Mahakarya Sang Pemenang

Pekerjaan Yang Dilakukan Dengan Baik Bagian 1



Pekerjaan Yang Dilakukan Dengan Baik Bagian 1

 Berita tentang Liverpool yang bermain imbang dalam sebuah pertandingan penting sangatlah menggembirakan bagi Nottingham Forest. Tang En yakin bahwa ada sejumlah pemain yang juga merasa khawatir dan menonton pertandingan itu di TV. Sebelum latihan rutin dimulai pada keesokan harinya, semua orang masih membahas tentang pertandingan kemarin malam.     

Tang En merasa sangat senang. Saat dia mengumpulkan para pemain untuk latihan, seulas senyum tetap tampak di wajahnya sepanjang waktu. Melihat para pemain yang tampak senang, senyumnya semakin lebar. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri dan berteriak, "Siapa yang menonton pertandingan kemarin?"     

Sekumpulan tangan terangkat; hampir separuhnya.     

"Apa ada yang ingat tentang apa yang kukatakan pada kalian sebelum pertandingan melawan Everton?"     

Tang En meletakkan tangan di pinggulnya saat dia berdiri di depan para pemain, terlihat     

seperti seorang jenderal yang bersemangat sedang menceramahi mereka semua.     

"Sudah kubilang, Liverpool pasti akan tertinggal, pasti tertinggal!" Dia menggerakkan tangannya kuat-kuat, menunjuk ke bawah. "Bukankah aku benar?"     

"Ya!"     

"Hei, bos! Beritahu aku berapa nomer lotere untuk minggu depan!"     

Semburan tawa terdengar dari tim.     

Tang En mengibaskan tangannya lagi dan berkata, "Omong kosong! Ini bukan ramalan masa depan dariku. Tapi apa artinya ini? Liverpool bertanding di lebih dari satu liga. Melepaskan salah satunya adalah langkah yang sudah pasti akan mereka ambil. Bagi mereka, Liga Champions UEFA jauh lebih penting daripada Liga Utama. Di sisi lain, bagi kita saat ini, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi empat besar Liga Utama dan memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam Liga Champions musim depan. Beberapa orang telah menganggap kita sebagai tim yang baru dipromosikan, dan mereka pikir tujuan bagi tim seperti kita di laga musim pertamanya hanyalah untuk menghindari degradasi. Di mata mereka, hal terbaik yang bisa kita lakukan hanyalah menghindari degradasi seawal mungkin. Ayo kita perlihatkan betapa salahnya asumsi mereka! Siapa bilang tim yang baru dipromosikan tidak bisa ikut berpartisipasi di Liga Champions musim depan? Kali ini, kita akan menunjukkannya pada mereka!"     

※※※     

10 April, putaran liga ke-32. Nottingham Forest menantang Bolton Wanderers FC dalam pertandingan tandang. Forest, dengan semangat tinggi, melancarkan serangan mereka melawan Bolton Wanderers di stadion lawan. Kedua tim mencetak total lima gol dengan skor akhir 2:3 Forest meraih kemenangan tipis atas lawannya.     

Pertandingan kandang Everton di putaran yang sama berakhir dengan skor 4: 0 atas Crystal Palace, sebuah kemenangan yang besar. Mereka mempertahankan keunggulan satu poin atas Forest.     

Dalam pertandingan Liverpool yang dijadwal ulang tiga hari sebelumnya, Liverpool bermain imbang melawan Newcastle. Awalnya, mereka memiliki jumlah poin yang sama seperti Everton, 51 poin, yang masih sedikit lebih tinggi daripada poin milik Forest. Tapi, mungkin karena mereka telah sepenuhnya mengubah arah tujuan musim ini ke Liga Champions, mereka kalah 0:1 dalam pertandingan tandang melawan Man City di putaran Liga Utama ke-32.     

Putaran liga ke-32 telah dilaksanakan. Everton mengumpulkan 54 poin, Forest 53 poin, dan Liverpool 51 poin.     

17 April. Putaran liga ke-33. Pertandingan Nottingham dan Everton sama-sama ditunda. Pertandingan tandang Everton melawan Newcastle dijadwal ulang pada tanggal 11 Mei, sementara pertandingan tandang Nottingham Forest melawan Chelsea diubah ke tanggal 26 April.     

Tidak ada penundaan untuk pertandingan Liverpool, tapi mereka masih gagal mencapai kemenangan. Dalam pertandingan kandang, mereka bermain imbang melawan Tottenham Hotspur dengan skor 2:2. Karena Forest Team dan Everton sama-sama menunda satu pertandingan, akumulasi poin dan posisi dalam klasemen masih belum lengkap.     

Mulai awal putaran liga ke-34 pada tanggal 21 April, lawan Forest secara berturut-turut adalah:     

Manchester United, Forest bermain sebagai tim tuan rumah; Chelsea, dengan tim Forest sebagai tim tamu (pertandingan putaran ke-33 yang dijadwal ulang); Liverpool, melawan Forest di kandang mereka; Arsenal, dengan Forest sebagai tim tandang; Charlton, dengan Forest sebagai tim tandang; dan terakhir, Birmingham City, dengan Forest bermain di kandang.     

