Mahakarya Sang Pemenang

Bintang Masa Depan Bagian 1



Bintang Masa Depan Bagian 1

0Penandatanganan kontrak yang sukses untuk mendapatkan Mikel Arteta tidak hanya meningkatkan kekuatan tim Forest di lini tengah; tapi itu juga memberikan efek samping yang tak disengaja: kegelisahan bagi Billy Woox.     

Setelah menolak permintaannya untuk menaikkan gaji George Wood, Forest dengan cepat membawa gelandang lain yang memainkan posisi yang sama. Tidak perlu menjadi jenius untuk menghubungkan kedua hal itu.     

Pagi hari keesokan harinya, telepon Tang En berdering. Melihat nomor panggilan yang masuk, itu adalah panggilan telepon dari Billy Woox. Tang En tertawa kecil saat melihatnya. Dia tahu persis kenapa pria itu terburu-buru ingin menyelesaikan urusan kenaikan gaji Wood. Jelasnya, itu karena Wood dan Woox baru saja menandatangani kontrak agen dan Woox berharap bisa memberikan hasil untuk membuktikan kemampuannya.     

Tentu saja, tidak perlu lagi mempertanyakan alasan dibalik antusiasmenya yang besar untuk mengubah klausa perjanjian bagi pemain yang berada dibawah tanggungjawabnya. Tang En ragu kalau dia melakukannya secara tulus demi kebaikan Wood. Sebenarnya, pendapatan agen sepenuhnya bergantung pada gaji pemain yang diwakilinya. Agen yang mendapatkan persetujuan FIFA hanya diijinkan untuk mengambil maksimal lima persen dari total pendapatan pemain sepakbola (ini termasuk penghasilan yang diperoleh dari gaji, biaya menjadi bintang iklan, fee dari hak gambar dsb) serta 10 persen dari fee transfer pemain.     

Gaji mingguan Wood saat ini hanya 2,800 pounds. Lima persen dari itu adalah 140 pounds. Terlebih lagi, selain gaji mingguan George Wood sebagai pemasukan utamanya, dia tidak memiliki sumber penghasilan lain. Dengan kata lain, sebagai agen Wood, Billy Woox hanya bisa menerima upah maksimal 140 poundsterling per minggu. Itu memang agak terlalu sedikit ...     

Tang En menunggu hingga empat deringan sebelum mengangkat telepon. Dia menggerutu, pura-pura terdengar seolah masih setengah tidur. "Kuharap kau tahu jam berapa sekarang, Tuan Woox…"     

"Aku benar-benar minta maaf, Tn. Tony. Aku sama sekali tidak mengira kalau kau masih belum bangun saat ini." Nada suaranya sama tajamnya seperti sebelumnya tanpa sedikitpun penyesalan.     

Tang En ingin menyindir lawannya tapi secara tak terduga malah diolok-olok. Terbatuk satu kali, suaranya kembali normal. "Ada apa, Tuan Woox?"     

"Ah, tentu saja. Kuharap kita bisa mulai melakukan negosiasi ulang tentang persyaratan kontrak George Wood."     

Tang En memotong ucapannya. "Apa kau masih meminta gaji mingguan 40 ribu?"     

Kalau masih meminta 40 ribu, tidak perlu ada diskusi lain. Dia akan menutup telepon dan sarapan, tetap bersikap tenang dalam mengatasi urusan ini.     

Tentu saja, Tang En paham bahwa gaji Wood saat ini memang dianggap sangat kecil. Tapi, dia ingin agar pria itu mengajukan penawaran yang memang bisa diterima, dan bukan penawaran yang terlalu tinggi. Dengan kata lain, yang dia perlukan adalah Woox yang mundur dengan elegan. Sayangnya, kepribadian Woox membuatnya berpikir terlalu tinggi tentang dirinya sendiri. Permintaannya yang berlebihan yaitu "40 ribu per minggu" membuat Tang En merasa sangat tidak nyaman.     

"Kalau klub merasa bahwa angka itu tidak masuk akal, kita bisa berdiskusi." Karena Woox membuat indikasi yang jelas dalam mengambil langkah mundur, Tang En mengikuti permainannya.     

"Baiklah, Tuan Woox. Silakan datang ke kantorku pada pukul 3:30 sore ini. Kita akan bisa berbicara secara langsung."     

※※※     

Saat ini, Forest sedang menjalankan latihan dua kali lipat dari latihan rutin biasa. Mereka tengah mempersiapkan diri untuk babak keempat FA Cup Inggris yang akan datang. Mereka akan menyambut musuh yang kuat di stadion kandang mereka, tim yang telah mereka kalahkan belum lama ini, tapi masih tidak bisa mereka pandang sebelah mata – Manchester United.     

