Mahakarya Sang Pemenang

Derby Bagian 2



Derby Bagian 2

0Sebagai orang luar, Tang En tidak terlalu paham tentang persaingan yang berlangsung selama hampir satu setengah abad antara kedua tim. Dia lebih suka menghubungkan ini dengan kecemburuan Notts County atas prestasi yang diraih Nottingham Forest. Bagaimanapun, Forest telah dua kali mendapatkan kehormatan tertinggi di antara klub-klub Eropa. Selain itu, mereka juga bisa mempertahankan posisi jangka panjang di grup pertama dalam liga domestik. Kehormatan dan prestasi yang mereka peroleh jauh lebih banyak daripada prestasi Notts County.     

Di kota Nottingham, Notts County selalu mewakili warga tingkat bawah. Dengan kaus jersey berwarna hitam dan putih, sebuah klub yang tidak pernah berhasil lolos dari cengkeraman krisis keuangan, hanya bisa bermain-main di liga yang lebih rendah ... Semua itu sebanding dengan citra penambang yang miskin. Ini sama seperti dua tim di ibukota Spanyol, Madrid: Real Madrid dan Atlético Madrid. Dimana Nottingham Forest mewakili warga kelas menengah yang kaya, Notts County adalah penopang ideologis bagi masyarakat kelas bawah yang miskin.     

Setelah sepakbola dikaitkan dengan perjuangan antar kelas sosial, Tang En bisa membayangkan dan memahami bentrokan memanas yang pasti akan terjadi.     

Kenyataan membuktikan spekulasinya.     

Tiket untuk pertandingan ini terjual habis lebih awal. Tidak hanya di hari pertandingan itu sendiri; tiket juga telah terjual habis dua hari sebelum pertandingan. Saat Notts County berhasil lolos ke babak ketiga Piala FA Inggris dan dijadwalkan untuk berhadapan dengan Nottingham Forest, semua tiket terjual dengan cepat.     

Bagi Notts County, terlepas dari apakah mereka bisa menjadi juara Piala FA sama sekali tidak ada hubungannya. Bahkan meski mereka kalah dari tim yang lebih lemah di babak berikutnya, mereka tidak akan merasa kesal. Tapi, itu hanya boleh terjadi setelah mereka mengalahkan Nottingham Forest di babak ini.     

Di sisi lain, Nottingham Forest tidak memiliki obsesi khusus dengan pertandingan ini. Kalau tidak mempertimbangkan perasaan para fans Forest, Tang En sebenarnya ingin menurunkan kombinasi Tim Pemuda dan Tim Cadangan. Nyaris tidak ada pemain Nottingham Forest yang memiliki dendam mendalam terhadap Notts County; kebanyakan dari mereka adalah "pekerja migran." Menghadapi pertandingan derby di mana tim lawan berasal dari level yang berbeda, hal itu tidak terlalu menarik minat mereka.     

Persiapan pra-pertandingan berlangsung seperti biasa. Para pemain Forest tidak terlalu peduli dengan lawan mereka. Di mata mereka, Liga Utama dan Liga Eropa UEFA jauh lebih penting.     

Baru lima menit setelah pertandingan dimulai, Notts County menunjukkan kepiawaian mereka kepada Forest, mereka mengirim bola yang membentur tiang gawang dari tembakan jarak jauh!     

Saat ada hubungannya dengan passion untuk "pertandingan Derby," fans Inggris berada di posisi tiga teratas.     

Begitu pertandingan dimulai, selama Notts County menguasai bola, seluruh City Ground akan menyuarakan cemoohan yang keras. Tapi sekarang, ada keheningan yang memenuhi tribun penonton selama setidaknya dua detik. Bagi para fans Forest, mereka menganggap kemenangan tim di pertandingan ini adalah hal yang sudah jelas; tidak akan ada insiden apapun.     

Tapi, upaya tembakan pertama Notts County itu hampir saja membuat mereka bisa mencetak gol. Tim Forest tertegun sejenak.     

Di putaran pertandingan liga sebelum ini, mereka bermain di kandang sendiri melawan Newcastle, yang juga memakai jersey hitam putih. Para fans menganggap pertandingan itu sebagai latihan untuk menghadapi pertandingan hari ini. Bermain di tengah cemoohan yang memekakkan telinga, para pemain Newcastle benar-benar merasa terganggu.     

Tapi teknik ini kelihatannya sama sekali tidak berpengaruh pada Notts County.     

Di babak pertama pertandingan, Notts County sama sekali tidak tampak lemah dan bertarung melawan Tim Forest sebagai lawan sebanding. Meskipun baik kemampuan maupun stamina pemain mereka secara keseluruhan tidaklah sama dengan tim Forest, mereka jelas memiliki semangat juang yang lebih besar daripada para pemain Forest. Mereka lebih bersedia untuk berlarian kesana kemari dan memberikan yang terbaik di dalam pertandingan. Sikap ini mengimbangi kurangnya teknik dan kemampuan mereka.     

