Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Poros dan Tendangan Jarak Jauh Bagian 2



Sebuah Poros dan Tendangan Jarak Jauh Bagian 2

0Kedatangan Anelka ke tim Forest telah menambah jalur serangan baru dari lini tengah yang bisa dimanfaatkan oleh Twain. Saat lawan memfokuskan pertahanan mereka pada bagaimana mencegah serangan tim Forest yang berasal dari sayap, kecepatan dan skill Anelka bisa digunakan bersama-sama dengan umpan langsung Albertini yang indah untuk merobek-robek pertahanan lawan. Dan, hal yang membedakannya dari serangan melalui sayap adalah, setelah tim Forest merobek-robek lini pertahanan lawan melalui serangan dari tengah, Anelka akan bisa langsung berhadapan dengan gawang dan kiper! Pada saat itu, dengan skill yang dimiliki Anelka, pertarungannya satu-lawan-satu dengan kiper seringkali membuahkan gol.     

Satu-satunya kelemahan dari taktik ini adalah serangan ini tidak bisa dilakukan berulang kali. Bagaimanapun juga, lini tengah adalah zona yang umumnya sangat dijaga ketat di tim manapun. Tanpa adanya daya gempur yang kuat, menyerang melalui lini tengah hanya akan membuat serangan menjadi sia-sia. Saat ini Inter Milan telah memusatkan perhatian mereka pada kedua sayap. Baik itu saat menyerang ataupun bertahan, mereka memberikan prioritas pada daerah sayap. Dengan begitu, akan tercipta celah di lini tengah. Selama tim Forest bisa memanfaatkan peluang ini, mereka mungkin akan bisa mencetak gol.     

Serangan melalui lini tengah tidak membutuhkan kuantitas, melainkan kualitas dan peluang keberhasilan yang tinggi.     

※※※     

Akhirnya, ada bola mati. Saat dia melihat Kerslake berdiri di pinggir lapangan, Albertini tahu bahwa tim pelatih pasti punya rencana baru, jadi dia berlari untuk menerima instruksi dari Kerslake.     

Kerslake memberinya penjelasan singkat dan Albertini berlari kembali ke tengah lapangan.     

Anelka melihatnya sekilas dan sang kapten mengangguk padanya. Seulas senyum muncul di wajah Anelka. Setelah para pemain yang lain menutupinya selama dua puluh menit, akhirnya tiba gilirannya untuk menjadi pusat perhatian.     

Serangan Inter Milan di sayap secara bertahap mulai memaksa tim Forest bergerak mundur. Sekarang mereka terus membombardir tim Forest dan para fans mereka di tribun terus bersorak menyemangati. Tidak ada yang menyadari bahwa Nottingham Forest dengan tenang telah menyelesaikan penyesuaian arah serangan mereka yang baru.     

Sebagai penyerang tengah, Mark Viduka masih sanggup menarik perhatian dua bek belakang Inter Milan di lini depan Forest. Anelka bergerak di belakangnya. Anelka kelihatan sedikit cemas karena tidak bisa mendapatkan bola. Dia terus berlari mundur sambil mengangkat lengannya untuk mendapatkan operan bola.     

Posisi dan penampilan kedua pemain itu tidak tampak berbeda dari sebelumnya.     

Dari luar area penalti, Juan tiba-tiba saja melakukan tembakan jarak jauh dan bola melayang menuju gawang tim Forest. Edwin van der Sar memusatkan perhatiannya dan mendorong bola menjauh dari tiang gawang.     

"... Serangan Inter Milan memuncak. Kalau mereka terus bermain seperti ini, tampaknya hanya masalah waktu sebelum gawang Nottingham Forest bisa ditembus!"     

Para fans tampaknya setuju dengan pandangan para komentator. Mereka bernyanyi sepenuh hati di tribun penonton seolah-olah Inter Milan sudah unggul dalam pertandingan.     

"Tendangan sudut diberikan untuk Inter Milan. Ini adalah kesempatan mereka untuk memecahkan kebuntuan! Mari kita lihat... Materazzi dan Samuel bergegas maju, Mark Viduka juga mundur ke area penalti untuk ikut bertahan. Dua puluh enam menit sejak pertandingan dimulai, Inter Milan dihadiahi tendangan sudut dan area di depan gawang Nottingham Forest tampak sangat kacau."     

Materazzi bergegas masuk ke area depan gawang dan George Wood bertanggungjawab untuk menjaganya. Kedua pria itu saling berbenturan dan hal itu segera memicu persaingan diantara keduanya. Kedua belah pihak saling beradu dengan kasar, Materazzi ingin melepaskan diri dari penjagaan George Wood dan George Wood menarik jersey Materazzi tanpa melepaskannya. Melihat kedua pemain itu sudah hampir menggunakan tinju mereka, wasit meniup peluitnya tepat waktu dan menghentikan pertandingan.     

"Kalian berdua, pisah sekarang!" Wasit berlari mendekat dan memperingatkan kedua pemain. Dia mengayunkan kedua tangannya ke kiri dan kanan. "Pisah sekarang juga!"     

