Mahakarya Sang Pemenang

Merah Menyala Bagian 1



Merah Menyala Bagian 1

0(Pengumuman permintaan maaf penulis: Karena kesalahan saya, saat menulis bab terakhir, saya lupa bahwa George Wood diskors dari turnamen Eropa musim lalu. Walaupun pelanggaran itu dilakukan di Liga Eropa UEFA, penskorsan ini berlaku untuk semua klub di Eropa. Oleh karena itu, meskipun Wood tidak bermain di Liga Eropa UEFA musim ini, skorsing ini secara otomatis akan dibawa ke Liga Champions UEFA. Sebagai akibatnya, Wood seharusnya tidak bisa bermain di pertandingan kualifikasi. Namun, karena kelalaian saya, Wood sudah mengenakan ban kapten untuk bertanding dan menjatuhkan Riquelme. Pada saat saya membaca komentar pembaca yang mengingatkan saya, bab ini telah diselesaikan dan diserahkan kepada editor yang bertanggungjawab untuk melakukan update, yang pada dasarnya sudah mustahil untuk diubah. Jadi, saya hanya bisa melanjutkan kesalahan saya ini dan membiarkan Wood bermain dalam pertandingan kualifikasi. Kemudian, larangan bermain di tiga pertandingan akan dimulai di babak penyisihan grup. Saya harap semua orang bisa memakluminya. Kalau kau merasa bingung saat melihat Wood di dalam pertandingan, silahkan mengikuti penjelasan ini.)     

※※※     

Pertandingan itu berlangsung sangat ketat. Dengan tim Nottingham Forest yang penuh harapan untuk musim baru, bagaimana mungkin Villarreal tidak memiliki harapan yang sama?     

Kedua belah pihak saling imbang di lapangan. Kecepatan serangan dan konversi pertahanan mereka sangat cepat.     

Para penonton sangat menikmati pertandingan itu.     

Tapi sebenarnya, Pellegrini diam-diam mengeluh di dalam hati.     

Tim Spanyol merasa sangat tidak nyaman dengan kecepatan serangan yang seperti ini dan konversi pertahanan secepat ini. Selain itu, Villarreal masih memiliki Riquelme, yang "kelambatannya" sudah terkenal di dunia.     

Dia tahu kalau ini semua pasti sengaja diatur oleh manajer muda tim lawan. Liga Utama Inggris adalah liga tercepat di dunia, dan tim Liga Utama ini juga sangat familiar dengan bagaimana cara merobek-robek pertahanan lawan mereka dalam ritme menyerang-dan-bertahan-yang-sangat-cepat.     

Nottingham Forest ingin menggunakan keunggulan bermain di stadion kandang dalam pertandingan ini.     

Pellegrini mondar-mandir di pinggir lapangan, memandang ke arah lapangan dengan cemas. Dia ingin memberitahu timnya untuk tidak mengikuti ritme lawan. Namun, dia tidak bisa melakukan itu dari pinggir lapangan. Suara teriakan yang memekakkan telinga di stadion City Ground sepenuhnya menenggelamkan semua suara yang dibuatnya.     

Para pemain Yellow Submarine tanpa sadar mengikuti ritme Nottingham Forest.     

Riquelme juga ingin mendapatkan kembali kendali atas ritme permainan dan mengembalikan alur permainan ke arah yang sudah dikenalnya. Tapi dia berada di bawah banyak tekanan dari George Wood hingga dia nyaris tak bisa mengurus dirinya sendiri. Jadi bagaimana mungkin dia bisa memimpin timnya?     

Dia harus mengakui bahwa pemuda di belakangnya ini sudah jauh lebih baik daripada setengah musim yang lalu. Pemuda itu mungkin tidak bisa mencegat bola di kakinya dengan mudah, tapi pemuda itu bisa menghentikannya mengoper bola dengan nyaman ke tempat dimana dia ingin bola berada. Dia tidak bisa menemukan cara untuk menggiring bola dengan nyaman dan menerobos tanpa hambatan serta membersihkan jalan untuk garis serangan Villarreal.     

Bukankah itu tujuan dari bertahan?     

※※※     

Di luar lapangan, Twain menoleh ke arah Kerslake yang ada disampingnya dan tertawa. "Kelihatannya ban kapten itu bisa memotivasinya."     

※※※     

Twain benar. Memakai ban kapten benar-benar membuat Wood merasa berbeda. Sewaktu lengannya bergerak saat dia berlari, dia akan melihat sekilas ban kapten itu dari sudut matanya dan mengingatkan dirinya sendiri bahwa dialah kapten tim sekarang. Apa artinya menjadi kapten tim?     

Sama seperti Demetrio, dia harus bekerja lebih keras daripada yang lain dan bahkan lebih keras daripada sebelumnya kapan saja dan dalam keadaan apa pun.     

Wood tidak tahu bagaimana caranya memimpin tim, dan tentu saja dia juga tidak tahu bagaimana cara memimpin tim menuju kemenangan. Yang bisa dia lakukan adalah membantu tim dengan tindakan praktis. Sebelumnya, dia bisa berlari 50.000 meter dalam satu pertandingan. Kalau begitu, dia akan berlari 65.000 meter di game ini.     

Gaya sepakbola Wood sangat sederhana. Dia menggunakan jarak lari untuk mengukur apakah dia telah melakukan yang terbaik.     

Setiap kali ban kapten di lengan kirinya terlihat dari sudut matanya, itu mengingatkannya berulang kali:     

Inilah yang dipakai Demetrio; jadi kau tidak boleh mempermalukan Demetrio dan kau tidak boleh mengecewakan Demetrio.     

