Mahakarya Sang Pemenang

Tak Bisa Diterima Bagian 1



Tak Bisa Diterima Bagian 1

0Kini tim Forest harus melakukan penyesuaian dengan cepat. Albertini sendirian di lini tengah tidak akan mampu menahan gelombang serangan Sporting Lisbon. Reaksi José Peseiro sangat cepat hingga Twain bahkan mengira bahwa bentrokan antara Rochemback dan George Wood termasuk ke dalam rencananya. Kalau tidak begitu, kenapa Sporting Lisbon menyesuaikan taktiknya segera setelah Wood dikeluarkan dari lapangan?     

Tim tamu, Sporting Lisbon, menempatkan fokus serangannya melalui lini tengah lapangan. Mereka bermaksud menggunakan keunggulan jumlah mereka untuk menyerbu pertahanan tim Forest di lini tengah. Bagian tengah memang berbeda dari bagian sayap. Ini adalah area yang paling berbahaya dan paling sulit untuk ditembus. Hampir semua tim akan mengumpulkan para pemain mereka di tengah lapangan saat harus bertahan dan memaksa serangan lawan diarahkan ke sayap.     

Dibandingkan dengan daerah sayap yang panjang dan sempit, bagian tengah yang lebar lebih sulit untuk dipertahankan. Begitu masalah muncul, serangan dari lawan akan langsung berhadapan dengan gawang dari sudut dan posisi terbaik. Sementara itu, daerah sayap akan berbeda karena lawan masih akan membutuhkan satu langkah lagi: mengoper bola dari sayap ke tengah.     

Itulah sebabnya kenapa peran gelandang bertahan di dalam tim sangat penting. Gelandang bertahan adalah garis pertahanan terakhir di depan bek tengah dan merupakan kunci untuk meningkatkan kedalaman strategis pertahanan tim. Jika gelandang bertahan tidak kompeten, itu akan membuat gawang mereka mudah dijadikan target tembakan jarak jauh lawan. Selain itu, hal itu juga akan meniadakan pertahanan bek tengah. Tanpa adanya pertahanan dengan kedalaman yang strategis, mereka akan mudah ditembus dengan tendangan voli. Salah satu contohnya adalah bagaimana absennya Claude Makalele bisa membuat performa Real Madrid tampak sangat menyedihkan di dalam sebuah pertandingan. Itu semua menjelaskan pentingnya seorang gelandang bertahan yang bagus.     

Fungsi George Wood di lapangan juga sama. Dengan dia di sisinya, Albertini bisa merasa percaya diri bahwa dia akan bisa memberikan assist-nya. Bahkan jika dia perlu bertahan, veteran Italia itu tidak akan berada di bawah terlalu banyak tekanan.     

Sekarang, karena tidak ada George Wood yang tak kenal lelah, yang selalu aktif berlari dan mampu tampil di posisi apa pun, tekanan yang dirasakan Albertini meningkat tajam. Dia harus menghadapi serangan Sporting Lisbon dalam waktu yang sangat singkat. Tak peduli seberapa berpengalamannya dia, celah pasti akan muncul.     

Karena berada di ambang bahaya, Gunnarsson dimasukkan untuk menggantikan Ashley Young dalam memperkuat pertahanan, dan menstabilkan lini pertahanan di tengah lapangan. Dan Ribéry dipindahkan posisinya menjadi gelandang serang.     

Twain berniat untuk tetap bertahan hingga akhir babak pertama dimana dia akan melakukan penyesuaian lebih lanjut.     

Dari kubu Sporting Lisbon, Peseiro juga melakukan pergantian pemain setelah menyesuaikan arah utama serangan mereka. Telah dikonfirmasi bahwa Rochemback tidak akan bisa melanjutkan pertandingan. Menurut diagnosis awal dokter tim, pergelangan kakinya mungkin terkilir. Pada saat yang sama ketika Wood menendangnya, Rochemback baru saja memutar tubuhnya. Dua kekuatan itu saling bergabung, dan itulah yang menyebabkan Rochemback berakhir seperti ini.     

Jika Rochemback tidak ingin membuat Wood diusir, dia mungkin hanya akan mengalami cedera ringan seperti goresan atau memar karena harus melompat dengan cepat untuk menghindarinya. Tapi, dia memang ingin bermain kotor dan Wood telah membalikkan situasinya. Ini adalah keadaan dimana dia mencoba untuk mendapatkan keuntungan tapi malah berakhir merugi.     

Sporting Lisbon tidak segera mengganti Rochemback setelah dia dikeluarkan dari lapangan. Mereka masih menunggu sekitar tiga menit. Selama kurun waktu tiga menit itu, mereka mengorbankan keunggulan jumlah mereka untuk menunggu satu pemain.     

Saat pemuda itu melepaskan rompinya dan menunggu di pinggir sebelum diijinkan masuk ke lapangan, Twain melihat dengan jelas siapa dia.     