Materazzi mengangkat tangannya untuk menunjukkan bahwa dia tidak berniat melanjutkan pergulatan mereka. Dia jelas tidak ingin terus beradu dengan Wood. Wood hanya menurunkan tangannya untuk menunjukkan bahwa dia tidak lagi menarik jersey pemain lawan itu.     

Saat wasit sudah keluar dari area penalti, tangannya naik lagi.     

Materazzi mengabaikannya. Dia memutuskan bahwa cara terbaik untuk membalasnya adalah dengan menyundul bola masuk ke gawang diatas kepala bocah itu. Dia jelas tidak akan lupa untuk menggunakan taktik licik terselubung saat dia menyundul bola.     

Wasit kembali meniup peluitnya. Kali ini, bunyi peluit itu mengisyaratkan bahwa Inter Milan bisa mulai menendang bola.     

Bola tendangan sudut Stankovic, ditujukan ke arah Materazzi, mulai terbang mendekat.     

Kedua pemain melompat di waktu yang hampir bersamaan, tapi tidak seorangpun dari mereka bisa mendapatkan posisi yang menguntungkan dari pergulatan mereka tadi, jadi sekarang adalah persaingan murni yang didasarkan pada lompatan dan fisik mereka untuk mendapatkan bola atas itu.      

Materazzi memiliki tinggi badan enam kaki empat inci dan beratnya sembilan puluh dua kilogram.     

George Wood memiliki tinggi badan sedikit diatas enam kaki dan beratnya delapan puluh empat kilogram.     

Semua orang mengira Materazzi akan menang dengan hanya melihat tinggi badan saja!     

Sayangnya, persaingan untuk memperebutkan bola atas itu tidak hanya melibatkan lompatan; aksi itu melibatkan banyak hal lain, termasuk taktik licik.     

Setelah Materazzi melompat, dia menggunakan sikutnya diantara dirinya dan Wood. Dia ingin mendorong Wood agar bocah itu kehilangan keseimbangan di udara.     

Jelasnya, Materazzi masih belum belajar dari kejadian sebelumnya. Taktik liciknya itu sama sekali tidak mengganggu Wood. Sebaliknya, dia jadi tidak bisa sepenuhnya berusaha menyundul bola.     

Saat Materazzi akan beraksi, dia hanya bisa melihat sebuah bayangan muncul diatas kepalanya.     

"Sundulan George Wood berhasil menyingkirkan ancaman lawan!"     

Bola disundul keluar dari area penalti oleh George Wood, dan Albertini muncul tepat di tempat bola akan mendarat.     

Zanetti berkeliaran di dekat lapangan tengah karena dia bertanggungjawab atas pertahanan. Saat dia melihat Albertini menggunakan dadanya untuk menghentikan bola, sudah terlambat untuk berteriak agar rekan-rekannya segera kembali ke posisi mereka, jadi dia berbalik dan langsung berlari untuk kembali ke posisinya.     

"Mundur untuk bertahan!" Mancini berteriak dari pinggir lapangan.     

Beberapa pemain Inter Milan masih belum menyadarinya. Bahkan penyerang tengah lawan ikut mundur untuk bertahan terhadap tendangan sudut barusan. Dan sekarang kau ingin kami mundur untuk bertahan? Kami harus bertahan terhadap siapa?     

Albertini menghentikan bola dengan dadanya dan bola jatuh ke tanah dengan kecepatan sedang. Saat bola terhenti sepenuhnya di dadanya, Albertini sudah siap untuk membalikkan badan dan memutar kaki kanannya.     

Ya, penyerang tengah tim Forest memang sudah bergerak mundur untuk bertahan terhadap tendangan sudut barusan. Tapi tim Forest tidak hanya memiliki satu penyerang!     

Melihat bola berputar di depan matanya, Albertini merasakan tubuhnya penuh dengan vitalitas. Dia merasa lebih baik daripada sebelumnya. Dia merasa percaya diri kalau dia bisa mengoper bola ke tempat yang diinginkannya.     

"Ini adalah ciri khas Albertini! ... Tapi kepada siapa dia akan mengoper bolanya? Anelka!"     

Misteri itu akhirnya terungkap.     

Tendangan sudut barusan memang berhasil memecah kebuntuan, tapi kebuntuan bagi Nottingham Forest!     

"Anelka! Tidak ada pemain bertahan di sekelilingnya. Ini bukan offside! Tidak termasuk offside! Timingnya dalam berlari ke depan sangat luar biasa! Dia mendapatkan bola... Dia menghentikan bola dengan indah... Zanetti tidak bisa menyusulnya, tapi dia masih terus berlari... Cesar bergerak keluar! Dan dia menembak... Ah, rupanya tipuan! Dia mengayunkan kakinya dan bola melewati Cesar yang malang... Dan goool!!"     

Semua orang di bangku pemain cadangan Nottingham Forest dan area teknis melompat bangun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.