Mahakarya Sang Pemenang

Perang Antara Dua Pria Bagian 2



Perang Antara Dua Pria Bagian 2

0Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Eastwood, yang sedang dalam mood yang bagus, Twain sekali lagi mengunjungi dokter yang merawat Eastwood, Stephen Albert.     

"Tim Forest baru-baru ini tampil dengan baik. Selamat untuk Anda; Tn. Tony Twain, manajer termuda." Kedua pria itu berbicara tentang sepakbola begitu mereka bertemu.     

Twain menyentuh hidungnya dan berdehem dua kali. "Sebaiknya kita tinggalkan pembicaraan tentang tim Forest untuk saat ini."     

"Anda di sini untuk membicarakan tentang cedera Eastwood?" Albert tersenyum.     

Twain mengangguk, "Aku ingin tahu kapan dia bisa pulih hingga tingkatan dimana dia bisa kembali ke kompleks latihan lagi."     

Albert membuka catatan medis Eastwood untuk memeriksanya. Dia memandang ke arah Twain dan berkata, "Operasi keduanya sangat sukses. Kurasa dia akan bisa berjalan dengan normal dalam waktu sekitar sebulan. Sebulan setelah itu, seharusnya tidak jadi masalah untuk memulai latihan rehabilitasi sederhana."     

Twain memikirkan tentang waktu perkiraan itu dan kemudian mengangguk. "Itu berita yang sangat fantastis. Setelah menunggu selama tujuh bulan, akhirnya aku memiliki harapan."     

"Sebagai pengganti Eastwood, Anelka bermain cukup bagus."     

"Itu salah, dokter Albert. Tidak ada pemain yang bisa menggantikan yang lain. Anelka adalah Anelka, Eastwood adalah Eastwood." Twain mengoreksi pernyataan Albert, tapi pria itu tidak merasa kesal karenanya.     

"Mungkin aku memang terlalu sedikit berhubungan dengan pelatih sepakbola. Baru kali ini aku melihat seorang manajer sepakbola yang sangat mempedulikan pemainnya seperti Anda, Tn. Twain. Aku merasa sangat tersentuh dengan kepedulian Anda untuk Eastwood tapi aku harus mengingatkan Anda: meski Eastwood bisa kembali ke lapangan, masih belum pasti apakah dia akan bisa kembali ke level kemampuannya sebelum ini. Kurasa akan lebih baik kalau Anda tidak memiliki harapan yang terlalu tinggi. Lutut kanannya sudah dua kali mengalami cedera serius. Dengan tiga operasi dalam tiga tahun, akan menjadi sebuah keajaiban kalau dia masih bisa terus bermain."     

Twain terdiam sesaat. Bukan berarti dia tidak memikirkan tentang itu. Saat Ronaldo kembali setelah mengalami cedera serius, dia adalah pemain yang sama sekali berbeda dari The Phenomenon. Ada pula Michael Owen, yang tidak lagi menjadi bocah ajaib setelah sering mengalami cedera. Ada banyak contoh di dunia sepakbola tentang kembalinya pemain-pemain ke lapangan setelah mengalami cedera serius dan tidak pernah bisa bermain sebagus sebelumnya. Twain tidak tahu apakah Eastwood akan menjadi contoh lain seperti pemain-pemain itu.     

"Kurasa apa yang Anda katakan sangat masuk akal, dokter Albert. Kita tidak bisa melihat masa depan. Tidak ada orang yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Jujur saja, aku tidak tahu apakah Freddy bisa kembali ke kondisinya sebelum ini. Tapi..." dia mengubah taktiknya. "Aku baru saja mengunjungi Freddy. Dia berada di rumah sakit yang bagus dan sangat menantikan waktu dimana dia akan kembali ke lapangan. Dan dia tidak mematuhi permintaan Anda dan menonton setiap pertandingan Forest."     

"Aku sudah tahu itu sejak lama." Albert mengangguk.     

"Jadi, kalau si pemain saja belum menyerah, bagaimana mungkin aku, sebagai seorang manajer, bisa menjadi orang pertama yang menyerah? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi kita harus berusaha untuk membantunya melakukan rehabilitasi dengan tepat sejak saat ini. Aku tidak boleh menyerah duluan hanya karena ada 'kemungkinan' dia tidak akan pernah pulih ke kondisi sebelumnya. Itu bukanlah alasan untuk menyerah."     

"Aku tahu itu, Tn. Twain. Rumah sakit ini juga akan melakukan segala upaya untuk membantunya pulih dengan segera."     

"Terima kasih, dokter Albert."     

"Itu sudah menjadi tugasku sebagai dokter. Tidak perlu berterima kasih padaku." Albert melambaikan tangannya. "Sudah menjadi tugasku untuk menyembuhkan rasa sakit pasienku. Kalau keluargaku bukan fans Notts County sejak masa kakekku, aku benar-benar ingin menjadi fans tim Forest." Dia mengedip pada Twain. "Mungkin kau bisa mempertimbangkan untuk berhenti menjadi manajer tim Forest dan melatih tim Notts County!"     

Twain tertawa. "Kurasa tidak ada peluang untuk itu. Tapi aku tidak bisa tahu apa yang akan terjadi di masa depan, dokter."     

※※※     

Pada tanggal 27 Oktober, putaran ketiga EFL Cup, tim Forest akan menantang Birmingham City dalam pertandingan tandang. Meskipun EFL Cup adalah turnamen yang menjadi awal kebangkitan Twain, Twain memilih untuk melepaskan turnamen yang lebih rendah itu selama dua musim berturut-turut karena tim Forest berkompetisi di arena yang lebih besar.     

