Mahakarya Sang Pemenang

Kita Bisa Menang



Kita Bisa Menang

0Sejak George Wood memulai karirnya di sepakbola profesional, dia telah memberikan kesan kepada orang-orang bahwa dia sangat bagus dalam bertahan dan sama sekali tidak ada gunanya saat harus menyerang. Sebelum ini, semua tim yang melawan Nottingham Forest tidak pernah berpikir untuk menandai George Wood. Dia hampir tidak pernah harus bergerak maju dan melintasi batas wilayah lawan untuk berpartisipasi dalam serangan. Bahkan ada beberapa pengamat sepakbola yang mencoba bercanda dengan mengatakan bahwa Nottingham Forest "memiliki dua belas pemain saat bertahan dan hanya sepuluh pemain saat menyerang" untuk mengilustrasikan seberapa kecil kontribusi Wood terhadap serangan tim.      

Tapi, tiga setengah musim setelahnya, semua orang menemukan bahwa sisa bakat yang terpendam di tubuh "jenius pertahanan dan pemain yang tak berguna dalam serangan" itu sudah mulai terlihat. Di pertandingan ini, penampilannya dalam bertahan termasuk rata-rata, tapi partisipasinya dalam serangan sangatlah mengesankan.      

Berapa banyak lagi potensi yang bisa digali dari bocah ini.     

※※※     

"George Wood menembak! Sayang sekali itu tadi tidak bisa menghasilkan gol, tapi serangan ini mempermalukan Makalele. Kita jarang melihat Makalele seperti ini. Dia benar-benar kalah saat menggunakan tubuhnya untuk bersaing."     

Terry berlari untuk membantu, tapi dia tidak berhasil tiba tepat waktu. Dia hanya tiba tepat waktu untuk membantu Makalele bangkit. "Apa kau butuh bantuan?" Dia bertanya karena ingin bersikap sopan, tapi hal itu membuat Makalele merasa terhina. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Lain kali tidak akan seperti ini, aku janji."     

Dia harus mengakui kalau tadi dia meremehkan Wood karena kesan pertamanya tentang bocah itu telah membuatnya berpikir kalau Wood tidak akan menjadi ancaman.      

Dia menatap punggung Wood dan mengepalkan tangannya.      

Aku akan pastikan untuk membayar kembali penghinaan ini dua kali lipat!     

※※※     

Tembakan George Wood dari sayap kiri tidak membuat Chelsea menyesuaikan strategi defensif mereka. Mereka masih mengarahkan pasukan mereka ke sisi Ashley Cole. Kelihatannya mereka sengaja membiarkan George Wood.      

Komentator berusaha menjelaskan alasan dibalik pengaturan ini, yang, tentu saja, merupakan satu-satunya alasan yang terpikirkan olehnya. Beberapa komentator suka mengandalkan pemahaman mereka untuk menilai pertandingan dan menggunakan otak mereka untuk memahami kedua manajer. Dengan melakukan itu, mereka terlihat lebih profesional daripada para manajer yang mengarahkan pertandingan, dan biasanya berhasil membujuk sebagian audiens untuk mendukung pandangan mereka. Kalau mereka menebaknya dengan benar, itu hanya keberuntungan. Kalau mereka salah menebak, maka mereka hanya akan membuat lelucon untuk mengalihkan pembicaraan.      

"Chelsea tidak membuat penyesuaian defensif di sisi Wood. Itu sebenarnya normal. Meski Wood tampak aktif menyerang dalam pertandingan ini, dia bukanlah pemain penyerang yang profesional. Serangannya masih tidak terlalu mengancam seperti halnya serangan Ribery, Lennon dan lainnya. Chelsea tidak boleh terburu-buru menyesuaikan fokus pertahanan mereka hanya karena dia tampil baik. Sisi Ashley Cole jelas sedang berada di bawah banyak tekanan..."     

Sebenarnya, hal ini tidak ada hubungannya dengan sisi mana yang lebih mengancam. Chelsea tidak melakukan penyesuaian karena mereka mempercayai pemain veteran mereka, Makalele.      

