Mahakarya Sang Pemenang

Pepe Bagian 2



Pepe Bagian 2

0Saat Tang En bangun keesokan harinya, hanya ada Shania dan dirinya di rumah super besar itu. Sama seperti kemarin pagi, Shania baru membangunkan Tang En setelah dia membuatkan sarapan. Shania kemudian duduk di meja dan melihat Tang En menghabiskan sarapannya.     
0

Tepat setelah dia selesai makan, sebuah panggilan tak dikenal masuk. Sejak Tang En membawa Shania pergi berlibur ke Spanyol, dia telah belajar dari pengalaman. Tak peduli jam berapapun itu, teleponnya akan selalu stand-by; selama 24 jam. Dia bukan lagi orang yang sama seperti sebelumnya, suporter sepakbola miskin dari Cina. Dia bisa membayar biaya roaming sekarang.     

Nomer yang menghubunginya itu tidak dikenal oleh Tang En. Setelah menatapnya sebentar, pikirannya mencari-cari kemungkinan, tapi dia masih tidak bisa menebak nomer siapa itu.     

Dia mengangkat panggilan telepon itu. Suara seseorang yang berbahasa Inggris dengan aksen Latin yang kental terdengar di telinganya dari ujung telepon yang lain.     

"Selamat pagi, Tn. Tony. Seharusnya saat ini sudah pagi di Brasil, kan?"     

"Ah ... Anda benar. Sekarang memang sudah pagi. Selamat pagi, Tuan. Anda adalah...?"     

"Maafkan saya. Saya lupa memperkenalkan diri. Saya Jorge Mendes, agen Pepe," kata suara itu tanpa tergesa-gesa.     

Tang En tertegun mendengar nama itu. Sebagai supporter sepakbola, tidak mengherankan kalau nama itu tidak pernah didengarnya. Tapi, sebagai manajer tim, itu akan menjadi kesalahan yang buruk. Bahkan meski Nottingham Forest kurang berinteraksi dengan para pemain sepakbola Spanyol, Tang En masih mengenal siapa pria di telepon itu.     

Hampir semua manajer tim papan atas Eropa dan direktur mereka akan memiliki nomor telepon pria ini diantara sekumpulan kartu nama yang ada di meja mereka; dia adalah agen profesional yang paling dikenal di Spanyol. Selain itu, dia juga seorang agen sepakbola yang memiliki pengaruh di seluruh Eropa. Dia memiliki hubungan baik dengan orang-orang seperti pemilik Chelsea, Abramovich dan memiliki penyelidik di setiap sudut Eropa.     

Jorge Mendes bisa dianggap sebagai godfather agen profesional di Spanyol. Dia bertindak sebagai perantara bagi manajer dan pemain terkenal, seperti misalnya Mourinho, Cristiano Ronaldo dan lainnya.     

Pria itu adalah jagoan diantara para agen; tentu saja, kemampuannya dalam menyusun rencana juga termasuk salah satu yang terbaik. Dia harus ditangani dengan seksama. Tang En menganggukkan kepalanya setelah mendengar apa yang dikatakan pria itu, kemudian baru sadar bahwa tindakannya itu tidak bisa dilihat oleh Mendes. Dia menambahkan, "Aku pernah mendengar tentang Anda, Tn. Mendes. Aku sama sekali tidak menduga Pepe adalah salah satu pemain sepakbola yang Anda wakili."     

Tawa hangat terdengar dari ujung yang lain. "Saya khawatir tidak ada banyak manajer yang belum pernah mendengar nama saya. Saya juga pernah mendengar tentang Anda, Tn. Twain. Dalam dua tahun terakhir, Nottingham Forest telah bangkit, meningkat drastis. Saya pikir Anda mungkin akan menjadi manajer termuda di Liga Champions musim depan. Anda bertemu dengan pemain saya kemarin?"     

"Oh, kami bertemu secara kebetulan. Aku sedang berlibur di Brasil. Kebetulan, Pepe juga. Aku selalu mengira dia ada di Spanyol ..."     

Mendes terdiam sesaat. "Pepe, dia ... dia mengalami beberapa masalah di Spanyol, jadi aku menyarankan padanya untuk kembali ke Brasil agar dia bisa sedikit bersantai."     

Dari nada suaranya dan pilihan kata-katanya, itu tidak terdengar seperti Pepe adalah pemain di bawah manajer FC Porto saat ini, pria Belanda Co Adriaanse. Melainkan, dia terdengar seperti salah satu bawahan si agen. Ketika pemainnya mendapat masalah dan membutuhkan bantuan, orang yang pertama kali muncul di pikirannya adalah dirinya – si agen – dan bukan manajer tim yang diwakilinya.     

"Tn. Twain, apa pendapat Anda tentang Pepe?"     

"Dia luar biasa. Dia memang sangat bagus. Dia memiliki gaya bermain yang sangat kusukai."     

