Mahakarya Sang Pemenang

Masalah Lini Depan Bagian 1



Masalah Lini Depan Bagian 1

0Dua hari kemudian, akhirnya ada kabar baik dari Football Association Inggris. Tang En dan tim Forest akhirnya bisa menghela nafas lega. Pemain asal Brasil, Pepe, mendapatkan izin kerjanya; dia bisa menandatangani kontrak dengan Forest dan mewakili tim di berbagai turnamen. Dari mulai saat ini, Pepe telah benar-benar menjadi anggota tim Forest.     

Ini tentu saja merupakan berita yang fantastis bagi Tang En. Seolah dia adalah sepotong daging yang belum mendarat di mulutnya, sulit untuk tidak merasa khawatir tentang transfer Pepe. Sekarang setelah penghalang terakhir untuk transfer Pepe ke Forest sudah hilang, satu-satunya hal yang tersisa bagi Forest adalah mengirimkan biaya transfer pemain ke rekening bank FC Porto. Dengan begini, Pepe akan resmi menjadi anggota tim Forest. Sebenarnya, dia sudah bergabung dengan tim Forest untuk berlatih di Nottingham. Masa liburan bagi para pemain Forest telah berakhir, dan semua orang berkumpul kembali untuk mempersiapkan diri menghadapi musim baru. Mereka juga memberikan perhatian khusus pada pertandingan kualifikasi untuk Liga Champions yang akan diadakan pada akhir Agustus. Lawan mereka adalah Villarreal CF, yang mengalahkan mereka di babak penyisihan grup Liga Eropa UEFA.     

Setelah menyelesaikan masalah izin kerja Pepe, Nottingham Forest kembali mencoba bertanya tentang kemungkinan untuk membeli Martins dari Inter Milan. Penyelidikan itu berakhir seperti yang telah diduga Tang En. Inter Milan menolak dengan tegas permintaan pembelian pemain dari Forest. Dari sisi Martins, dia juga menerima sebuah wawancara dari 'La Gazzetta dello Sport' dan menyatakan kesetiaannya kepada tim. Dia mengklaim kalau dia adalah milik Inter Milan, meski banyak klub lain yang tertarik padanya. Dia telah berlatih disana sebagai pemuda, memiliki prestasi disana, dan melangkah ke turnamen Eropa dari sana. Inter Milan adalah tempat dimana dia telah menjadi seorang pesepakbola profesional sejati. Dia berpikir tidaklah mungkin baginya untuk meninggalkan klub sehebat itu.     

Melihat wawancara itu, Tang En tidak ingin berkomentar lebih lanjut. Dia memberi tahu klub untuk membatalkan penawaran mereka untuk Martins, serta rencana untuk transfernya. Awalnya dia mengira kalau dia mungkin akan bisa meminjam Martins kalau pembelian tidak memungkinkan. Karena kini tampak jelas bahwa Martins ingin mengekspresikan dirinya sebagai subyek yang setia terhadap Inter Milan, Forest akan memberinya kesempatan itu. Tang En hanya berharap bahwa semua hal tidak akan berkembang seperti yang diingatnya: di tahun berikutnya, Martins akan terus setia terhadap Inter Milan yang tak berperasaan.     

Meskipun sudah mustahil bagi Martins untuk bergabung dengan Forest, Tang En masih terus mencari pemain depan yang memiliki kecepatan tinggi.     

Allan menyarankan agar Tang En mempertimbangkan anak emas Inggris, Michael Owen, yang merasa tidak bahagia di Real Madrid. Dilihat dari timing, tidak diragukan lagi musim panas ini adalah peluang yang besar untuk membawa pulang Owen ke Inggris. Dari perspektif komersial, Owen memiliki nilai yang luar biasa. Namun, Tang En menyuruh Allan untuk menghilangkan gagasan memasukkan Owen ke tim kecuali klub Forest memiliki sebuah institusi medis profesional yang sekelas dengan Milan Lab. Kalau tidak, menghabiskan lebih dari sepuluh juta untuk mendapatkan seorang glass man... Tang En tidak ingin menjadi bahan tertawaan.     

Dengan gagalnya transfer untuk Martin, pemain lain yang dipilih Tang En adalah Darren Bent, shooter nomor satu dari Ipswich, tim Liga Utama Inggris di musim sebelumnya yang kini terdegradasi. Baik itu harga, kemampuan, ataupun potensinya, Darren Bent memenuhi semua persyaratan Tang En. Namun, di antara sekian banyak klub yang tertarik padanya, Bent lebih condong ke arah Charlton. Manajer Charlton, Curbishley, adalah orang pertama yang melihat potensi di dalam dirinya, terus-menerus menyatakan minatnya untuk merekrut Bent. Untuk memberikan posisi utama di tim setelah dia bergabung, Curbishley bahkan melepaskan dua penyerang timnya, Jeffers dan Lisbie.     

Selain itu, di tim Charlton juga terdapat dua mantan rekan setim Darren Bent dari saat dia bersama Ipswich. Saat memilih klub mana yang akan dituju, dia bahkan menghubungi mereka untuk meminta pendapat; mereka tentu saja akan mendorongnya untuk bergabung dengan tim Charlton.     

