Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Gol Menuju Kemasyhuran Bagian 1



Sebuah Gol Menuju Kemasyhuran Bagian 1

0Tanpa formalitas melakukan tos atau berpelukan sekilas antara pemain yang keluar dan pemain yang masuk, Gareth Bale yang berusia 16 tahun berlari memasuki lapangan. Di televisi, John Motson memperkenalkan si pemuda Gareth Bale kepada para penonton, dan bagaimana dia telah memecahkan rekor di Liga Utama Inggris sebagai pemain termuda yang diturunkan saat pertandingan melawan Man City.     

Di sisi lain, Leighton Baines melompat-lompat dengan satu kaki ke area Forest dengan dibantu oleh Fleming. Sebuah kantong es dibungkus di sekeliling pergelangan kaki kanannya yang membengkak.     

Setelah melihatnya "berjalan" kembali ke area teknis, Tang En buru-buru maju ke depan untuk memeluk Baines.     

"Kau tampil bagus, Leighton. Kau bisa beristirahat sekarang."     

Setelah Baines kembali ke bangku cadangan, Fleming muncul di samping Tang En dan melaporkan tentang cederanya.     

"Situasinya lebih baik daripada dugaanku semula. Dia terkilir, tapi tidak mencederai tulangnya. Pemulihan satu atau dua minggu saja sudah mencukupi."     

Tang En mengangguk. "Itu jelas lebih baik daripada yang kubayangkan."     

Saat itu, Nottingham Forest hanya memiliki dua pertandingan yang terjadwal. Selain itu, keduanya dijadwalkan dalam kurun waktu enam hari setelah pertandingan ini berakhir; sekarang bukan jadwal yang padat. Forest akan memiliki banyak waktu untuk bernapas.     

※※※     

"16 tahun?" Mourinho membalik buku catatannya. Di dalamnya terdapat informasi sedetil mungkin tentang setiap pemain Tim Forest yang terdaftar. Inilah cara bagaimana Mourinho bisa tetap selangkah di depan yang lain. Saat dia masih menjadi pelatih di Portugal, klub menolak untuk memberinya seorang pengintai atau perekrut. Karenanya, dia menggunakan uangnya sendiri untuk menyewa seorang pengintai yang membantunya mendapatkan informasi mendetil tentang lawannya. Sekarang, dia membawa taktik yang sama ke Liga Utama.     

"Apa Tony tidak punya orang lain untuk diturunkan?" Dia melemparkan buku itu kepada asistennya dan berdiri di tepi lapangan, berpikir.     

"Katakan pada mereka kalau arah serangan tidak akan berubah. Teruskan melalui sayap itu."     

Dia ingin memanfaatkan momentum setelah timnya mencetak gol untuk kembali menekan lawan, lalu mencetak gol lagi untuk sepenuhnya membalikkan situasi. Mourinho paham seperti apa tim Tang En itu. Hanya di saat seperti inilah mencetak gol akan bisa memberikan pukulan terbesar terhadap semangat Forest. Sebuah tim seperti mereka akan melompat dan menggigit lawan mereka kalau mereka belum benar-benar dihajar hingga babak belur.     

※※※     

Pertandingan berlanjut. Kerjasama Chelsea dalam serangan semakin meningkat. Hal itu tampak jelas bagi semua orang: target mereka masih pertahanan sayap kiri tim Forest. Setelah keluarnya Leighton Baines dari lapangan, Gareth Bale berhadapan dengan Robben dan Duff yang bergiliran menyerang.     

Semua orang merasa khawatir apakah Bale yang berusia 16 tahun bisa bertahan. Kalau dia tidak bisa bertahan, Forest akan tamat di pertandingan ini. Sebagai akibatnya, banyak orang mulai meragukan apakah keputusan Tang En yang memasukkan Bale itu sudah benar. Tidak hanya hal itu bisa membahayakan timnya sendiri, tapi hal itu juga bisa mencederai Bale muda; kalau dia hancur di bawah tekanan misi penting di pertandingan yang intens seperti ini, dia akan terus terbenam dalam mimpi buruk kegagalan untuk waktu yang lama.     

