Mahakarya Sang Pemenang

Kalau Mereka Ingin Perang, Kita Beri Mereka Perang Bagian 2



Kalau Mereka Ingin Perang, Kita Beri Mereka Perang Bagian 2

0Gary Lineker pernah mengatakan hal yang sangat tepat dalam evaluasinya tentang Nottingham Forest:     

Tim Forest adalah sebuah tim yang muda, dinamis dan energik. Jadi, mereka tidak takut pada lawan dan menunjukkan kekuatan yang sungguh diluar dugaan saat mereka bertanding melawan tim yang kuat. Tapi karena mereka masih muda, penampilan mereka masih sangat tidak stabil. Karena itu, saat kau memiliki harapan yang tinggi terhadap tim manajer Twain ini, mereka akan cenderung mengecewakanmu. Dan saat kau tidak lagi berharap pada mereka, mereka bisa mengejutkanmu. Jadi... jangan mempercayai analisa dari perwakilan bandar taruhan sebelum pertandingan. Itu semua hanya omong kosong.     

Setelah memenangkan pertandingan pertama mereka di bulan Februari, semua orang percaya bahwa tim Twain harus terus mempersempit jarak mereka dengan Chelsea dan sudah waktunya untuk ganti menekan Chelsea. Namun, mereka justru kalah dari Arsenal di putaran ke-25 liga yang diadakan tanggal 4 Februari di City Ground.     

Di putaran sebelumnya, selisih poin antara kedua tim hanyalah tiga poin karena Chelsea hanya bisa bermain imbang saat melawan Aston Villa di pertandingan tandang mereka. Tapi, di putaran ini, Chelsea berhasil mengalahkan tim kuat, Liverpool, dengan skor 2:0 di kandang mereka, sementara tim Forest justru kalah dari Arsenal di kandang mereka sendiri.     

Selisih tiga poin antara kedua tim semakin melebar menjadi enam poin.     

Pada titik ini, tim Twain tidak lagi mampu menekan Chelsea. Saat Liga Champions dimulai, mereka takkan bisa lagi mencoba dan menyusul Chelsea di liga.     

Fokus tim masih tidak konstan; fokus mereka bisa berubah kapan saja. Saat ini, mereka masih terfokus pada liga. Pada waktunya nanti, Liga Champions jelas akan lebih penting daripada turnamen liga.     

Wenger membalikkan keadaan di pertandingan antara kedua tim. Timnya akhirnya berhasil mengalahkan Nottingham Forest di City Ground dan mempertahankan rangkaian kemenangan beruntun mereka selama delapan pertandingan berturut-turut sekaligus mengakhiri rangkaian kemenangan sebelas pertandingan berturut-turut milik Nottingham Forest usai mereka kalah dari Newcastle United pada pertandingan tandang 19 November lalu. Selain itu, kemenangan ini juga membuat Arsenal kembali ke peringkat lima besar di klasemen liga. Mereka hanya tertinggal satu poin dari Liverpool yang duduk di peringkat keempat liga.     

Karena itu, saat Twain berjabat tangan dengan Wenger dan menunjukkan ekspresi cemas usai pertandingan mereka, Wenger menggodanya. "Ini tidak terlalu buruk. Tim Ferguson masih dua belas poin di belakang timmu!"     

"Mereka masih belum menyelesaikan putaran pertandingan ini," kata Twain sambil menggelengkan kepalanya.     

Dia tidak cemas tentang Manchester United. Dia hanya kesal karena dia gagal lagi dalam memanfaatkan peluang untuk menyusul Chelsea.     

Pertandingan Manchester United diadakan keesokan harinya. Setelah nasib buruk mereka tahun lalu masih terus berlanjut di tahun ini, Manchester United akhirnya berhasil memenangkan pertandingan kandang mereka dengan skor 4:2 atas Fulham. Mereka mempersempit jarak dengan Nottingham Forest yang duduk di peringkat kedua dengan selisih hanya sembilan poin. Ini mungkin kabar baik bagi Manchester United, karena itu membuat mereka melihat adanya harapan. Tapi, bagi Nottingham Forest, ini adalah sebuah peringatan.     

Sayangnya, Tony Twain masih belum melihatnya. Menurutnya, selisih sembilan poin itu masih termasuk dalam zona aman. Dia memfokuskan semua energinya dalam mempersiapkan diri untuk bertanding di babak 16 besar Liga Champions.     

