Mahakarya Sang Pemenang

Wood dan Eastwood Bagian 2



Wood dan Eastwood Bagian 2

0Tidak lama setelah Eastwood menunjukkan hat-trick-nya, tampak jelas bahwa dia telah menjadi pencetak gol lini depan yang tak terpisahkan dari Forest. Di sisi lain, George Wood juga baru saja menandatangani kontrak baru dengan tim dan dipromosikan sebagai penerus kapten berikutnya. Kedua pemain ini membentuk inti masa depan Forest. Tang En tidak ingin para pemain utama di bawah kepemimpinannya saling berseteru.     

Meski situasi yang dihadapi saat ini bisa dianggap sebagai krisis tingkat menengah, ini juga merupakan saat yang tepat baginya untuk menangani hubungan antara kedua pemain. Ini adalah sesuatu yang telah membuat Tang En sakit kepala.     

Di hari terakhir latihan sebelum pertandingan dilangsungkan, Tang En memberikan instruksi sederhana untuk pertandingan keesokan harinya. Setelah itu, Kerslake, yang berada di sampingnya, akan mengumumkan akhir sesi latihan hari itu. Tang En menambahkan, "Semuanya, beristirahatlah dengan baik untuk malam ini. Bersantailah sedikit. Aku tidak ingin melihat betis siapa pun masih gemetar di lapangan besok."     

Semburan tawa terdengar dari tim dan mereka akhirnya bubar.     

"George, Freddy. Kalian berdua tinggallah sebentar." Tang En menunjuk ke arah Wood dan Eastwood, yang sudah sama-sama bersiap untuk membubarkan diri.     

Sementara kedua pemain yang bersangkutan merasa terkejut dengan permintaan Tang En, para pemain yang lain tidak demikian.     

Bahkan David Kerslake juga meninggalkan lapangan. Saat di lapangan latihan itu hanya tersisa mereka bertiga, Tang En menatap keduanya bergantian. Eastwood kelihatan tidak terlalu santai. Senyum yang selalu ditunjukkannya kini tak terlihat, dan wajahnya menunjukkan ekspresi bertanya-tanya. Sementara itu, George Wood tetap diam, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi.     

Meski Eastwood memiliki alasan yang kuat untuk membenci Wood, Wood mungkin menyadari perbedaan sikap Eastwood terhadap dirinya dan rekan setim mereka yang lain. Dia mengira itu karena Eastwood memandang rendah dirinya. Karena Eastwood tidak menyukainya, Wood tidak punya alasan untuk bersikap sebaliknya. Mungkin itulah pendapat Wood tentang masalah ini.     

Tang En menimbang-nimbang sejenak dan kemudian bertanya, "Apa kalian tahu kenapa aku meminta kalian berdua untuk tetap tinggal?"     

Tidak ada yang menjawab. Terlepas dari siapa yang menjawab, merespons dengan ucapan "Aku tahu" atau "Aku tidak tahu" akan menjadi hal yang memalukan.     

Seolah mengetahui apa yang mungkin sedang dipikirkan oleh keduanya, Tang En tersenyum singkat. Bagaimanapun juga, keduanya masih anak laki-laki.     

"Apa ada diantara kalian yang membaca koran atau berita online belakangan ini?"     

Keduanya menggelengkan kepala.     

"Hm. Yah, tidak ada bedanya meski kalian membacanya atau tidak. Bagaimanapun, kalian jelas lebih tahu tentang masalah ini jika dibandingkan dengan para wartawan yang hanya bisa mengarang cerita. Aku juga yakin kalau kalian berdua sudah tahu kenapa aku meminta kalian tinggal di belakang. Jadi sebaiknya kita tidak hanya berdiri untuk berpose saja disini; tidak ada paparazzi di sekelilingk ita. Aku tahu, Freddy. Kau selalu menyimpan dendam karena cedera kakimu yang disebabkan oleh Wood. Aku bukan jenis orang yang akan meminta orang lain untuk memaafkan dan melupakan tentang itu. Tapi aku juga tahu kalau kau adalah orang yang logis, benar kan?"     

Eastwood menundukkan kepalanya dan tidak memberikan tanggapan. Dia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan seperti itu.     

Tang En kemudian beralih ke Wood. "George, aku yakin kau sudah menyadari sejak lama tentang masalah antara kau dan Freddy. Setelah kau mengetahuinya, apa kau sudah meminta maaf padanya?"     

Wood terdiam sesaat sebelum kemudian menggelengkan kepalanya.     

Jadi ternyata begitu! Anak konyol ini!     

Tang En hanya bisa menghela nafas. Sepertinya tidak akan ada penyelesaian hari ini. Mengetahui keseluruhan cerita tanpa berusaha menyelesaikannya, dan tidak mengetahui keseluruhan cerita dan karenanya tidak bisa menyelesaikannya adalah dua hal yang sangat berbeda.     

