Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Gol Menuju Kemashyuran Bagian 2



Sebuah Gol Menuju Kemashyuran Bagian 2

0Anelka menghampiri Bale dan meninju dadanya. Dia tidak menyalahkannya karena tidak mengoper bola padanya, dan hanya berkata, "Tidak buruk." Kemudian, dia berbalik dan berlari kembali ke area penalti.     

Ribéry juga berlari mendekat untuk menepuk kepala Bale. "Kau cukup hebat juga, ya? Kau membuatku mengira kalau orang yang menggiring bola barusan itu aku!"     

"Jangan dengarkan omong kosongnya." Arteta datang dan menarik Ribéry menjauh.     

"Terima kasih sudah mengeluarkan bola dan memberi kita kesempatan untuk menyerang."     

Menerima berbagai pujian mereka, Bale hanya bisa tersenyum. Dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.     

Dia tiba-tiba saja menyadari kalau George Wood melihat ke arahnya.     

Di Tim Pemuda, Tang En pernah meminta Wood untuk mengurusi Bale. Bale menganggap Wood sebagai kakak laki-laki dan idolanya, dia menjadikannya panutan. Selain dari Tang En, pujian yang paling ingin didengarnya sekarang adalah yang berasal dari Wood.     

Tapi saat Wood melihat Bale balas memandangnya, Wood mengalihkan pandangannya.     

Bale merasa agak kecewa. Dia menundukkan kepala dan berbalik untuk berjalan ke tepi lapangan, bersiap untuk melempar.     

Pada saat itu, Wood tiba-tiba saja berlari menghampiri dan mengambil bola sebelum Bale bisa melakukannya.     

Bale sangat terkejut.     

"Kau. Terima bolanya." kata Wood, menunjuk ke depan. "Lalu bawa keluar untuk dioper."     

Merasa sangat senang, senyum terlihat di wajah Bale.     

※※※     

Di tribun penonton, seorang pria paruh baya yang pendek dan gemuk sedang menarik pakaian orang-orang di sekitarnya, berseru dengan penuh semangat, "Hei! Apa kalian semua melihat itu? Apa kalian semua melihat terobosan itu? Dia melewati tiga pemain berturut-turut! Itu anakku! Anakku memang jenius! Kuberitahu kau, semua idiot di Southampton itu tidak mempercayaiku. Mereka pasti mati karena kesal! Anakku memang jenius! Jenius sejati!"     

Terlepas dari apakah orang-orang di sekelilingnya mendengarkan atau tidak, dia masih terus mengoceh. Dan setelah selesai mengucapkan itu semua, dia berlari ke arah lapangan sambil berteriak, "Bagus sekali, Nak! Biarkan mereka melihat kemampuanmu yang sesungguhnya!"     

※※※     

Meskipun dribble yang indah itu akhirnya dihentikan, serangan Gareth Bale memberikan dorongan besar bagi Forest. Penampilan seorang anak yang baru berusia 16 tahun bisa mengganggu dan membuat Chelsea gelisah. Kenapa mereka tidak bisa melakukan hal yang sama?     

Ditekan oleh tim tamu hingga titik dimana mereka bahkan tidak bisa mengangkat kepala atau mengarahkan bola ke depan ... Tidak hanya lawan bisa menyamakan skor, tapi mereka juga kehilangan pemain karena cedera. Sudah cukup!     

Kalau kami tidak menunjukkan cakar kami padamu, kau akan mengira kalau kami, Nottingham Forest, mudah diintimidasi seperti ini!     

Secara bertahap, situasi di lapangan mulai berubah. Dimana Chelsea semula memiliki keunggulan mutlak, kini situasinya menjadi lebih seimbang. Bahkan, kadang-kadang, Forest bisa sedikit menekan Chelsea.     

Meskipun pergantian pemain itu dilakukan karena terpaksa, mereka telah berhasil menuai hasil yang tak terduga.     

Di kursi manajer, Kerslake berkata pada Tang En, "Apa kau tahu apa yang kuingat, saat melihat Bale menerobos sayap barusan?"     

"Apa?" tanya Tang En tanpa menoleh, perhatiannya masih terarah ke lapangan.     

"Aku ingat saat kau membawanya ke Tim Pemuda untuk menandatangani kontraknya."     

Tang En menoleh untuk melihat Kerslake.     

