Mahakarya Sang Pemenang

Perang Antara Dua Pria 3 Bagian 1



Perang Antara Dua Pria 3 Bagian 1

0Sejak awal, permainan berjalan sangat konfrontatif dan serba cepat.     

Baik tim Mourinho maupun Twain sama sekali tidak berusaha melihat situasi terlebih dahulu. Mereka langsung saling serang.     

Tim Forest berhak memulai tendangan kick-off setelah menang dalam lemparan koin pra-pertandingan. Sejak wasit meniup peluit kick-off, tim Forest dengan cepat menggiring bola ke arah gawang Chelsea.     

Penyerang tengah yang diturunkan sejak awal, Mark Viduka, bertarung melawan John Terry dalam memperebutkan bola atas di depan gawang. Pada akhirnya, Viduka berhasil menyundul bola, tapi dia masih dihalangi oleh Terry dan tidak bisa menyundul bola ke sudut yang tepat. Bola menyerempet tiang gawang, yang membuat para fans Chelsea berkeringat dingin karena takut.     

Terdengar suara tarikan napas bersamaan yang terdengar keras dari arah tribun.     

"Serangan pertama Nottingham Forest mengancam gawang Chelsea! Ini sama sekali berbeda dari saat tim ini menantang Arsenal di pertandingan tandang yang lalu. Kedua tim sama sekali tidak berniat untuk menahan diri di pertandingan ini."     

"Pertandingan ini akan sangat menarik untuk ditonton."     

"Itu benar, ini sangat menarik. Kecepatan transisi kedua tim dari posisi bertahan ke menyerang sangat cepat. Saat kita berbicara sekarang ini, serangan balik Chelsea telah mencapai tiga puluh meter dari area tim Forest... dan Frank Lampard melakukan tendangan jarak jauh! Dan membentur tiang gawang! Sayang sekali!"     

Lampard memegangi kepalanya. Dia tidak percaya bahwa tembakannya sudah melewati jari-jari Van der Sar hanya untuk membentur tiang atas gawang. Tribun penonton di City Ground kembali menarik napas panjang dengan suara keras.     

Masih agak terkesima, Edwin van der Sar terbaring di tanah sambil melihat tiang atas gawang yang masih bergetar.     

Dia mengira gelandang utama Chelsea itu akan mengoper bola, jadi dia sama sekali tidak siap menghadapi tendangan jarak jauh itu.     

Edwin van der Sar bukan satu-satunya orang yang merasa ketakutan; Jantung Twain seolah hampir melompat keluar dari tenggorokannya di pinggir lapangan. Dia melihat bola itu melayang melewati van der Sar yang sama sekali tidak siap dan mengira bola itu akan masuk.     

"Dalam dua menit pertama, kedua tim sama-sama menunjukkan serangan yang luar biasa. Kuharap mereka bisa sedikit melambatkan temponya. Kalau tidak, aku tidak akan punya peluang untuk memperkenalkan starting lineup dan pemain cadangan untuk pertandingan hari ini."     

Di sampingnya, Gary Lineker tertawa ke arah mikrofonnya. "Kurasa mereka takkan melakukan apa yang kauinginkan, John. Kau harus memanfaatkan setiap detik yang ada dan membagi daftar itu menjadi beberapa bagian untuk diperkenalkan!"     

※※※     

Tentu saja, Motson masih menemukan kesempatan untuk memperkenalkan starting lineup kedua tim. Tapi, kecepatan bicaranya menjadi lebih cepat dari biasanya. Kalau tidak begitu, dia mungkin akan melewatkan sebuah adegan yang bagus.     

Chelsea masih tetap menggunakan formasi tradisional 4-3-3 Mourinho dengan kiper Ceko, Petr Čech, dan empat pemain belakang. Mereka adalah Paulo Ferreira, John Terry, Ricardo Carvalho, dan William Gallas. Tiga gelandang mereka adalah Frank Lampard, Tiago Mendes, dan Claude Makelele. Tiga striker yang mereka turunkan adalah Didier Drogba, Arjen Robben, dan Damien Duff.     

Formasi tim Forest masih menggunakan formasi tradisional 4-4-2 dengan kiper, Edwin van der Sar, dan dua bek tengah mereka Gerard Piqué dan Pepe. Keduanya mengandalkan kinerja aktual mereka untuk menstabilkan posisi mereka sebagai kekuatan utama dalam tim. Tim Forest hanya kebobolan empat gol musim ini. Peningkatan dalam lini pertahanan mereka tampak sangat jelas. Pascal Chimbonda adalah bek kanan dan Leighton Baines adalah bek kiri. Posisi paralel di lini tengah dari kiri ke kanan adalah Franck Ribéry, George Wood, Mikel Arteta, dan Ashley Young. Kedua striker yang diturunkan merupakan kombinasi pemain yang jangkung dan cepat, penyerang tengah Mark Viduka dan second forward yang cepat Nicolas Anelka.     