Jadwal seperti itu sangatlah tidak masuk akal.     

Itu pulalah yang menjadi alasan mengapa Moyes yakin Everton akan bisa mempertahankan peringkat keempat klasemen.     

Dalam enam pertandingan yang tersisa, Forest tidak boleh kalah sekalipun.     

※※※     

Usai latihan terakhir sebelum hari pertandingan, para pemain keluar dari lapangan dan memasuki ruang ganti untuk menemukan orang lain sudah ada disana. Mereka tadinya berniat untuk mandi dan berganti pakaian, tapi mereka menemukan manajer mereka sedang sibuk di ruang ganti pemain.     

Tang En telah memasang jadwal pertandingan yang telah diperbesar di ruang ganti pemain. Di dalam jadwal itu, tercantum semua lawan Forest mulai dari yang pertama hingga ke-38. Hingga putaran ke-32, masing-masing pertandingan memiliki skor akhir yang dituliskan dibawah nama kedua tim yang bertanding. Ada yang menang, kalah dan imbang. Mulai putaran ke-33 melawan Chelsea, area yang dimaksudkan untuk skor masih dibiarkan kosong. Lawan-lawan itu adalah lawan yang akan dihadapi oleh Forest dalam kurun waktu dua minggu yang akan datang.     

Setelah memasang jadwal pertandingan raksasa itu dengan seksama, Tang En melompat turun dari kursi. Sambil menepuk-nepukkan tangannya untuk menghilangkan debu, dia membalikkan badan dan melihat para pemainnya berkumpul di pintu.     

"Apa?" tanya Tang En sambil melihat ke arah celananya, lalu menepuk-nepuk debu yang ada disana.     

"Bos, itu ..." Para pemain tampak bingung. Mereka sudah hafal dengan jadwal pertandingan. Kenapa masih perlu memasangnya di ruang ganti?     

"Aku hanya memasang jadwal pertandingan. Jadwalnya sudah diperbesar. Kalian bisa melihatnya dengan jelas, kan?" Tang En berbalik dan menepuk jadwal pertandingan itu sambil mengatakan itu.     

"Tapi ... tapi kita semua sudah tahu siapa lawan kita selanjutnya ..." kata salah satu pemain.     

"Manchester United, Chelsea, Liverpool, Arsenal ... Semua sudah tahu? Kalau begitu baguslah. Aku yakin aku tidak perlu mengatakan apa-apa lagi tentang kemampuan lawan-lawan kita."     

Tang En belum selesai berbicara saat dia disela oleh Albertini.     

"Bos, kenapa kau mengatakan itu? Apa kau khawatir kami tidak bisa tampil baik karena merasa takut pada lawan kita?"     

Tang En menggaruk kepalanya dan tampak agak malu. Albertini telah menduganya dengan tepat; memang itulah yang dia pikirkan.     

Melihat respon si manajer, Albertini mendapatkan jawabannya. Dia menoleh ke belakang ke arah rekan setimnya dan mereka semua mulai tertawa.     

"Provokasi semacam itu tidak akan berhasil," kata Ribéry sambil cemberut. "Kami sudah kebal dengan itu."     

Albertini berkata sambil tertawa, "Kau tak perlu cemas, Bos. Kami lebih ingin lolos kualifikasi untuk Liga Champions. Tanyakan saja kepada siapa saja disini. Apa ada yang tidak ingin bermain di Liga Champions?"     

'Kapten benar!"     

"Liga Champions! Memikirkannya saja sudah membuatku senang!"     

Gerombolan pemuda itu mulai bersemangat saat mereka membayangkan bagaimana rasanya berpartisipasi di Liga Champions musim depan.     

"Eh, Matthew, menurutmu siapa yang akan kita hadapi nanti? AC Milan atau Barcelona?"     

"Apa gunanya bertemu dengan tim kuat seperti itu? Aku lebih suka kita bertemu dengan semua tim lemah. Tanpa ada yang memperhatikan kita, kita akan melaju terus dengan mengalahkan tim-tim lemah dan masuk ke babak 16 besar."     

"Kau sama sekali tidak punya ambisi! Aku berharap kita berada di grup yang sama dengan tim terkuat di Eropa. Dengan begitu, aku akan bisa menunjukkan pada klub papan atas itu seberapa besar kekuatan kita!" kata Bendtner, sambil mengibaskan rambut pirangnya.     

Tang En menyaksikan diskusi para pemuda yang antusias itu dan menggelengkan kepalanya, tidak tahu apakah dia harus menangis atau tertawa.     

"Sudah, sudah! Pergi mandi, sana! Jangan sampai kalian kena flu sekarang." Tang En menggerakkan tangannya untuk menarik perhatian dan menghentikan lamunan mereka.     

Baru setelah semua orang berlari ke dalam ruang ganti untuk mulai berganti pakaian, Tang En membalikkan badan untuk pergi.     