Latihan sore itu berakhir jauh lebih awal; latihan berakhir tepat di waktu Tang En berjanji akan menemui Woox, pada pukul tiga-tiga puluh.     

Tang En berdiri di aula Gedung Satu, tersembunyi di bawah bayang-bayang dinding. Dia melihat Billy Woox dan George Wood membahas sesuatu saat keduanya berjalan dari Lapangan Latihan. Mereka berdua baru saja menandatangani kontrak agen, tapi mereka tampak seperti sudah lama saling kenal.     

Tang En mengerutkan bibirnya dan berbalik untuk berjalan kembali ke kantornya.     

Dibandingkan dengan manajer, agen jelas memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Wood. Di masa lalu, Tang En masih bisa sering mengobrol dengan Wood. Sekarang setelah ada Woox, interaksi di antara mereka berdua tampaknya telah berkurang ... Tanpa adanya Woox, kalau Wood tidak senang dengan penghasilannya saat ini, dia akan langsung menemui Tang En dan mengatakan kepadanya, "Aku ingin kenaikan gaji."     

Tapi sekarang, Wood tidak mengatakan apa-apa terkait bagaimana pendapatnya tentang gajinya sendiri. Sebagai gantinya, dia menyerahkan semuanya untuk dikelola oleh Woox. Bahkan meski urusan bayaran yang kecil ini bukan masalah besar, bagaimana dengan masa depan? Di masa depan, mereka masih perlu membahas banyak isu permasalahan lain. Apa semua diskusi mereka akan dilakukan melalui agen yang sangat perhitungan itu?     

Tang En tiba-tiba merasa bahwa dorongan yang dirasakannya sebelum ini untuk membuat Wood menemukan agen adalah hal yang konyol. Sekarang setelah Wood menemukan agen, Tang En hanya bisa merasa kesal.     

Saat dia menatap keluar jendela ke lapangan latihan yang sunyi sambil melamun, suara ketukan pintu terdengar dari belakangnya.     

"Masuk." Tang En berbalik dan dengan tenang melihat Billy Woox memasuki ruangan. Dibandingkan dengan penampilannya sendiri yang terkesan liar, pria di hadapannya ini tampak sangat rapi. Tang En belum pernah melihat Woox dengan sehelai rambut yang mencuat dari kepalanya, atau menemukan kerutan di baju atau celananya.     

Benar-benar pria yang memperhatikan detil.     

Tang En membuat penilaian tentang Woox di dalam hati.     

"Silakan duduk, Tn. Woox." Tang En menunjuk ke sofa yang terletak di depan mejanya.     

Sebuah ketukan kembali terdengar dari pintu tepat ketika Woox duduk. Miss Barbara Lucy berjalan masuk sambil membawa secangkir teh hitam dan meletakkannya di hadapan tamu. Woox berterima kasih padanya.     

Setelah melakukannya, Miss Barbara meninggalkan ruangan. Tang En dan Woox kemudian memulai diskusi mereka.     

"Tn. Woox, mari kita langsung mulai berdiskusi. Aku tidak suka berbasa-basi."     

Woox mengangguk sebagai jawaban. "Aku juga, Tn. Tony."     

"Biar aku mengatakan ini dulu. Permintaanmu sebelum ini untuk gaji mingguan 40 ribu pounds benar-benar mustahil. Pemain dengan bayaran tertinggi di Nottingham Forest menerima gaji itu. Mustahil bagi George Wood untuk mendapatkan skema gaji yang sama seperti mereka."     

"Kenapa tidak? Sejauh yang kutahu, Tn. Twain, George tidak kalah efektifnya dengan Edwin van der Sar atau Viduka."     

Tang En menatap Woox. "Ijinkan aku mengajukan pertanyaan kepadamu, Tn. Woox. Berapa banyak yang kau ketahui tentang sepakbola?"     

"Tidak banyak," jawab Woox jujur.     

"Apa kau menonton setidaknya satu pertandingan setiap akhir pekan?"     

Billy Woox menggelengkan kepalanya.     

"Dengan kata lain, dalam hal dunia sepakbola, aku memiliki hak yang lebih besar untuk berbicara." Tang En tertawa. "Memberikan gaji mingguan sebesar 40 ribu pounds kepada bek muda yang bahkan belum genap bermain bola selama dua tahun; menurutmu apa yang akan dipikirkan oleh pemain lain di dalam tim? Kau bisa mencari informasi sendiri. Kau bisa mencari dan melihat sendiri kalau kau bisa menemukan kasus semacam ini di kancah sepakbola."     