Mourinho sangat fokus melakukan serangan melalui sayap. Robben dan Duff sama-sama bagus dalam melakukan terobosan di sayap. Sementara itu, Shaun Wright-Phillipson, masih duduk di bangku cadangan, juga memiliki bakat yang sama. Menyerang melalui sayap adalah jaminan kemenangan mereka.     

Nottingham Forest pimpinan Twain juga mirip dengan Chelsea. Meskipun mereka tidak memiliki pemain sayap seperti Robben dan Duff, dua pemain gelandang sayap tim Forest telah berhasil mendapatkan banyak perhatian sejak musim lalu. Banyak tim menginginkan Ribéry dan Ashley Young. Twain telah menolak tawaran dari banyak tim untuk dua pemainnya itu selama musim panas tahun ini. Dua gelandang sayapnya yang sangat cepat itu bisa menggiring bola, menerobos, mengoper, dan menembak. Mereka bisa bergerak maju untuk menyerang dan bergerak mundur untuk bertahan, yang membuat mereka jauh lebih berguna daripada para pemain sayap.     

Faktanya, di dunia sepakbola saat ini, garis pembatas antara pemain sayap dan gelandang sayap mulai samar. Ribéry dan Ashley Young bisa menjadi gelandang sayap dan terkadang juga pemain sayap. Itu akan bergantung pada kebutuhan taktis tim.     

Dalam menghadapi taktik pemain sayap Chelsea, respons Twain adalah memperkuat garis pertahanan di belakang. Kedua bek belakang sama sekali tidak diijinkan untuk memberikan assist. Mereka tidak boleh memberikan ruang bagi Robben dan Duff untuk berakselerasi. Kapanpun diperlukan, mereka berdua bisa menggunakan pelanggaran sebagai taktik. Di saat yang bersamaan, Twain juga tidak berniat untuk hanya terfokus pada pertahanan. Untuk menjinakkan sayap Chelsea, cara yang paling sederhana adalah dengan membiarkan mereka menyerang lebih dulu dan kemudian mendorongnya mundur.     

Kedua sayap dengan Ribéry dan Ashley Young akan menjadi koridor serangan utama tim Forest. Sebagian besar serangan akan dikirimkan ke kaki mereka untuk diteruskan ke garis depan.     

Tidak seperti Lampard, Arteta akan lebih banyak mengatur serangan di tengah lini belakang daripada menggiring bola ke depan untuk menembak dan mencetak gol, meskipun kemampuan mencetak golnya sendiri tidak lemah dan dia sangat luar biasa dalam menendang bola mati.     

Bagian terpenting dari sistem pertahanan Chelsea bukanlah kapten tim, John Terry, atau kiper kelas dunia, Petr Čech, melainkan pemain veteran Prancis berusia 32 tahun, Makelele. Blokade-nya di lini tengah adalah kunci keberhasilan pertahanan Chelsea.     

Chelsea memiliki Makelele dan Nottingham Forest memiliki George Wood. Tubuh Makelele tidak terlalu kuat. Pertahanannya sangat bergantung pada pengalaman, sedangkan pertahanan George Wood lebih bergantung pada kekuatan fisik tubuhnya yang luar biasa. Pentingnya keberadaan Wood bagi tim Forest tidak membutuhkan penjelasan yang mendetil. Dengan adanya Wood, seluruh tim Forest, terlepas dari apakah mereka termasuk pemain lini depan atau lini belakang, akan merasa lebih percaya diri.     

Tiga gelandang Chelsea mungkin terlihat kurang banyak jika dibandingkan dengan empat gelandang tim Forest. Bahkan, bisa dilihat bahwa dua dari tiga gelandang Chelsea itu adalah gelandang bertahan sementara Lampard adalah gelandang serang. Robben dan Duff bisa dianggap sebagai dua pemain sayap. Dengan begini, Chelsea memiliki lima gelandang.     

Tapi, jumlah pemain tidak selalu mewakili kekuatan.     

Sejauh ini, pertandingan telah berlangsung selama dua puluh menit, dan tim Forest dan Chelsea sama-sama sebanding, yang tampak jelas dari lini tengah. Saat ini, situasi pertandingan berada dalam kondisi berimbang yang tidak stabil. Serangan dari kedua tim sangat sengit, dan transisi mereka dari menyerang ke bertahan berlangsung cepat. Kelihatannya terdapat banyak peluang, tapi tidak satupun diantara keduanya bisa memanfaatkannya.     

