Mahakarya Sang Pemenang

Izin Kerja Bagian 1



Izin Kerja Bagian 1

0Tang En baru saja menginjakkan kaki di Inggris saat negosiasi antara Nottingham Forest Club dan FC Porto mengenai transfer Pepe dimulai. Masalah-masalah lain yang relevan dalam kaitannya dengan masalah tersebut juga diproses.     

Selain negosiasi antara kedua klub, ada hal lain yang tidak bisa diabaikan: izin kerja Pepe. Meskipun Pepe telah bermain sepak bola di Spanyol selama beberapa tahun, ia hanya memiliki kewarganegaraan Brasil dan karenanya dianggap sebagai pemain non-UE. Karena dia tidak pernah tampil mewakili tim nasional Brasil, dia tidak memenuhi ketentuan tingkat partisipasi 75% dalam pertandingan internasional senior. Kalau transfer itu terhambat karena masalah izin kerja meskipun ketiga belah pihak (dua klub dan pemain sendiri) tidak memiliki masalah dengan itu, Tang En akan sangat marah. Dia tidak pernah menghadapi masalah seperti ini saat dia bermain FM.     

Satu hal yang bisa menghiburnya adalah kenyataan bahwa permohonan Pepe untuk mendapatkan kewarganegaraan Portugal telah diajukan.     

Kalau permohonan itu tidak disetujui oleh pemerintahan Portugal, Tang En masih memiliki satu kartu as lagi: Klausul Bakat Luar Biasa. Satu-satunya hal yang ia khawatirkan adalah belum ada bek yang sukses saat mengajukan permohonan izin ini sejak klausul itu diberlakukan. Bayangan harus bersikap baik pada para ofisial memuakkan dari Football Association Inggris itu juga sangat mengganggunya. Semakin lama waktu yang dihabiskan Tang En di Inggris, dan semakin banyak interaksi yang ia miliki dengan FA, semakin ia merasa yakin bahwa mereka, yang dikenal sebagai "asal usul sepak bola modern" dan "manajemen sepakbola profesional pertama di dunia," dalam banyak aspek yang memuakkan, sangatlah mirip seperti Football Association Cina.     

Pedantik, bodoh, tidak fleksibel, berpandangan keras, birokratis, kuno, angkuh...     

Semua itu adalah "tujuh dosa" Football Association Inggris.     

Kecuali memang benar-benar harus, Tang En tidak mau berurusan dengan kelompok ofisial itu.     

※※※     

Seperti yang dijanjikan oleh Jorge Mendes, FC Porto tidak menghalangi transfer pemain gelandang keempat mereka. Harganya juga tepat empat juta Euro. Tidak ada pihak yang perlu membuang-buang waktu untuk menegosiasikan biaya transfer. Mereka segera melanjutkan diskusi untuk membahas syarat dan ketentuan dari pemain.     

Sebenarnya, Tang En sudah selesai mendiskusikan syarat dan ketentuan dengan Mendes sejak lama. Pepe telah memberikan hak penuh bagi Mendes untuk mewakilinya di semua negosiasi atas namanya. Yang terjadi kemudian cukup sederhana. Didampingi oleh Mendes, Pepe terbang ke Nottingham, Inggris, di mana dia akan menerima pemeriksaan seluruh tubuh di Klub Forest. Hasil pemeriksaannya sangat mengejutkan para dokter ahli di bidang olahraga. Kata-kata Fleming kepada Tang En adalah, "Bocah itu tidak terlihat kuat, tapi fisiknya, sebenarnya, nyaris sempurna. Tubuhnya memiliki kemampuan yang menakutkan."     

Mendes sangat percaya diri terkait pemainnya. Meski begitu, mendengar hasil evaluasi semacam itu masih membuatnya merasa senang.     

Karena Pepe telah lulus dari pemeriksaan fisik, kedua belah pihak bisa secara resmi menandatangani kontrak, setelah itu ofisial situs web klub akan mengumumkan keberhasilan transfer pemain.     

Usai menandatangani kontrak, Tang En menjabat tangan Pepe dan berkata, "Selamat datang di Nottingham Forest, Pepe."     

"Tn. Twain, aku sangat senang bisa bermain di tim Anda."     

"Jangan panggil aku, Tn. Twain. Kau bisa memanggilku 'Chief' atau 'Bos'." Tang En menepuk bahu kokoh Pepe. "Di Inggris, begitulah para pemain memanggil manajer mereka. Kau harus terbiasa dengan hal itu."     

"Oke ... Chief." Senyum yang agak konyol muncul di wajah bulat Pepe.     