Makalele sudah menghadapi beragam jenis pemain penyerang di sepanjang karirnya dan sebagian besar diantara mereka adalah pemain kelas dunia. Dia memiliki banyak pengalaman dan sudah pernah menghadapi berbagai tantangan. Dia bisa menangani George Wood.      

Setelah van der Vaart merasakan firasat yang bagus, dia tidak ragu untuk mengoper bola ke sayap kiri. Dibandingkan sebelumnya, kali ini operannya sempurna baik dalam hal kekuatan, kecepatan maupun akurasi. George Wood bisa menghentikan bola dengan mudah.      

Wood menghentikan bola, tapi Makalele juga menghampirinya.      

Semua orang menduga Wood akan mencoba melakukan terobosan lain tapi mereka tidak sadar bahwa Wood sedang berada dalam situasi genting di lapangan.      

Bola berhenti di kakinya, dan Makalele berdiri kurang dari tiga meter di depannya, menunggunya. Makalele tidak terburu-buru ingin merebut bola jadi Wood tidak tahu harus melakukan apa.      

Sebagai pemain bertahan, Wood bisa merasakan tekanan yang diberikan oleh Makalele; jenis tekanan yang berasal dari kepercayaan diri bahwa dia bisa menghentikan Wood tak peduli dari sisi mana dia berusaha menerobos.      

Dari sudut pandang profesional, posisi Makalele dalam menghadang Wood sangatlah bagus. Selain itu, Wood tidak terlalu pandai dalam memikirkan langkah apa yang harus diambilnya setelah dia menghentikan bola.      

Dia lebih cocok dengan jenis pekerjaan yang membuat bola tetap bergerak, seperti terobosan tadi dimana dia memutuskan langkah selanjutnya di sebuah situasi yang tidak konvensional. Dia tidak ingin berpikir terlalu banyak dan hanya mengikuti reaksi insting dari tubuhnya.      

Kalau dia membiarkan tubuhnya berhenti bergerak dan memberikan kesempatan bagi otaknya untuk berpikir, pikirannya akan macet.      

Apa yang harus dia lakukan?     

Makalele menatap pria di hadapannya dan bola di kakinya. Dia tidak berusaha mendorong bola. Dia menunggu Wood melakukan aksinya. Tidak tahu apa yang harus dilakukan? Seperti dugaanku, bocah ini terlalu hijau dalam menyerang. Performa-nya yang mengesankan barusan hanya digerakkan oleh insting. Aku hanya perlu menghadangnya dan dia pasti tidak tahu harus melakukan apa.      

Saat van der Vaart tidak melihat adanya serangan indah yang lain, dia menatap ke arah Wood dengan bingung.      

Jelas ada bidang kosong di belakang. Selama dia bisa menerobos, dia bisa menciptakan ancaman lain. Wood memutuskan untuk melakukan terobosan. Dalam konfrontasi terakhir, dia tahu bahwa keunggulan fisiknya sangatlah nyata. Karena tadi dia bisa melakukannya, maka dia pasti bisa melakukannya kali ini.      

Wood tiba-tiba menendang bola ke depan dan bersiap untuk mulai berlari. Di waktu yang sama, Makelele berbalik dengan cepat dan memisahkan Wood dari bola. Wood baru akan mulai berlari tapi dia membentur punggung Makalele. Dia berusaha menjatuhkan pria Prancis itu, tapi alih-alih mendorongnya ke samping untuk membuka jalur, dia malah mendorong Makalele ke arah bola.      

Makalele memanfaatkan momentum itu untuk mengejar bola dan merebutnya.      

Pertahanannya sukses.      

Wood tertegun sesaat sebelum dia mulai menekan balik dengan cepat. Dia mengejar Makalele.      

Essien datang untuk membantu Makalele, kalau tidak begitu maka bola yang baru direbutnya dari Wood akan kembali direbut balik oleh Wood. Itu akan sangat memalukan.      

Setelah bola dioper ke Essien, Wood mengubah targetnya dan berbalik untuk mengejar Essien.      

Makalele memandang punggung lawannya itu dan menggeleng kecil. Pria yang menarik, dia berganti peran dengan sangat cepat setelah bolanya direbut. Kelihatannya dia tidak terpengaruh meski bolanya direbut... atau dia sudah siap kehilangan bola kapan saja? Makalele tiba-tiba ingin tertawa. Itu memang terlihat seperti pikiran seorang pemain bertahan.      