Tapi Tang En sama sekali tidak merasa khawatir. Dia telah melihat rekaman penampilan Bale selama latihan dan pertandingan tim pemuda. Dialah yang membawa Bale dari Southampton ke Nottingham; dia memahami kekuatan di dalam diri anak itu. Dia bukan lagi anak yang pemalu.     

Saat Tang En memanggilnya kembali untuk bersiap-siap memasuki lapangan, bocah itu hanya menunjukkan rasa penasaran yang normal terhadap aksi perayaan Mourinho. Dari situlah, Tang En tahu bahwa dia sebenarnya tidak merasa cemas.     

Itu benar, kenang Tang En. Ayah Bale ada di tribun penonton. Tang En berbalik dan mengamati tribun. Di tengah kerumunan orang itu, jelas dia takkan bisa dengan mudah menemukan ayah Bale, tapi Tang En percaya dia pasti ada di salah satu tempat disana. Sejak Bale dipindahkan secara resmi ke Tim Pertama, ayahnya memastikan diri untuk selalu menonton pertandingan secara langsung di stadion selama Bale termasuk ke dalam 16 orang pemain yang termasuk di dalam daftar pemain, terlepas dari apakah itu pertandingan kandang atau tandang.     

Meskipun ini bukan pertama kalinya Bale tampil di Liga Utama Inggris, dan dia sudah pernah bermain sebagai pemain starter di sepanjang pertandingan melawan Man City, pertandingan semacam itu tidak bisa dibandingkan dengan pertandingan melawan Chelsea saat ini.     

Ini bisa dikatakan sebagai sebuah misi penting yang dipercayakan kepadanya.     

※※※     

Bale benar-benar tenang. Dia sama sekali tidak merasa gugup. Dia jelas mengecewakan semua orang yang menunggunya untuk tersandung karena gugup. Hanya lima menit setelah dia masuk ke lapangan, dia berhasil bertahan melawan Duff, memblokir operan lawan ke tengah dan membuang bola keluar lapangan.     

Di lapangan, pikiran Bale hanya dipenuhi oleh pertandingan, lawannya dan kata-kata Tang En: "Baines cedera. Kau akan masuk untuk menggantikannya sebagai bek kiri. Kapanpun diperlukan, kau perlu maju ke depan dan membantu serangan."     

Hanya itu. Itu sederhana. Dia tidak perlu memikirkan tentang omong kosong apa yang terkandung di dalamnya; tentang seberapa kuat lawannya, bagaimana mereka sedang berada dalam situasi yang kurang menguntungkan, bagaimana dia dipercaya untuk mengemban misi penting, atau beban berat apa yang saat ini dipikul di pundaknya.     

Dia hanya harus bermain dengan baik.     

Berkat serangan Chelsea yang sangat condong ke kanan, hanya enam menit setelah Gareth Bale memasuki lapangan, dia sudah tampil beberapa kali di monitor televisi dalam tampilan close-up. Setiap orang bisa melihat jelas ekspresi seriusnya dan pandangannya yang terfokus di wajah pemain muda yang tampak agak mirip monyet itu.     

Chelsea kembali menyerang mereka. Kali ini, pemain yang mendatanginya adalah Paulo Ferreira. Tapi dia menggiring bola dengan sedikit melebar. Bale, yang matanya cukup tajam untuk memperhatikan itu, tiba-tiba saja memotong dan merebut bola.     

Setelah merebut bola, Bale membalikkan badan untuk melindungi bola. Tidak seperti Baines, dia tidak segera mengoper bola dengan tendangan yang kuat, melainkan terus berusaha menghalangi Paulo Ferreira, yang mengganggunya dari balik punggungnya.     