Sekarang, sudah jelas bahwa George Wood tahu tentang situasi yang mengarah pada hubungan yang buruk antara dirinya dan Eastwood. Tapi, dia tidak berusaha menunjukkan niat baik atau memulai sebuah pertemanan untuk membuat si korban, Eastwood, merasa lebih baik tentang apa yang sudah terjadi.     

Bocah ini tidak tahu bagaimana caranya berhubungan dengan orang lain!     

Tang En menatap arlojinya dan mengibaskan tangannya pada mereka. "Itu saja untuk hari ini. Kalian berdua akan menjadi pemain starter besok. Kuharap masalah ini tidak akan mempengaruhi kondisi kalian di dalam pertandingan. Terlepas dari apa pun dendam yang kalian miliki terhadap satu sama lain, jangan membawanya ke lapangan. Sekarang pulanglah dan beristirahatlah."     

Tang En menggelengkan kepalanya tak berdaya saat dia melihat punggung Wood yang semakin menjauh. Wood sangat mirip dengan dirinya di masa lalu, dengan harga diri yang terlalu tinggi ... Itu pernyataan yang sangat sederhana, tapi sangat sulit untuk mengucapkannya dengan suara keras.     

※※※     

Ketika bus tim Sporting Lisbon tiba di City Ground bersamaan dengan bus tim Nottingham, para fans di sekitar alun-alun menjadi bersemangat. Fans tim tuan rumah bernyanyi dengan suara nyaring. Mereka berdiri di kedua sisi jalan dengan teratur, memukulkan telapak tangan ke papan yang mereka bawa. Mereka tampak cukup mengintimidasi. Dan semua ini dilakukan tanpa ada yang mengarahkan mereka. Di sisi lain, para fans yang datang jauh-jauh dari Portugal juga menunjukkan kapabilitas mereka. Menyanyikan lagu Portugis yang tak dikenal oleh orang Inggris, sebagian besar fans itu memakai jersey bergaris putih hijau milik Sporting Lisbon dan melambaikan bendera tim mereka. Polisi yang berada di dalam area stadion dan alun-alun segera menjadi lebih waspada, memindai setiap sudut kecil di area tersebut.     

Portugal tidak punya hooligan sepakbola, tapi Inggris memilikinya. Selain itu, dengan situasi "pertempuran hidup dan mati" semacam ini yang menentukan tim mana yang akan terus melaju, antusiasme yang ditunjukkan oleh para fans masih berada di dalam batas ekspektasi polisi. Mereka hanya harus memastikan untuk memadamkan benih perseteruan sekecil apapun yang bisa mengarah pada kekacauan.     

Untungnya semua orang tetap tenang dan tidak ada kejadian yang bisa membuat kesal semua orang. Baru ketika kedua tim turun dari bus dan memasuki ruang ganti mereka masing-masing, para fans mulai berkumpul di alun-alun untuk mulai memasuki stadion. Mereka yang tidak memiliki tiket akan mulai mencari bar terdekat untuk menonton pertandingan. Polisi baru bisa rileks setelah kerumunan di alun-alun mulai menipis.     

Sejak Tony Twain mengambil alih tim Forest, polisi selalu menjadi pihak yang paling lelah setiap kali diadakan pertandingan kandang. Jelas ada peningkatan jumlah suporter sepak bola yang kembali ke City Ground untuk menonton pertandingan. Saat semangat dan antisipasi fans terhadap sepak bola dan Red Forest kembali, hal yang sama juga terjadi pada fanatisme. Pada awalnya, polisi tidak terlalu memperhatikannya; lagipula, Forest sudah mengalami penurunan kekuatan sejak lama. Bahkan di kondisi terbaik mereka, City Ground tidak pernah mencapai kapasitas penuh. Jumlah hooligan sepakbola juga terus menurun. Sebagian besar waktu, polisi yang bertanggung jawab atas keamanan di stadion hanya melakukan pekerjaan rutin.     

Tapi, sejak terjadinya insiden fatal yang melibatkan Gavin Bernard, seorang fans sepak bola yang tak berdosa, karena kerusuhan yang dilakukan oleh para hooligan, semua orang kembali terfokus pada masalah keamanan. Polisi tidak punya pilihan selain memeriksa kembali dampak yang kini bisa disebabkan oleh Nottingham Forest.     

Setelah Forest berhasil naik tingkat ke Liga Utama Inggris, sudah menjadi kewajiban bagi polisi untuk tetap mempertahankan keamanan tingkat tinggi di setiap pertandingan kandang.     

Saat kerumunan massa di alun-alun mulai berkurang, suara nyanyian dari dalam stadion terdengar semakin keras. Polisi yang masih berada di luar stadion berpatroli sambil memandang ke arah dinding stadion yang menjulang tinggi.     

Pertandingan akan segera dimulai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.