Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Situasi yang Saling Menguntungkan di FA Cup Bagian 2



Sebuah Situasi yang Saling Menguntungkan di FA Cup Bagian 2

0Gol pertama yang membobol gawangnya membuat Ferguson bangkit dari kursinya dan berdiri di pinggir lapangan. Meski dia tidak mengatakan apa-apa, para pemain Manchester United merasakan banyak tekanan. Julukan "Hairdryer" tidak diberikan begitu saja. Siapa pun yang belum pernah menjadi pemain di Manchester United tidak akan pernah bisa memahami perasaan mengerikan saat dimarahi oleh Ferguson.     

Setelah memimpin, Nottingham Forest tampaknya lupa bahwa lawan mereka adalah Manchester United, "Red Devils" Manchester United, yang dipimpin oleh manajer terbaik Liga Utama selama sepuluh tahun, Sir Alex Ferguson.     

Dua belas menit setelah mereka mencetak gol, Manchester United menyamakan skor.     

Gol itu dicetak oleh Golden Boy Inggris, Wayne Rooney. Kali ini, dia sepenuhnya menggunakan skillnya untuk menerima umpan Roy Keane di luar kotak penalti. Dia menggunakan kekuatannya yang meledak-ledak untuk menyingkirkan Piqué. Kemudian, dia berhasil menembus area penalti dan melepaskan tendangan voli. Bola menembus sudut bawah gawang, dekat dengan rumput. Menghadapi tembakan yang rumit seperti itu, Edwin van der Sar tak berdaya dan hanya bisa menyaksikan bola melesat melewati ujung jarinya, membentur tiang gawang dan terpantul ke dalam gawang.     

Setelah melakukan gol itu, Rooney merasa sangat senang hingga dia menarik bagian depan kausnya dan menyatukan cemoohan 27,000 fans Forest di stadion City Ground.     

Di pertandingan yang lalu, Rooney tidak mencetak gol. Dia tidak banyak menunjukkan skillnya di sepanjang permainan. Usai pertandingan itu, dia dikritik dan tampaknya kunci dari kondisinya yang tertekan adalah kegagalan tim Manchester dalam mengalahkan tim Forest. Dia akhirnya bisa melampiaskan kekesalannya dengan sebuah gol yang indah di pertandingan ini.     

Tang En melihat adegan yang aneh di lapangan: ingatannya tentang gawang yang dijaga kiper utama Manchester United di masa depan justru dijebol oleh striker utama Manchester United di pertandingan ini. Dia ingat bahwa waktu dari mana dia bertransmigrasi masih dua setengah tahun lagi. Masa depan yang bisa dia kendalikan semakin sedikit. Dia harus bergegas. Tang En terlalu terbenam dengan renungannya hingga dia lupa untuk merasa kesal karena kebobolan gol.     

※※※     

Roy Keane adalah kapten Manchester United. Tapi dia dulu adalah bintang harapan tim Forest, sama seperti George Wood sekarang. Twain menyukai George Wood, sama seperti Cough yang menyukai Roy Keane. Tiga belas tahun telah berlalu. Clough telah pergi ke surga untuk bersaing mendapatkan posisi disisi Tuhan, dan Roy Keane mengenakan seragam Manchester United saat kembali ke Nottingham. Meskipun kedua tim sama-sama memiliki jersey berwarna merah, lambang di dada mereka berbeda.     

Saat dia memasuki lapangan sebelum dimulainya pertandingan, Keane disambut oleh gelombang sorakan di stadion. Tapi, saat pertandingan dimulai, penampilannya hanya meninggalkan sedikit kesan tentang betapa dia dulu sangat dicintai di sana.     

Susunan pemain yang diturunkan Twain untuk game ini tidak berbeda dengan yang telah diturunkannya sebelum ini. Arteta, yang baru saja bergabung dengan tim, bahkan tidak berhasil masuk ke daftar itu. Dia hanya menjadi penonton di tribun.     

Cakupan tugas Roy Keane di lini tengah menjadi lebih luas jika dibandingkan dengan pertandingan sebelumnya. Saat bertahan melawan para pemain Forest, dia sangat ganas dan tidak pernah menghindari konfrontasi fisik.     

Hal yang membuat komentator merasa sangat senang adalah di pertemuan terakhir antara kedua tim, Keane dan Wood tidak banyak melakukan kontak langsung. Tapi, kali ini, tiga puluh menit telah berjalan di babak pertama dan Keane dan Wood telah saling berhadapan satu lawan satu dua kali. Di kedua waktu itu, Wood bertahan melawan Keane. Dan ada satu insiden dimana Keane secara aktif bergegas untuk mencuri bola dari Wood.     

Hasilnya adalah Keane menang atas Wood dengan 3:0. Menghadapi Keane yang matang dan berpengalaman, Wood masih selembut bayi yang baru lahir.     

Di dalam pertandingan kali ini, Ferguson memperkuat pengawasan terhadap Wood, yang tampak jelas dari upaya intersepsi yang dilakukan Keane. Tim Forest berhasil menyamakan skor di momen terakhir pada pertandingan sebelumnya. Selain keuletan Wood yang tak terduga, Manchester United juga kurang memperhatikan dan kurang familiar terhadap para pemain tim Forest. Tapi Ferguson telah membuat persiapan yang cermat untuk pertandingan ini. Dia menghabiskan lima hari penuh untuk mempelajari Nottingham Forest berdasarkan pertandingan sebelumnya, sama seperti ketika dia pertama kali mempelajari Wenger dan, nantinya, Mourinho.     