Meskipun dari luar dia tampak menahan diri, Tang En sebenarnya merasa sangat gembira. Kumpulan anak-anak itu ternyata lebih baik daripada yang dia bayangkan. Dia sama sekali tidak perlu merasa khawatir. Bahkan jika mereka harus menghadapi tim seperti Manchester United, Chelsea, dan Arsenal, lalu kenapa? Kalau dia mencemaskan tentang tim-tim di liga domestik mereka, bahkan jika mereka berhasil menembus empat besar klasemen liga seperti yang mereka harapkan dan lolos kualifikasi untuk bertanding di Liga Champions, bagaimana dia bisa berharap mereka akan bisa menghadapi kekuatan klub papan atas di Eropa? Apa mereka akan menyerah setelah mendengar nama lawan mereka? Kalau memang begitu, mungkin akan lebih baik kalau mereka menyerah sekarang daripada mempermalukan diri mereka sendiri di benua Eropa musim depan.     

Bukankah lawan mereka kali ini hanyalah tiga tim teratas di Liga Utama? Apa masalahnya? Mereka hanya harus berjuang sekuat tenaga!     

Tang En tiba-tiba saja mengayunkan tinjunya ke dinding. Ekspresinya tampak keras saat dia mengertakkan gigi. Dengan tatapan galak, dia memandang ke depan dan mengarahkan pandangannya ke cahaya yang ada di pintu keluar, seolah-olah itu adalah jalan kejayaan menuju Liga Champions.     

Setelah menatap cukup lama, Tang En menghela napas. "Sial! Sakit! Sialan ... kenapa aku memukul tembok itu? Aku ..." Dia cepat-cepat menarik kepalan tangannya dan memeluknya di dadanya sambil mengutuk pelan.     

※※※     

Hari berikutnya adalah awal dari rangkaian pertandingan. Memasuki tahapan terakhir Liga Utama, pertarungan untuk mewujudkan tujuan masing-masing tim juga semakin intens. Tim Tony Twain hanya perlu berjuang untuk berada di empat peringkat teratas liga, karena mengejar kualifikasi untuk memasuki babak penyisihan Liga Champions. Serupa dengan ini, Manchester United berharap bisa mendapatkan kualifikasi untuk bertanding di Liga Champions. Mereka sudah tidak mungkin bisa menjadi juara liga musim ini.     

Di sisi lain, Arsenal dan Chelsea sedang bertarung untuk mendapatkan gelar juara Liga Utama. Meskipun Chelsea sudah memiliki 82 poin dan duduk di puncak, Arsenal hanya berjarak 11 poin dari mereka. Putaran liga masih belum berakhir. Selisih poin itu tidak cukup besar untuk bisa membuat Chelsea menyatakan dirinya sudah mendapatkan gelar juara liga. Putaran pertandingan kali ini akan menjadi kuncinya; Arsenal akan bertanding melawan Chelsea dalam sebuah pertandingan tandang. Untuk mempertahankan harapan mereka menjadi juara liga, Arsenal harus mengalahkan Chelsea. Kalau Arsenal kalah, selisih poin antara keduanya akan menjadi 14 poin. Dengan kedua tim hanya memiliki 5 pertandingan tersisa (salah satunya adalah pertandingan yang dijadwal ulang dari putaran ke-33) dan selisih 14 poin, Chelsea harus kalah di semua pertandingan mereka dan Arsenal harus menang di semua pertandingan mereka agar Arsenal bisa menjadi juara liga. Asumsi ini tampaknya mustahil terjadi...     

Jadi, kalau Wenger masih berniat ingin mempertahankan gelar juara liga mereka, langkah terpenting adalah mengalahkan Chelsea di pertandingan tandang hari ini. Kemenangan itu akan bisa memperkecil selisih poin antara kedua tim menjadi hanya delapan poin. Selain itu, mendapatkan kemenangan atas lawan di stadion kandang tim lawan akan bisa memberikan tekanan psikologis yang sangat besar pada Chelsea.     

Lawan Everton untuk putaran pertandingan liga kali ini adalah Man City. Mereka juga bermain dalam pertandingan tandang melawan tim yang sulit; Man City baru saja mengalahkan Liverpool. Untuk bisa berpartisipasi dalam Liga Eropa UEFA, Man City pasti dengan senang hati akan berusaha mengalahkan rival berat Liverpool dari kota yang sama itu.     

Pertandingan Liverpool untuk putaran ini adalah melawan Portsmouth. Kalau tidak ada kejutan, tiga poin sudah mereka kantongi.     

Kalau tim Forest kalah dari Manchester United saat bermain di kandang, mereka tidak hanya menghadapi risiko Everton yang memperbesar selisih poin mereka menjadi empat poin, Liverpool juga akan bisa mengejar ketertinggalan mereka. Bagaimanapun juga, selisih poin antara mereka dan Liverpool sekarang hanya dua poin.     

Bahkan meski Forest berjuang untuk mendapatkan hasil imbang, Liverpool dan Forest akan sama-sama memiliki 54 poin. Dalam hal peringkat, Liverpool yang memiliki keunggulan selisih gol, akan memiliki peringkat diatas Forest.     

Dengan situasi yang sedemikian jelas, apa yang perlu mereka lakukan sudah tak perlu lagi dikatakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.