Mahakarya Sang Pemenang

Sponsor Baru; Duta Perwakilan Bagian 1



Sponsor Baru; Duta Perwakilan Bagian 1

0Mungkin itu karena makan malam Natal yang menyenangkan, tapi George Wood tampil dengan sangat baik. Komentar para kritikus di minggu-minggu yang lalu masih belum sepenuhnya hilang, tapi Wood memberi para kritikus itu tamparan demi tamparan di wajah mereka dengan penampilannya yang konsisten.     

Di pertandingan yang berlangsung sehari setelah Natal, Forest menang 2:1 di kandang mereka saat melawan Southampton. Meskipun mereka telah mengalami kekalahan beruntun, pada akhirnya mereka berhasil memenangkan pertandingan itu.     

Pada tanggal 28 Desember, Forest menantang Man City dalam pertandingan tandang. Di pertandingan itu, Tang En memutuskan untuk meningkatkan pertahanan mereka. Di Maine Road, dia mengatur strategi tim menjadi serangan balik defensif. Dibawah serangan sengit dari Man City, Forest tidak berhasil melakukan serangan balik. Tapi, pertahanan mereka dibahas secara menyeluruh. Gelandang bertahan George Wood berpartner dengan Gunnarsson dan diturunkan sejak awal pertandingan. Dalam evaluasi setelah pertandingan, Wood menerima ulasan bagus atas penampilannya. Menghadapi gelombang serangan dan tekanan dari Man City di setengah lapangan mereka, George Wood tampil gemilang dan menghilangkan ancaman yang terarah ke gawang Forest di beberapa kesempatan. Ini sangat membantu Darren Ward, yang skillnya jelas tidak sepadan dengan keinginannya. Upaya Wood itu memungkinkan Forest untuk mendapatkan satu poin dari pertandingan tandang.     

Selama konferensi pers paska-pertandingan, Kevin Keegan berkata dengan marah kepada para wartawan, "Ini sangat tidak adil, kami bertanding dengan 11 pemain, tapi Nottingham Forest bertanding dengan 12 pemain!"     

Tentu saja, dia tidak berbicara tentang Forest yang berhasil mendapatkan poin karena ada bantuan dari wasit. Sebenarnya, wasit malah biasanya condong memihak tim tuan rumah, Man City. Itu akan menjadi hal yang lumrah terjadi; bagaimanapun juga, tidak ada wasit yang akan memihak tim tamu, kan?     

Pria kedua belas yang dimaksud oleh Keegan adalah George Wood. Pertandingan liga kini sudah mencapai titik tengah di putaran ke-20 sementara pertandingan Liga Eropa UEFA sudah memasuki babak ke-6. Termasuk pertandingan-pertandingan untuk EFL Cup, George Wood selalu diturunkan di semua pertandingan itu dan bermain di sepanjang pertandingan. Tubuhnya sama sekali tidak terpengaruh oleh penampilannya di semua pertandingan itu. Dalam pertandingan melawan Man City, kecepatan larinya tetap sama dari detik pertama hingga terakhir; dia benar-benar tahu bagaimana harus menggunakan tubuhnya untuk mengimbangi kurangnya teknik dan pengalamannya.     

Tak heran Keegan merasa kesal. Kata-katanya seolah menggemakan komentar lain di dunia sepakbola sebelum ini yang merujuk pada seorang bek kanan Brasil, Cafu, sebagai seorang "pria dengan tiga paru-paru."     

Sejak George Wood sukses bertahan terhadap Cristiano Ronaldo dalam pertandingan melawan Manchester United dan gol penyeimbang skor yang dibuatnya di menit-menit terakhir, dia berada di jalur yang stabil untuk menjadi salah satu pendatang baru alias rookie terbaik di Liga Utama Inggris.     

Topik-topik tentang Wood juga mulai meningkat. Hal yang berbeda dari sebelumnya adalah kalau dulu semua komentar itu menyuarakan keraguan; tapi sekarang semuanya menyuarakan pujian mereka.     

Tang En tidak cemas bahwa pujian yang melimpah dan sentimentil akan bisa membuat Wood kehilangan ketenangannya dan merusak masa depannya. Dia tahu Wood adalah pemuda yang seperti apa; dan Wood takkan mempedulikan pujian semacam itu. Wood masih belum mengerti bagaimana reputasi yang meningkat pesat semacam ini bisa bermanfaat baginya.     

※※※     

Sehari setelah pertandingan, Klub Sepakbola Nottingham Forest menyelenggarakan makan malam Natal internal dan memberikan beberapa penghargaan sebagai pengakuan atas kinerja personel Forest yang luar biasa, di berbagai bidang, untuk tahun itu. Metode penyeleksiannya adalah melalui pemilihan nominasi yang diadakan di dalam klub. Setelah itu, sesi pemungutan suara anonim dilakukan. Dengan kata lain, kalau seseorang diberi penghargaan sebagai yang terbaik, maka dia pasti telah mendapatkan pengakuan dari mayoritas orang di klub.     