Pemuda itu tampak agak familiar baginya, tapi dia tidak bisa mengingat siapa namanya.     

Jersey bergaris-garis hijau-putih itu menunjukkan nama si pemain: Nani.     

Nani.     

Nani ?!     

Tang En sangat terkejut.     

Bagaimana mungkin dia ada di sini? Bagaimana dia bisa ada di sini sekarang?     

Rasanya tidak mungkin ada pemain FM yang tidak mengenal nama "Nani." Tapi menurut ingatannya, Nani seharusnya tidak muncul di Tim Utama Sporting Lisbon seawal ini. Apa karena kedatangannya ke masa lalu ini maka debut Nani terjadi lebih awal?     

Manajer Sporting Lisbon, Peseiro, memilih untuk memasukkan Nani karena dia tidak memiliki pilihan yang lebih baik. Keluarnya Rochemback karena cedera, dikombinasikan dengan fakta bahwa mereka tertinggal dua gol, membuatnya memutuskan untuk mempertaruhkan semuanya dan bertarung habis-habisan. Nani telah tampil sangat baik di tim pemuda, tapi dia tidak memiliki pengalaman dalam mewakili Tim Utama. Dia berharap bahwa dengan memasukkannya ke lapangan kali ini, momentumnya akan membawa kejutan yang tak terduga bagi tim.     

Tim Forest tidak lagi mempertahankan daerah sayap dan kini berniat untuk mempertahankan lini tengah mereka. Namun Sporting Lisbon memasukkan seorang pemuda yang bisa melakukan serangan di kedua sayap. Keahliannya sangat luar biasa. Bahkan saat terpojok sekalipun, dia masih akan bisa menemukan cara untuk menerobos.     

Saat Nani pertama kali bersentuhan dengan bola, Tang En yakin bahwa pemuda itu memang Nani. Dribble-nya yang menakjubkan menyebabkan lini pertahanan tim Forest melakukan banyak kesalahan. Tanpa George Wood, sepertinya mereka tidak hanya kehilangan satu pemain. Kelihatannya seolah tim Forest telah kehilangan dua orang pemain.     

Peseiro memberi Nani tugas yang sangat sederhana, yaitu pergi ke mana pun ada peluang atau celah di sayap kiri atau kanan. Setelah dia menguasai bola, dia harus menerobos, mengacaukan pertahanan tim Forest, dan menunggu kesempatan untuk mengoper bola atau menembak.     

Pengaturan ini menimbulkan ancaman besar bagi Nottingham Forest.     

Bahkan saat Gunnarsson dimasukkan ke lapangan, pertahanan tim tidak banyak membaik. Di satu sisi, Gunnarsson terlalu jarang diturunkan; dia tidak bisa mempertahankan kondisinya, dan sekarang dia harus tampil. Di sisi lain, kemampuannya jauh dibawah standar permainan saat ini. Memasukkannya ke lapangan juga disebabkan karena kurangnya pilihan yang lebih baik.     

Babak pertama masih belum berakhir, dan dua kartu pergantian pemain sudah digunakan. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan Twain dalam situasi ini. Dia hanya bisa duduk dan menyaksikan bagaimana pertandingan akan berjalan.     

Dia tidak boleh langsung menggunakan tiga pergantian pemain di babak ini. Dia harus menyimpan setidaknya satu pergantian pemain untuk berjaga-jaga.     

※※※     

Seruan para fans Sporting Lisbon terdengar semakin keras dari tribun. Setiap kali Nani menguasai bola, para supporter yang datang dari jauh akan menjadi sangat bersemangat. Nani tidak mengecewakan mereka. Terobosan tajam yang terus menerus dilakukan olehnya membuat pertahanan tim Forest tampak sangat menyedihkan.     

Albertini melihat Nani yang aktif bermain di kedua sayap tapi dia tidak punya gagasan untuk menghentikannya.     

Garis pertahanan tim Forest terus-menerus berada di ambang bahaya.     

Twain melihat waktu pertandingan. Babak pertama akan berakhir dalam tujuh menit. Dia percaya bahwa dia akan menemukan cara untuk menghadapi situasi ini selama mereka bisa bertahan hingga turun minum.     

Tapi masalahnya adalah, apakah Sporting Lisbon, yang sangat ingin memperkecil selisih skor mereka, akan memberinya kesempatan untuk menunggu hingga jeda turun minum dan melakukan penyesuaian di dalam tim?     

Waktu berlalu, menit demi menit. Twain berdiri dengan cemas di pinggir lapangan dan menunggu peluit ditiup tanda berakhirnya babak pertama.     

Sekali lagi, Nani menerima bola dari rekan setimnya.     

