Mahakarya Sang Pemenang

Saputangan Putih Bagian 2



Saputangan Putih Bagian 2

0Luxemburgo tiba-tiba saja mengerutkan kening, lalu berbalik untuk melangkah ke bangku pemain cadangan dan berkata pada Pablo Garcia, "Lakukan pemanasan."     

Garcia tampak sedikit terkejut, tapi dia segera memperhatikan ekspresi marah di wajah manajer. Dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya, melepaskan jaketnya, dan berlari keluar.     

Suara cemoohan di Bernabéu terdengar semakin keras saat mereka melihat gelandang bertahan itu melakukan pemanasan. Para fans Real Madrid yang susah dibuat senang memiliki alasan untuk membuat suara-suara tidak puas itu. Dengan tim yang masih imbang dengan lawan mereka, manajer mereka tidak akan memasukkan pemain penyerang untuk mencetak lebih banyak gol. Malah, dia akan memasukkan gelandang bertahan untuk memperkuat pertahanan tim!     

Mereka tidak bisa mentolerir perilaku pengecut seperti itu.     

Mereka jelas bisa melihat bahwa lini pertahanan Real Madrid membutuhkan bantuan yang mendesak, dan selain itu, mereka terus menerus menghadapi kondisi genting. Tapi, mereka menganggap bahwa selama serangan diperkuat, level urgensi itu tidak ada artinya. Filosofi sepakbola Real Madrid adalah bahwa jika lawan mencetak sembilan gol, mereka akan membalas dengan mencetak sepuluh gol! Mereka tidak berkompetisi berdasarkan pada tim mana yang kebobolan lebih sedikit, mereka justru bersaing untuk melihat tim mana yang mencetak lebih banyak gol!     

Twain memahami konsep itu dan semakin menyadarinya saat dia mendengar suara cemoohan yang lebih keras. Tapi dia suka berkompetisi dengan tim seperti ini karena sebuah tim yang tidak menekankan pertahanan seringkali akan membuat segalanya menjadi lebih mudah bagi lawan mereka. Kesulitan apa yang telah disebabkan oleh tim Real Madrid ini kepada Nottingham Forest sampai saat ini?     

Selama bola telah melintasi lingkaran tengah, para pemain Real Madrid di lini depan seperti Ronaldo, Zidane, dan Guti akan berhenti berlari dan berdiri diam di depan untuk menonton. Para pemain Forest hampir bisa melewati lini tengah untuk langsung memasuki zona tiga puluh meter Real Madrid tanpa hambatan sama sekali. Lalu, mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan.     

Di benak para pemain megabintang itu, pertahanan adalah tugas para bek. Mereka hanya harus menunggu di lini depan dan menggunakan satu detik untuk menentukan hasil pertandingan.     

Ronaldo, misalnya, dia selalu dipuji sebagai pemain bintang yang menghilang selama delapan puluh sembilan menit dan kemudian menggunakan satu menit yang tersisa untuk menentukan hasil pertandingan.     

Tapi, Twain tidak menyukai pemain seperti itu. Karena dia adalah manajer, dia harus melihat masalah ini dari sudut pandang manajer. Kalau dia memiliki seorang pemain pemalas yang sombong di lapangan, maka dia lebih baik bermain dengan sepuluh pemain di tim selama delapan puluh sembilan menit. Dia tidak membutuhkan kemampuan untuk menentukan hasil pertandingan dalam satu menit. Kalau tidak bisa dipastikan bahwa Ronaldo bisa mencetak skor, lalu apa gunanya?     

Kalau seluruh tim bermain sebagai satu kesatuan, maka mereka bisa memiliki peluang untuk menentukan hasil pertandingan dalam sembilan puluh menit dan bukannya mengandalkan kondisi individu pemain bintang untuk memutuskan dalam satu menit yang tidak jelas itu.     

Jika ada pemain bintang di timnya yang berani mengajukan omong kosong pada Twain seperti "Apa kau pernah melihat pianis berlari keliling lapangan?" saat seluruh tim diminta untuk berlari keliling lapangan demi membangun stamina mereka, maka Twain akan langsung menjualnya tanpa mempedulikan berapa banyak kerugian yang diderita oleh klub. Kalau dia tidak bisa menjualnya, dia akan melemparkan pemain itu ke tim cadangan. Dan kalau klub membela pemain seperti itu, maka dia akan mengundurkan diri. Dia bukan jenis orang yang akan mentolerir seorang pemain yang menantang wewenangnya secara terbuka.     

Karena itulah, dia pernah merasa khawatir bahwa Anelka akan mengganggu suasana di ruang ganti pemain dan keseimbangan yang ada di dalam tim. Untungnya, setelah melakukan percakapan mendalam dengan Anelka, dia menemukan bahwa sikap pria Prancis itu tidak terlalu buruk.     

※※※     

Saat Pablo Garcia kembali ke area teknis untuk diberi pengarahan oleh Luxemburgo, tim Forest meluncurkan serangan.     