Berdasarkan atas performa Freddy Eastwood yang stabil dan luar biasa sejak masuk ke tim, serta kemampuannya mencetak gol di saat-saat penting, ia menerima kehormatan sebagai Pemain Terbaik Tahun Ini.     

Penghargaan Pendatang Baru Terbaik Tahun Ini dimenangkan oleh George Wood.     

Menurut kebiasaan yang berlaku, penerima penghargaan diminta untuk berbicara singkat di atas panggung. Eastwood secara alami memang mahir bicara, dan membuat pidato spontan seperti itu sama sekali tidak sulit baginya. Dengan mudah dia bisa menghibur semua orang, membuat mereka semua tertawa senang dan mengubah atmosfir menjadi lebih menyenangkan.     

George Wood belum pernah berdiri di panggung seperti itu, dan berbicara kepada begitu banyak orang sekaligus. Tang En tidak yakin mana yang akan lebih sulit bagi Wood; menangani situasi seperti ini atau berhadapan langsung dengan Roy Keane sekali lagi. Saat Tang En mengumumkan bahwa "Penghargaan Pendatang Baru Terbaik Tahun Ini jatuh kepada George Wood," seluruh tempat itu dipenuhi suara tepuk tangan yang antusias. Beberapa orang bahkan terdengar bersiul dengan penuh semangat.     

Wood, yang duduk di samping ibunya, tampak kaget mendengar pengumuman yang dibuat Tang En. Dia memandang ke rekan-rekan satu tim di sekitarnya yang bersorak dan bersiul untuknya, seolah-olah dia masih tidak mempercayai level popularitasnya.     

Tang En berdiri di atas panggung dan melambaikan trofi tembus pandang di tangannya ke arah Wood. "George, kalau kau tidak datang untuk mengambil penghargaan ini, aku akan membawanya pulang!"     

Semua orang tertawa geli mendengar itu.     

Di tengah tawa itu, Sophia meluruskan kerah kemeja di dalam setelan jas putranya. Dengan suara lembut dan penuh rasa bangga, dia berkata pada Wood, "Pergilah, George. Tidak sopan membuat orang lain menunggu."     

Baru di saat itulah Wood berdiri untuk berjalan ke atas panggung. Dia menerima trofi dari Tang En dan memegangnya di tangannya, trofi yang terasa dingin itu sedikit menenangkannya.     

"Katakan sesuatu, George." Tang En menyerahkan mikrofonnya ke Wood.     

Wood memegang mikrofon di tangannya, menggigit bibirnya sambil memandang semua tatapan yang penuh antisipasi ke arahnya.     

Apa yang harus dia katakan?     

Saat dia masih bekerja sebagai portir, pria-pria di sekitarnya adalah penggemar sepak bola. Di waktu senggang, mereka sering membahas pertandingan yang diadakan sehari sebelumnya dengan penuh semangat. Kebanyakan dari mereka adalah suporter Nottingham Forest. Pada saat itu, dia sama sekali tidak mengira kalau dia akan menjadi pemain Nottingham dan menjadi topik baru diskusi mereka. Dulu, dia merasa bahwa dunia semacam itu terlalu jauh dari bayangannya; sampai suatu hari, dia menabrak seseorang di jalan. Segalanya telah berubah dari saat itu.     

"Aku ..." Setelah jeda yang panjang, Wood akhirnya membuka mulutnya. "Di masa lalu, di masa lalu, aku tidak pernah ... aku tidak pernah ber... berpikir bahwa aku akan menjadi pemain sepakbola profesional."     

Mungkinkah ini awal dari pidato yang panjang? pikir Tang En bagi dirinya sendiri.     

"Aku tidak tahu harus berkata apa ..."     

Aula besar itu sunyi. Semua orang menunggu dengan tenang dan napas tertahan. Mereka semua tahu kalau George tidak pandai berbicara; mereka hampir tidak pernah mendengarnya berbicara begitu banyak dalam satu tarikan napas. Itu adalah pengalaman sekali seumur hidup bisa melihatnya berdiri di depan semua orang dan berbicara seperti ini.     

"Aku tidak tahu harus berkata apa ... ini bahkan lebih sulit daripada memintaku mencetak gol melawan Manchester United ..." kata Wood dengan wajah datar. Sementara itu, para hadirin tertawa terbahak-bahak. Bahkan Tang En, yang berdiri di belakangnya, juga tertawa kecil.     

"Jadi, aku hanya bisa berterima kasih pada semua orang ..." Dia membungkuk kepada para hadirin dan meninggalkan panggung.     

Semua orang bertepuk tangan untuknya.     

Meskipun dia hanya berbicara sedikit di atas panggung, Tang En tidak memintanya untuk berbicara lebih banyak. Bagi seorang anak laki-laki yang jarang berinteraksi dengan siapa pun, ini sudah merupakan peningkatan yang luar biasa. Sebuah pertumbuhan adalah perjalanan yang sangat panjang dan kita tidak seharusnya memaksanya agar berjalan lebih cepat.     

