Mahakarya Sang Pemenang

Masih Tak Terkalahkan



Masih Tak Terkalahkan

0Berhasil melaju ke empat besar Liga Champions selama tiga tahun berturut-turut adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Bahkan meski mereka tidak memenangkan piala Liga Champions di akhir musim ini, nama Tony Twain akan terukir di sejarah Liga Champions. Pamornya di Nottingham Forest akan semakin meningkat. Saat orang-orang menyebutkan nama "Nottingham Forest" diluar Inggris, mereka hanya akan mengenal tim Tony Twain dan tidak mengetahui pemilik klub yang sesungguhnya. Dia telah menjadi wajah dan juru bicara Nottingham Forest. Saat nama Tony Twain disinggung, akan mudah sekali untuk menghubungkannya dengan Nottingham Forest. Saat Nottingham Forest disebutkan, maka orang pertama yang muncul di benak pikiran adalah Tony Twain.      

Dibanjiri sukses di lapangan, Twain juga seorang juara diluar lapangan. Setelah pertandingan Liga Champions ini, Armani membuat pernyataan bahwa Tony Twain telah menjadi duta merk mereka di Inggris. Foto besar Tony Twain yang mengenakan jaket Armani muncul di beberapa pusat perbelanjaan besar.      

Hal ini sudah diputuskan sejak lama, hanya saja masih belum dipublikasikan. Armani telah mencari peluang yang tepat untuk membuat pernyataan ini. Lolosnya tim Forest ke semifinal Liga Champions adalah peluang terbaik untuk melakukannya. Twain harus meluangkan waktu untuk mengambil beberapa set foto, yang bisa digunakan untuk iklan. Twain merasa malu untuk mengatakan bahwa dia ingin melakukan ini sejak tahun lalu, tapi baru terlaksana baru-baru ini karena didukung oleh Shania, yang berusaha membantunya dari jauh di Amerika Serikat. Ini adalah urusannya, tapi Shania justru lebih teliti darinya.      

Berbicara tentang Shania, gadis muda itu cukup sukses di Amerika. Karena dia punya beberapa teman di dunia pertunjukan, dia tidak menjadi orang baru di Hollywood. Banyak orang membantunya kemanapun dia pergi, jadi Twain tidak perlu mencemaskannya. Lagipula Twain tidak bisa melakukan apa-apa selain mencemaskannya karena industri pertunjukkan bukanlah bidang yang dikuasainya.      

Shania sangat menyukai film. Dia menyukainya karena sekarang dia bisa bekerja di bidang produksi film, dan tidak hanya terlibat dalam pagelaran busana dengan jadwal yang sibuk dan berbagai konflik di dalamnya. Selain kadang-kadang bepergian keliling dunia untuk mempromosikan produk fashion dimana dia menjadi duta merknya, dia tinggal di Hollywood dan berinteraksi dengan berbagai bintang film terkenal. Pekerjaan penting lainnya adalah menghadiri kelas – agen-nya, Tn. Fasal, telah mengatur sebuah kelas akting untuknya. Karena dia sudah memutuskan untuk mencoba karir di dunia perfilman, pelajaran semacam ini tak boleh diabaikan.      

Shania sangat antusias dan bersemangat tinggi dalam percakapan-percakapannya dengan Twain. Hal ini membuat hati Twain tenang. Dia takut gadis muda itu akan marah dan membuat segalanya jadi sulit bagi Fasal.      

Satu-satunya hal yang disayangkan adalah untuk membangun karirnya, Shania harus tinggal di Amerika Serikat selama beberapa waktu dan tidak bisa kembali ke Inggris.      

Setelah Shania tinggal di Amerika Serikat, orang yang merasa sangat senang dengan keputusannya itu adalah istri Beckham, Victoria. Meski suaminya menentang keinginan istrinya dan memilih untuk kembali ke Inggris dan bukannya ke Amerika Serikat, Victoria masih mau berkompromi dengan itu. Dia tidak pernah melepaskan keinginannya untuk pindah ke Amerika Serikat. Bukan hal baru kalau dia ingin pindah ke gemerlapnya dunia Hollywood, dan Beckham sendiri menganggap tidak ada yang salah dengan itu. Bagaimanapun juga, dia memiliki sebuah karir, dan sama halnya dengan istrinya.      

Victoria kadang-kadang akan terbang ke Amerika Serikat untuk mengunjungi Shania dan bertemu dengan bintang Hollywood lainnya.      

Beckham ditinggal sendirian dan senasib dengan Twain.      