Skor pertandingan masih 0:0.     

※※※     

"Tampilan di layar besar menunjukkan bahwa pertandingan telah berlangsung selama dua puluh menit .... Dua puluh menit sudah berlalu sebelum kita bahkan menyadarinya! Waktu benar-benar berlalu dengan cepat. Pertarungan sengit antara kedua tim membuat kita melupakan berjalannya waktu. Terlepas dari skor pertandingan, ini adalah pertandingan yang sempurna!"     

"Tapi hanya masalah waktu sebelum seseorang mencetak gol di pertandingan seperti ini. Akan sangat ironis kalau pertandingan ini berakhir dengan skor 0:0. Mari kita lihat siapa yang akan memecah kebuntuan ini untuk pertama kalinya, dan kepada siapa keberuntungan akan berpihak..."     

Baru saja Gary Lineker mengakhiri komentarnya, Chelsea meluncurkan sebuah serangan. Itu adalah serangan mendadak, sebuah umpan panjang langsung dari belakang ke Robben di sayap. Penghentian bola yang dilakukan Robben sangat sempurna. Bola berhenti tidak jauh di depannya. Dia segera berlari cepat dan melesat tanpa halangan dari Chimbonda, yang bergegas ke arahnya untuk bertahan!     

Pertahanan tim Forest telah diterobos, dan sangatlah penting bagi Edwin van der Sar untuk menyelamatkan bola!     

Robben melirik sekilas ke arah gawang dan kemudian mulai mempercepat larinya. Di tengah, Drogba mengangkat tangannya sambil mengikuti. Piqué dan Pepe tidak berani mengendurkan kewaspadaan dan dengan ketat menjaga area mereka dari depan dan belakang. George Wood dengan cepat mengejar dari luar kotak penalti. Targetnya adalah Robben.     

Karena sudutnya sangat sempit, semua orang mengira bahwa Robben akan mengoper bola. Bagaimanapun juga, meski Drogba dijaga ketat, masih ada Lampard diluar area penalti. George Wood memilih untuk mundur dan mengejar Robben, yang berarti Lampard akan bebas dari penjagaan untuk sementara waktu.     

Selama Robben cukup memikirkan tim, dia bisa menciptakan peluang bagi Lampard yang bebas dari penjagaan untuk mencetak gol. Tapi apakah Robben akan mengoper bolanya?     

Agak sulit bagi Robben untuk mengoper bola kepada orang lain setelah dia menggiring bola menerobos ke area penalti saat dia tidak dijaga.     

Robben kembali mendongak. Dia tidak mencari seseorang melainkan mengkonfirmasi posisi kiper dan sudut tembakan. Dia memperlambat langkahnya dan menyesuaikan bola di kakinya.     

George Wood sudah semakin dekat. Dia tidak peduli apakah ini area penalti atau bukan. Dia melemparkan tubuhnya ke depan dan meluncur ke samping untuk mentekel bola!     

Di saat yang sama, betis Robben bergerak dengan cepat dan dia menembak!     

Bola itu menyentuh sedikit jempol kaki Wood, dan melesat melewati van der Sar yang tidak siap lalu masuk ke gawang!     

Saat bola sudah lepas dari kakinya, Robben melompat dan menghindari tekel mematikan Wood.     

"Gooool yang luar biasa! Gooool yang luar biasa!! Chelsea-lah yang memecahkan kebuntuan! Tim pertama yang mencetak skor adalah tim tamu Chelsea, yang sekarang unggul atas Nottingham Forest dengan 1:0!"     

"Keberuntungan kini condong ke arah Chelsea!"     

"Ini benar-benar tembakan yang tak terduga. Dua gelandang sayap tim Forest masih berdiri di dekat garis tengah, dan Robben sudah merayakan golnya!"     

Setelah dia melihat gol Robben, Mourinho berlari liar dengan tangan terbuka lebar di pinggir lapangan sekitar sepuluh meter jauhnya. Dia begitu bersemangat hingga seolah-olah dia akan memeluk Robben, pahlawan yang mencetak gol. Bahkan, semua pemain Chelsea merayakan gol itu di lapangan. Dia melakukan ini untuk Twain. Dia hampir saja bergegas melintasi garis pemisah dan berlari ke depan area teknis Nottingham Forest.     

Twain menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah papan skor elektronik dan sama sekali tidak melihat ke arah Mourinho.     

Dia tahu apa yang dipikirkan oleh Mourinho. Dia masih belum menyerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.