"Pepe menghubungiku kemarin dan memberitahuku tentang pembicaraan kalian. Dia mengatakan kalau Anda kelihatannya mengenalnya dengan sangat baik, bahkan lebih baik daripada Adriaanse."     

Tang En tahu bahwa ini berkat ingatan pra-transmigrasinya dari tahun 2007, tapi dia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya. "Yah ... jadi begini. Aku sebenarnya sudah memperhatikan Pepe sejak lama."     

Mendes tertawa lagi. "Kebetulan sekali. Ada orang lain yang juga sudah lama tertarik pada Pepe. Bahkan, pilihan FC Porto untuk membawa Pepe dari Maritimo ke Estádio do Dragão adalah atas rekomendasi kuat dari orang ini. Sayangnya, sebelum Pepe bergabung, dia sudah pergi. Apa Anda tahu siapa yang saya maksud, Tn. Twain?"     

"Tentu saja, Tn. Mendes. Orang itu pastilah Mourinho, mantan manajer FC Porto."     

"Itu benar! Sayang sekali. Saat ini, pria itu tidak bisa memanfaatkan Pepe dengan baik. Apa Anda tertarik mendengar apa yang dikatakan Pepe kepada saya kemarin?"     

"Tentu saja."     

"Dia mengatakan kalau percakapannya dengan Anda kemarin meninggalkan kesan yang mendalam baginya. Saat dia berada di FC Porto, Adriaanse tidak akan pernah berbicara padanya dengan cara yang sama, mencoba untuk memahami cara berpikirnya atau membantu Pepe memahami cara berpikirnya. Dia merasa sangat senang tentang kemarin... Saya akan bicara jujur ​​dengan Anda, Tn. Twain. Saya merasa bahwa membiarkan Pepe bermain di bawah manajer yang memahaminya adalah ide yang cukup bagus. Pepe adalah pemain saya. Tidak ada manajer diluar sana yang ingin pemainnya menjadi pemain cadangan, duduk diam di bangku cadangan dan nilainya secara bertahap mulai menurun. Dia masih muda. Saya percaya masih ada banyak cara dimana nilai dirinya bisa diapresiasi. Tapi, FC Porto saat ini tidak bisa menciptakan suasana yang sesuai baginya untuk melakukan itu."     

Mendes sudah membuatnya cukup jelas. Dia jelas ingin membuat Pepe bergabung dengan Forest. Hal yang sekarang menghalangi keduanya sekarang adalah transaksi antara FC Porto dan Forest.     

Tang En merasa gembira saat mendengar kabar ini. Dia memiliki pengalaman dalam hal ini. Dia tahu latar belakang dari apa yang terjadi antara Pepe dan FC Porto.     

Di musim 05-06, karena tekanan akibat FC Porto yang kurang menunjukkan hasil memuaskan, manajer Adriaanse terpaksa melakukan perombakan terhadap formasi tim. Dia mengubahnya menjadi sebuah formasi 343, yang memiliki kekuatan ofensif yang lebih besar. Pada saat itu, Pepe mampu menjadi salah satu pemain utama. Dia menjadi kandidat terbaik untuk gelandang ketiga mereka. Namun, itu adalah hal yang masih belum terjadi. Bahkan godfather seperti Mendes sekalipun tidak bisa memprediksikan masa depan. Dia tidak tahu bahwa Adriaanse akan mengubah sikapnya terhadap Pepe, dan dia juga tidak tahu nilai masa depan Pepe akan meningkat setinggi apa. Bahkan Tang En sendiri tidak tahu bahwa Pepe akan menjadi bek belakang yang paling mahal di pasar transfer Eropa pada musim panas 2007; Tang En sudah bertransmigrasi sebelum pembukaan pasar transfer musim panas tahun itu.     

Tapi Tang En tahu bahwa Pepe saat ini merasa tidak senang berada di FC Porto. Klub itu telah menunjuknya sebagai pemain cadangan untuk Pedro Emanuel, Jorge Costa, dan Ricardo Costa. Untuk posisi bek tengah, dia adalah pilihan keempat mereka.     

Setelah bertemu Pepe secara kebetulan kemarin, Tang En mencari-cari di dalam benaknya, pengalaman bek Brasil itu selama beberapa tahun terakhir. Meski pertemuan mereka terjadi secara kebetulan, timingnya sangat sempurna. Tang En tidak ingin melepaskan kesempatan sekali seumur hidup ini. Dia memiliki kesan yang tak terlupakan tentang kemampuan Pepe di dalam game. Dalam kehidupan nyata, Pepe sama sekali bukan pemain yang lemah. Bukankah tim Forest kurang memiliki bek tengah yang bagus? Berikan padanya posisi utama, kepercayaan dan kebebasan. Biarkan dia bergabung dengan Forest!     

Piqué dan Pepe adalah dua bek tengah dengan fisik yang paling mengesankan di dalam game. Memikirkan kombinasi itu membuat Tang En merasa sangat bersemangat.     