"Kau bisa melanjutkan liburanmu sekarang. Masa liburan untuk para pemain masih belum berakhir. Selain itu, kalau kau memiliki permintaan untuk akomodasi masa depanmu, kau bisa memberitahu kami. Klub akan mempertimbangkannya saat kami mencarikan sebuah rumah untukmu," kata Allan, yang berdiri di samping Tang En.     

Mereka baru saja selesai menandatangani surat-surat. Pepe tidak menduga klub sudah mempertimbangkan hal-hal semacam itu. Dia menatap Allan dengan terkejut. Tang En berkata sambil tertawa, "Klub ini memiliki para profesional yang bertugas menangani urusan sehari-harimu. Kau tidak perlu cemas dengan situasi hidupmu disini. Yang perlu kau lakukan hanya satu: bermain sepak bola dan tampil dengan baik. Aku yakin kau akan menyukai tempat ini."     

"Aku sudah suka di sini, Bos."     

Semua orang di ruangan itu tertawa.     

※※※     

Edward selalu menganalisa dengan serius perbedaan-perbedaan dalam hal daya saing dan pengembangan loyalitas para pemain Forest jika dibandingkan dengan tim-tim lain yang lebih kaya dan lebih kuat. Hanya bergantung pada kejayaan dan pengaruh masa lalu mereka di dunia sepakbola untuk menarik dan mempertahankan pemain jelas tidak lagi bisa dilakukan; Forest tidak bisa bersaing dengan klub papan atas. Mengandalkan gaji yang tinggi untuk memikat para pemain.. Edward bukanlah Abramovich. Setelah memikirkannya masak-masak, mereka mungkin bisa, di level mereka saat ini, memberikan lebih banyak upaya dalam menangani detil-detil kecil untuk membuat para pemain mereka merasa bahwa klub benar-benar memikirkan mereka; untuk membiarkan mereka melihat bahwa ini adalah klub yang layak menerima kontribusi mereka.     

Gagasan Edward ini terinspirasi oleh permintaan Tang En dulu agar dia mengeluarkan uang atas nama klub untuk mengobati ibu Wood dan mengatur akomodasi tempat tinggal bagi keluarga mereka. Edward adalah saksi dari dampak yang dihasilkan. Hanya dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk perawatan medis dan sebuah apartemen telah memungkinkan klub untuk mendapatkan pemain gelandang yang terampil dan sedang naik daun di Inggris. Itu adalah sesuatu yang bahkan bisa membuat Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan klub papan atas lainnya merasa iri pada mereka; Forest akhirnya memiliki sesuatu yang membuat iri klub lain.     

Meskipun tujuan Forest adalah untuk memasuki jajaran G14, mereka tak diragukan lagi masih merupakan klub kecil. Edward menyadari ini, jadi dia perlu melakukan banyak upaya untuk mengembangkannya. Misi Tang En adalah melatih tim dan bermain dalam pertandingan. Allan bertanggung jawab untuk menghasilkan uang. Dan dia, sebagai ketua, tentu saja harus memikirkan ide-ide yang akan digunakan dalam manajemen klubnya.     

Tang En tahu bahwa Pepe adalah pemain yang memprioritaskan keluarganya. Kalau dia harus tinggal di hotel setelah datang ke Nottingham Forest, itu pasti akan mengganggu penampilannya. Memberinya tempat tinggal yang tetap, meski hanya rumah sewaan, akan menstabilkan kondisi Pepe. Klub akan memastikan untuk mempertimbangkan urusan keseharian semacam ini secara mendetil dan mengelolanya dengan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Dengan begini, Pepe dan pemain asing lainnya akan bisa memberikan semua yang mereka bisa di dalam pelatihan, dan memberikan kontribusi yang lebih baik bagi tim.     

Tang En seringkali menggunakan sebuah peribahasa di kompleks pelatihan: the devil is in the details.     

Dengan memperhatikan setiap detail kecil selama pelatihan, para pemain akan bisa melakukan yang terbaik di setiap pertandingan. Kemenangan akan datang secara alami kecuali kalau keberuntungan mereka sedang sangat buruk.     

Peribahasa itu juga berlaku untuk manajemen klub. Edward berharap Forest akan menjadi salah satu tim paling unik diantara 20 klub Liga Utama Inggris. Selain hasil yang mereka peroleh, ada banyak aspek lain yang bisa dibuat berbeda.     

Sebagai bukti, seseorang hanya perlu memikirkan tentang bagaimana FC Barcelona berhasil membuat Messi tetap tinggal bersama mereka dengan sepenuh hati. Bukan hanya karena mereka adalah klub papan atas. Melainkan lebih karena klub mensponsori perawatan Messi untuk GHD (Growth Hormone Deficiency) dan bahkan memberikan pekerjaan bagi ayah Messi di dalam klub untuk membantu kesulitan keuangan mereka.     