Alhasil, Darren Bent menolak Nottingham Forest, Tottenham Hotspur, Sunderland, Aston Villa dan beberapa klub lainnya untuk bergabung dengan Charlton.     

Saat ini, Forest berada dalam posisi yang tanggung. Di satu sisi, Forest telah mencapai kualifikasi untuk berpartisipasi di Liga Champions musim ini, yang menjadi sumber daya pikat bagi banyak pemain sepakbola. Di sisi lain, Forest masih bukan klub papan atas; di mata banyak bintang sepakbola, Forest tidak akan menjadi pilihan pertama mereka. Dengan begini, situasinya menjadi situasi di mana para pemain yang diinginkan oleh Tang En tidak mau datang, sementara mereka yang tertarik bukanlah pemain yang diinginkannya.     

※※※     

Tapi itu belum semuanya. Disaat Forest merasa khawatir tentang pemain depan mana yang akan dibeli, mereka juga menghadapi masalah banyaknya perekrut pemain yang mencoba mencuri pemain mereka.     

Setelah kebangkitan drastis tim Forest di Liga Utama Inggris musim lalu, beberapa pemain di tim dilihat sebagai bintang sepakbola oleh banyak manajer; khususnya adalah George Wood. Kalau bukan karena kontrak baru Forest dengan Wood, mungkin akan ada banyak klub Eropa yang datang untuknya dan menyerbu masuk melewati gerbang Forest. Berdasarkan atas penampilannya yang luar biasa musim lalu, dia terpilih sebagai Young Player of the Year dari Asosiasi Pesepakbola Profesional.     

Beberapa pemain muda lainnya di Forest juga tampil gemilang. Chimbonda, dalam posisinya sebagai bek kanan, diturunkan di semua pertandingan musim lalu. Meski dia tidak terlalu menarik perhatian seperti layaknya Wood atau Eastwood, penampilannya yang stabil adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari Forest. Meski para fans mungkin tidak menyadari pemain ini, para manajer profesional dan perekrut mereka menyadarinya. Di musim panas, Manchester United mengajukan permintaan pembelian ke Forest untuk Chimbonda. Tentu saja, Tang En tidak ragu untuk memberikan label "tidak-untuk-dijual" ke Chimbonda.     

Terlepas dari penampilan Chimbonda yang luar biasa, dia bukanlah transfer Forest yang paling sukses di musim ini. Setelah musim berakhir, rekan Perancis-nya, Franck Ribéry, secara luas dianggap oleh media sebagai transfer terbaik di Inggris untuk musim 04-05. Komentar media adalah sebagai berikut:     

Manajer Tony Twain memiliki sepasang mata yang menjamin penyelidikan dari kami. Dia tidak hanya menemukan pemain seperti George Wood dan Chimbonda; transfer pemain paling menarik di musim lalu adalah pria muda yang diboyongnya dari Ligue 2: Franck Ribéry. Itu adalah transfer gratis yang membuat Forest tidak perlu mengeluarkan dana sepeser pun. Sekarang, perkiraan kasar tentang nilai Ribery telah meningkat menjadi sepuluh juta euro. Assist, mencetak gol, serta kecepatan dan sikap yang ditunjukkannya saat menggiring bola dan menerobos di sayap; semua itu adalah kualitas yang menempatkan Ribéry berada di level bahasan yang sama dengan pemain bintang Giggs di Liga Utama. Saat Forest lolos ke Liga Champions, manajer Mourinho berkomentar bahwa tim Forest dan manajer mereka hanya beruntung. Tapi memikirkannya kembali, apakah hanya kebetulan jika tim Forest bisa mengumpulkan begitu banyak pemain muda dengan potensi yang besar?     

Setelah Arsene Wenger, sekarang kita punya manajer lain yang harus diwaspadai selama pasar transfer tahunan. Dalam transfer musim panas tahun ini, Tony Twain melakukannya tanpa tanggung-tanggung, dia mengaktifkan "Klausul Pemain Luar Biasa" untuk memasukkan bek tengah asal Brasil, Pepe, ke dalam tim. Pemain seperti apakah dia? Tidak ada yang pernah mendengar namanya sebelum ini, tapi dia jelas akan menunjukkan sesuatu yang baru pada kita semua di musim mendatang. Kenapa? Karena dia dinilai tinggi oleh Tony Twain.      

Rumor mengatakan bahwa SI, yang memiliki hubungan kerja sama dengan klub Forest, akan berkonsultasi dengan Tony Twain tentang beberapa kemampuan dan potensi pemain dalam pembuatan seri game FM! Ini sangat mencengangkan. Semua orang tahu bahwa SI memiliki sekitar 2.500 peneliti data yang mengumpulkan informasi tentang berbagai pemain. Ini benar-benar penggabungan antara pihak-pihak yang kuat.     

