Mahakarya Sang Pemenang

Permainan Licik Rochemback Bagian 1



Permainan Licik Rochemback Bagian 1

0Setelah Sporting Lisbon tiba di Nottingham, manajer mereka, José Peseiro, berbicara dengan rendah hati dalam konferensi pers yang diadakan di sebuah hotel. "Nottingham Forest adalah tim yang kuat, dan aku akan merasa senang jika bisa mendapatkan satu poin di pertandingan ini."     

Kerendahan hati ini tidak hanya ditampakkan di dalam konferensi pers itu saja; melainkan juga ditunjukkan dalam beragam cara. Kelihatannya Nottingham Forest memang merupakan sebuah lawan yang berbahaya menurut pandangan Sporting Lisbon. Para orang Portugis itu tidak membiarkan media menyaksikan latihan adaptasi mereka saat mereka tiba di Nottingham beberapa hari sebelum pertandingan. Perilaku mereka yang sangat berhati-hati ini bukanlah simbol kekuatan bagi orang-orang Nottingham.     

Memang, Sporting Lisbon saat ini bukanlah Sporting Lisbon yang sama seperti tahun lalu. Satu-satunya momen dimana mereka memenangkan Kejuaraan Eropa terjadi empat puluh tahun yang lalu.     

Pertandingan untuk babak 16 besar baru saja dimulai, dan tim Forest akan menunjukkan keunggulan dari bermain di kandang sendiri. Mereka tidak akan berkutat di lini tengah. Tim Forest akan langsung menyerbu maju ke gawang Sporting Lisbon sejak serangan pertama.     

Twain menurunkan sebelas pemain terbaiknya untuk pertandingan itu.     

Kiper mereka adalah van der Sar dan bek tengah tim adalah Hierro dan Matthew Upson. Bek kiri dan kanan adalah Leighton Baines dan Chimbonda. Gelandang bertahan adalah George Wood dan Albertini. Gelandang kiri adalah Franck Ribéry dan gelandang kanan adalah Ashley Young. Dua penyerang mereka adalah Freddy Eastwood dan Mark Viduka.     

Ini adalah susunan pemain utama tim Forest saat Twain tidak merotasinya. Ini adalah kombinasi sempurna dari semangat para pemain muda dan ketenangan mantap para pemain veteran.     

Di sisi lain, susunan pemain Sporting Lisbon terlihat asing bagi Twain. Sulit baginya untuk mencocokkan nama dan nomor punggung mereka dengan wajah sebagian besar pemain, apalagi memiliki pemahaman yang mendalam tentang mereka. Tapi untungnya, leg pertama dilakukan di kota mereka. Taktik Twain adalah mendapatkan poin di kandang mereka. Mereka harus menang dan mencetak gol sebanyak-banyaknya. Mereka juga harus berhati-hati agar kebobolan gol sesedikit mungkin.     

Bukan kemenangan namanya kalau mereka gagal mencapai tiga target itu.     

"... Mark Viduka! Tembakan yang hebat! Ricardo melakukan penyelamatan luar biasa. Kiper tim nasional Portugal ini pernah secara pribadi mencetak tendangan penalti terakhir di Kejuaraan Eropa UEFA dan dan menyingkirkan Inggris dari turnamen itu."     

Dia adalah kiper yang sangat berani. Tang En memiliki kesan yang sangat mendalam tentangnya. Di dalam pertandingan Kejuaraan Eropa itu, mula-mula Ricardo menyelamatkan tendangan penalti yang dilakukan Inggris tanpa menggunakan sarung tangan, dan kemudian dia juga menjadi penendang penalti terakhir ke dalam gawang Inggris yang pada akhirnya mengeliminasi Inggris. Karena semua hal itu, penyelamatan yang baru dilakukan Ricardo tidak membuatnya menerima tepuk tangan dari fans tapi justru mengundang cemoohan dari para fans Inggris.     

Ricardo adalah kapten tim Sporting Lisbon dan salah satu dari sejumlah kecil pemain tim nasional Portugal di tim itu. Dengan dirinya sebagai inti tim, taktik pertahanan Sporting Lisbon untuk pertandingan ini sudah tampak jelas.     

Peseiro ingin mendapatkan satu poin di kandang tim Forest; karena itulah, akan lebih baik baginya untuk bisa mendapatkan gol di dalam pertandingan tandang ini kalau memang memungkinkan. Bahkan meski mereka tidak bisa mendapatkan poin, selama mereka mencetak gol di pertandingan ini, semuanya akan baik-baik saja saat mereka kembali bertanding di kota asal mereka.     

Tapi, Twain tidak akan membiarkannya mendapatkan apa yang diinginkannya.     

Serangan Viduka yang meledak-ledak memicu gelombang serangan dari tim Forest. Di tengah sorak-sorai para fans Forest, gelombang demi gelombang serangan menghantam gawang Sporting Lisbon.     

