Mahakarya Sang Pemenang

Sinterklas Bagian 1



Sinterklas Bagian 1

0Keane telah pergi. Pada akhirnya, dia memilih untuk tidak bergabung dengan Nottingham Forest. Dia dan Tony Twain hanya saling bersinggungan sejenak kali ini. Twain menduga bahwa mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk saling bekerjasama di masa depan. Setelah peluang untuk melakukan kerja sama kali ini tak terwujudkan, hampir tidak mungkin mereka akan bisa bekerjasama lagi. Dia tahu bahwa Roy Keane tidak akan mau menjadi asisten manajernya, sama separti dirinya yang tidak mau menjadi asisten manajer orang lain.     

Oleh karena itu, meskipun Keane akan pensiun delapan belas bulan lagi dan memilih untuk menjadi pelatih, Twain tidak bisa mengundang pria Irlandia yang memiliki harga diri tinggi itu untuk menjadi asisten manajernya.     

Mereka memang tidak bisa menjadi partner, tapi menjadi rival juga bukan hal yang buruk.     

Kalau semua pria yang cakap ada di timnya, apa gunanya berkompetisi di dalam pertandingan?     

Twain tidak ingin kehilangan minat terlalu awal di dalam pertandingan.     

※※※     

Natal semakin mendekat. Bagi negara-negara Barat, perayaan Natal bisa dikatakan sebanding dengan Festival Musim Semi di Cina.     

Tang En telah menghabiskan dua kali perayaan Natal di Inggris. Karena Sophia tinggal tidak jauh dari tempat tinggalnya, dia tidak lagi merasa kesepian seperti yang biasanya dirasakan oleh pengunjung asing.     

Dia dan Dunn akan merayakan Natal ini bersama keluarga Sophia seperti biasanya.     

Sayangnya, tahun ini Shania tidak bisa datang ke Nottingham. Pada perayaan Natal tahun lalu, Shania mengatakan "Kita akan merayakan Natal seperti ini setiap tahunnya." Tapi dia tidak bisa mewujudkan kata-katanya itu. Dia telah melanggar janjinya sendiri.     

Tapi alasan dibalik janji yang dilanggar itu adalah hal yang baik untuk karir Shania.     

Setelah bekerja keras selama setahun di Inggris, Shania perlahan mulai dikenal di dunia modeling. Alhasil, sekarang dia bukan lagi gadis muda normal yang tak dikenal dan bisa berkeliaran dengan santai di jalan-jalan dan pergi ke sekolah setiap hari.     

"Maafkan aku, Paman Tony ..." Shania meminta maaf kepada Twain melalui telepon, tapi dia lebih terdengar seperti anak kecil yang sedang mengeluh.     

"Kenapa kau harus minta maaf? Kurasa ini adalah hal yang bagus untukmu." Twain memegang edisi terbaru majalah mode. Kalau dia tidak memeriksanya dengan cermat, dia tidak akan sadar bahwa gadis di sampul majalah itu adalah Judy Shania Jordana yang masih berusia lima belas tahun.     

Namanya tertulis di samping gambar gadis sampul itu, dan dibawahnya terdapat judul gambar: "Masa depan runway."     

Majalah itu adalah edisi khusus terbaru, yang menampilkan beberapa bintang baru yang terkenal di dunia modeling.     

Majalah itu mirip seperti majalah sepakbola yang memperkenalkan pesepakbola yang diprediksikan akan menjadi pemain bintang sepakbola masa depan.     

Kelebihan fisik Shania yang luar biasa, serta keunggulan yang diperolehnya berkat pelatihan model profesional sejak usia dini, membuatnya menjadi salah satu dari sepuluh besar model yang paling menjanjikan.     

Meskipun Shania selalu mengeluh bahwa dia tidak menyukai modeling, tidak ada yang menyangkal bahwa dia memiliki semua kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang supermodel. Twain pernah berpikir bahwa Shania mungkin tidak suka menjadi model karena dia dipaksa menjalani pelatihan modeling yang sangat ketat dan karenanya membuatnya memberontak. Tapi sebenarnya, dia memang sangat cocok menjadi model.     

"Tapi aku ingin menghabiskan Natal bersamamu," rengek Shania di telepon.     

"Ini juga pekerjaanmu, Shania." Twain berdehem. "Sama seperti pekerjaanku yang harus melatih tim. Natal lalu, bukankah kau melihat aku harus tetap mendampingi tim dalam latihan dan pertandingan? Kukira kau tidak ingin aku menganggapmu seperti anak kecil. Sekarang setelah kau harus sibuk bekerja di hari libur, itu menunjukkan bahwa kau sekarang sudah dewasa, Shania."     

Shania terdiam sejenak dan kemudian berkata, "Tapi sekarang ini aku ingin kau melihatku seperti anak kecil!"     

Twain memutar matanya.     