"Kurasa itu brilian. Bukan terobosan yang barusan dia lakukan. Yang kubicarakan adalah saat kau mengatakan pada Bale di Wilford agar lebih percaya diri dan tersenyum. Itu meninggalkan kesan yang mendalam bagiku. Saat aku melihatnya berlari barusan, aku berpikir, anak itu jelas tampak penuh percaya diri! Dia sedang menghadapi Chelsea, Paulo Ferreira, Damien Duff, Tiago dan Carvalho... Tapi dia tidak mundur. Dia hanya..." Kerslake menggerakkan tangannya ke depan. "hanya terus maju ke depan!"     

"Itu karena kau mengajarinya dengan baik di Tim Pemuda, David. Aku tidak melakukan apa-apa. Beberapa pujian hanyalah hal yang sederhana bagiku."     

"Tapi anak-anak selalu melihat hal itu sebagai hadiah tertinggi. Hal itu menjadi motivasi mereka untuk terus bekerja keras."     

Tang En tertawa kecil.     

※※※     

"Demi keadilan ... hasil imbang akan masuk akal untuk kedua belah pihak. Tapi ..."     

"Tapi, tidak satu pun dari kedua manajer itu yang akan menganggap bahwa hasil imbang adalah hal yang masuk akal atau adil." Lineker melanjutkan, menindaklanjuti kata-kata Motson.     

"Kau benar, Gary. Masih ada banyak hal lain yang bisa dinantikan di pertandingan ini!" kata Motson penuh semangat.     

"Aku tidak ingin pertandingan yang sangat menarik seperti ini berakhir imbang, itu akan terlalu membosankan!"     

※※※     

Pertandingan berlanjut memasuki 10 menit terakhir. Skor bagi kedua tim masih tetap 2:2. Di lapangan, situasi terus menghadapi kebuntuan. Kedua belah pihak memiliki peluang, tapi mereka tidak bisa memanfaatkannya dengan baik.     

Mourinho dan Tang En berdiri di pinggir lapangan dan mengamati lapangan dengan wajah tegas. Mourinho tidak berani meremehkan bocah 16 tahun itu lagi. Setelah memasuki lapangan, Bale sangat aktif. Meskipun dia agak kurang saat harus bertahan, tapi dia menerima dukungan dari para pemain Forest lainnya. Wood juga dengan sengaja condong ke sayap; sambil terus mengawasi pergerakan Lampard, dia juga ikut terlibat dalam pertahanan di sayap.     

Dalam hal serangan mereka, Bale adalah pelengkap yang sangat menguntungkan bagi Ribéry; gerakannya yang suka memotong ke depan memberikan tekanan yang besar di kedua sayap Chelsea. Jika dibandingkan dengan Chimbonda, Gareth Bale jauh lebih unggul dalam memberi assist. Operannya ke tengah dari sayap kiri bahkan lebih akurat daripada assist yang diberikan Ribéry; baik itu lengkung lintasan bola, kecepatan ataupun ketinggiannya, semuanya fantastis.     

Melihat Bale yang sangat lincah, Mourinho tiba-tiba saja merasa iri pada level pelatihan pemuda Forest. Setelah ia mengambil alih pimpinan sebagai manajer Chelsea, Abramovich telah mengeluarkan banyak uang untuk membentuk Tim Pemuda. Dia membangun fasilitas pelatihan terbaik untuk mereka, tempat pelatihan yang paling modern, dan mempekerjakan manajer Tim Pemuda kelas atas dengan gaji yang cukup besar. Dia bahkan mengeluarkan banyak dana dan upaya untuk membeli pemain muda yang memiliki potensi dari seluruh dunia. Tapi tidak ada pemain di tim pemuda Chelsea yang bisa seperti pemain dari tim pemuda Forest, bersinar dengan elegan selama pertandingan.     

Sialan!     

※※※     

Tang En menatap arlojinya. Masih ada lima menit sebelum memasuki perpanjangan waktu. Dia baru saja menggantikan Viduka dengan Bendtner untuk lebih meningkatkan serangan mereka. Dia masih memiliki sisa kuota pergantian pemain terakhir. Dia merasa ragu dalam melanjutkan penyesuaiannya.     

Arteta menggiring bola, mencoba memasuki area penalti Chelsea, tapi disandung oleh Makelele setelah dia berlari tujuh sampai delapan meter jauhnya. Wasit utama kemudian memberi tendangan bebas langsung kepada Forest.     

Seperti biasa, Arteta meletakkan bola yang dipeluknya ke tanah; dia berniat untuk menendangnya sendiri.     