Babak pertama berakhir dengan kedudukan 0:0. Kedua tim bertarung tanpa mempertontonkan aksi yang menarik selama 40 menit. Meskipun tidak banyak teknik yang terlibat, tapi itu masih efektif untuk melawan Notts County.     

Pada saat jeda turun minum, Tang En mengatakan kepada para pemainnya untuk tidak menganggap pertandingan ini sebagai pertandingan mudah melawan tim sepakbola dari liga yang lebih rendah. Konsep "pertandingan derby" tidak lagi perlu dijelaskan olehnya. Mereka harus selalu menghadapi lawan mereka dengan serius, terutama musuh bebuyutan yang berasal dari kota yang sama.     

Para pemain Forest yang kembali ke lapangan dengan sikap "ini adalah pertandingan penting, dan kami harus melakukan yang terbaik" tidak lagi bisa dihadapi dengan mudah oleh Notts County.     

Setelah sepuluh menit menghadapi perlawanan Notts County di babak kedua, Forest akhirnya berhasil mencetak gol pertamanya.     

Tendangan bebas langsung dari Albertini yang dilakukan 28 meter di luar kotak penalti ditendang dengan indah ke gawang Notts County. Gol ini seolah memicu ledakan keriuhan di City Ground dan, pada saat yang sama, menghancurkan tembok yang tak terlihat diantara kedua tim.     

Meski semangat bisa memberikan pengaruh selama beberapa waktu, namun semangat tidak bisa mempengaruhi jalannya seluruh pertandingan; di lapangan sepak bola, kemampuan yang kongkrit masih lebih unggul. Meski Notts County tidak mau kalah, mereka tahu kalau perbedaan kemampuan mereka dengan tim Forest saat ini terlalu besar.     

Satu poin tertinggal di belakang Forest, Notts County terus berjuang untuk membalas dengan maksud ingin menyamakan kedudukan.     

Tapi lima menit kemudian, tim Forest tanpa ampun kembali mencetak gol. Ribéry akhirnya mencetak gol pertamanya untuk Forest. Kalau dilihat dari kemampuannya, gol ini memang sedikit terlambat. Tapi, sebagai gantinya, dia menduduki peringkat pertama di tim Forest atas assist ofensifnya.     

Dalam menghadapi para pemain Notts County yang jelas lebih lemah darinya, Ribéry menunjukkan penampilan yang bagus dari perjuangannya yang luar biasa di sayap, menggiring bola melewati banyak pemain Notts County, dan akhirnya menendang bola ke gawang lawan dari sudut area gawang.     

Selisih antara 2:0 dan 1:0 tidak hanya satu gol saja. Hal yang terjadi selanjutnya adalah runtuhnya Notts County.     

Di sepanjang babak kedua, Tang En berdiri di pinggir lapangan. Tindakannya ini membuat para pemain Forest mengira kalau dia mengawasi mereka; jadi mereka sama sekali tidak berani mengendurkan upaya mereka.     

Akhir pertandingan setelah 90 menit, papan skor elektronik menunjukkan skor 6: 0. Pertandingan yang seharusnya merupakan pertandingan derby yang ganas berubah menjadi pembantaian sepihak berkat upaya "di-belakang-layar" yang dilakukan Tang En.     

Melihat para fans Notts County yang memberinya acungan jari tengah dari tribun penonton, Tang En tahu bahwa perbedaan antara kedua tim akan terus meningkat selama dia masih mengelola tim Forest. Meski mungkin mereka takkan punya kesempatan untuk bertemu lagi di lapangan, skor 6: 0 sudah cukup untuk ditanamkan ke dalam pikiran mereka seumur hidup ...     

Dia mengangkat bahu dan tersenyum saat berbalik untuk berjalan menuju lokasi konferensi pers.     

Dibenci oleh musuhnya terasa menyenangkan.     

※※※     

"... Kami menunjukkan permainan yang brilian. Aku sangat bangga dengan penampilan para pemainku. Mereka tidak menganggap enteng lawan mereka hanya karena kemampuan mereka dibawah kami; mereka menampilkan sportivitas yang hebat dengan penampilan mereka. Aku percaya bahwa para fans Notts County pasti setuju denganku dalam hal ini. Mereka tidak akan menyesal dikalahkan oleh lawan yang telah melakukan yang terbaik ..."     

"T**-anjing! Siapa yang suka dikalahkan kalian?!" Seorang fans Notts County meludah dengan marah dan melemparkan Nottingham Evening Post ke tanah.     

"Kami lebih suka kau menurunkan tim pemuda agar kalah dari kami!"     

Melihat wajah Tony Twain yang tersenyum senang dan berseri-seri di koran, ia menginjaknya. Seolah itu tidak cukup, dia meludahinya lagi, tepat ke wajah Tony.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.