Dalam latihan sebelum pertandingan, Twain berulang kali mengatakan kepada Wood agar tidak terlalu cepat beraksi saat dia menghadapi Riquelme, atau bahwa dia harus yakin dia bisa mencegat bola dalam satu gerakan kalau dia memutuskan untuk beraksi. Kalau tidak, dia harus terus menekannya, mengganggunya terus-menerus, dan mengusiknya untuk memaksanya bergerak ke sudut mati dan lalu mengepungnya disana.     

Hanya itu dua pendekatan yang bisa digunakan.     

Wood memilih yang terakhir. Saat Riquelme tidak memiliki bola, ia hanya berjarak 15 kaki dari pria Argentina itu. Setelah bola dioper ke Riquelme, dia akan bergegas menghampiri. Saat lawan memiliki bola, dia akan mengambil posisi bertahan sambil menjaganya dari jarak yang sangat dekat.     

Keunggulan yang dimiliki Wood adalah bahwa dia lebih cepat daripada kebanyakan pemain bertahan yang pernah dihadapi Riquelme, membuat Riquelme tidak memiliki peluang untuk menyingkirkannya. Setelah memiliki pengalaman bertanding selama lebih dari dua tahun, kini Wood telah paham bagaimana caranya mempertahankan jarak yang masuk akal.     

Riquelme memiliki keunggulan teknis dan George Wood memiliki keunggulan fisik. Keduanya bermain dengan imbang di lini tengah.     

Komentator merasa kagum dengan ini. Sebelum pertandingan ini, dia tidak mengira kalau Riquelme akan bisa dilumpuhkan oleh George Wood.     

"Ini sama sekali tidak bisa dipercaya. Jenius gelandang sepakbola Argentina terperangkap di medan pertahanan George Wood. Di saat yang bersamaan, serangan Villarreal telah mengalami kebuntuan!"     

Seolah-olah menanggapi keraguan dan keterkejutan dari sang komentator, sebuah nyanyian keras mulai terdengar di tribun penonton. Lagu itu dinyanyikan untuk kapten tim mereka yang baru, George Wood.     

Setiap kali Wood berhasil bertahan melawan Riquelme, tribun penonton akan bersorak dan memberikan tekanan psikologis yang besar bagi para pemain Villarreal. Lingkungan stadion yang gila seperti itu tidak pernah terlihat di Spanyol. Para hooligan sepakbola Inggris sangat terkenal di dunia, dan sama halnya dengan para suporter fanatik Inggris.     

Ribuan fans Spanyol, yang mengikuti tim Yellow Submarine, tidak berani membuat suara di tengah-tengah hiruk pikuk kebisingan di stadion Forest. Bahkan, meski mereka berusaha membuat suara, suara itu takkan bisa didengar. Dari sejak awal pertandingan, seluruh stadion City Ground telah diramaikan oleh suara hiruk pikuk para fans.     

Tradisi sepakbola Spanyol sangatlah berbeda dari tradisi yang ada di Inggris. Di La Liga, hanya ada sedikit fans tim tamu yang akan mengikuti tim mereka dan menonton pertandingan tandang. Mereka lebih terfokus pada pertandingan kandang. Selain itu, stadion kandang Villarreal, El Madrigal, hanya bisa menampung tujuh belas ribu orang penonton, yang sepuluh ribu orang lebih sedikit daripada stadion City Ground milik tim Forest.     

Jika harus membandingkan suasana antar stadion, para fans Spanyol itu tidak bisa bersaing dengan para fans Inggris.     

Berhadapan dengan serangan gencar para fans Inggris, para fans Spanyol yang malang tidak berdaya untuk membalas, sama seperti tim yang mereka dukung saat ini.     

※※※     

Disaat Wood berusaha sekuat tenaga untuk menekan Riquelme, serangan tim Forest juga tidak diam di tempat. Situasi di lapangan mulai berevolusi. Villarreal tidak lagi bisa menimbulkan ancaman bagi area penalti Forest, jadi giliran tim Forest untuk menimbulkan masalah bagi lawan.     

Franck Ribéry kembali menunjukkan penampilannya yang luar biasa sejak musim lalu dan dengan setia menjalankan taktik Twain. Dengan penuh semangat dia memberikan assist di sayap kiri. Dia terus menekan, lagi dan lagi. Sendirian saja, dia menekan dua pemain Villarreal.     

Di sisi lain, Ashley Young juga tampil bagus. Meskipun dia tidak seperti Ribéry yang bisa menekan dua pemain secara bersamaan, dia membuat Juan Pablo Sorín merasa agak takut. Sorin menjadi kurang aktif dalam memberikan assist jika dibandingkan dengan sebelumnya.     

Bersama dengan kendali tengah yang dipegang oleh Arteta, lini tengah tim Forest bekerja dengan lancar. Keempat pemain masing-masing memiliki pembagian tugas yang jelas dan memahami peranan mereka masing-masing. Koordinasi mereka yang lancar membentuk formasi menyeluruh yang kuat di lini tengah tim Forest, daripada jika masing-masing pemain bertarung sendirian. Inilah yang paling ingin dilihat Twain.     

Berbeda dengan striker seperti Anelka, Viduka dan Bendtner membutuhkan lebih banyak dukungan dari lini tengah. Mereka hanya akan memiliki kesempatan untuk mencetak gol saat gelandang bisa mengatur serangan.     

Dan sekarang, dalam hal kekuatan lini tengah, Nottingham Forest telah mengalahkan Villarreal. Dengan begini, terobosan dari striker hanya masalah waktu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.