Meski dia adalah lawan, Makalele menyukai pemuda yang pendiam itu. Mungkin itu karena saat ini hanya ada sedikit pemain yang memiliki spesialisasi dalam bertahan dan bisa memenuhi standar.      

Di lapangan, mereka tidak menerima perhatian apapun tapi merupakan pemain yang sangat dibutuhkan di dalam setiap tim. Itu sangat paradoks.      

Tapi nak, aku tahu kau lebih kuat secara fisik dan juga lebih cepat. Bertahan bukanlah pekerjaan yang hanya mengandalkan tubuh untuk mendominasi lawan.      

※※※     

"Pertarungan antara Makalele dan Wood..." gumam Twain di pinggir lapangan. "Ini pasti gagasan si keparat Mourinho itu." Dia menoleh untuk melihat ke area teknis Chelsea. Mourinho sedang menatap tajam ke arah lapangan.      

Mourinho rela menggunakan Makalele untuk menandai George Wood. Twain tidak mengantisipasi itu. Dia mengira Makalele akan mengikuti van der Vaart sepanjang waktu.      

Sekarang van der Vaart diikuti oleh Essien dan George Wood harus berkutat dengan Makalele. Area sayap dimana dia ingin menyerang Ashley Cole kini dijaga ketat oleh Chelsea.      

Pertandingan kembali menemui jalan buntu. Sudah cukup lama serangan tim Forest tidak bisa menembus lini pertahanan lawan.      

Twain melihat layar besar yang menampilkan waktu pertandingan. Sekarang adalah menit ke-68.      

Dia memutuskan untuk melakukan pergantian pemain.      

Tidak ada orang di bangku pemain cadangan. Para pemain sedang melakukan pemanasan. Setiap beberapa waktu sekali, mereka akan dipanggil oleh asisten manajer, Kerslake untuk melakukan pemanasan agar mereka bisa diturunkan kapan saja.      

"Panggil si monyet kecil," Twain memberikan instruksi pada Dunn.      

Tidak lama kemudian, Gareth Bale berlari menghampiri dan tampak bersemangat. Saat dia melihat Twain, dia bertanya, "Chief, apa sudah saatnya aku bermain?"     

Twain mengangguk dan mengambil papan taktis dari tangan Dunn. Dia menarik Bale ke pinggir lapangan.      

"Kau masuk kesana dan dukung serangan tim. Kau lihat dimana Wood sekarang?" Dia bertanya, menunjuk ke lapangan. Wood baru saja menerima bola di sayap dan Makalele bergegas menghampirinya. Kali ini, Wood tidak mencoba menerobos melainkan mengoper bola ke van der Vaart. Gerakan ini terlihat sedikit putus asa, karena van der Vaart-lah yang mengoper bola padanya.      

"Aku melihatnya." Bale mengangguk.      

"Serangan kita di sayap kanan terhambat dan sekarang Wood kekurangan dukungan di sayap kiri. Kalau kau mendukungnya dan berlari bersamanya dari belakang, Makalele akan menderita."     

Leighton Baines lebih kuat dalam bertahan daripada Bale, tapi apa yang dibutuhkan Twain saat ini adalah menyerang dan bukan bertahan. Dia ingin mengalahkan Chelsea dalam pertandingan tandang ini, dan tidak merasa puas dengan hasil imbang.      

"Kau harus tegas saat berlari bersamanya dari belakang, kau tidak boleh ragu. Kalau tidak begitu, Makalele tidak akan terpancing. Kau hanya perlu berlari cepat ke depan dan jangan pikirkan tentang bertahan selama kau menyerang. Jangan pikirkan tentang apa yang akan terjadi kalau kau kehilangan bola. Ingatlah, saat kau maju ke depan, ada George Wood di belakangmu."     

Saat Twain mengatakan itu, Bale tertawa senang.      

"Baiklah. Bersiaplah untuk bermain. Pergilah dan lepaskan rompi ini."     