"Tn. Mendes, aku yakin Nottingham Forest akan mampu menciptakan suasana yang sesuai untuk pemain Anda. Tapi aku khawatir dengan FC Porto ..."     

"Soal itu, Anda tidak perlu khawatir, Tn. Twain. Kalau pemain sudah setuju, Anda setuju, dan aku juga setuju, kita sudah bisa mulai membahas biaya transfer Pepe serta syarat dan ketentuannya."     

Kata-katanya membuat Tang En menyadari dengan jelas tentang level pengaruh Mendes di Spanyol. Pria Belanda yang malang, Adriaanse ...     

"Bagaimana menurut Anda tentang biaya transfer empat juta Euro?" tanya Mendes.     

Setahun sebelumnya, FC Porto telah membeli Pepe seharga satu juta. Setahun kemudian, mereka mendapat keuntungan tiga juta. Transaksi ini seharusnya akan bisa memuaskan FC Porto. Tapi antusiasme yang ditunjukkan oleh Mendes meresahkan Tang En, jadi dia menahan diri dalam memberikan respon.     

Pria itu tampaknya tahu tentang apa yang dipikirkan oleh Tang En. Dia berkata sambil tertawa, "Ah. Sebelum ini, aku sempat menyinggung kalau aku memperhatikan Nottingham Forest. Itu karena ketenaran tim Anda meningkat dengan sangat cepat. Di masa depan, saya percaya akan ada lebih banyak orang yang mulai memperhatikan tim Anda. Sementara itu... saya hanya memiliki pandangan ke masa depan yang sedikit lebih baik daripada mereka semua. Saya yakin Anda tahu, Tn. Tony. Sebagai agen, pandangan ke masa depan seperti itu sangat penting."     

Mendengar ucapannya itu, Tang En langsung paham. Dengan menggunakan Pepe, Mendes berharap dia bisa mempererat hubungan antara dirinya sendiri dengan Forest dan Tang En. Semua itu karena dia melihat masa depan Forest dengan positif. Ini sama seperti melakukan sebuah investasi yang beresiko. Melihat bagaimana kancah sepakbola Eropa saat ini, hanya ada sekelompok klub papan atas dan klub berskala kecil hingga menengah. Tidak akan ada banyak perubahan. Namun, bangkitnya Forest menunjukkan potensi untuk memecah kebuntuan itu. Mendes bisa melihat potensi ini, yang membuat dirinya cukup proaktif dalam menghubungi Tang En. Terlepas dari kata-kata manisnya tadi, sebenarnya dia memegang beragam bintang sepakbola di tangannya. Berapa nilai satu Pepe? Dengan mengikuti arus dan membantu Forest, dia bisa mempererat hubungan mereka. Sebelum melakukan gerakan lain di pasar transfer, tidakkah Forest masih perlu berkonsultasi dengan seorang predator finansial seperti dirinya? Melalui ini, dia bisa mendapatkan kontrol atas transfer pemain yang dilakukan oleh tim Forest, mendapatkan benefit yang lebih besar untuk dirinya sendiri.     

Sulit untuk memastikan apakah itu benar atau salah. Tang En tahu bahwa semua orang berharap untuk bisa mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Mungkin dia harus merasa sedikit terhormat? Bagaimanapun, agen jagoan di Spanyol bisa memprediksikan bahwa potensi Forest akan semakin berkembang. Terlepas dari itu, prinsip Tang En adalah jangan mempertanyakan nilai dari sebuah hadiah.     

Mengenai kontrol atas klub ... Kalau dia memang punya kemampuan, coba saja kalau dia bisa!     

Tang En mengangguk. "Aku mengerti. Empat juta adalah harga yang masuk akal. Tn. Mendes; tentang syarat-syarat Pepe, kita bisa berdiskusi secara langsung."     

Dia melihat ke arah Shania, yang sedang membereskan peralatan makan. "Maafkan aku. Aku masih berlibur di Brasil. Saat liburanku berakhir, aku akan menghubungimu sesegera mungkin."     

Mendes memegang kata-katanya, menyetujuinya sambil tertawa. Setelah mengucapkan selamat tinggal, mereka menutup panggilan telepon itu.     

Tang En memandang Shania dan bertanya sambil tersenyum, "Ke mana kita pergi hari ini, Shania?"     

※※※     

Kalau saja Mendes juga bertransmigrasi, dia takkan memilih untuk melakukan tindakan yang sama seperti yang dia lakukan hari ini. Kalau saja dia tahu bahwa Pepe akan bisa menghasilkan harga tiga puluh juta Euro dalam jangka waktu dua tahun, dia jelas akan menyesali keputusannya hari ini.     

Dan kalau saja Tang En bertransmigrasi dua bulan lebih lambat, dia akan merasa sangat senang dengan apa yang telah dia dapatkan. Empat juta sebagai ganti untuk tiga puluh juta; benar-benar tangkapan yang luar biasa!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.