Pada 11 Februari, di putaran ke-26 liga, setelah rangkaian kemenangan beruntun mereka baru saja berakhir, tim Forest kembali meraih kemenangan lain. Kali ini mereka mengalahkan Blackburn Rovers di kandang dengan skor 3:1. Tapi pertandingan itu tidak semudah kelihatannya. Tim Forest baru bisa memastikan kemenangan mereka di menit-menit terakhir pertandingan. Setelah skor mencapai 2:1, mereka harus terus menerus menghadapi serangan balik Blackburn Rovers.     

Para fans Nottingham Forest pasti akan berdalih dengan mengatakan bahwa ini terjadi karena Twain menggunakan pemain lapis kedua dan menyimpan kekuatan mereka untuk pertandingan babak 16 besar Liga Champions. Tapi, memang tampak jelas bahwa tim muda Nottingham Forest mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan karena harus bertanding di tiga turnamen secara bersamaan.     

※※※     

Pada malam hari tanggal 22 Februari, Nottingham Forest tiba di Glasgow, ibu kota Skotlandia, untuk melakukan leg pertama pertandingan babak 16 besar Liga Champions.     

Sepak bola di kota Glasgow selalu dihubungkan dengan agama dan politik, yang memang terkait dengan lingkungan mereka yang khas. Setiap tahunnya, "Old Firm"– diwakili oleh Ranger Football Club untuk Protestan dan Celtic FC untuk Katolik – bertempur di kota itu dalam sebuah pertandingan derby yang sangat dinanti.     

Meskipun Liga Premiership Skotlandia hanya bisa dikatakan sebagai liga level kedua di Eropa, tim Rangers dan Celtic masih merupakan tim yang kuat dan tidak boleh diremehkan.     

Twain telah membuat pengaturan yang sangat rinci untuk pertandingan ini sebelum dia berangkat kesana.     

Untungnya, pertandingan ini hanyalah pertandingan babak 16 besar untuk Liga Champions, dan bukan pertandingan derby antara "Old Firm", Celtic dan Rangers. Tim Twain tidak mewakili kelompok atau kepentingan agama manapun, jadi dia tidak perlu merasa khawatir ditikam dari belakang oleh fans Rangers yang fanatik usai dia turun dari bus.     

Tentu saja, kalau timnya berhasil mengalahkan tim Rangers, dia dan para pemainnya mungkin harus mempertimbangkan hal itu. Bagaimanapun juga, ini adalah kota yang tergila-gila dengan sepakbola.     

Selama melakukan pemanasan di stadion, para pemain Forest bisa mendengar suara cemoohan dan hinaan verbal dari para fans Rangers di tribun. Sebagai pendukung tim tuan rumah, mereka melakukan segala cara untuk bisa mengganggu lawan mereka.     

Harus bermain di lingkungan seperti ini dan berada sangat jauh dari Nottingham benar-benar membuat fans Forest mengkhawatirkan tim yang mereka dukung.     

"Jangan percaya dengan omong kosong itu!" kata Twain kepada para pemainnya di ruang ganti sebelum pertandingan, "Kita bukan Celtics. Ini bukan pertandingan 'Old Firm' mereka! Ini hanya pertandingan babak 16 besar untuk Liga Champions dan tidak mewakili apa pun. Hari ini kita akan bermain seperti biasanya."     

Sebelum pertandingan, media Skotlandia menyatakan bahwa mereka akan menunjukkan kepada Inggris betapa tingginya hasrat Skotlandia terhadap sepakbola. Media pro-Rangers juga mulai menciptakan keriuhan di kota itu, dan bahkan mengutip data statistik yang dibesar-besarkan. Pada tahun 1984, misalnya, dunia dikejutkan oleh bencana Stadion Heysel; tapi tidak banyak orang yang tahu bahwa selama derby "Old Firm" di tahun yang sama, ada dua percobaan pembunuhan, dua kasus pemukulan, satu insiden dilukai oleh kapak, sembilan kasus penikaman dan tiga puluh lima kasus perkelahian kelompok.     

Bahkan ada orang yang meneriakkan slogan yang kejam: "Pertandingan sepak bola adalah perang modern."     

Mereka ingin Nottingham Forest meringkuk ketakutan sebelum bertanding.     

Tapi Twain sama sekali tidak mempercayainya.     

