Mahakarya Sang Pemenang

Berhadapan dengan Lawan



Berhadapan dengan Lawan

0Mungkin beberapa tim akan menggunakan Super Cup UEFA sebagai pertandingan persahabatan penting yang terakhir sebelum musim baru resmi dimulai, tapi Twain tidak akan melakukan itu. Ini berbeda dari partisipasinya dalam pertandingan persahabatan seperti Russian Railways Cup dan Amsterdam Tournament. Twain menganggap serius gelar juara. Kalau tidak begitu, dia tidak akan mengobarkan perang kata-kata melawan Liverpool sebelum pertandingan ini.      

Selain itu, Benitez dari Liverpool juga takkan menganggap pertandingan ini sebagai pertandingan persahabatan yang tidak penting. Dia telah membuat pengaturan yang sangat mendetil untuk pertandingan ini.      

UEFA telah menyatakan bahwa ini adalah "pertarungan pembuka untuk Liga Eropa UEFA di musim yang baru."     

Tapi, hal ini berubah menjadi perang saudara, yang cukup membosankan. Sevilla gagal menjadi juara di final Liga Eropa UEFA karena kurang berusaha dan gol dari Steven Gerrard membalikkan situasi di momen-momen terakhir.      

Tim Benitez tampaknya sangat bagus dalam hal membalikkan situasi.      

Di final Liga Champions UEFA 2005, Liverpool mengalahkan AC Milan, yang sudah unggul tiga gol lebih dulu dan kemudian mendapatkan gelar juara. Mereka bertarung dan membalikkan situasi di lima puluh tahun sejarah final Liga Champions. Selama final FA Cup Inggris 2006, Steven Gerrard menggunakan tembakan panjang yang memukau dan menembus gawang West Ham United untuk menyamakan kedudukan, yang akhirnya mengulur pertandingan hingga adu penalti. Mereka akhirnya berhasil mengalahkan lawan melalui adu penalti dan sekali lagi membalikkan situasi untuk bisa mendapatkan gelar FA Cup yang ketujuh kalinya di sepanjang sejarah klub mereka. Di final Liga Eropa UEFA 2007, Liverpool juga membalikkan situasi dan mengalahkan juara bertahan, Sevilla, meski tidak memiliki keunggulan di sepanjang pertandingan.      

Satu atau dua kali bisa dianggap kebetulan. Di kali ketiga, itu bukanlah kebetulan.      

Twain mempelajari pertandingan-pertandingan itu dan Liverpool tampaknya sangat bagus dalam menentang anggapan semua orang. Semakin berat situasinya bagi mereka, semakin banyak energi yang mereka keluarkan. Itu adalah poin yang harus dia perhatikan. Dia tidak ingin timnya menjadi target lawan dalam membalikkan situasi di pertandingan kali ini. Itu akan sangat memalukan baginya.      

Pertandingan akan diselenggarakan di Stadion Stade Louis II, yang bisa menampung hingga 18,500 penonton. Stadion itu akan menjadi saksi siapa yang menjadi raja dari semua raja sepakbola Eropa di musim ini.      

※※※     

Tribun sudah hampir sepenuhnya terisi fans dari Inggris. Karena warna asli Liverpool adalah merah dan warna Nottingham Forest juga merah, tribun di stadion menjadi lautan merah. Seseorang tidak akan bisa membedakan antara fans Forest dan fans Liverpool dalam sekali pandang. Mereka hanya bisa dibedakan dari lagu yang mereka nyanyikan.      

Kalau mereka menyanyikan "You'll Never Walk Alone," maka mereka adalah fans Liverpool, tapi kalau mereka menyanyikan "We've Got the Whole World in Our Hands", maka mereka pastilah fans Nottingham Forest.      

Stadion Stade Louis II berubah menjadi Wiener Musikverein Vienna oleh para fans Inggris itu.      

Kedua tim sudah menyelesaikan pemanasan mereka dan memasuki ruang ganti untuk persiapan akhir sebelum pertandingan. Stadion ini didominasi oleh fans dari kedua tim.      

※※※     

Para pemain duduk di bangku ruang ganti dan mendengarkan manajer mereka menginstruksikan pengaturan terakhir. Pemandangan yang sama terlihat di ruang ganti tim Forest dan ruang ganti tim Liverpool.      

Ini adalah perebutan gelar pertama di musim baru dan tidak ada yang ingin menyerahkannya pada lawan. Khususnya saat perseteruan antara kedua tim juga ikut diperhitungkan.      