Tanpa menunggu Twain mengucapkan kata-kata lain untuk menghiburnya, Shania akhirnya menghela nafas. "Oke, aku tahu kalau aku bersikap agak kekanakan. Kau pasti sedang bingung, Paman Tony! Apa kau sedang berpikir, 'Kenapa anak ini sama sekali tidak bisa dinasihati!'"     

Twain terbatuk. "Jangan sekali-kali kau berpikir seperti itu, Jordana!" nada suaranya menjadi tegas.     

Shania langsung mengalah, "Aku cuma bercanda! Meski kita tidak bisa menghabiskan Natal bersama-sama, aku masih ingin hadiah Natal! Boneka Totoro yang baru! Itu harus berbeda dari yang sebelumnya. Kau tidak boleh memberiku boneka yang sama lagi!"     

Twain mengangguk dan menyetujuinya. "Tidak masalah. Kau bisa memilikinya sebanyak yang kau inginkan."     

"Tidak, aku cuma mau satu! Kalau aku tidak bisa menghabiskan Natal denganmu di tahun-tahun mendatang, kau harus membelikanku boneka Totoro yang berbeda tiap tahunnya!"     

Twain tersenyum masam. Gadis itu sudah menyadari bahwa dia akan menjadi supermodel internasional. Kalau tidak, kenapa dia mengatakan itu? Kami mungkin tidak akan bisa sering menghabiskan Natal bersama.     

Meskipun dia memikirkan itu, Twain masih berkata, "Itu tidak akan terjadi. Kita akan menghabiskan Natal bersama tahun depan."     

Apa yang bisa dilakukannya sebagai manajer tim Liga Utama Inggris? Hanya ada sedikit sekali turnamen di dunia yang memiliki jadwal kompetisi intensif selama Natal. Komite Liga Utama berharap agar Liga Utama bisa membawa sukacita Natal bagi mereka yang telah sibuk bekerja sepanjang tahun. Pergi ke stadion bersama keluarga untuk menonton pertandingan atau menonton siaran langsung televisi di rumah menjadi acara terpenting mereka selama musim liburan Natal. Tapi, siapa yang akan memberikan kesempatan liburan bagi para pemain dan pelatih yang telah bekerja keras selama setengah musim dan masih akan terus bekerja keras?     

Seorang pemain atau pelatih memang bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada sebagian besar orang. Tapi tekanan yang mereka rasakan bukanlah tekanan yang bisa dibayangkan oleh orang biasa. Mungkin pekerjaan dengan tingkat stress paling tinggi di dunia adalah pekerjaan sebagai pelatih sepakbola. Mereka harus bertahan di bawah tekanan yang sangat besar dalam jangka waktu lama dan mendapatkan liburan yang sangat sedikit. Banyak pelatih suka minum minuman keras. Kenapa begitu? Karena itu adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk melepaskan stress dan melupakan semua kesulitan mereka.     

Mantan bos Liverpool Houllier mengalami serangan jantung karena stres yang berlebihan. Twain tidak ingin berada di meja operasi untuk operasi jantung suatu hari nanti. Apa gunanya mendapatkan lebih banyak uang kalau dia tidak bisa hidup untuk menghabiskannya?     

Shania mungkin tidak setuju dengan apa yang dikatakan Twain, tapi dia menganggapnya sebagai upaya Twain untuk menghiburnya. "Ya, mungkin kita akan bersama lagi tahun depan. Selamat Natal yang lebih awal untukmu, Paman Tony. Penata riasnya sudah memanggilku."     

"Selamat Natal, Shania."     

Setelah dia menutup telepon, Twain memandang Shania yang tampak glamor di sampul majalah. Apa para pembaca dan penonton akan peduli dengan harga yang harus dibayar oleh para model dibalik keglamoran itu?     

Dia mengerucutkan bibirnya dan menyingkirkan majalah itu. Dia bangkit dan memakai mantelnya sambil berjalan menuruni tangga.     

"Kau mau pergi kemana?" Dunn bertanya dengan santai saat dia melihat Twain memakai mantel sambil berjalan menuruni tangga.     

"Aku akan keluar sebentar untuk membeli sesuatu."     

"Apa kau akan membeli hadiah untuk Shania?"     

Twain mengangguk saat dia membuka pintu untuk keluar.     

Shania sedang berpartisipasi dalam sebuah pesta yang diselenggarakan untuk sebuah merk busana di Milan selama musim liburan Natal. Jelasnya, dia tidak diundang sebagai tamu VIP, melainkan sebagai model iklan merk itu yang berjalan di catwalk untuk memamerkan produk-produk yang baru. Dia bukan satu-satunya model yang sibuk bekerja selama liburan Natal. Ada pula banyak gadis muda sepertinya, berpakaian glamor dan berjalan di catwalk dibawah tatapan iri semua orang. Beberapa diantara mereka bekerja keras untuk meraih mimpi mereka menjadi supermodel internasional, sementara yang lainnya bekerja keras hanya untuk bisa bertahan hidup. Yang disebut pertama tidak ingin cepat digantikan dengan model lain sementara bagi yang disebut terakhir, modeling hanyalah sebuah pekerjaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.