※※※     

Setelah berhasil melaju ke semifinal Liga Champions, pertandingan berikutnya akan diadakan di akhir bulan April. Tony Twain punya waktu hampir satu bulan penuh untuk memikirkan strategi yang akan digunakannya dalam pertandingan. Pertandingan untuk gelar liga sudah memasuki tahap paling panas:     

Setelah putaran turnamen liga ke-33 di tanggal 5 April, Nottingham Forest masih duduk di peringkat kedua dengan 76 poin. Manchester United menduduki puncak klasemen dengan 77 poin dan Arsenal berada di peringkat ketiga dengan 70 poin. Tim yang paling mungkin meraih gelar juara adalah salah satu dari ketiga tim tersebut.      

Meski Chelsea telah mengubah manajernya, hasil yang mereka peroleh di turnamen liga masih belum meningkat. Saat ini terdorong keluar dari empat besar oleh Liverpool, tujuan liga mereka kali ini tidak lagi untuk memenangkan gelar liga, melainkan mendapatkan hak kualifikasi untuk Liga Champions UEFA musim depan.      

Sangatlah menyedihkan melihat pemenang Liga Champions jatuh ke kondisi seperti ini. Tapi, sepakbola profesional memang seperti itu. Tidak ada jenderal yang selalu menang di dunia ini. Akan selalu ada pasang surut.      

Dibandingkan dengan hasil yang mereka peroleh di turnamen liga, Chelsea secara mengejutkan cukup tangguh di Liga Champions.      

Setelah kepergian Mourinho, semua orang mengira kalau Chelsea akan menghadapi keruntuhan tim dan akan ditaklukkan baik di turnamen liga dan Liga Champions. Meski mereka berhasil lolos dari babak penyisihan grup, mereka takkan bisa bertahan lama di putaran berikutnya.      

Itulah anggapan Tony Twain. Dia tidak optimis terhadap kemampuan melatih Grant. Hal ini bisa dilihat dari penampilan mereka di liga, yang berbanding terbalik dengan ketangguhan mereka di Liga Champions.      

Ada tiga tim yang berasal dari Liga Utama Inggris di empat besar Liga Champions, salah satunya adalah Nottingham Forest asuhan Tony Twain. Dua tim lainnya adalah Manchester United asuhan Ferguson dan Chelsea yang dipimpin oleh Grant.      

Sama-sama memimpin timnya ke semifinal Liga Champions, Tony Twain menerima pengakuan sementara suara-suara di sekeliling Grant masih tetap skeptis. Lawan tim Forest di babak perempat final adalah Real Madrid yang kuat, sementara lawan Chelsea adalah Fenerbahce. Mengesampingkan faktor bermain di kandang, tim itu adalah tim terlemah dari delapan tim yang ada.      

Karenanya, kemenangan Chelsea dianggap kurang meyakinkan. Selain itu, pendapat yang populer di kalangan media dan fans menyatakan bahwa prestasi Grant saat ini dibangun di atas pondasi yang diletakkan oleh Mourinho, jadi tidak ada yang bisa dipuji darinya. Karena lineup yang digunakan Grant pada dasarnya adalah milik Mourinho, Shevchenko masih duduk di bangku cadangan. Melihat pertandingan yang mereka mainkan, gaya Mourinho yang kuat masih terlihat dan latihan rutin tim juga mungkin masih sama seperti latihan rutin yang digunakan selama Mourinho masih menjabat.      

Bagaimana mungkin prestasi yang diraihnya dalam konteks semacam ini bisa terlihat meyakinkan?     

Oleh karena itu, Grant memiliki hubungan yang buruk dengan media Inggris. Meski Mourinho juga sering bertengkar dengan media, media suka melihat keberadaan seseorang seperti Mourinho. Grant tidak bisa menciptakan topik apapun bagi media karena dia pendiam, tidak menimbulkan perang kata-kata dengan manajer lain, tidak menarik, dan bukan idola bagi para wanita usia paruh baya dan wanita tua. Dia hanyalah manajer tim biasa. Dibandingkan dengan Mourinho, Grant benar-benar mengecewakan.      

Di sisi lain, ada Tony Twain. Bagi media Inggris, setiap hari adalah liburan dengan adanya Tony Twain. Setelah mereka memulangkan Real Madrid, yang dipicu oleh perang kata-kata antara kedua negara, kini mereka akan menyambut Chelsea, yang memiliki dendam lama dengan mereka.      

