Mahakarya Sang Pemenang

Pembalasan Dendam Wood Bagian 1



Pembalasan Dendam Wood Bagian 1

0Eastwood terjatuh ke tanah. Dia berusaha bangun, tapi tampak jelas kalau dia tidak bisa melakukannya.     

Sementara itu, Fábio Rochemback masih sibuk menjelaskan kepada wasit bagaimana dia tidak menyentuh Eastwood dan bahwa lawannya itu berusaha menipu wasit untuk mendapatkan tendangan bebas.     

"Sialan!" Tang En yang menonton Rochemback berakting tidak bersalah dari luar lapangan memaki keras-keras dalam bahasa Cina. Dia sama sekali tidak peduli dengan tatapan aneh dari orang-orang di sekitarnya. Dia tidak tahan melihat seorang pembohong melukai pemainnya dan kemudian berakting di depan wasit untuk menghindari hukuman.     

Para pemain Nottingham bergegas maju, berniat meminta penjelasan dari Rochemback. Dengan sigap, rekan setim Rochemback buru-buru menariknya mundur. Mereka semua tahu tentang emosi pria itu; dia bisa sangat membesar-besarkan masalah dan bisa bertengkar dengan sengit hanya karena hal kecil saja.     

Saat Rochemback masih berada di Barcelona, d​​ia juga sangat mengandalkan gaya bertahannya yang keras untuk bisa mendapatkan posisi utama di tim salah satu klub papan atas La Liga itu. Tapi, temperamennya terlalu liar, dan hanya sedikit sekali tim dan manajer yang bisa tahan dengannya. Pada akhirnya, dia hanya bisa meninggalkan Barcelona dan mencari peluang bermain di Portugal.     

Kalau mereka tidak menghentikan Rochemback dari memulai perkelahian, Sporting Lisbon akan berakhir kehilangan pemain. Jika mereka kehilangan pemain setelah tertinggal dua gol, mereka seolah mengibarkan bendera putih tanda menyerah.     

Banyak pemain Sporting Lisbon bergegas mengelilingi Rochemback, yang menunjukkan ekspresi sangat gembira. Mereka berusaha memisahkannya dari para pemain Nottingham Forest yang tampak marah. Adegan di lapangan itu tampak kacau, dan wasit tidak punya pilihan selain meniup peluitnya, mengingatkan kerumunan pemain itu agar tetap tenang. Para pemain Sporting Lisbon, yang mendapatkan keuntungan dari insiden itu, berusaha untuk meredakan masalah sembari menahan para pemain Forest. Mereka yang bisa berbahasa Inggris dengan baik juga membantu menjelaskan: "Dengar, dia tidak bermaksud melakukannya. Ini pertandingan sepakbola, kontak semacam ini tak bisa dihindari, kan..."     

Disaat para pemain Forest berkumpul ke tempat dimana wasit dan para pemain Sporting Lisbon berada, menuntut penjelasan, George Wood berdiri sendirian terpisah dari mereka semua. Wajahnya tampak dingin seolah-olah situasi yang terpampang di hadapannya tidak ada hubungannya dengan dirinya. Ini membuat para reporter merasa semakin yakin dengan pemikiran mereka: hubungan antara George Wood dan Freddy Eastwood tidak bisa lebih buruk lagi! Sekarang, setelah rekan setimnya di-tackle dan semua orang di tim bergegas maju untuk membela Eastwood, Wood berdiri sendirian dan tersembunyi di sudut lapangan, melihat semua itu tanpa ada ekspresi di wajahnya. Benar-benar pemandangan yang indah. Setelah mereka mengabadikan adegan itu dan mempublikasikannya sebagai berita utama surat kabar, lengkap dengan judul yang mengejutkan, itu jelas akan menimbulkan efek yang luar biasa. Semua itu akan bisa menarik perhatian para pembaca yang akan saling berebutan untuk membeli surat kabar mereka.     

Para wartawan tidak lagi melihat lapangan sepakbola atau mendengar keributan dari tribun penonton. Sebaliknya, mereka melihat sebuah mosaik. Dari kejauhan, semua itu tampak seperti tribun penonton, stadion sepakbola, dan para pemain yang tampak bersemangat. Tapi saat melihatnya lebih dekat, tampak jelas bahwa semua itu adalah uang dollar! Lembar demi lembar uang dollar sungguhan!     

George Wood menatap dingin ke arah rekan setimnya yang cedera!     

Perseteruan antara George Wood dan Eastwood terekspos!     

George Wood tanpa sedikitpun rasa tanggung jawab!     