Setelah tembakan Anelka dipukul keluar oleh Casillas, tembakan rebound Viduka dihalangi oleh Carlos dan memantul keluar melewati garis akhir.     

Tendangan sudut diberikan.     

Melihat Real Madrid ditekan oleh tim dari Inggris, suara ejekan di Bernabeu bergema di langit malam.     

Twain menatap ke arah orang-orang di tribun penonton dan menikmati perasaan itu. Ini luar biasa, mereka tidak mengejek kita!     

Jenis cemoohan seperti itu masih belum memperdengarkan suara nyaring maksimal yang bisa dihasilkan oleh para fans di Bernabéu. Saat mereka melihat ofisial keempat mengangkat papan di pinggir lapangan untuk memberi isyarat bahwa pemain nomor 14 Real Madrid, Guti, harus keluar dan digantikan dengan gelandang bertahan Pablo Garcia, suara cemoohan yang dihasilkan bahkan bisa membuat banyak fans Nottingham Forest harus menutupi telinga mereka.     

Untuk apa ejekan itu? Di mata para fans Real Madrid, dalam keadaan yang kurang menguntungkan seperti saat ini, timnya yang tidak berusaha menang dengan menyerang dan merasa puas dengan hasil imbang, merupakan pengkhianatan terang-terangan terhadap tradisi Real Madrid yang telah berusia satu abad!     

Itu benar-benar tidak bisa ditoleransi.     

Kamera secara khusus mengambil gambar close-up Luxemburgo dengan wajahnya yang tenang dan kemudian beralih ke tribun untuk menunjukkan gambar close-up dari presiden klub, Florentino, yang menunjukkan wajah datar tanpa ekspresi.     

Luxemburgo telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan semua keinginan para fans Real Madrid.     

Dia tahu bahwa kemungkinan untuk menang di situasi seperti ini tidak terlalu besar. Akan masuk akal untuk memastikan bahwa mereka tidak terus kehilangan bola, dan kemudian baru mulai mempertimbangkan untuk menyerang. Tapi para fans Real Madrid tidak melihatnya seperti itu.     

Wasit memberi isyarat agar Guti meninggalkan lapangan. Guti tampak tidak senang dan mengulur-ulur waktu saat meninggalkan lapangan.     

Pablo Garcia berdiri di tepi lapangan dengan ekspresi canggung dan menunggu Guti berjalan perlahan keluar dari lapangan. Dia tidak tahu apakah cemoohan para fans itu diarahkan untuknya, tapi dari apa yang terlihat di permukaan, kelihatannya dia merasakan tekanan yang besar dari semua cemoohan itu.     

Kepalanya tertunduk. Dia sama sekali tidak pernah membayangkan adegan seperti ini akan terjadi saat dia bergabung dengan Real Madrid, klub papan atas yang sudah berusia seabad.     

Pergantian pemain Real Madrid ini memakan waktu satu menit, yang membantu Forest membuang-buang waktu pertandingan.     

Saat Pablo Garcia berada di lapangan, ia mengambil alih posisi Guti dan secara alami mengambil alih tanggung jawab Guti. Tapi, apa tanggung jawab Guti saat bertahan menghadapi tendangan sudut? Dia hanya berdiri di tepi area penalti tanpa melakukan apa-apa.     

Garcia tidak bisa melakukan itu. Dia adalah pemain bertahan, jadi dia ikut masuk ke dalam kerumunan.     

Gareth Bale mengangkat tangannya untuk menunjukkan bahwa dia akan menendang bola.     

Depan area gawang Real Madrid tampak penuh sesak. Bola melambung ke udara dan tiba-tiba saja semuanya menjadi kacau.     

Siapa yang memukul bola? Siapa yang menghalangi siapa?     

Tidak ada seorangpun yang bisa melihat dengan jelas pada saat itu.     

Twain mengangkat kepalanya dan menatap ke lapangan. Kemudian dia melihat ada lengan yang terangkat di tengah kerumunan, diikuti oleh dua dan kemudian tiga lengan!     

Memakai jersey merah, Pepe keluar dari kerumunan dan merentangkan tangannya lebar-lebar. Dia meraung dan menyerbu ke arah bendera sudut! Semua pemain Nottingham Forest berlari di belakangnya.     

"Nottingham Forest berhasil mencetak gol! 2:1! Mereka mengalahkan Real Madrid di pertandingan tandang mereka!!"     

Twain meninju tanah.     

Akhirnya terjadi. Momen dimana apa yang disebut sebagai "Galácticos" akhirnya mulai tenggelam. Tim yang sudah berubah bentuk itu dijatuhkan dari singgasana mereka dan "era superstar" akan segera berakhir.     

Kembali menengadah, dia melihat sapu tangan putih yang tak terhitung jumlahnya berkelepak di tribun penonton. Itu adalah cara tradisional bagi para fans Spanyol untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka.     

Saat dia melihat saputangan putih berkibar di langit malam, dia tiba-tiba saja teringat bendera putih yang bergelombang tertiup angin dalam prosesi pemakaman.     

Itu memang sangat cocok dengan peristiwa ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.