Ini adalah saat yang penuh kejayaan bagi Ribéry. Ashley Young, yang berposisi di sayap kanan, juga menerima evaluasi yang sangat bagus. Meskipun dia hanya mencetak tiga gol di sepanjang musim, termasuk di pertandingan Piala EFL, total operan bolanya ke tengah adalah yang menduduki peringkat pertama di tim. Daripada mencetak gol, sepertinya Young lebih suka memberi assist.     

Beberapa pria muda lainnya seperti Piqué dan Bendtner tidak terlalu tampil mencolok, tapi masih cukup luar biasa. Piqué tidak menunjukkan penampilan yang spektakuler, sesuai dengan norma dan harapan dan justru menampilkan kualitas terpenting yang harus dimiliki oleh pemain bertahan: stabilitas. Dia tampil dan tumbuh dengan mantap, dengan banyak antisipasi menyertai setiap langkahnya.     

Penampilan Bendtner di pertengahan musim sangat brilian. Setelah itu, penampilannya di lapangan berkurang karena ketentuan strategis Forest; di antara empat penyerang, dia berada di urutan terakhir untuk dimainkan. Tapi, lima gol yang dicetaknya, fisiknya yang luar biasa, dan tekniknya yang indah mengungkapkan potensinya yang tak terbatas.     

Dengan begitu banyak pemain yang luar biasa, wajar bagi mereka untuk menarik perhatian para serigala.     

Ribéry, Chimbonda, George Wood, Bendtner, Ashley Young, Crouch ... Mereka semua menerima undangan dari tim lain.     

Di antara mereka semua, pengajuan penawaran dari Liverpool sebesar 7,5 juta pound untuk membeli Peter Crouch tiba sesuai dugaan Tang En. Menurut ingatannya, musim panas ini Liverpool akhirnya membeli Crouch. Penampilan Crouch dalam tiga bulan terakhir di liga telah berhasil menarik perhatian Benitez; setelah Eastwood cedera, Crouch berhasil mencetak beberapa gol yang penting. Tapi, ini bukan alasan sebenarnya di balik keputusan Benitez untuk membelinya.     

Seperti halnya Tang En, dia melihat adanya nilai yang tinggi di dalam diri Crouch karena dia adalah seorang penyerang tengah dengan skill kaki yang hebat. Dengan skill itu, kehadirannya bisa sangat memperkaya strategi tim. Dia sangat penting untuk memungkinkan dilakukannya variasi yang lebih besar dalam serangan tim. Liverpool kurang memiliki penyerang tengah seperti itu. Setelah menjadi pemenang di Liga Champions, The Reds berharap bisa menjadi lebih baik di musim mendatang; Penyerang tengah seperti itu sangat diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.     

Pembelian awal Crouch oleh Forest menelan biaya 1,8 juta pound. Setelah satu musim, nilainya naik menjadi 7,5 juta! Tapi, peningkatan itu masih belum bisa memuaskan Tang En. Dia menolak tawaran Liverpool. Setelah menolaknya, dia segera menghubungi reporter Nottingham Evening Post, Pierce Brosnan, untuk melakukan wawancara. Di dalam wawancara itu, keduanya secara alami terlibat dalam percakapan tentang kabar berita transfer Crouch. Tang En kemudian mengungkapkan tentang kemampuan unik Crouch. Dia membuatnya terdengar seolah semua klub di Inggris membutuhkan seorang "pemain yang jangkung, dengan teknik luar biasa, dan tak mementingkan diri sendiri yang bisa mengoper ke rekan setimnya serta mencetak gol sendiri." Akhirnya, setelah menguraikan beragam atribut positif Crouch, Tang En menyatakan bahwa pemain itu adalah anggota penting dalam tim Forest. Dibawah situasi dimana Forest harus bermain di berbagai liga, Tang En tidak siap untuk melepaskan seorang pemain dengan kemampuan seunik itu.     

Tapi sejujurnya? Saat menerima penawaran pertama dari Liverpool, Tang En sudah memutuskan untuk menjual pemain jangkung itu. Di satu sisi, Edward bukanlah Abramovich, dan Nottingham Forest bukanlah Chelsea. Keuangan klub tidak boleh terus merugi tanpa menghasilkan keuntungan. Setelah membeli begitu banyak pemain selama dua tahun berturut-turut dan tidak menjual satupun, Forest perlu mendapat keuntungan yang cukup melalui penjualan semacam ini.     

Di sisi lain, Tang En juga menyadari bahwa dia memiliki terlalu banyak penyerang-tengah yang jangkung di tim mereka: Viduka, Bendtner dan Crouch. Memiliki ketiganya sedikit terlalu berlebihan. Cara terbaik untuk menyelesaikannya adalah dengan menjualnya. Di dalam pasar transfer saat ini, tidak ada banyak pihak yang tertarik pada Viduka. Bendtner adalah pemain yang jelas takkan dijual oleh Tang En karena dia masih muda; dia masih bisa mewakili Forest hingga waktu yang lama. Crouch adalah satu-satunya kandidat yang sesuai untuk dijual.     

Tang En hanya sedikit kesal dengan tawaran Liverpool sebesar 7.5 juta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.