"Aku mengatakan semua ini pada kalian agar orang-orang tidak menganggap kita takut pada mereka." Twain mengangkat tangan kanannya dan mengepalkan tinjunya di depan semua orang, "Kalau mereka ingin perang, kita beri mereka perang!"     

※※※     

Pertandingan berjalan dengan sangat intens. Pertempuran antara kedua tim ini memang tidak bisa dibandingkan dengan pertandingan antara klub-klub papan atas seperti Chelsea dan Barcelona, Real Madrid dan Arsenal, atau Bayern Munich dan AC Milan, tapi pertandingan ini masih merupakan pertandingan yang paling menarik, dilihat dari segi rating, dari empat pertandingan Babak 16 besar yang diselenggarakan malam ini.     

Tidak ada pihak yang bermain konservatif. Mereka sama-sama bermain ofensif. Di babak pertama, kedua tim sudah mencetak tiga gol; tim tuan rumah, Rangers, memimpin dengan skor 2:1.     

Selama jeda turun minum, Twain menggerutu di ruang ganti. Baginya, mendapatkan satu gol tandang bukan berarti kemenangan. Dia menginginkan kemenangan yang lengkap, dari jumlah gol hingga poin totalnya.     

"Sangatlah memalukan kalau ada orang-orang yang mengira bahwa kita seharusnya merasa senang dengan satu gol tandang! Itu adalah pemikiran tim yang menyedihkan, bukan pemikiran tim Nottingham Forest! Kalau orang-orang Skotlandia itu merasa puas dengan skor ini dan mereka bisa rileks di babak kedua, itu artinya mereka membuat kesalahan yang besar."     

"George! Hancurkan setiap titik serangan dan setiap lini mereka untuk memberikan perlindungan bagi serangan kita!"     

Di babak kedua, George Wood melesat berkeliling tanpa henti dan muncul di setiap sudut lapangan untuk menghentikan serangan lawan. Statistik setelah pertandingan membuktikan semua kerja kerasnya: dalam pertandingan ini, dia melakukan tiga belas pelanggaran individual. Dia dilanggar pemain lain sebanyak tujuh kali dan diberi satu kartu kuning. Dia berlari dalam jarak total mencapai tiga belas ribu kilometer dan dia berhasil mengoper bola sebanyak tiga puluh sembilan kali dari enam puluh kali operan. Dia berhasil melakukan tackling sebanyak tujuh belas kali dari dua puluh satu upaya tackling. Dia berhasil menyundul bola sepuluh kali dari sebelas kali pertarungan bola atas. Dan Wood membuat delapan belas kali kesalahan. Dia menjadi target cemoohan di Hampden Park. Tapi semakin dia dibenci oleh lawannya, Wood semakin menunjukkan kemampuannya.     

Komentator ESPN merasa kagum dengan stamina Wood. Di dalam kompetisi yang serba cepat dan sangat konfrontasional ini, dia masih berlari dengan kecepatan penuh hingga menit terakhir pertandingan, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan fisik. Saat pertandingan semakin mendekati akhir, lawannya merasa semakin putus asa saat melihat gerak larinya yang masih sangat cepat.     

Rangers akhirnya kelelahan karena kekuatan stamina Wood, dan mereka tidak bisa mengorganisir serangan mereka karena George Wood yang ganas bisa muncul di sudut manapun. Dia bisa tiba-tiba saja menunjukkan paku sepatunya, melakukan 'benturan yang bukan pelanggaran', atau mengganggu lawan. Saat para pemain penyerang menghadapinya, mereka harus mengeluarkan lebih banyak energi fisik daripada biasanya dan harus memberanikan diri mereka untuk menerobos pertahanannya. Itu benar-benar terlalu melelahkan! Serangan Nottingham Forest tiba-tiba saja meningkat di sepuluh menit terakhir pertandingan. Saat kekuatan fisik lawan sudah mulai menurun, mereka mencetak dua gol berturut-turut dalam kurun waktu tujuh menit dan berhasil membalikkan keadaan.     

Suara cemoohan di Hampden Park bergema di langit malam Glasgow. Wajah Tony Twain yang tersenyum cerah disorot layar televisi.     

"... 3:2! Tiga gol tandang dan satu kemenangan. Tim Tony Twain sedang dalam perjalanan memasuki babak delapan besar Liga Champions!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.