※※※     

"Nottingham Forest melakukan pergantian pemain; pemain nomer 2 Gareth Bale menggantikan pemain nomer 22 Leighton Baines."     

Siaran di stadion mengumumkan penyesuaian yang dilakukan oleh Nottingham Forest. Mourinho melihat Bale berlari memasuki lapangan. Sosok itu membangkitkan kenangan yang tidak menyenangkan baginya. Permainan yang membuat bocah itu terkenal adalah saat dia mencetak tendangan bebas yang menentukan kemenangan di momen-momen terakhir pertandingan melawan timnya.      

Gareth Bale adalah bek belakang yang lebih condong untuk menyerang daripada bertahan. Alasan mengapa Twain memasukkannya ke lapangan sudah jelas - untuk meningkatkan serangan.      

Mourinho tidak takut Twain meningkatkan serangan. Sebaliknya, dia takut Twain akan memperkuat pertahanannya dan membuat cangkang yang sulit ditembus, tapi selama Twain berencana untuk menyerang, Chelsea akan memiliki peluang untuk mencetak gol.      

Dengan sisa waktu dua puluh menit, kita lihat saja siapa yang akan mencetak gol lebih dulu!     

※※※     

Setelah Bale masuk, serangan tim Forest di sayap kiri mulai meningkat. Makalele segera merasakan tekanan dari dua lawan satu.      

Saat dia menjaga Wood, Bale selalu bergegas maju dari belakang. Apa dia harus meninggalkan Wood atau mengabaikan Bale?     

Dia menghadapi dilema.      

Saat dia memutuskan untuk tetap menjaga Wood, Wood akan mengoper bola ke Bale yang menusuk masuk dari belakang. Bale bisa menerobos dengan mudah setelah menerima operan. Kalau bukan karena Terry, van Nistelrooy pasti sudah menyundul bolanya lagi.      

Twain telah mengubah keseimbangan di lapangan dengan langkah ini. Dan kalau Chelsea tidak menyesuaikan strategi mereka, sayap kanan mereka akan jadi kacau.      

Mourinho harus melepaskan gagasan memperketat pertahanan di sayap kiri dan memulihkan lini pertahanan ke kondisi normal. Sekarang, pertahanan terbaik bukanlah bekerja lebih keras di lini pertahanan belakang melainkan mencari peluang untuk meluncurkan lebih banyak serangan. Mereka harus menggunakan serangan yang kuat untuk mendorong mundur formasi tim Forest sehingga bisa meredakan ancaman dari tim Forest.      

Seperti yang diduga oleh Mourinho, ini bukan tentang pertahanan siapa yang lebih kuat melainkan serangan siapa yang lebih tajam di momen-momen terakhir pertandingan.     

"Setelah Gareth Bale diturunkan, dia memperkuat serangan tim Forest di sayap kiri dengan efektif. Tapi ada pula kekurangannya. Dampak dari hal ini, kekuatan pertahanan mereka jadi lebih lemah. Wood harus menyerang dan bertahan secara bergantian dan dua bek belakang juga harus sering membantu. Kurasa peluang yang ditunggu-tunggu oleh Chelsea akhirnya tiba."     

Para pemain Chelsea juga memiliki anggapan yang sama.      

Mereka meningkatkan serangan mereka. Drogba, Shevchenko, dan Robben semuanya memiliki peluang untuk menembak. Ini berbeda dari babak pertama. Terdapat banyak ruang kosong di lini pertahanan tim Forest yang bisa dieksploitasi. Pertahanan di sekeliling mereka tidak seketat biasanya.      

Edwin van der Sar mengeluarkan tembakan lawan yang mengancam gawang dua kali berturut-turut dan berteriak dengan gusar kepada rekan setimnya yang menekan lawan. "Perhatikan pertahanan! Kau harus kembali setelah maju ke depan. Kalau tidak bisa mundur, jangan menekan lawan!"     

Twain juga melihat situasi ini dengan jelas. Strategi serangan Chelsea sangat sengit sebagai respon terhadap penyesuaian yang dilakukan tim Forest.      