Billy Woox terdiam seolah-olah mempertimbangkan apa yang dikatakan Tang En dengan serius.     

Tang En tahu bahwa urusan kontrak baru ini memang cukup telat. Gaji Wood saat ini adalah salah satu yang terendah di dalam tim, tapi kontribusinya hampir mencapai puncak. Pasti akan ada masalah kalau input dan output tidak seimbang. Dia tidak mungkin mengharapkan seseorang untuk mengorbankan diri mereka demi kebaikan semua orang. Tidak ada gunanya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Wood dan ibunya. Memberi Wood upah yang lebih tinggi juga menunjukkan rasa hormatnya kepadanya.     

Kadang-kadang, semua orang perlu mengambil langkah mundur. Tak peduli seberapa besar dia membenci pria ini, dia adalah agen Wood. Di masa depan, mereka masih perlu bekerja sama dalam banyak hal; tidak akan menguntungkan bagi mereka untuk memiliki hubungan yang buruk. Hingga tingkatan tertentu, agen bisa mempengaruhi pikiran pemain mereka. Bukankah Woox bisa menjauhkan Wood dari Forest kalau dia menentang agennya?     

Tang En terbatuk dan berkata, "Aku tahu kalau gaji George saat ini sangat rendah. Aku juga berencana membuat kontrak baru dengannya." Dia mengambil draft kontrak dari lacinya dan menyodorkannya pada Billy.     

Woox membacanya dengan teliti. Saat melakukan itu, dia tidak membuat suara atau mengubah ekspresinya, hingga membuat Tang En tak bisa menebak pikirannya tentang kontrak itu.     

Pada akhirnya dia menatap Tang En dan berkata, "Gaji mingguan 10 ribu?"     

"Apa ada masalah dengan itu?"     

"Aku hanya mengira kalau Klub Forest benar-benar menghargai George sebagai pemain muda yang berbakat, seharusnya klub menunjukkan ketulusan yang lebih besar."     

"Apa menurutmu gaji itu terlalu rendah?" Tang En mengambil kembali draft kontrak itu dan menunjuk ke ketentuan di dalamnya, sambil berkata, "Di seluruh Inggris, tidak ada lebih dari lima klub yang bersedia memberi seorang pemuda, yang baru mewakili Tim Pertama dalam satu musim, gaji mingguan sebesar 10 ribu pounds. Forest bukan klub sepakbola yang kaya. Kuharap kau mengerti itu, Tn. Woox."     

"Tentu saja, aku mengerti. Tapi kurasa itu tidak ada hubungannya dengan permintaanku. Kurasa tim Forest harus lebih meyakinkan kami bahwa kau memang ingin mempertahankan bakatnya. Jujur saja, kurasa angka ini sangat membatasi. Menurut apa yang kuketahui, pemain yang mendapatkan gaji sebesar ini di dalam tim Forest tidak termasuk minoritas. Ini masih sedikit dibawah gaji rata-rata. Dan peranan George Wood jelas tidak dibawah rata-rata."     

Tang En menggertakkan gigi. Pria ini sangat sulit untuk ditangani!     

"Selain itu, kurasa kontrak selama delapan tahun itu tidak masuk akal. Kontrak selama itu akan membatasi kebebasan pemain. Kalau aku membawa ini ke FIFA, tim Forest akan dianggap tidak masuk akal."     

Jelasnya, Woox sudah siap untuk ini. Tang En memang harus mengakui bahwa kontrak awal mereka selama delapan tahun dengan Wood dilakukan dengan memanfaatkan celah. Tujuan mereka adalah membuat Wood tetap berada di Forest untuk periode yang lebih lama dengan gaji yang lebih rendah. Saat Wood tidak memiliki manajer, tidak ada yang mengajukan pertanyaan seperti itu. Wood bisa terus bermain bola dengan gembira sementara Tang En menikmati kemenangan. Tapi setelah adanya agen yang begitu cemerlang di samping Wood, masalah Tang En mulai meningkat.     

"Tentu saja, aku datang kemari untuk bernegosiasi denganmu, Tn. Tony. Ada beberapa hal yang tidak perlu diketahui oleh orang lain. Aku bisa menerima kontrak lima tahun, tapi yang jelas bukan untuk delapan tahun."     

Tang En bersandar ke mejanya dan tidak menjawab, melainkan hanya menatap Woox, yang berbicara dengan jelas dan terus terang. Tang En menunggunya menyelesaikan semua yang harus dikatakan olehnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.