Masih ingat serangkaian badai yang dipicu oleh pemecatan Mourinho? Tony Twain, yang tidak ada hubungannya dengan itu, menjadi tokoh utama, tapi media menyukainya. Mereka memang secara terbuka mengkritik Tony Twain karena dia membuka mulutnya tanpa menggunakan otaknya, tapi mereka juga mengandalkan Tony Twain yang hebat untuk beberapa topik lain yang bisa meningkatkan angka penjualan surat kabar mereka.      

Nottingham Forest akan menantang Chelsea dalam pertandingan tandang putaran turnamen liga ke-34. Media merasa sangat bersemangat seperti sekawanan anjing liar yang sedang birahi.      

Grant tidak ingin membicarakan tentang perseteruannya dengan Twain. Sebenarnya, tadinya mereka tidak punya dendam. Komentar Twain yang mengatakan "Siapa itu?"–lah yang menciptakan dendam.      

Tapi, media tak henti-hentinya dan bersikeras meminta tanggapan Grant tentang ini. Mereka mengelilinginya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan tim. Itu semua hanyalah variasi dari "Bagaimana dengan tanggapan Anda tentang Tony Twain?"     

Grant tidak tahan lagi dan akhirnya berteriak kesal, "Saat aku pertama kali mengambil alih posisi ini, kalian selalu saja berbicara tentang Mourinho. Sekarang kalian berbicara tentang Tony Twain. Apa kalian disini untuk mewawancaraiku atau mewawancarai dua orang itu? Aku tahu kalian membandingkanku dengan Mourinho, tapi kurasa aku sudah melakukan pekerjaan yang bagus, dengan memimpin tim ke semifinal Liga Champions! Apa hubungannya denganku kalau peringkat kami di liga tidaklah ideal?"     

Kemarahannya yang tiba-tiba itu membuat para reporter gempar.      

Grant menyelesaikan ucapannya dengan mengatakan, "Kenapa kami tidak mendapatkan posisi yang bagus di klasemen liga? Penjelasan apa yang bisa kuberikan? Aku bisa melakukan pekerjaanku dengan baik, tapi saat aku menerima pekerjaan ini, kami sudah tertinggal jauh di belakang. Kami telah berusaha untuk mengejar mereka, yang memang tidak mudah. Apa lagi yang kalian inginkan? Kalian pikir aku lebih buruk daripada Mourinho. Jadi kenapa aku, dan bukan dia, yang duduk disini untuk menerima wawancara sekarang?"     

Terdengar nada serangan kepada Mourinho di balik kata-katanya itu.      

Sebelum ini media sangatlah kritis dalam menyatakan bahwa Grant lebih buruk daripada Mourinho, tapi dia tidak menyangkalnya. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa serangan balik pertamanya akan sangat berani. Apa dia tidak khawatir menyinggung mereka di ruang ganti dengan kata-katanya ini? Semua orang tahu bahwa kemampuannya di ruang ganti cukup buruk dan dia tidak bisa mempertahankan pemain-pemain besar. Sekarang kata-katanya tak diragukan lagi akan menuangkan bahan bakar ke dalam api. Mungkinkah memimpin timnya ke semifinal Liga Champions telah mengeraskan tulang punggungnya?     

Setelah mengatakan semua itu, Grant bangkit dan berbalik untuk pergi dari sana.      

Setelah dia pergi, Twain melangkah masuk dan menyaksikan kepergian Grant dengan seringai di wajahnya. Dia sudah mendengar ledakan kemarahan Grant dari luar pintu. Dia merasa bahwa komentar Grant tadi sungguh menggelikan dan caranya menyalahkan pendahulunya adalah hal yang kasar.      

Dia memutuskan untuk membuat pria itu semakin kesal.      

"Saat aku mengambil alih Nottingham Forest di paruh kedua musim di EFL Championship (dulu Liga Satu), timku memiliki peringkat keempat dari bawah. Setelah setengah musim, kami kembali ke Liga Utama Inggris," katanya sambil tersenyum. "Aku berharap aku bisa menggunakan kisah ini untuk mendorong semangat Manajer Grant. Mengatakan 'saat aku mengambil alih tim ini, tim ini sudah berada di peringkat kesekian di liga' hanyalah sebuah alasan yang digunakan oleh orang-orang yang tidak kompeten. Ah, aku bukannya mengatakan bahwa Tn. Grant tidaklah kompeten. Tolong jangan menyalahartikan kata-kataku. Kalian tahu, bisa memimpin tim ke semifinal Liga Champions adalah sebuah hasil yang luar biasa. Kalau aku adalah Grant, aku akan melepaskan turnamen liga dan berkonsentrasi dalam mempersiapkan diri untuk pertandingan Liga Champions, karena bagaimanapun juga Chelsea jelas tidak akan bisa memenangkan gelar liga musim ini."     