Dia bangkit berdiri dari area teknis dan berjalan ke pinggir untuk berteriak ke arah lapangan. "Chimbonda, mundur untuk bertahan!" Kalau Bale maju, sangatlah beresiko kalau mereka hanya mengandalkan dua bek belakang untuk bertahan. Dia ingin Chimbonda, yang lebih kuat dalam bertahan, bergerak mundur dan memperkuat pertahanan untuk meredam serangan Chelsea.      

"Wood! Kembali ke tengah!"     

Sekarang formasi kedua tim telah kembali normal. Tidak ada gunanya membiarkan Wood ke sayap kiri karena itu akan menghambat gerakan dan area aktivitas bagi Bale dan Ribery. Membiarkannya kembali ke tengah adalah langkah yang bagus untuk menstabilkan pertahanan mereka.      

Kesulitan yang dialami tim Forest mulai bisa diatasi setelah Wood dan Chimbonda mundur kembali ke lini pertahanan. Chelsea masih terus mencari celah untuk menyerang dan tidak bergerak mundur hanya karena tim Forest telah meningkatkan kekuatan pertahanannya.      

Hanya ada sedikit waktu yang tersisa, dan mereka lebih gelisah daripada Nottingham Forest. Kalau pertandingan ini berakhir dengan skor 1:1 di kandang mereka, maka itu akan menjadi pukulan yang berat bagi rasa percaya diri mereka sebelum leg kedua pertandingan tandang.      

Mereka harus menang, meski skornya hanya 2:1.      

Penampilan singkat George Wood dalam menyerang telah berakhir dan dia kembali terlibat dalam pertahanan yang sangat dikuasainya, yakni membangun tembok di depan kotak penalti dan di bagian tengah lapangan untuk melindungi rekan setimnya di belakang.      

Serangan Chelsea semakin intens dan formasi Forest perlahan mulai terdorong mundur. Tidak lama kemudian, situasinya kembali seperti di awal pertandingan: tim Forest memainkan serangan balik defensif yang paling mereka kuasai.      

Twain tidak berteriak di pinggir lapangan. Dia membiarkan mereka bertahan dan menyerang balik. Ini adalah keputusan para pemain yang mereka buat berdasarkan situasi di lapangan. Ini seperti insting bawaan. Saat serangan lawan terlalu gencar, tanpa sadar mereka akan mundur untuk memancing lawan agar keluar dari posisi mereka. Kemudian mereka akan menyerang lawan dengan tiba-tiba dan menyelesaikan pertandingan.      

※※※     

Mourinho mengeluarkan Ballack dan memasukkan Joe Cole untuk meningkatkan penguasaan bola di lini tengah. Dia bisa tahu bahwa semua orang sedang terburu-buru dalam menyerang dan bermain dengan gelisah. Mereka tidak sabar untuk mendapatkan hasil, mereka tidak efektif. Lini tengah membuat terlalu banyak kesalahan, yang hanya menyia-nyiakan waktu dan kesempatan.      

Joe Cole bisa memperlambat laju serangan dengan jalan mengendalikan lebih banyak aliran bola saat dia berada di lini depan dan skill-nya juga bisa membantu Chelsea dalam menstabilkan lini tengahnya.      

Semoga saja itulah yang terjadi.      

Umpan pertama Joe Cole membuat bola keluar dari garis batas lapangan. Komentator membelanya dengan mengatakan bahwa dia masih baru dimasukkan, jadi dia masih belum melakukan pemanasan dan masih belum nyaman dengan suasana pertandingan. Bagaimanapun juga, kini pertandingan telah memasuki tahap yang sangat panas.      

Semua orang mempercayainya. Semenit kemudian, Joe Cole menerima bola tapi karena dia berlama-lama dalam menguasai bola dan merasa ragu dengan langkah yang harus diambil selanjutnya, dia dijatuhkan oleh George Wood. Meski dia berhasil mendapatkan tendangan bebas di lini depan untuk Chelsea, dia telah menyia-nyiakan peluang yang bagus.      

"Joe Cole masih belum masuk ke dalam ritme pertandingan." Penjelasan itu terdengar lemah.      

Tendangan bebas Chelsea juga tidak bagus. Operan mereka dipotong oleh Pique setelah berhasil masuk ke tengah. Wood berhasil menyundul bola setelah bersaing dengan Makalele, dan dia menyundul bola ke depan.      