"... Nottingham Forest bermain agresif di kandang sendiri. Kecepatan mereka dalam memasuki ritme permainan sungguh menakjubkan!"     

Ini memang sudah diharapkan. Twain sudah melakukan persiapan yang cukup lama untuk pertandingan ini. Baru-baru ini, latihan rutin tim telah difokuskan untuk pertandingan Liga Eropa UEFA. Kalau pertandingan ini tidak memenuhi harapan Twain, maka semua persiapan itu akan sia-sia.     

Viduka tidak berhasil mencetak gol, tapi gol itu akan segera datang.     

Di menit kesembilan babak pertama, serangan tim Forest yang kontinyu akhirnya berhasil menembus gawang Sporting Lisbon.     

Viduka berhasil membuat dua bek belakang Sporting Lisbon maju ke depan, dan segera setelahnya dia mengoper bola di kakinya ke Albertini, yang bergerak maju ke depan. Pria Italia itu mengayunkan kakinya untuk menembak langsung ke arah gawang. Para pemain bertahan Portugis tidak berani mengabaikan ini dan bergegas maju untuk mencuri bola. Meski si pria Italia itu sudah tua, tembakan jarak jauhnya masih bisa membuat takut lawan mereka.     

Saat lawan melompat untuk menggunakan punggungnya agar bisa memblokir tembakan Albertini, Albertini tiba-tiba saja mengirimkan umpan langsung.     

Eastwood menerima umpan Albertini di depan area penalti. Setelah dia mencondongkan tubuhnya pada Fábio Rochemback, yang bergerak maju untuk bertahan, dan menghadangnya, dia berbalik dan bergerak maju sambil membawa bola ke area penalti. Sebagai akibatnya, para pemain Sporting Lisbon di sekitarnya tidak ada yang terburu-buru menggunakan kaki mereka karena kalau mereka berlari menuju Eastwood dengan kaki terjulur, terdapat peluang yang besar kalau lawan akan merespon dengan jatuh ke tanah. Dibandingkan adu satu-lawan-satu menghadapi kiper, akan lebih stabil baginya untuk mencetak gol melalui tendangan penalti.     

Para pemain bertahan Sporting Lisbon di sekitarnya menahan diri dan tidak berani melakukan tindakan yang terburu-buru. Rochemback, yang terhalang oleh punggung Eastwood, sama sekali tak peduli. Dia hanya tahu bahwa lawan berada di area penalti dan membuatnya terhalang oleh punggungnya. Melihat lawan akan berusaha mencetak gol, dia jelas tidak bisa membiarkannya melakukan itu.      

Dia mendorongnya dari belakang, berharap agar Eastwood, yang akan menembak, kehilangan keseimbangan. Tapi dia tidak menduga kalau Eastwood menggunakan dorongan itu dan mengubahnya menjadi kekuatan untuk tendangannya!     

Pusat gravitasinya condong ke depan dengan kaki menjejak tanah dan ujung jari meruncing. Bola melesat dan terbang diatas kepala Ricardo yang telah memposisikan diri untuk menghalangi sudut tembakan Eastwood. Bola itu masuk ke dalam gawang di belakangnya di tengah sorakan para fans Forest.     

"1:0! Pertandingan baru berjalan sepuluh menit, dan Nottingham Forest telah unggul! Ini benar-benar awal yang menyenangkan! Lihatlah betapa senangnya Tony Twain!"     

Twain benar-benar tampak senang. Dia tahu betul apa artinya memimpin dalam pertandingan penting di stadion kandang ini. Maka tidak heran melihatnya menjadi orang pertama yang bergegas ke pinggir lapangan dengan tangan terangkat tinggi dari dalam area teknis setelah dia melihat Eastwood melesakkan bola ke dalam gawang. Dia mengayunkan tinjunya ke langit hingga semua orang bisa melihat emosinya yang tak ditutup-tutupi.     

Setelah unggul, tim Forest pasti akan bermain lebih baik.     

Sekarang hal yang masih belum terlihat adalah apa rencana manajer Sporting Lisbon untuk pertandingan ini. Kalau dia menganggap kebobolan sedikit gol adalah salah satu bentuk kemenangan, maka skor ini bukan hal yang tak bisa diterima olehnya, dan dia bisa terus bertahan. Tapi kalau dia ingin mencetak gol di pertandingan tandang ini dan mendapatkan poin, maka dia harus menyerang. Meski hal ini akan sangat meningkatkan peluang terjadinya gol, akan terdapat banyak celah di lini pertahanan mereka yang bisa dieksploitasi.     

Mencari aman atau mengambil risiko. Peseiro harus membuat pilihan.     

