Mahakarya Sang Pemenang

Selamat Tinggal, Ian Bagian 1



Selamat Tinggal, Ian Bagian 1

0Usai pertandingan itu, media Portugis menyebut Tony Twain sebagai "Pria Inggris yang Arogan." Orang-orang Inggris merasa senang. Mereka menyukai label itu dan menerimanya atas nama Twain.     

"... Aku yakin Benfica akan mengingat Tony Twain, 'si pria Inggris yang Arogan' ini untuk waktu yang lama."     

Kembali ke Inggris, spekulasi tentang Bale masih berlanjut. Twain memutuskan untuk terus mengikuti spekulasi itu tapi tidak terlalu campur tangan di dalamnya. Dia percaya bahwa Bale sendiri pasti sudah tahu tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan olehnya jika dia ingin sukses. Dia memahami Bale, seorang pemain muda yang suka menggunakan otaknya untuk bermain sepakbola. Kalau dia bisa menggunakan otaknya saat bermain di lapangan, dia pasti tahu bagaimana menghadapi hal-hal yang akan mengikutinya diluar lapangan.     

Selain itu, dia masih memiliki seorang ayah yang baik.     

※※※     

Karena harus bertanding terus menerus, pelatih kebugaran di tim Forest mengingatkan Twain bahwa tekanan terhadap kebugaran fisik para pemain sangatlah tinggi dalam kurun waktu yang singkat ini dan cedera mungkin akan muncul dalam situasi ini.     

Twain sangat menyadari hal itu.     

Oleh karenanya, di putaran ke-12 Liga Utama yang dilangsungkan pada tanggal 5 November, tim Forest menurunkan tim lapis keduanya. Kecuali George Wood, kiper Edwin van der Sar, dan striker Anelka, semua orang di starting lineup telah dirotasi.     

Wes Morgan dan Matthew Upson membentuk pasangan bek tengah. Bek kiri adalah Gareth Bale muda, dan bek kanan adalah pemain Cina, Sun Jihai. Pemain sayap kiri adalah Kris Commons dan pemain sayap kanan adalah Aaron Lennon, yang setahun lebih tua dari Gareth Bale. Dua gelandang tim adalah Albertini dan George Wood. Striker tim adalah Anelka dan Bendtner.     

Kemunculan Sun Jihai di starting lineup membuat media Cina menjadi sangat bersemangat. Sehari sebelum Twain merilis starting lineup tim, media Cina tiba berbondong-bondong.     

Meskipun ini adalah pertandingan tandang tim Forest, masih ada banyak orang Cina yang datang untuk menonton.     

Kebangkitan tim Forest di Liga Champions menarik minat banyak orang dari Timur. Sejak Sun Jihai bergabung dengan tim, dia jarang tampil karena penampilan tim inti cukup bagus. Twain tidak perlu mengganti starting lineup-nya. Jadi, Sun Jihai hanya bisa bermain sebagai pemain pengganti untuk Chimbonda.     

Kali ini, penampilan Sun Jihai di starting lineup membangkitkan minat fans Cina terhadap tim Forest. Popularitas tim Forest di Cina telah meningkat dengan stabil.     

Twain tak bisa melakukan apa-apa. Saat dia membeli Sun Jihai, dia mengatakan bahwa Sun Jihai tidak akan menjadi pemain pengganti setelah dia bergabung. Namun, siapa yang bisa tahu kalau tim utama akan bermain dengan sangat baik setelah musim ini dimulai sehingga dia tidak punya alasan untuk mengubah lineup utama tim? Sebagai akibatnya, dia hanya bisa mengatur agar Sun Jihai bermain di piala domestik dan beberapa pertandingan liga yang tidak penting. Untungnya, Sun Jihai sendiri sejauh ini tidak berkonflik dengan Twain meski dia jarang diturunkan. Dia masih berlatih dengan rajin setiap hari sambil menunggu kesempatan untuknya. Selain itu, dia memiliki hubungan yang sangat bagus dengan rekan setimnya. Semua orang menyukai pemain Cina itu. Suasana di tim sangat bagus. Bahkan Anelka, yang digosipkan sebagai pemain yang buruk oleh media diluar, tidak terlalu sulit untuk diajak bergaul. Mungkin itulah salah satu alasan baginya untuk merasa nyaman tinggal di tim Forest.     

Di dalam pertandingan ini, tim Forest menantang Birmingham City dalam pertandingan tandang. Karena lawan mereka tidak terlalu kuat, lineup yang dikerahkan Twain agak meremehkan pesaing mereka.     

