Mahakarya Sang Pemenang

Kontrak Baru, Pemain Baru Bagian 1



Kontrak Baru, Pemain Baru Bagian 1

0Disaat Tony Twain merasa khawatir apakah Wood akan menemukan agen yang bisa membuatnya puas, seorang pria yang menyebut dirinya sebagai "agen George Wood" muncul di hadapannya.     

"Ah, Tuan. Apa kau di sini untuk menonton latihan kami?" Twain kembali bertemu dengan pria paruh baya yang memburu George Wood di gerbang kompleks latihan. Dia melihat arlojinya. "Masih ada waktu sebelum latihan dimulai, kau datang terlalu awal. Atau kau masih belum menyerah soal George Wood?"     

Pria jangkung yang berdiri di hadapannya itu memang Billy Woox. Dia tersenyum (ya, Twain tidak salah, pria ini, yang biasanya selalu memandangnya dengan tampang cemberut, sekarang tersenyum padanya) berkata kepada Twain, "Maaf, tidak satupun dari keduanya, Tn. Twain. Kau salah menebak."     

"Oh?" Twain menatap pria itu. Dia tidak paham kenapa pria itu bersikap ramah padanya.     

"Aku datang kemari untuk membahas kontrak baru denganmu, Tuan Twain."     

Twain memiringkan telinganya ke samping, mengira kalau dia salah dengar. "Apa katamu?"     

"Maafkan aku, ucapanku tidak jelas. Aku akan mengatakannya lagi: aku ingin berbicara denganmu tentang kontrak baru antara George Wood dan Nottingham Forest, yang sangat berbeda dari yang telah ditandatanganinya setahun yang lalu. Sebuah kontrak yang baru," kata Woox dengan sungguh-sungguh, senyumnya tak lagi terlihat.     

"Masih tiga bulan lagi sebelum tanggal 1 April ..." Twain mengira kalau pria itu pasti sedang bercanda dengannya, dan dia tidak ingin membuang-buang waktunya di gerbang dengan seorang pria gila yang berhalusinasi. Dia membalikkan badannya untuk melangkah pergi.     

Dia mendengar suara kertas berkelepak di belakangnya. "Tn. Twain, kurasa kau mungkin akan tertarik untuk melihat ini."     

Twain memang penasaran, jadi dia berhenti melangkah dan berbalik untuk melihat selembar kertas di tangan pria itu, yang berkelepak dengan lembut diterpa angin pagi. Dia tidak bisa melihatnya dengan jelas. "Apa itu?"     

"Salinan kontrak bertandatangan antara George Wood dan aku. Mulai sekarang, aku adalah satu-satunya agennya, yang bertanggung jawab atas semua urusannya, termasuk negosiasi dengan klub sepak bola untuk memperbaiki persyaratan di kontrak sebelumnya." Woox memegang kertas itu dengan lagak sok penting, seolah-olah dia adalah polisi Scotland Yard yang sedang menunjukkan lencana identitasnya.     

Twain segera menyambar kertas itu dan memeriksanya dengan seksama. Itu memang kontrak agen, dan tanda tangan di bawah kertas itu memang tulisan tangan Wood dan, tentu saja, sidik jarinya.     

Kontrak itu mendefinisikan dengan jelas peranan pria paruh baya itu. Hubungan antara Billy Woox dan George Wood adalah hubungan antara agen sepakbola profesional dan pemain sepakbola profesional. Kontrak itu juga menetapkan kuasa yang dimiliki Woox sebagai agen Wood. Kuasa itu hampir mencakup semua aspek, dari mulai dalam hingga luar lapangan. Dia tidak bisa dibilang hanya bertindak sebagai penanggung jawab keuangannya; Woox bahkan bisa dikatakan sebagai penasihat Wood!     

Twain mengalihkan pandangannya dari kertas ke wajah Woox. Senyum pria itu telah kembali, tapi dia tidak lagi menyembunyikan keangkuhannya.     

Tang En menundukkan kepalanya dan diam-diam memaki. Kenapa bisa jadi begini?     

Aku menyuruh George Wood untuk mencari seorang agen yang bisa dipercaya. Aku tidak memintanya untuk menemukan pria ini! Bukankah semua ini ... Bukankah semua ini akhirnya berbalik melawanku?     