Nani tampak percaya diri saat menghadapi pertahanan yang dilakukan Leighton Baines. Dia adalah pemain yang tampaknya dilahirkan untuk bermain di liga besar. Saat ini, timnya tertinggal dua gol dalam pertandingan tandang. Hal itu tidak mengecilkan hatinya, tapi justru semakin mendorong semangat juangnya.     

Tubuh bagian atasnya berayun ke kiri dan Leighton Baines mengikutinya. Pada saat yang sama, Nani memindahkan bola ke kanan. Dia akan menerobos!     

Bagaimana aku bisa memberimu apa yang kau inginkan?     

Baines berjuang untuk mengubah pusat gravitasinya. Dia berbalik untuk men-tekel Nani. Saat dia melihat kaki Nani terangkat dan sepertinya bermaksud memberikan umpan silang, dia dengan tergesa-gesa melompat ke depan untuk menghalangi lintasan bola yang yang akan dioper. Kali ini, dia tidak punya cara lain untuk menghalangi Nani yang hendak menerobos.     

Nani melihat Baines melompat tinggi untuk menghalangi umpannya, jadi dia segera mengubah taktiknya dan menendang bola ke dalam area penalti!     

"Nani! Dia berhasil menerobos!"     

Efek dari satu titik yang berhasil diterobos kini meluas ke seluruh bagian.     

Baines, titik tunggal ini, berhasil diterobos. Pertahanan tim Forest mengalami reaksi berantai. Hierro harus mengisi posisi Baines, dan Matthew Upson akan mengisi posisi Hierro. Chimbonda mundur ke area penalti untuk mengambil posisi sebagai bek tengah, dan Albertini juga harus mundur ke area penalti untuk membantu bertahan.     

Hierro dan Gunnarsson bergegas maju dari dua arah yang berbeda untuk bertahan melawan Nani. Nani mengoper bola ke dalam kepungan itu. Sasarannya bukanlah striker Brasil, Liédson, yang menunggu umpan di dekat kiper. Dia tiba-tiba saja mengoper bola ke area kosong yang ada di belakang kerumunan; area itu masih di dalam area penalti, dekat dengan titik penalti.     

Perhatian semua orang teralihkan oleh terobosan Nani. Mereka terfokus untuk melindungi bagian depan, hingga tak ada yang memperhatikan apa yang terjadi di belakang mereka. Kini, Nani memanfaatkan celah itu dan masuklah Hugo Viana, yang telah menyelinap masuk.     

"Hugo Viana! Sama sekali tidak mengejutkan, bola ada di area gawang!!"     

Tendangan voli Viana yang kuat menembus kerumunan pemain. Saat Edwin van der Sar, yang pandangannya terhalang oleh para pemain itu, bisa melihat bola, sudah terlambat untuk menyelamatkan gawang. Dia hanya bisa menyaksikan bola melesat melewatinya dan masuk ke gawang, dan para supporter tim tamu di tribun belakangnya bersorak keras!     

"Sporting Lisbon mengubah skor menjadi 1:2! Babak pertama masih belum berakhir. Sepertinya hasil pertandingan ini masih belum pasti. Mereka masih punya peluang! Nani! Pemain berusia 18 tahun ini memang brilian. Terobosannya menciptakan peluang bagi Viana untuk mencetak gol. Garis pertahanan tim Forest tak berdaya melawannya! Dia belum pernah bermain mewakili tim utama. Debutnya dilakukan di pertandingan babak 16 besar Liga Eropa UEFA yang begitu penting. Penampilannya sempurna! Pemain bintang lain di posisi sayap telah muncul di klub papan atas Portugis yang pernah membesarkan Luís Figo, Simão Sabrosa, Ricardo Quaresma, dan Cristiano Ronaldo!     

※※※     

Saat beberapa orang merasa bahagia, tentu saja ada beberapa orang lain yang merasa khawatir.     

Sorak-sorai dari bangku pemain cadangan dan area teknis Sporting Lisbon terdengar hingga sisi tim Forest. Twain memaki dengan marah. Dia kembali ke area teknis dan duduk di kursinya. Sekarang ini jantungnya tidak lagi berada di tenggorokannya dan dia tidak lagi merasa secemas sebelumnya. Bagaimanapun juga, Sporting Lisbon telah mencetak gol. Sudah terlambat untuk mengatakan apa pun sekarang.     

Nani! Nani ... Kalau saja aku tahu hari ini akan terjadi, aku akan membawamu dari Portugal ke Inggris musim panas lalu!     

Dasar sial! Sekarang setelah kau menjadi terkenal, aku kehilangan kesempatanku.     

Babak pertama pertandingan berakhir hanya beberapa menit setelah Sporting Lisbon memperkecil selisih skor. Nani berada dalam mood yang bagus meski timnya masih tertinggal. Dia tidak menduga penampilan debutnya akan berjalan mulus. Twain merengut saat dia melihat pemuda Portugis yang tampak gembira itu dan membalikkan badan untuk berjalan menuju ruang ganti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.