Karena taktik defensif dilakukan di lini belakang, tidak ada banyak pemain Forest di lini depan pada saat ini. Hanya ada satu pemain.      

Van Nistelrooy tadi bergerak mundur untuk membentuk dinding manusia karena dia jangkung, dan karenanya Eastwood menerima bola sundulan Wood.      

"Ini adalah peluang Nottingham Forest untuk menyerang balik! Tapi Eastwood kurang mendapatkan dukungan dari rekan setim di sekelilingnya. Dia memotong ke dalam sambil menggiring bola... Carvalho dekat sekali di belakangnya."     

Wood melihat situasi ini dan hanya sedikit ragu sebelum akhirnya dia bergerak maju.      

Setelah mengambil dua langkah, dia disusul.      

Franck Ribery dan Gareth Bale kelihatannya sedang melakukan lomba lari seratus meter. Kedua pria itu bergegas melesat maju, melewati Wood.      

Wood memandang punggung kedua pria itu dan memperlambat lajunya. Tapi hanya untuk sesaat. Dia kembali berubah pikiran dan mempercepat larinya di belakang kedua pria itu.      

"Empat lawan tiga!"     

Tanpa menghitung kiper, lini belakang Chelsea hanya memiliki tiga bek. Nottingham Forest berhasil memasukkan empat pemain untuk menyerang dalam waktu singkat. Situasinya sangatlah buruk bagi Chelsea.      

Mourinho berdiri dari kursinya dengan gugup.      

Carvalho tidak tahu apa yang terjadi di belakangnya. Dia hanya tahu bahwa dia tidak boleh membiarkan Eastwood menggiring bola. Dia terus menekannya dan mendorongnya ke area bendera sudut. Dengan begini, serangannya akan dianggap tidak berhasil.      

"Hati-hati dengan Wood!" Terry meraung keras.      

Penampilan George Wood yang aktif menyerang di pertandingan ini telah berhasil menarik banyak perhatian. Para pemain Chelsea bertanya-tanya tembakan mengerikan apa yang akan dilakukan oleh monster itu.      

Saat Eastwood menggiring bola dekat garis gawang, dia melakukan gerak tipu untuk menerobos. Dia menggerakkan tubuhnya untuk membuka celah dan tidak ragu untuk mengoper!     

Itu bukan bola atas yang mudah dilihat. Melainkan, bola bawah yang bergulir dengan sangat cepat!      

Terry sudah siap bertahan melawan George Wood. Semua orang memfokuskan perhatian mereka pada pria yang mencolok itu. Ribery menusuk masuk dari sayap dan menakuti semua pemain Chelsea.      

"Franck Ribery... tidak berhasil masuk!" Ribery mengayunkan kakinya ke arah bola tapi tidak berhasil menendang bola sambil berlari, dan bola itu lolos melewati kakinya.      

Komentator ingin mengatakan bahwa itu adalah kesalahan amatir, tapi dia tidak punya waktu untuk mengucapkan hal semacam itu karena dia melihat sosok merah muncul di jalur bola tepat di belakang kerumunan di sudut belakang gawang.      

Cech sudah jatuh ke tanah berkat upaya tembakan pertama Ribery. Dia membuat gerakan untuk menyelamatkan gawang, tapi bola tidak datang. Dan karenanya, gawang di belakangnya terbuka lebar.      

Itu adalah peluang bagi Gareth Bale.      

Bale menendang dan bola menyentuh bagian dalam kakinya. Bola itu berubah arah dan dengan mudah melesat masuk ke dalam gawang yang ada di depannya.      

Ini adalah gol Liga Champions pertamanya.      

"Serangan balik Nottingham Forest akhirnya membuahkan hasil! Gareth Bale! Nottingham Forest kini memimpin atas Chelsea dengan 2:1 di pertandingan tandang mereka!"     

Twain bergegas berlari keluar dari area teknis dengan lengan terangkat untuk merayakan. Ini adalah gol penting yang bisa menentukan tim mana yang akan berhasil melaju hingga babak final Liga Champions.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.