Tunggu sebentar!     

Tiba-tiba saja dia teringat sesuatu.     

"Well... Tn. Woox, kalau aku tidak salah ingat, kau adalah mantan agen selebritis, kan?"     

Woox mengerti kenapa Twain menanyakan itu. Untuk membuat pria itu mengakuinya, Woox mengeluarkan sertifikat lisensi dari dalam tasnya. "Football Association Inggris baru-baru ini memberikan lisensi agen sepakbola profesional padaku. Aku adalah seorang agen sepakbola sekarang."     

Twain mengambilnya dan memeriksanya dengan cermat, tapi dia tidak bisa menemukan kesalahan apa pun didalamnya. Lisensi itu memang dikeluarkan oleh FA, tapi disana juga terdapat informasi bahwa Billy Woox belum diakreditasi oleh FIFA, yang mana jika dia diakreditasi maka dia akan memenuhi syarat untuk bertindak sebagai perantara pemain terkait transfer internasional.     

"Kau hanya di Inggris ..."     

"Tentu saja. Aku baru saja menjadi agen pemain sepakbola. Aku belum punya waktu untuk menyerahkan informasiku ke FIFA. Tapi itu tidak berarti aku tidak bisa menjadi agen Wood." kata Woox sambil mengangkat bahu.     

"Tapi kau belum punya pengalaman sebagai agen pemain olahraga."     

Woox tersenyum lebar. Dia bisa tahu dari komentar itu kalau Twain masih bersikeras menentangnya. "Tentang bagaimana aku bisa menjadi agen sepakbola, itu sama sekali tidak penting. Hal yang penting adalah, aku sekarang agen Wood, dan tidak ada yang salah dengan lisensi yang kumiliki."     

Twain melihat ke arah sertifikat lisensi yang dicap stempel resmi Football Association tanpa mengatakan apa-apa.     

Sebuah tangan terulur di depan matanya.     

"Kalau kau tidak keberatan, tolong kembalikan sertifikat itu padaku, terima kasih."     

Twain dengan kasar meletakkan sertifikat itu ke atas tangan Woox yang terulur. Dia tidak tahu tipuan macam apa yang telah digunakan Woox untuk mendapatkan kepercayaan George dan Sophia. Tapi, semua fakta, yang telah ditunjukkan di hadapannya, tak lagi bisa diubah sekarang.     

Saat dia melihat bahwa Twain tak bisa berkata-kata, Woox menunjukkan senyum kemenangan. "Apa aku harus mengulanginya, Tn. Twain? Aku datang untuk menemuimu atas nama George Wood dan-"     

Twain menggunakan tangannya untuk menyela. "Aku mengerti, tapi tidak hari ini. Kita akan membuat janji untuk lain waktu."     

Hari ini benar-benar bukan hari yang baik. Pikiran Twain kini berantakan. Mustahil dia bisa mendiskusikan kontrak dengan pria licik ini. Pertama, dia perlu menenangkan diri. Lalu, dia perlu menemukan Wood untuk memahami seluk beluk masalah ini. Setelah itu, barulah dia bisa mempertimbangkan bagaimana dia akan mendiskusikan kontrak baru Wood dengan Woox.     

"Tentu saja, aku menghormati keputusanmu. Aku sudah punya nomormu. Kalau begitu, kita akan membicarakan ini lain kali. Aku akan menghubungimu, Tn. Twain."     

Twain mendengus dan membalikkan badan untuk melangkah menuju Lapangan 1 di kompleks latihan. Dia tidak sabar untuk menemui George Wood dan bertanya padanya, Apa yang sedang terjadi di sini?     

※※※     

Tak lama kemudian, Twain melihat George Wood di lapangan latihan. Dia kelihatan sama seperti biasanya, dan Twain memanggilnya mendekat.     

"George, apa kau sudah menemukan agen baru?"     

Wood mengangguk.     

"Yah ... Bisakah kau ceritakan padaku bagaimana kau memutuskan tentang itu?" Twain ingin tahu bagaimana pria itu bisa menjadi agen Wood.     

Karena itu, Wood dengan jujur menceritakan apa yang terjadi kemarin malam.     