Semua orang merasa khawatir untuknya saat dia mempertahankan kontrol bola di lini pertahanan; kalau bolanya direbut, lawan akan mendapatkan peluang emas untuk langsung mengarah ke gawang mereka.     

"Seorang pemain muda yang tidak tahu apa-apa" adalah satu-satunya evaluasi yang diberikan oleh beberapa orang saat melihat aksi Bale.     

Duff menyadari bahwa Bale kelihatannya sedang berada dalam kesulitan, karena berkutat dengan Ferreira. Dia memutuskan untuk bergerak maju dan menjepit Bale lalu mencuri bolanya.     

Tapi, saat ia berlari maju, Bale tiba-tiba saja menendang bola ke tepi lapangan. Kemudian, saat bola hampir bergulir keluar garis batas, Bale kembali menggunakan kakinya untuk menggiringnya ke depan. Bola bergulir di sepanjang garis batas, melewati kaki Ferreira dan berada di balik bek belakang Portugis itu!     

Dan bagaimana dengan Duff, yang bergerak maju untuk mencuri bola? Dia tak bisa maju karena terhalang oleh badan Ferreira.     

Bale dengan cepat berbalik dan melewati mereka dari luar lapangan, melewati Ferreira dan Duff di saat yang bersamaan!     

Karena bek belakang Portugis itu bergerak maju untuk membantu serangan, sayap kanan Chelsea, hingga jarak tertentu, kosong dari pemain bertahan lawan.     

Setelah melihat Bale bebas dari pengepungan, Ribéry segera bergegas ke tengah, membawa Tiago bersamanya. Dengan begitu, seluruh bentangan sayap menjadi benar-benar kosong.     

Bale memilih untuk tidak mengoper bola ke seniornya, Ribéry. Sebaliknya, ia tetap menggiring bola dan berlari ke depan.     

"Terobosan yang indah!"     

Tang En, yang menonton dari tepi lapangan, mengepalkan tinjunya dan berteriak, "Bagus sekali, Nak!"     

Anak sapi yang baru lahir tidak takut pada harimau! Terobosan Bale adalah pendorong semangat yang hebat! Di dalam situasi dimana Forest telah sepenuhnya ditekan oleh Chelsea, sedemikian rupa hingga mereka bahkan tidak bisa mengangkat kepala mereka atau menendang bola keluar dari sisi lapangan mereka, Bale dengan indah dan tegas berhasil melepaskan diri dari dua pemain Chelsea yang mengepungnya, keluar dari pengepungan skala berat itu. Ini bukan hanya sekedar melakukan terobosan sambil membawa bola keluar dari kepungan Chelsea.     

George Wood, yang selama ini tetap diam di lapangan, tiba-tiba berteriak, "Semuanya, maju!"     

Chelsea yang terus menerus menekan timnya telah membuatnya kesal. Setelah berada dalam kondisi yang menyedihkan, dan dengan satu pemain mereka cedera, bagaimana mungkin mereka tidak melakukan serangan balik meski hanya satu kali? Apakah mereka masih terlihat seperti sedang bermain di stadion kandang mereka sendiri? Membiarkan lawan terus menerus menekan kepala mereka ... Siapa yang mau menderita seperti itu?     

Jadi, melihat rekan satu timnya yang tampak linglung, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak meneriakkan kata-kata itu.     

Seolah terbangun dari mimpi, setiap pemain Forest mulai maju ke depan, seolah menyapu bersih awan gelap setelah dihajar hingga tak berdaya oleh lawan mereka.     

Tiago menyadari ada sesuatu yang salah dan buru-buru meninggalkan Ribéry, bergegas berlari menuju Bale.     

Anelka berlari ke arah sayap untuk mendukung Bale, tapi Bale masih tidak berniat untuk mengoper bola. Mendadak membalikkan tubuhnya, dia memunggungi Tiago. Saat Tiago mengira bahwa Bale akan mengoperkan bola ke Anelka, atau Arteta yang berada tidak jauh darinya, Bale tiba-tiba saja mendorong bola ke belakang dengan menggunakan tumitnya, dimana bola bergulir diantara kedua kaki Tiago.     