Nottingham Forest sudah menjadi lawan yang membutuhkan seluruh energi Manchester United dan Ferguson untuk mengatasinya.     

Di dalam pertandingan ini, Manchester United sepenuhnya mengendalikan lini tengah. Setelah menyamakan kedudukan, semangat tim Forest mengalami penurunan dan mereka dipaksa bermain bertahan dibawah tekanan.     

Twain duduk tak bergerak di area teknis. Dia tahu kalau dia tidak punya solusi dalam menghadapi situasi ini. Dia telah memicu terlalu banyak kemarahan di dalam timnya, dan mereka tak lagi bisa berkepala dingin. Plus, Ferguson juga telah mempelajari timnya dengan sangat hati-hati, dan setiap taktiknya kini menjadi sasaran.     

Dia mengingat jadwal bulan Februari di benaknya dan memutuskan untuk melepaskan pertandingan ini. Timnya sedang bersaing di dua liga: Liga Utama dan Liga Eropa UEFA. Tidak perlu menambahkan FA Cup sekarang.     

Tujuan tim Forest musim ini bukan untuk memenangkan gelar piala domestik. Dari perspektif jangka panjang, sangatlah penting untuk bermain bagus di Liga Utama.     

Tim Forest membuat penyesuaian di babak kedua. Gunnarsson diturunkan untuk menggantikan Albertini. Crouch menggantikan Viduka, dan terakhir, Aaron Lennon menggantikan Ashley Young.     

Dilihat sekilas, sepertinya mereka telah melepaskan pertandingan ini dengan mengganti tiga pemain sekaligus. Meskipun memang itulah yang terjadi, efek yang dihasilkan adalah para pemain yang baru dimasukkan bermain seolah-olah hidup mereka bergantung pada pertandingan itu, yang menimbulkan banyak masalah bagi Manchester United.     

Hasil pertandingan di papan skor elektronik masih tetap 1:1 selama sekitar dua puluh menit. Itu adalah jalan buntu bagi kedua belah pihak. Sepertinya Twain akan bisa memperoleh hasil yang tak terduga. Tapi kemudian, di menit ke-21, Manchester United kembali mencetak gol.     

Kali ini, Ryan Giggs-lah yang mencetak gol. Gol itu dibuat dari tendangan bebas langsung. Edwin van der Sar tidak bisa menyelamatkan gawang tepat waktu, dan bola menjebol jaring gawang.     

Sejak Beckham meninggalkan tim, pilihan pertama Manchester United untuk melakukan tendangan bebas adalah Ryan Giggs. Ini bukan pertama kalinya ia mencetak gol dari tendangan bebas langsung.     

Melihat para pemain Manchester United merayakan gol di stadion mereka sendiri, Twain dan David Kerslake saling melirik satu sama lain tanpa mengatakan apa-apa dan hanya mengangkat bahu.     

※※※     

Segera setelah itu, tim Forest meluncurkan serangan balik. Tapi di bawah pertahanan ketat Manchester United, Carroll tidak terlalu banyak mendapatkan ancaman. Roy Keane, yang telah kembali ke stadion City Ground, secara mengejutkan bermain dengan sangat bagus. Sendirian saja, dia bisa menjaga lini depan area penalti saat bertahan. Karena Twain telah mengubah taktik tim menjadi sepenuhnya bertahan di lini tengah, tim Forest juga tidak banyak melakukan serangan. Mereka hanya bisa menembakkan umpan-umpan panjang dan membiarkan kedua sayap bergantian menyerang. Kurangnya koordinasi lini depan dan umpan yang imajinatif membuatnya sangat sulit untuk mengalahkan Manchester United di pertandingan ini.     

Pertandingan selama 90-menit itu berakhir dengan cepat. Nottingham Forest kalah 1:2 dari Manchester United di kandang mereka. Mereka tersingkir dari FA Cup.     

Pada konferensi pers paska-pertandingan, Twain tidak terlihat kesal atau frustrasi. Sebaliknya, dia tampak lega.     

"Sekarang, kami bisa berusaha lebih keras di Liga Utama dan Liga Eropa UEFA. Selamat untuk Manchester United."     

Ferguson memuji lawannya sambil tersenyum dan mengatakan bahwa tim Forest sulit untuk dikalahkan. Bagaimanapun, Ferguson telah melihat betapa kuatnya Chelsea musim ini, dan sekarang selisih poin antara Manchester United dan Chelsea di klasemen liga adalah sebelas poin. Hampir tidak mungkin untuk membalikkan keadaan. Mendapatkan gelar FA Cup juga hal yang bagus daripada berakhir dengan tangan kosong di akhir musim. Moodnya yang bagus memang cukup beralasan.     

Di akhir konferensi pers, Ferguson mengundang Twain untuk minum bersama, dan Twain tidak menolaknya.     

Seharusnya hal semacam itu adalah undangan dari manajer tuan rumah. Dan sekarang, dengan Ferguson yang mengambil inisiatif, itu menunjukkan bahwa moodnya yang sedang bagus di dalam konferensi pers itu memang asli dan bukan pura-pura.     

Melihat kedua manajer yang tersenyum lebar, para wartawan benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa tentang signifikansi pertandingan ini bagi kedua tim. Apa ini benar-benar situasi yang saling menguntungkan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.