Di luar lapangan, mata Tang En menjadi cerah.     

Sebagai penendang penalti utama bagi Forest, Arteta pasti telah dipelajari oleh Mourinho. Mustahil Čech tidak tahu tentang tendangan Arteta. Kenapa aku tidak menukar penendang di menit terakhir? Kita akan membuatnya terkejut!     

Dia membuat corong dengan kedua tangan di mulutnya, berteriak ke arah lapangan, "Mikel! Bertukarlah dengan seseorang!"     

Arteta memandang Tang En dengan tatapan aneh. Bertukar? Dengan siapa?     

"Biarkan Bale yang melakukannya! Biarkan dia menendang!"     

Bale terkejut saat mendengar kata-kata Tang En. Dia tidak menduga manajer utama akan menugaskannya secara langsung untuk menendang bola itu.     

Arteta tidak menunjukkan ketidaksenangan apapun. Di dalam latihan, Bale telah berlatih menendang bola mati seperti ini bersamanya. Dia tahu kemampuan Bale. Jadi, dia melambaikan tangan untuk memanggilnya dan memberinya bola sambil menepuk bahunya. "Kau bisa melakukannya!"     

Melihat Bale melangkah maju, Wood berlari mundur dan mengisi posisi Bale untuk menggantikannya bertahan.     

Ini adalah peluang bola mati yang diperoleh Forest dengan susah payah di tahap akhir pertandingan. Jelas semua orang sangat menantikannya.     

Mereka berjarak 26 meter dari gawang, dan sedikit condong ke kanan. Forest mendapat peluang untuk melakukan tendangan bebas langsung.     

Bale adalah penendangnya.     

Pria pendek dan gemuk yang terus mengoceh tentang kejeniusan putranya di tribun penonton berhenti bergerak. Sebaliknya, ia mengawasi putranya dengan cemas saat bocah itu membungkuk untuk menempatkan bola.     

Di tepi lapangan, Mourinho menundukkan kepalanya, membolak-balik buku catatannya. Ada baris terakhir "PS: Sangat bagus dalam tendangan bebas" di bawah uraian tentang kemampuan Bale.     

Alisnya menegang.     

Sangat bagus. Sejauh mana dia bisa dikatakan sangat bagus?     

Chelsea membentuk dinding frontal yang terdiri atas lima orang pemain. Arteta dari Forest tidak hanya berdiri di depan bola tanpa melakukan apa-apa; dia ikut berdesakan diantara para pemain Chelsea.     

Setelah bola diposisikan, Bale mundur selangkah dan berdiri diam. Jarak awalannya lebih dekat daripada awalan yang diperlukan oleh Arteta. Cech menyadari bahwa lawannya ini sangat asing. Dia tidak memiliki informasi tentang tendangan bebas Gareth Bale; dia tidak tahu jenis gaya seperti apa yang dimainkannya, sudut mana yang lebih disukainya, seberapa cepat atau seberapa kuat tendangannya... Čech hanya bisa mengandalkan pengalamannya untuk melompat dan menyelamatkan gawang.     

Wasit menganggap jarak tembok pemain Chelsea itu masih kurang jauh dan dia bergerak maju untuk meminta mereka semua mundur ke belakang. Semua pemain Chelsea bergerak mundur dengan enggan.     

Semua itu sama sekali tidak mengganggu Bale. Setelah dia menempatkan bola, dia hanya menatap lurus ke arah gawang lawan.     

Wasit berlari dengan puas setelah melihat tembok pemain Chelsea berada di jarak yang telah ditentukan. Peluit ditiup, mengindikasikan bahwa pemain Forest bisa mulai melakukan tendangan bebas.     

Mendengar suara peluit, Bale mengetuk-ngetukkan jari kaki kirinya ke tanah dan mengambil langkah awalannya. Satu langkah, dua langkah, dan tembak!     

Sama seperti saat dia berada di pertandingan Tim Pemuda dan saat berlatih menghadapi dinding pemain yang bergerak, Bale merasa dia berada dalam kondisi yang bagus setelah dia menendang bola.     

Makelele melompat, tapi bola itu berjarak sangat dekat dari kepala botaknya! Sambil berputar, bola itu membentuk lengkung yang menakjubkan, melesat seperti panah melewati Footballer of the Year Ceko, Petr Čech, dan 10 jari-jarinya yang terentang!     

"Sungguh gol yang fantastis oleh Gareth Bale!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.