Wood, yang kembali ke tempat duduknya, menerima ciuman sang ibu yang merasa bangga padanya, membuat Wood tersipu malu.     

Penghargaan berikutnya yang diberikan adalah 'Pemain Terbaik' untuk Tim Pemuda. Pemuda yang mendapatkan penghargaan itu adalah Gareth Bale, yang dibawa Tang En dari Southampton. Meskipun dia baru berusia 15 tahun, dia sudah tampil luar biasa dan karenanya telah dipindahkan ke Tim Pemuda Dibawah 18 Tahun. Sekarang, Tang En hanya menunggunya mencapai usia 16 tahun untuk menawarkan kontrak profesional dengannya, dan mengikat masa depan pemuda itu dengan mereka.     

Dengan penghargaan utama sudah diberikan, suasananya menjadi lebih santai, dan semua jenis penghargaan lain juga diberikan. Tang En adalah seorang ahli dalam mengatur suasana. Baik itu di ruang ganti, di pinggir lapangan sepak bola, ataupun di sini, dia selalu bisa membuat semua orang tertawa.     

Setelah bertarung selama setengah musim, baik manajer dan para pemain akhirnya bisa mengesampingkan sejenak semua lawan, poin klasemen, dan tujuan mereka di musim itu dan bersantai.     

Makan malam dimulai setelah upacara penghargaan. Tang En menjadi orang tersibuk di ruangan itu, menyeret Shania kemana-mana, yang datang untuk ikut menikmati kemeriahan, dan mencari-cari ke sekelilingnya untuk mendapatkan tanda tangan.     

Tanpa menyebutkan usia Shania yang sebenarnya, tidak akan ada yang akan percaya kalau dia hanyalah seorang anak kecil.     

Saat semua orang tersenyum dan mengangguk pada Shania, memberikan tanda tangan mereka padanya, mereka bergosip. "Oh– Jadi, itu gadis yang pergi makan malam dengan Boss hari itu!"     

Tang En, tentu saja, tahu dengan jelas apa yang dipikirkan oleh sekelompok anak laki-laki itu, tapi dia pura-pura tidak melihat apa-apa dan terus berkeliling dengan Shania, memperkenalkannya, menyapa orang lain dan meminta tanda tangan mereka. Dari sisi ini ke sisi lain, dan kembali lagi; kepalanya serasa ikut berputar.     

Tanpa sadar dia membawa Shania ke tempat Edward dan Allan berada. Dia baru mulai berkata, "Mereka berdua adalah ..." saat dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Dia mendongak dan baru menyadari kalau ketua klub dan manajer pemasaran sama-sama tersenyum lebar ke arahnya.     

"Tony, apa kami juga harus memberikan tanda tangan?" tanya mereka sambil tertawa.     

"Ehm..." Tony menggaruk kepalanya dengan sedikit malu. Sebaiknya dia memperkenalkan Shania pada mereka berdua. "Judy Shania Jordana."     

Edward mengangguk. "Aku mengenalmu, Miss Jordana. Minggu lalu, aku melihatmu di sebuah peragaan busana."     

Baik Tang En dan Shania sama-sama menatapnya dengan terkejut. Saat Shania merasa terkejut bahwa ketua klub di hadapannya ini tahu tentang peluncuran skala kecil sebuah merk pakaian yang tak dikenal, Tang En merasa terkejut dengan fakta bahwa Shania sudah menjadi model di usia yang masih sangat muda.     

"Hmm." Edward menilai gaya Shania, yang berpakaian kasual. "Kau benar-benar berbeda dari saat kau berjalan di peragaan itu. Aku sama sekali tidak mengenalimu sampai Tony menyebutkan namamu."     

Shania merubah ekspresi wajahnya dan sedikit mengangkat kepalanya. Dia melirik ke arah Tang En di sampingnya dan berkata kepada Edward Doughty, "Apa itu benar?"     

Edward tersenyum. "Ya, itu benar."     

Shania kembali menggunakan ekspresinya yang biasa dan menjulurkan lidah. "Aku tidak suka itu, tapi sebagai model…"     

Edward dan Allan sama-sama mengangguk memahami. Di sampingnya, Tang En sejenak teralihkan saat melihat ekspresi dingin yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Shania. Dia belum pernah melihat sisi Shania yang itu sebelumnya. Itu menciptakan semacam rasa asing yang jauh dan membuat jarak beberapa mil diantara mereka. Apa tadi itu adalah penampilan Shania si model?     

Tidak heran kenapa Shania tidak suka menjadi model. Ia dilahirkan dengan kepribadian yang ceria dan menyenangkan. Membuat seseorang semuda itu harus menunjukkan wajah yang bisa mengintimidasi orang lain adalah hal yang ... tidak etis.     

Aku juga tidak menyukai Shania yang itu, pikir Tang En dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.