Judul-judul semacam itu terbentuk dengan cepat di benak para wartawan.     

Di tengah kekacauan yang terjadi antara wasit dan para pemain dari kedua tim, dokter-dokter tim Forest bergegas ke lapangan sambil membawa tandu. Setelah melakukan pemeriksaan singkat, Fleming memutuskan untuk membawa Eastwood keluar dari lapangan untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Situasinya tidak terlihat bagus.     

Saat situasi di lapangan sudah terkendali, wasit memanggil Rochemback dari kerumunan dan menunjukkan kartu kuning padanya.     

Dalam sekejap, City Ground kembali dipenuhi suara cemoohan dan ejekan yang memekakkan telinga. Para supporter tim tuan rumah merasa sangat tidak puas dengan keputusan wasit. Mereka hanya bisa menggunakan ejekan dan kata-kata makian dalam bahasa Inggris untuk melampiaskan ketidaksenangan mereka terhadap wasit Italia itu. Para pemain dari Nottingham Forest, di sisi lain, tidak bisa menggunakan cara langsung seperti itu untuk mengekspresikan kemarahan mereka.     

Kapten tim Albertini melangkah maju dengan harapan bisa melakukan percakapan singkat dengan wasit, yang juga berasal dari Italia, untuk memahami keputusannya. Wasit itu berkata, "Tackling itu dilakukan dari samping. Menurut aturan, itu bukan termasuk pelanggaran yang serius dan layak mendapatkan kartu merah. Tentu saja, kau pasti punya penilaian sendiri. Tapi, sebagai wasit, merupakan aspek yang sangat penting dari pekerjaanku untuk mempertahankan keseimbangan pertandingan."     

Wasit itu menjelaskan begitu banyak hal kepada Albertini karena mereka berasal dari negara yang sama. Kalau tidak, dia takkan repot-repot menjelaskannya.     

"Tapi pelanggarannya barusan membuat pemain kami cedera..." Albertini menunjuk ke arah Eastwood yang sedang dibawa keluar lapangan.     

Wasit mengangkat bahu tanpa daya. "Demi, aku juga merasa prihatin dengan itu. Tapi aturan tidak memperhitungkan apakah pelanggaran itu menyebabkan pemain lain cedera ataupun tingkat keparahan cedera yang ditimbulkan oleh pelanggaran itu. Kalau dia di-tackling dari belakang, meski rekan setimmu tidak cedera, aku pasti akan memberinya kartu merah. Tapi dengan situasi saat ini, aku tidak punya pilihan."     

Albertini tahu wasit itu hanya mengatakan hal yang sebenarnya kepadanya. Lagi pula, mereka sama-sama orang Italia, dan mereka tidak perlu menyembunyikan apa pun saat berbicara dalam bahasa mereka sendiri. Pengaruh Albertini di kancah sepakbola Italia masih eksis. Pengaruhnya itu tidak berkurang hanya karena dia telah meninggalkan Italia. Sebelum ini, dia pernah bekerja sebagai seorang ofisial tingkat tinggi di Asosiasi Pesepakbola Italia. Bahkan, hingga titik tertentu, dia dianggap sebagai kandidat yang paling menjanjikan untuk meneruskan posisi sebagai ketua asosiasi. Kalau saja dia tetap tinggal di Italia...     

Setelah menerima penjelasan seperti itu dari wasit - dia tidak senang tapi dia hanya bisa menerimanya - Albertini membalikkan badan dan melangkah pergi. Cemoohan bergelombang dari tribun penonton tidak mereda, dan para fans telah mengalihkan semua ketidaksenangan mereka terhadap Sporting Lisbon kepada wasit Italia itu.     

Dunia sepakbola Italia tidak pernah bersih; seluruh dunia tahu itu. Jelasnya, para fans Inggris menarik kesimpulan mereka sendiri dan bertanya-tanya apakah Sporting Lisbon telah menyuap si wasit Italia.     

Eastwood masih menerima perawatan di luar lapangan. Albertini menaikkan suaranya dan berteriak kepada rekan setimnya. "Baiklah! Mari kita tetap fokus di lapangan; pertandingan masih belum selesai!"     

※※※     

Kebetulan, tandu yang digunakan untuk membawa Eastwood diletakkan di dekat area teknis Nottingham Forest. Tang En melihat tiga tim dokter mengelilingi tandu. Setelah sejenak merasa ragu, dia memutuskan untuk menghampiri mereka dan memeriksa situasinya.     