Tiago tidak melihat itu terjadi. Yang dilihatnya hanyalah Bale yang tiba-tiba bergerak di depannya dan tiba-tiba saja menghilang tanpa meninggalkan bayangan.     

"Berbalik mendadak dan terobosan lain! Cantik! Cantik! Penampilan Gareth Bale telah menghidupkan kembali seluruh tim Forest!"     

Lagi-lagi ini adalah terobosan dari luar lapangan. Tiago buru-buru mencoba mengejarnya, tapi dia tidak mampu menandingi kecepatan Bale muda.     

Carvalho tidak bisa terus mempertahankan lini tengah. Sekarang, tidak ada satu pun pemain Chelsea di depan Bale. Dia bisa pergi ke garis akhir dan mengoper ke tengah atau memotong ke dalam untuk menembak ke gawang. Seseorang harus menghentikannya.     

Bale, yang benar-benar tampak asyik dalam menggiring bola, tidak peduli dengan siapa yang berdiri di depannya. Dia hanya punya satu hal di benaknya: melewati orang itu.     

Tapi kemampuan bek tengah Portugal itu tidak bisa dianggap remeh. Bale kembali mencoba mengubah arahnya secara mendadak, tapi bocah yang agak kurus dan tampak lemah itu tiba-tiba saja ditabrak Carvalho, membuat bola menggelinding keluar dari garis batas lapangan.     

Karena Bale berlari dengan kecepatan tinggi, ia terlempar karena Carvalho dan mendarat keluar dengan kepala lebih dulu, berguling di tanah beberapa kali sebelum kemudian berhenti. City Ground dipenuhi suara ejekan, tapi wasit utama tidak menganggap aksi Carvalho sebagai pelanggaran, hanya memberi hadiah lemparan ke dalam untuk Forest.     

Bale bangkit berdiri seolah-olah dia masih berada di alam mimpi. Juara muda itu, yang mulai bisa tenang setelah berbenturan dengan lawan, tidak bisa percaya bahwa dia telah menggiring bola dari garis belakang Forest hingga ke lini depan dalam kegilaan sesaat, melewati tiga pemain berturut-turut dan bahkan berhasil tiba sangat dekat dengan garis akhir lawan. Dia bahkan membuat jenderal pertahanan Chelsea, Carvalho, harus menggunakan "aksi yang diduga pelanggaran" untuk menghentikannya. Jantungnya masih berdetak kencang. Bahkan dia sendiri tidak tahu apakah itu karena dia merasa lelah, atau karena alasan lain.     

Terlepas dari ketidaksenangan mereka terhadap kinerja wasit, semua fans di City Ground mendedikasikan tepuk tangan mereka yang paling meriah untuk pemain berusia 16 tahun, Gareth Bale. Dari sejak dikepung Chelsea, ia memimpin tim keluar dari kebuntuan; penampilannya, tak diragukan lagi, layak mendapatkan tepuk tangan yang paling meriah.     

Mendengar suara tepuk tangan itu, Bale melihat kembali ke area teknis. Dia ingin melihat evaluasi tim manajerial atas penampilan terakhirnya. Apa yang dilihatnya adalah ibu jari Tang En yang terangkat tinggi.     

Bagus sekali, Nak. Bagus sekali!     

Akhirnya Bale tersenyum, meski masih sedikit malu.     

Motson juga menghujaninya dengan pujian yang luar biasa.     

"Gareth Bale! Semua orang, ingatlah nama itu! Di tahun-tahun mendatang, dia pasti akan tumbuh menjadi salah satu pemain inti Forest. Serangan jarak jauh ini sangat menarik untuk disaksikan! Momentum maju ke depan dan aksi keren yang ditunjukkannya saat menguasai bola membuatnya sulit untuk percaya bahwa dia baru berusia 16 tahun!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.