Pemain lain dalam situasi yang serupa antara lain Giovani dos Santos, di mana FC Barcelona telah mendanai pendidikan saudara-saudaranya dan memberi mereka sebuah tempat tinggal. Detail-detail itu, meski manusiawi, seringkali diabaikan. Saat orang-orang menyoroti penampilan luar biasa para jenius itu, sangat sedikit yang menyadari upaya susah payah klub di baliknya. Dan ketika detil-detil itu terakumulasi, satu per satu, itu akan memberikan kekuatan yang mencengangkan ketika dibutuhkan: kesetiaan.     

Setelah mengambil alih jabatan sebagai ketua klub, Edward memulai penyelidikan terhadap sejarah dan kisah latar belakang dari hampir semua klub yang sukses di Eropa. Dari sudut pandang seorang pengusaha, klub-klub yang sukses juga bisa dianggap sebagai perusahaan individu; masing-masing klub di Liga Utama Inggris juga merupakan semacam perseroan terbatas swasta. Tapi, mereka sedikit berbeda dari sebuah perusahaan pada umumnya, karena proyek yang dikelola oleh mereka dan klien mereka termasuk khusus dan istimewa.     

Karena mereka adalah perusahaan, maka mereka pasti memiliki budaya perusahaan. Dengan kata lain, hubungan di dalam sebuah klub. Setiap klub yang sukses pasti memiliki sesuatu hal yang berbeda dari yang lain.     

Tidak seperti Real Madrid, Nottingham Forest tidak memiliki sejarah gemilang berjangka panjang atau kemasyhuran internasional; mereka tidak mungkin menetapkan kemegahan atau kemuliaan sebagai inti dari klub mereka. Mereka juga tidak seperti Barcelona atau Athletic Bilbao, yang memiliki rasa identitas lokal yang kuat. Terlepas dari hasil yang mereka peroleh, mereka akan selalu memiliki sejumlah besar pendukung setia. Tapi dari sisi lain, Forest tidak akan mampu bersaing dengan tradisi Liverpool terkait tribun penonton KOP, dan masa lalu yang naik turun sejalan dengan kemuliaan dan ketidakhormatan.     

Edward melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap sejarah Nottingham Forest dan menemukan hasil yang menyedihkan. Selain memiliki sejarah yang cukup kuno, mereka tidak memiliki hal lain yang bisa bertahan lama. Bahkan kejayaan selama dua tahun berturut-turut memenangkan Liga Champions tidak benar-benar era klub. Itu lebih seperti era satu orang: era-nya Brian Clough. Dari sejak pendirian klub Forest hingga sekarang, sebuah durasi yang lebih dari 140 tahun, sulit untuk mengidentifikasi poin unik Forest.     

Edward pernah mendiskusikan hal ini dengan Allan dan Tang En ketika mereka makan bersama. Disaat dia merasa bingung tentang bagaimana tim Forest tidak memiliki poin unik, Tang En mengatakan sesuatu yang memberinya kejelasan. "Bukankah lebih bagus kalau tidak memiliki poin unik? Kita seperti selembar kertas kosong, kau bisa menggambar atau menulis apapun diatasnya. Kita bisa memulai dari awal. Kau bisa membangun klub ini dan mencapnya dengan selera pribadimu. Setelah beberapa tahun, saat orang-orang memikirkan tentang Nottingham Forest, mereka jelas akan mengatakan kalau kau adalah salah satu orang yang mengukir sejarahnya. Bukankah kau akan merasakan pencapaian yang lebih besar dari itu jika dibandingkan dengan melanjutkan tradisi yang sudah ada sebelumnya?"     

Edward terinspirasi oleh itu. Meskipun Nottingham Forest hanyalah klub kecil sekarang, dia tidak perlu malu karenanya. Selain itu, menjadi klub kecil memiliki kelebihannya sendiri. Setiap kali Edward melihat Tony dan para pemain saling bercanda tanpa menghiraukan status atau posisi di lapangan latihan, dia akan duduk di kantornya dan merasa terhibur. Nottingham Forest, dengan sejarah 140 tahun, memang tidak diragukan lagi adalah sebuah tim sepakbola muda. Dari mulai ketua klub hingga manajer utama tim, dan bahkan usia rata-rata pesepakbola di dalam tim, Nottingham Forest akan meraih ranking satu diantara 20 tim Liga Utama Inggris karena kemudaan usia mereka. Bersama-sama, mereka adalah sebuah tim muda yang penuh semangat dan harapan. Dipimpin oleh seorang manajer yang memiliki kelebihan dalam menggerakkan orang-orang, mereka berlari ke arah tujuan mereka. Tanpa adanya pengkhianatan dan politik seperti yang ada dalam klub-klub besar, wajah semua orang menampakkan senyum cerah. Bukankah itu juga luar biasa?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.