Tapi kalau saja dia bisa tahu tentang hasil pertandingan liga yang lain sebelumnya, dia akan menyesali keputusannya, dan lebih memilih menurunkan semua pemain utamanya untuk memenangkan pertandingan itu.     

Pertandingan liga tim Forest yang lalu banyak disorot media karena itu adalah kompetisi antara tim peringkat kedua dan tim peringkat teratas di liga. Untuk putaran pertandingan kali ini, media yang sebelumnya memberikan perhatian pada mereka, semuanya bergegas ke Manchester. Selain suporter Nottingham Forest dan Birmingham, tidak ada pihak lain yang peduli dengan kedua tim ini.     

Bagaimanapun juga, ada pertempuran besar yang akan terjadi di Manchester.     

Itu adalah pertempuran antara Mourinho dan Ferguson.     

Pertandingan kali ini lebih intens seratus kali lipat daripada pertandingan antara Chelsea dan tim Forest. Mungkin pertandingan itu tidak terlalu menarik untuk ditonton, tapi masih tetap berlangsung sengit.     

Selama pertandingan, wasit memberikan total tujuh kartu kuning, tiga untuk Manchester United dan empat untuk Chelsea: Alan Smith, Cristiano Ronaldo, Darren Fletcher, Didier Drogba, Paulo Ferreira, William Gallas, dan Claude Makelele.     

Manchester United memimpin di menit ke-31 saat Fletcher mencetak gol. Kemudian pertandingan memasuki tahap di mana para pemain dari kedua tim melakukan pelanggaran terhadap satu sama lain dan menerima kartu kuning.     

Martin Taylor, yang menjadi komentator untuk pertandingan ini, menjelaskan, "Sebuah pertandingan yang juga menjadi sorotan, tentu saja, persaingan antara Chelsea dan Manchester United memang jauh lebih besar. Dalam pertandingan melawan tim Forest, permainan masih terfokus pada bola. Tapi di pertandingan ini, fokus pemain Chelsea dan Manchester United adalah satu sama lain."     

"Sejauh ini, kartu merah masih belum terlihat. Wasit masih bersikap lunak!"     

Selain para supporter kedua tim, tidak ada yang akan berpikir bahwa pertandingan 1:0 ini menyenangkan untuk ditonton. Manchester United tertawa paling akhir dalam pertandingan melawan Chelsea. Mereka masih mempertahankan martabat tim Liga Utama yang kuat dan mantan penguasa liga.     

Sementara itu, di Birmingham, tim Forest diseret ke jalan buntu oleh tim tuan rumah. Mereka mencetak gol, yang kemudian berhasil disamakan oleh lawan mereka. Kedua tim telah mencetak skor 1:1. Tidak satupun dari kedua tim yang kemudian bisa mengancam gawang lawan lagi.     

Pertandingan berakhir imbang.     

Awalnya, Twain masih dalam mood yang sangat bagus, karena timnya masih belum kebobolan meski dia menurunkan lineup yang sebagian besar terdiri atas pemain pengganti. Dia sudah siap memuji para pemain di ruang ganti.     

Pada saat itu, Kerslake dengan kasar melepaskan earphone dari telinganya dan menunjukkan ekspresi suram. Dia mengikuti jalannya pertandingan yang lain dengan cermat melalui radio — Manchester United versus Chelsea.     

"Chelsea kalah," katanya pada Twain.     

Twain tertegun sejenak saat mendengar berita itu. Dia segera menoleh ke samping dan memaki. Satu-satunya kata yang bisa menggambarkan moodnya saat itu adalah penyesalan.     

Kenapa kita tidak mengalahkan Birmingham? Kalau saja kita mengalahkan mereka, kita akan memiliki jumlah poin yang sama dengan Chelsea sekarang. Dan lagi, kita masih kurang satu pertandingan! Sial!     

Kerslake memandang Twain, yang menolehkan kepala ke samping sambil mengepalkan tinjunya. "Tony?"     

Saat Twain kembali memandang Kerslake, dia sudah kembali normal. "Aku baik-baik saja, hanya merasa sedikit menyesal, itu saja."     

"Kita bahkan tidak mengira..." kata Kerslake dengan senyum pahit.     

"Aku ingin menelepon pria Portugis itu dan bertanya padanya bagaimana mungkin dia bisa kalah!"     