Dia mengerahkan semua tim Kedua atau Ketiga yang terdiri atas pemain cadangan dan pemain muda untuk menghadapi Birmingham City. Dia membiarkan semua pemain Tim Pertama beristirahat dan mempersiapkan diri untuk putaran pertandingan liga berikutnya yang lebih penting.     

Dengan tim yang terdiri atas pemain cadangan, tim Forest bermain ulet di pertandingan tandang. Tapi, mereka tidak sekuat Birmingham City yang menurunkan pemain intinya. Skor pertandingan menjadi 0:1 dan tim Forest tereliminasi dari EFL Cup dalam pertandingan pertama mereka. Semuanya sama seperti yang terjadi di musim lalu.     

Semua orang bisa melihat bahwa Twain tidak menunjukkan minatnya di pertandingan itu. Kehilangan EFL Cup tidak akan berpengaruh pada tim. Paling-paling, tim cadangan dan tim pemuda hanya kehilangan tempat untuk mengumpulkan pengalaman kompetisi yang sesungguhnya.     

Semua orang terfokus pada pertandingan Liga Utama yang akan dilangsungkan setelah pertandingan EFL Cup, di mana Nottingham Forest akan menghadapi tantangan dari Chelsea di kandang mereka untuk putaran kesebelas liga.     

Ini adalah persaingan langsung antara dua tim teratas di liga dan pertarungan langsung antara dua manajer muda dan sangat individualistis itu.     

Bahkan sebelum EFL Cup, media mulai membicarakan tentang pertandingan itu.     

Ada begitu banyak cerita yang bisa dipublikasikan antara Twain dan Mourinho. Termasuk bagaimana keduanya dianggap sebagai "penerus Brian Clough", dimana Chelsea memenangkan gelar juara liga dengan satu-satunya kekalahan adalah saat melawan Nottingham Forest musim lalu, dan bagaimana Mourinho telah membantu tim Forest mendapatkan izin kerja seorang pemain dengan menghadiri sidang FA musim panas tahun ini. Hubungan seperti apa yang dimiliki oleh kedua pria itu patut untuk dipertanyakan.     

"... Manajer Mourinho datang ke Inggris dengan reputasi sebagai juara Eropa. Dalam satu musim, ia menyapu bersih sebagian besar tim di Liga Utama Inggris dan mengalahkan hampir semua manajer. Ia telah memimpin Chelsea untuk merebut gelar juara liga yang pertama kalinya setelah setengah abad, tapi dia tidak pernah bisa mengalahkan Tony Twain. Tak peduli apa yang dipikirkan oleh orang lain, aku yakin Mourinho tidak akan membiarkan hal yang memalukan ini terus berlanjut."     

"Setelah sepuluh putaran liga, Chelsea telah mengantongi sembilan kali menang dan satu kali imbang. Mereka masih tetap tak terkalahkan dengan dua puluh delapan poin, duduk di puncak klasemen liga. Belum bermain satu pertandingan, Nottingham Forest telah mengantongi enam kali menang, satu kali imbang dan satu kali kalah. Mereka menduduki peringkat kedua dengan sembilan belas poin. Kedua tim saat ini berada dalam kondisi yang sangat bagus. Kurasa pertandingan ini akan menjadi pertandingan yang sangat intens dan menarik untuk ditonton karena karakter dari kedua manajer itu membuatnya tampak seolah-olah mereka tidak akan pernah mau mengakui kekalahan saat mereka saling bertemu satu sama lain."     

"Sebelum pertandingan, Manajer Mourinho menolak memberikan komentar terhadap lawannya, Manajer Twain. Di sisi lain, saat dihadapkan dengan pertanyaan wartawan, Twain menyatakan bahwa tidak ada gunanya memberikan komentar apapun dan hasil pertandingan akan menunjukkannya. Ini cukup aneh. Pria Portugis itu, yang selalu suka berperang kata-kata dengan manajer lawan sebelum pertandingan berlangsung, memilih untuk diam, dan Manajer Twain juga bersikap rendah hati. Mungkin di dalam benak mereka, mereka menganggap bahwa tidak ada gunanya berperang kata-kata terhadap satu sama lain sebelum pertandingan dimulai."     

"Kedua tim memiliki selisih sembilan poin. Ini bukanlah pertandingan 'merebut poin' yang akan mempengaruhi tim mana yang bisa merebut gelar juara di akhir musim. Tim Forest juga tidak mengandalkan pertandingan ini untuk menyusul Chelsea dan memuncaki liga. Kalau begitu, kenapa pertandingan ini menjadi fokus dari begitu banyak orang? Daripada mengatakan bahwa semua orang peduli tentang hasil pertandingan ini, kurasa mereka lebih peduli tentang hasil persaingan antara kedua manajer itu: apakah Mourinho bisa mengakhiri catatan memalukannya karena tidak bisa mengalahkan Tony Twain sejak kedatangannya ke Inggris, atau apakah Twain akan terus bisa mempertahankan keunggulannya atas Mourinho."     

"Pertandingan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan poin. Ini juga tidak ada hubungannya dengan peringkat. Bahkan bisa dikatakan bahwa pertandingan ini tidak ada kaitannya dengan kedua tim. Kurasa selama Manajer Mourinho dan Manajer Twain masih melatih tim di Inggris, hal ini akan terus berlanjut. Ini adalah perang antara dua pria."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.