Meski dia mengatakan yang sebenarnya dan nasihatnya juga masuk akal, banyak fans Chelsea yang tidak bisa menerimanya karena nasihat itu berasal dari Tony Twain. Kalau dia yang mengatakannya, maka itu artinya provokasi.      

※※※     

Twain tidak tahu apakah Grant merasa semakin kesal sebelum pertandingan mereka dilangsungkan karena dia tidak menerima wawancara lagi, jadi tidak ada yang tahu tentang apa yang dipikirkan olehnya.      

Twain mendapatkan jawabannya di pertandingan – Grant sangat marah dan ingin membalas Twain.      

Chelsea melakukan yang terbaik di kandang mereka dan ingin mengalahkan Nottingham Forest. Tidak jadi masalah apakah dia membuat manajer mereka marah atau tidak, Chelsea tidak akan membiarkan Nottingham Forest menang di Stamford Bridge.      

Kedua tim telah mengumpulkan banyak dendam selama beberapa tahun terakhir. Yang dilakukan Twain hanyalah menambahkan kayu bakar ke api yang sudah menyala.      

Kalau Chelsea ingin menyerang, Nottingham Forest akan bertahan. Memainkan serangan balik defensif di pertandingan tandang adalah kelebihan tim Forest. Twain cemas Chelsea tidak akan menyerangnya, tapi semuanya berjalan sesuai dengan harapannya.      

Tak peduli seberapa kuat serangan Chelsea, Nottingham Forest sudah terbiasa dengan skenario semacam ini dan dengan sabar bersaing dengan Chelsea di tengah suara cemoohan dari tribun. Bertahan adalah hal yang utama dalam serangan balik defensif. Fans Chelsea di tribun berusaha untuk menghina dan memprovokasi Nottingham Forest, tapi tim Twain sama sekali tak tergoyahkan.      

Chelsea mengepung tim Forest di wilayah lawan. Skor pertandingan masih 0:0.      

Dengan tinggal sepuluh menit tersisa sebelum akhir pertandingan, Grant tiba-tiba saja menyadarinya. Bagi Nottingham Forest, satu-satunya hasil yang bisa diterimanya adalah menang karena mereka sedang bersaing ketat dengan Manchester United. Mereka akan hilang harapan dalam memenangkan gelar liga kalau mereka tidak menang disini. Maka meski hasilnya imbang, mereka masih akan gagal. Aku bisa menerima hasil imbang, jadi kalau begitu...      

Dia memutuskan untuk membiarkan timnya berhenti menyerang dan hanya menghadapi tim Forest. Mendapatkan satu poin sudah cukup untuk membuat Twain merasa sangat marah. Bagi seseorang yang tidak menghormati lawan, mencegahnya mendapatkan hasil yang dia inginkan adalah balas dendam terbaik.      

Bermain demi membalas dendam kepada lawan, Grant sudah dirugikan dalam hal standar.      

Twain memasukkan dua pemain penyerang, Arshavin dan Petrov, sekaligus dan menggantikan bek belakang yang sudah kelelahan, Rafinha dan Leighton Baines. Dia menarik mundur George Wood untuk memainkan posisi bek tengah bersama Pepe dan Kompany. Tim Forest dihajar hingga babak belur dan tampak menyedihkan sebelum pergantian pemain dilakukan. Sekarang, mereka mulai mengambil inisiatif untuk menyerang dan bahkan berani mengeluarkan pemain – semua orang kecuali tiga bek tengah bergerak maju. Mereka tidak lagi terlihat menyedihkan dengan hanya dua atau tiga pemain yang terlibat dalam melakukan serangan balik.      

Tekanan di lini pertahanan mereka mulai mereda dan serangan Nottingham Forest mulai menunjukkan kehebatannya.      

Chelsea terkejut dengan perubahan yang tiba-tiba ini dan tim Forest segera memperkuat serangan mereka, yang membuat mereka kewalahan.      

Di menit ke-87, Chelsea, yang telah menyerang selama delapan puluh menit terakhir, akhirnya tertinggal.      

1:0!     

Arshavin menggerakkan lengannya dan berteriak keras.      

Nottingham Forest akhirnya memenangkan pertandingan. Twain meninggalkan Stamford Bridge dengan seulas senyum. Meski Mourinho sudah pergi, rekornya sebagai tim yang tak terkalahkan melawan Chelsea masih terus berlanjut. Perseteruan antara dirinya dan Chelsea juga akan terus berlanjut....      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.