"0:1? Ini bukan apa-apa." Peseiro, yang duduk di area teknis tim tamu, mengangkat bahunya dan berbicara kepada asisten manajernya. Dia tidak terlalu frustrasi. "Kita harus mempertimbangkan semuanya dalam pertandingan tandang. Ini sudah termasuk dalam rencanaku. Tidak perlu melakukan perubahan apa pun untuk sekarang. Kita akan terus bermain. Kita masih punya cukup waktu." Dia mendongak dan melirik papan skor elektronik di tribun.     

※※※     

"Pencetak golnya adalah Freddy—"     

Siaran langsung komentator yang mengumumkan pemain yang baru saja mencetak gol, dan para fans di tribun menjawab serempak, "—Eastwood!"     

Pria gipsi Romani itu sedang merayakan golnya di lapangan bersama rekan setimnya.     

Pemain Brasil Fabio Rochemback masih berdiri di tempat lawan barusan mencetak gol, menatap kerumunan itu dengan ekspresi suram.     

Awalnya dia berpikir bahwa dengan mendorong pemuda kurus kering itu ke depan, maka pemuda itu pasti akan kehilangan keseimbangan. Dia sama sekali tidak mengira bahwa dia justru membantunya, dan membuatnya bisa menembakkan bola yang tidak bisa diselamatkan Ricardo!     

Mungkin setidaknya sepertiga pujian untuk gol itu harus diberikan pada Rochemback.     

Inilah hal yang menyebabkan pria Brasil itu merasa sangat marah. Sikap bertahannya telah ganti merugikan timnya sendiri. Dia mengepalkan tangannya. Cepat atau lambat aku akan membuat mereka membayarnya!     

※※※     

Pertandingan dilanjutkan. Nottingham Forest sedang bersemangat tinggi. Para fans mereka di tribun terus menyerang Sporting Lisbon dengan suara nyanyian yang nyaring, sama sekali takkan berhenti sejenak pun.     

Mereka masih belum aman dengan keunggulan satu gol. Twain telah berhasil menanamkan gagasan ini ke benak para pemainnya. Mereka tidak boleh berhenti setelah mencetak satu gol kalau mereka masih bisa mencetak dua gol. Ada level yang berbeda di dalam permainan konservatif. Bermain konservatif setelah mencetak gol jelas termasuk level rendah. Bermain konservatif tingkat tinggi dilakukan setelah mencetak dua atau tiga gol. Sedangkan bermain konservatif sebelum unggul atas lawan jelas termasuk ke dalam level yang paling rendah. Seseorang bisa merujuk pada pertandingan Italia melawan Perancis yang terjadi di ajang Piala Dunia FIFA 1998.     

Setelah mencetak gol, Eastwood sangat aktif. Dia akan bergerak mundur untuk menerima bola dan memberikan assist bagi rekan setimnya. Dia akan mencari peluang di sekitar Viduka. Kalau dia tidak bisa menembak, dia akan berkoordinasi dengan Viduka. Bagaimanapun, dia memainkan peranan yang sangat penting di lapangan.     

Twain menyaksikan penampilan Eastwood yang energik dan bertanya-tanya apakah fokus klub terhadap Wood telah mendorongnya untuk tampil lebih baik. Pria gipsi Romani itu tidak peduli dengan favoritisme klub. Jauh di lubuk hati, dia hanya tidak ingin kalah dari George Wood.     

Meskipun akan menjadi ayah dari dua anak, Eastwood masih termasuk anak muda dalam hal usia. Usia di mana gipsi Romani bisa menikah memang sangat muda dimana mereka bisa menikah dan memiliki anak sejak usia empat belas tahun.     

Karena dia masih sangat muda, dia masih cukup kompetitif. Kalah dari seseorang yang tidak disukainya? Itu adalah hal yang tidak bisa diterima oleh Freddy Eastwood.     

Twain tahu bagaimana mentalitas pemuda gipsi Romani itu. Dia sudah mengetahuinya sejak awal. Pada saat itu, dia menganggap mental semacam itu bisa dikendalikan sebagai sebuah bentuk kompetisi yang sehat. Itu adalah hal yang bagus untuk tim Forest. Namun, setelah spekulasi tak berdasar dari media, atmosfir kompetitif yang sehat itu bisa hancur kapan saja. Hanya ada garis yang sangat tipis antara kompetisi yang sehat dan yang buruk. Konsekuensinya juga akan sangat berbeda.     

Pertandingan ini mungkin merupakan sebuah kesempatan yang sangat baik bagi mereka untuk saling mengenal dan menyelesaikan perselisihan mereka. Atau bisa juga akan memburuk jika mereka kalah.     

Saat ini, tim sedang memimpin dan Twain tidak perlu khawatir.     

"Freddy Eastwood adalah pemain yang paling aktif di lapangan. Setelah mencetak gol, dia kembali mengancam gawang Sporting Lisbon beberapa kali. Baru-baru ini, dia menyelesaikan hat-trick pertamanya musim ini. Dia sedang berada dalam kondisi yang sangat baik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.