Setelah Twain mendengar penjelasan Wood, dia tiba-tiba merasa sangat heran tentang "bagaimana bisa ada kebetulan dimana pria itu mengatakan hal yang sama seperti yang kukatakan."     

Karena Twain memikirkan tentang Wood, dia mengatakan semua itu kemarin agar Wood bisa mulai mencari seorang agen dengan serius. Dia tidak menduga kalau "Tn. Lima Persen" juga akan memperhitungkan sudut pandang si pemain, atau mengatakannya dengan sangat indah dari sudut pandang yang paling dipedulikan oleh Wood. Tapi dia masih ingin bertanya, "Kurasa semua itu bisa dilakukan oleh agen lain manapun. Kenapa kau memilihnya?"     

"Dia datang ke rumahku, dan kurasa dia sudah menjelaskannya dengan sangat baik, jadi aku mengontraknya." Pertimbangan Wood memang sangat sederhana dalam masalah ini. Karena semua orang sama, maka kenapa aku harus menghubungi seorang agen yang bahkan belum pernah kutemui? Sementara itu, orang yang ada di hadapanku ini bisa menjadi agenku. Kalau begitu dia saja.     

Wood tidak tahu tentang hubungan antara Woox dan Twain. Tentu saja, dia tidak tahu kalau Twain sangat cemas karena dia telah memilih Woox.     

"Apa ada masalah?"     

Twain menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak ada. Kau bisa berlatih sekarang."     

Wood membalikkan badan dan berlari kembali ke lapangan latihan. Sendirian, Twain menundukkan kepalanya dan menggosok pelipisnya. Sepertinya dia akan harus berurusan dengan pria yang tak menyenangkan itu untuk waktu yang lama.     

※※※     

Hari-hari menjelang putaran ke-24 liga, Twain tidak menerima panggilan telepon dari Billy Woox. Sepertinya pria itu juga tahu bahwa Twain sedang dalam suasana hati yang buruk sekarang.     

Twain benar-benar dalam suasana hati yang buruk. Sejak dia tahu kalau Woox adalah agen Wood, pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah dia cemaskan sebelum ini mulai muncul ke permukaan. Apa agen itu akan memanipulasi George Wood seperti boneka? Apa dia akan mengasingkan Twain?     

Hal yang paling penting, apakah George Wood akan meninggalkannya suatu hari nanti?     

Pemain yang dia tumbuhkan secara pribadi, melepaskan diri darinya dan transfer ke tim lain ... Ini bukan kekhawatiran yang tak beralasan. Sebelum menikah, Beckham dan Ferguson seperti ayah dan anak. Dan lalu? Kedua pria itu hampir saling memusuhi satu sama lain.     

Twain tidak ingin hal seperti itu terjadi dengan Wood. Tapi, sekarang setelah ada agen yang antagonis seperti itu, masa depan kini jadi tidak pasti.     

Dia adalah orang yang mementingkan teritori. Dia menyukai perasaan memegang kendali. Tapi kenyataannya adalah tidak semua yang ada di dunia ini bisa berjalan sesuai keinginannya.     

Pada tanggal 22 Januari, Nottingham Forest menantang Norwich City dalam pertandingan tandang. Tim peringkat keenam liga bermain melawan tim peringkat kedua terbawah. Tak mengherankan, tim Forest menang 2:0 dalam sebuah permainan yang bersih dan menentukan itu.     

Kedatangan Edwin van der Sar telah sangat mengurangi jumlah kebobolan gol tim Forest. Dia jauh lebih baik daripada Darren Ward dalam hal pengalaman dan skill. Twain merasa sangat senang karena dia telah mengambil keputusan dengan cepat disaat Manchester United masih ragu-ragu; kalau tidak, dia pasti akan melewatkan kiper berkaliber tinggi sepertinya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada tim Forest di paruh kedua musim ini tanpanya.     

Tak diragukan lagi, mereka masih bermain dengan baik di liga dan George Wood juga tetap stabil. Penampilannya tidak berbeda dengan permainan sebelumnya. Meskipun demikian, semua itu tidak sama menurut pandangan Twain.     

Dia tahu bahwa setelah pertandingan ini usai, dia akan menerima panggilan telepon dari Billy Woox.     

Seperti yang diharapkan, ketika Twain kembali ke Nottingham di hari berikutnya, ponselnya berdering.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.