Kerslake tertawa keras saat dia mendengar ucapan marah Twain.     

"Lupakan saja, pertandingan sudah berakhir. Tidak ada gunanya mengatakan apa-apa. Ayo pergi ke ruang ganti. Kita harus memuji para pemain atas penampilan mereka." Twain menaikkan kerah jaketnya untuk menahan angin malam Birmingham yang dingin. Kemudian dia berjalan menuju area teknis tim tuan rumah untuk berjabat tangan dengan manajer Birmingham City yang menunggu di sana.     

※※※     

Dari apa yang terlihat, tim Forest yang tidak memenangkan pertandingan ini berarti mereka telah kehilangan peluang besar untuk mengejar ketinggalan poin mereka dari Chelsea. Tidak ada yang tahu apa pengaruh dari hal ini dalam jangka panjang.     

Saat Chelsea kalah dari Manchester United dan tim Forest bermain imbang dengan Birmingham City, selisih poin antara kedua tim telah menyempit menjadi hanya dua poin. Chelsea memiliki dua puluh delapan poin setelah putaran kedua belas turnamen liga, sementara tim Forest mengikutinya dengan dua puluh enam poin dan belum bermain satu pertandingan.     

Kecuali Tony Twain, sebagian besar orang tidak mengira tim itu ada di peringkat ketiga di liga.     

Setelah Chelsea dan Nottingham Forest, tim peringkat ketiga adalah Wigan Athletic.     

Tim yang baru dipromosikan itu telah kalah dari Nottingham Forest di pertandingan pertama liga. Sejak itu, mereka mengandalkan keuletan dan semangat pantang menyerah yang unik bagi tim kecil untuk meraih tujuh kali menang, dua kali imbang dan dua kali kalah dalam dua belas putaran liga. Sama seperti tim Forest, mereka masih kurang satu pertandingan. Dengan total dua puluh tiga poin, mereka berada diatas Manchester United yang memiliki dua puluh satu poin dan Arsenal dengan dua puluh poin.     

Media menyatakan bahwa Wigan Athletic mengulangi "keajaiban kuda hitam" Nottingham Forest musim lalu.     

Karena Nottingham Forest kembali disinggung, banyak media meminta Twain untuk membicarakan pandangannya tentang Wigan Athletic. Twain tidak memberi kesempatan itu pada media. Dia berkata, "Kau bisa menggunakan kata-kata yang kuucapkan di konferensi pers usai putaran pertama liga musim ini dan mencetaknya lagi. Aku sudah mengatakan apa yang perlu kukatakan dua setengah bulan yang lalu. Aku tidak ingin mengulangi kata-kataku lagi."     

Dia masih menyesal karena tidak mengalahkan Birmingham City.     

※※※     

Setelah pertandingan melawan Birmingham City, turnamen liga dihentikan sejenak untuk memberi kesempatan bagi kompetisi tim nasional. Saat ini, tim Forest memiliki sejumlah pemain yang dipanggil ke tim nasional masing-masing. Dari sudut pandang tertentu, kekuatan tim bisa dilihat dari jumlah pemain tim nasional yang dimilikinya, meskipun manajer klub sepakbola selalu enggan membiarkan begitu banyak pemain di timnya sendiri pergi untuk berlaga di kompetisi tim nasional.     

Kompleks latihan Tim Pertama di Wilford tiba-tiba saja menjadi kosong.     

Twain masih datang ke kompleks latihan pagi-pagi sekali, tapi dia tidak masuk ke dalam.     

"Tim tidak berlatih hari ini, Tony." Si tua Ian agak sedikit bingung saat dia melihat Twain berdiri di gerbang.     

Twain menoleh untuk melihat pria tua itu dan tertawa. Dia tiba-tiba saja merasa bahwa adegan ini mirip dengan saat dia pertama kali tiba disini.     

"Aku tahu, Ian. Aku sedang menunggu Edward."     

"Ah, ketua ... Apa kalian berdua memiliki acara untuk dihadiri?"     

"Ya, sebuah promosi bisnis." Twain merujuk pada perjanjian dengan perusahaan partner mereka, Sports Interactive. Twain adalah juru bicara untuk game simulasi Football Manager. Selama periode kontrak, ia harus terlibat dalam kegiatan promosi perusahaan untuk peluncuran setiap edisi game Football Manager. Mereka akan menghadiri acara promosi FM 06 hari ini.     

"Tony, kau orang yang sibuk sekarang," Ian terkekeh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.