"Bagaimana, Gary?" Dia melihat kelompok mereka tampak berdiskusi lama dan merasa kalau kondisinya mungkin tidak terlalu baik.     

Seperti yang diduga, Gary Fleming mengerutkan kening saat dia mendongak untuk menjawab Tang En. Dia menunjuk ke Eastwood di atas tandu dan berkata, "Kondisinya buruk, Tony. Aku tidak bisa membuat diagnosis yang akurat di sini. Dia harus dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih mendetil."     

Jantung Tang En seolah terjun bebas. Itu adalah skenario terburuk.     

"Kurasa ini tidak terlalu buruk, Boss," kata Eastwood sambil menyeringai kesakitan dan alisnya menaut.     

"Tidak terlalu buruk, Freddy. Tapi kau jelas tidak akan kembali masuk ke lapangan hari ini." Tang En menghiburnya dan berjalan menjauh. Fleming bangkit dan dengan bijaksana mengikutinya.     

"Panggil ambulans," Tang En menginstruksikan. "Dan katakan yang sebenarnya padaku, Gary. Seberapa buruk kondisinya?"     

"Tony, sebelum dia bergabung, apa kau ingat kakinya pernah patah karena Wood?"     

Tang En mengangguk.     

"Cederanya saat ini hanya sedikit lebih baik daripada saat itu."     

"F**k!" maki Tang En dengan nada rendah. Dia sudah tahu betapa buruknya ini.     

Ambulans dari Royal Hospital of Nottingham University, yang berjaga diluar stadion, dengan cepat memasuki kompleks stadion. Mereka memindahkan Eastwood dari pinggir lapangan ke dalam ambulans dengan Fleming ikut masuk ke dalamnya. Dibawah tatapan ratusan penonton, ambulans itu melaju dengan cepat setelah keluar dari City Grounds. Di sepanjang proses itu, kamera TV terus terfokus ke pinggir lapangan. Tampak jelas bahwa parahnya cedera Eastwood ini adalah sesuatu yang tak terduga. Pelaku yang menyebabkan cedera itu, Rochemback, mungkin juga merasakan hal yang sama.     

Setelah melihat ambulans melaju pergi, Tang En mengalihkan perhatiannya ke pria disampingnya. Peter Crouch, penyerang tengah yang jangkung, yang telah melepaskan rompi pemain cadangan dan bersiap-siap. Tang En menghela nafas. Dia tidak menduga kalau dia harus menggunakan substitusi pertamanya secepat ini. Meski mereka unggul dua gol di pertandingan ini, situasinya berkembang menjadi semakin sulit.     

"Peter. Setelah kau masuk ke lapangan... bermainlah seperti dalam latihan rutin. Kau tidak harus mengambil semua tanggung jawab Freddy. Bergantian dengan Viduka ..."     

※※※     

Setelah memasukkan Crouch ke lapangan, Tang En kembali ke kursi manajer. Segera setelah dia duduk, David Kerslake bertanya kepadanya dengan cemas, "Bagaimana kondisi Eastwood?"     

"Sangat buruk," jawab Tang En sambil menatap ke lapangan. "Aku punya firasat buruk tentang ini. Ada kemungkinan pemuda Romani itu akan melewatkan semua pertandingan yang tersisa musim ini ..."     

Kerslake tertegun mendengar kata-katanya dan terdiam, tidak lagi bertanya apa-apa.     

Tang En tidak terlalu berharap bisa mendapatkan hasil yang bagus dari substitusi atau pergantian pemain yang dilakukan secara tergesa-gesa. Dia juga tidak mempertimbangkan bagaimana gaya Crouch dan Viduka akan saling berbenturan dan menyebabkan serangan Forest menjadi tak terorganisir. Dia hanya berharap mereka bisa bertahan selama sepuluh menit berikutnya dan melakukan penyesuaian yang lebih mendetil selama jeda turun minum.     

Siapa sebenarnya yang menciptakan kekacauan ini? Tang En mengarahkan pandangannya ke sisi lapangan yang dikuasai Sporting Lisbon, dan menemukan Rochemback dengan mudah. Tentu saja, Tang En tahu bahwa kedua tim di lapangan saling memandang satu sama lain sebagai musuh. Demi kemenangan mereka sendiri, sangatlah umum untuk menggunakan pelanggaran dalam menyingkirkan pemain lawan yang paling mengancam tim mereka. Tapi, Tang En tidak terima hal ini terjadi padanya.     

Fábio Rochemback!     

Kau sudah berhasil!     

Aku akan selalu mengingatmu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.