini dan klub yang dulu memiliki mereka:     

24 juta untuk Didier Drogba, 19 juta untuk Ricardo Carvalho, 13 juta untuk Paulo Ferreira, 12 juta untuk Arjen Robben, 8 juta untuk Tiago Mendes, 7 juta untuk Petr Čech, 5 juta untuk Mateja Kežman, 8 juta untuk Asier del Horno, 21 juta untuk Shaun Wright-Phillips, dan 24 juta untuk Michael Essien.     

Sebelum pria Rusia itu tiba di Stamford Bridge, sepak bola Inggris sama sekali tidak mengenal pengeluaran dan pemborosan uang dalam jumlah besar. Total investasi juara Liga Utama tiga kali, Arsenal, tidak lebih dari 39 juta selama tiga musim, sedangkan pengeluaran terendah Mourinho di Chelsea selama satu musim     

"hanya" 53 juta.     

Perubahan yang dibawa oleh pria Rusia itu ke Liga Utama Inggris sangatlah besar. Sekarang, semua orang seolah menggunakan "aturan kejuaraan" yang cacat ini yakni "tidak ada uang, tidak ada juara." Kalau sebuah tim ingin memenangkan kejuaraan, mereka perlu menghabiskan sejumlah besar uang. Kalau tim enggan mengeluarkan uang, tim mereka akan menghadapi eliminasi yang kejam. Itu adalah hukum Darwinisme versi sepakbola.     

"Mereka tak peduli seberapa besar kita menghargai Wood, kita takkan ragu menerima penawaran mereka kalau mereka membukanya dengan harga yang sangat tinggi." Twain membuka tangannya. Roman Abramovich memang berpikir seperti ini di tahun-tahun pertamanya berada di Chelsea.     

Setelah mendengar kata-kata Twain, Allan merenung sejenak, lalu menatap Edward dan Twain. "Baiklah. Sekarang ada dua opsi di hadapan kita: sepuluh juta dan George Wood. Mana yang akan kita pilih?"     

Mereka telah secara otomatis mengabaikan Manchester United. Empat juta untuk membeli Wood? Mereka bahkan tidak perlu membahasnya.     

"Kurasa itu bukanlah opsi yang perlu kita pikirkan, Allan." Twain menggelengkan kepalanya. "Aku juga berpikir bahwa tidak ada apa pun di dunia ini yang tidak bisa dibeli dengan uang, dan kalau tidak ada orang yang bisa membelinya, itu hanya karena harganya kurang tinggi. Tapi kurasa pria Rusia itu tidak sanggup membayar harga yang kuminta untuk Wood."     

Edward tersenyum, "Aku tertarik mendengar hargamu untuk Wood, Tony."     

Twain mengangguk. "Baiklah kalau begitu. Penawaran Chelsea ini mengingatkanku untuk mengadakan konferensi pers dan membuat pernyataan khusus bagi klub-klub yang selalu mengganggu kita."     

Allan tampak sedikit ragu. Bagaimanapun juga, dia bertanggung jawab atas keuangan di klub. Sepuluh juta bukanlah jumlah yang kecil untuk tim Forest saat ini.     

Edward juga tidak segera menjawab Twain. Dia sedang mempertimbangkannya, sama seperti Allan.     

Twain tahu kalau mereka pasti merasa ragu. Lagipula, tawaran itu ... Well, dari sudut pandang objektif, Twain merasa kalau penawaran itu memang pantas. Tapi dia tidak bisa melihat penawaran itu secara objektif. Wood adalah pemain yang telah dibentuknya secara pribadi. Kau ingin membelinya seharga sepuluh juta? Tuan Abramovich, kau meremehkanku!     

Edward teringat dengan apa yang pernah dikatakan Twain kepadanya dulu di sebuah gang di Wilford, saat dia memberitahu Tony kalau dia telah menjual Michael Dawson dan Andy Reid.     

Sekarang tim sedang naik daun dan Wood baru saja mendapatkan penghargaan rookie terbaik dari klub, akan sangat disayangkan untuk menjualnya seharga sepuluh juta. Jadi, dia mengangguk. "Wood adalah bintang baru yang kita tumbuhkan sendiri. Dari sudut pandang citra dan prestasi tim, aku tidak setuju untuk menjualnya."     

Kedua pria itu setuju untuk tidak menjual, dan Allan tidak perlu memaksa, jadi dia mengangguk.     

Dengan begitu, Klub Sepakbola Nottingham Forest akhirnya mengadakan konferensi pers kecil siang itu. Meskipun kecil, ada banyak media di sana karena semua orang tahu bahwa Chelsea baru saja mengajukan penawaran sebesar sepuluh juta pound untuk Wood.     

Terkait tokoh utama yang baru-baru ini populer, setiap gerakannya, dan informasi apa pun tentang dirinya, akan menarik perhatian publik. Ruang konferensi pers di City Ground yang kecil penuh sesak dengan wartawan, memadati ruangan itu.     

Di konferensi pers itu, Twain tersenyum kepada para reporter dan memberikan tanggapan resmi Klub Nottingham Forest terhadap permintaan transfer.     

"Aku tidak pernah mengatakan kalau George Wood tidak dijual, dan aku juga tidak akan mengatakan itu di masa depan."     

Para wartawan merasa senang. Mungkinkah kesepakatan ini benar-benar terjadi?     

"Wood bisa dibawa dari stadion City Ground selama klub itu bisa memberikan harga yang kami anggap pantas."     

Itu benar! Para wartawan tampak sangat bersemangat dan sudah siap untuk mengangkat tangan dan mengarahkan topik ke puncaknya.     

"Maaf, Tuan Twain, berapa nilai George Wood?" Sudah ada wartawan yang tidak sabar untuk bangkit berdiri dan mengajukan pertanyaan.     

"Berapapun nilai PDB Inggris tahun lalu. Itulah nilai George Wood." Twain menjawab pertanyaan wartawan sambil tersenyum.     

Begitu dia selesai berbicara, tidak hanya semua reporter yang hadir, tapi Edward dan Allan, yang duduk di sebelah Twain, juga terpana.     

Meskipun pemerintah Inggris belum mengumumkan jumlah produk domestik bruto tahun lalu, jika dilihat dari data dan tingkat pertumbuhan tiga kuartal pertama, jumlah tahun lalu seharusnya tidak kurang dari dua trilyun dolar AS ...     

Dua… trilyun?     

Saat mereka akhirnya bereaksi, Allan dan Edward saling melirik. Harga itu ... bahkan Tuan Abramovich pun tidak akan mampu membelinya.     

Konferensi pers seolah meledak dengan banyaknya suara yang timbul setelahnya, dan para wartawan segera mengangkat tangan. Seseorang bahkan langsung bertanya dengan lantang dari tempat duduk mereka, "Tuan Twain, apa Anda bercanda?"     

"Tidak, aku serius. George Wood sepadan dengan harga itu. Kalau ada orang yang mampu membelinya, aku akan mengizinkannya pergi. Tapi kalau kau tidak bisa, maka jangan kembali untuk meminta harga dari kami dan membuang-buang waktu kami. Juga, Nottingham Forest tidak menerima cicilan ataupun pinjaman untuk pemain. Ini adalah sikap resmi klub Forest."     

Seperti layaknya juru lelang di rumah lelang, keputusan Twain sudah final.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.