Tim mana yang membuat Liverpool hanya bisa bermain di Liga Eropa UEFA musim ini? Tim mana yang membuat Liverpool bermain di Liga Eropa UEFA selama tiga musim berturut-turut? Agar bisa mendapatkan peringkat kedua di turnamen liga, dengan kejam mereka menendang Liverpool ke jurang yang gelap. Apa bedanya antara peringkat kedua dan ketiga di liga? Apa akan membunuh mereka kalau mereka membiarkan Liverpool menempati peringkat keempat di turnamen liga dan bisa bermain di Liga Champions? Tidak ada alasan yang lebih buruk daripada alasan "Karena kami ingin mendapatkan peringkat kedua di turnamen liga, jadi maaf saja ya." Sebaiknya kau tinggal mengatakan "Kami melakukannya demi semangat sportivitas dan fair play."     

Baiklah, ayo kita mundur lebih jauh dan kembali ke tiga puluh tahun yang lalu. Tim mana yang merebut gelar liga milik Liverpool? Dan tim mana yang mengeliminasi mereka di putaran pertama saat Liverpool memiliki ambisi untuk mengangkat gelar juara Liga Champions untuk yang ketiga kalinya? Atau tim mana yang merebut EFL Cup dari orang-orang Liverpool dan mengalahkan 'Red Army' Liverpool yang tak tertandingi dua kali dalam setahun?     

Nottingham Forest! Itulah tim yang kami maksud!     

Untuk bisa menghancurkan kalian, meski kami hanya bisa berpartisipasi di Liga Eropa Musim ini, itu takkan sia-sia! Kami ingin seluruh dunia tahu bahwa satu-satunya alasan kalian bisa mendapatkan gelar juara Liga Champions adalah karena kami tidak ada disana!     

※※※     

Twain merenung cukup lama dan akhirnya memutuskan untuk tetap menggunakan serangan balik defensif yang sangat dikuasai tim Forest. Kalau tim Liverpool berhasil dikuasai amarah dari perang psikologisnya, mereka akan membombardir gawang kita tanpa peduli apa yang terjadi, berharap mereka bisa menebus penghinaan itu dengan lebih banyak gol. Dalam situasi ini, serangan balik defensif jelas akan menjadi senjata terbaik melawan mereka.      

Tapi, kalau rubah licik itu, Benitez, tidak tertipu dan terus berusaha mengikis kekuatan tim Forest melalui laju pertandingan yang stabil, maka tidak akan ada celah fatal di dalam serangan balik defensif yang bisa mengarah pada hilangnya bola. Tak peduli apapun situasinya, sebuah pertahanan yang solid akan selalu benar.      

Twain memutuskan untuk tetap menangkal perubahan saat dia tidak bisa menebak niat manajer lawan. Kau ingin memasang jebakan yang tak bisa kuhindari? Aku tidak akan jatuh ke dalamnya dan bermain bersamamu!     

Filosofi kepelatihan Wenger, manajer Arsenal, adalah tak peduli siapa lawan mereka, kuat atau lemah dan terlepas dari situasi saat ini, Arsenal hanya akan memainkan gaya sepakbolanya sendiri dan tidak akan pernah membiarkan diri mereka terbawa oleh lawan. Oleh karena itu, bahkan ada kalanya kegagalan Arsenal tampak mirip "Arsenal"– saat mereka seharusnya bisa unggul dalam pertandingan, tapi tidak menang – mereka tetap menjadi tim yang kuat di kancah sepakbola Inggris.      

Twain memutuskan kalau dia akan berurusan dengan Benitez seperti ini. Tak peduli apakah kubu lawan terpengaruh oleh perang psikologisnya, dia akan tetap menginstruksikan tim Forest agar menggunakan taktik yang paling mereka kuasai.      

"Stabilkan pertahanan dulu, dan kemudian ambil peluang untuk melakukan serangan diam-diam." Kata-kata Twain itu diingat oleh semua anggota tim Forest. Saat mereka melihatnya mengangkat jari telunjuknya, mereka semua tahu apa yang akan dia katakan.      

Tapi, tidak ada yang menunjukkan ketidaksabaran atau ekspresi usil. Twain memiliki kendali penuh di ruang ganti ini. Beckham adalah pemain bintang terbesar di tim. Di hari pertamanya, Twain menghukumnya karena datang terlambat, yang menunjukkan bahwa tidak ada siapapun di dunia ini yang ditakuti oleh Twain.      

Anelka adalah bukti nyata yang bisa dilihat oleh semua orang. Kalau ada pemain yang berani menentang Twain, mereka tidak akan dijual dengan mudah. Pertama-tama, kau akan duduk di bangku cadangan selama satu musim, sampai popularitasmu menurun tajam, tanpa ada jaminan bisa terus kompetitif dan mempertahankan standar penampilanmu, dan kau akan dijual dengan harga rendah setelah dilupakan oleh semua orang.      

"Kalau Liverpool menyerang dengan sengit, itulah situasi yang paling ingin kita lihat. Tapi kurasa Benitez takkan memilih untuk menggunakan pendekatan yang beresiko tinggi seperti itu. Dia pasti akan mencoba bertarung dengan kita untuk memperebutkan lini tengah. Kalau itu yang terjadi, biarkan saja. Bola mati adalah kuncinya dan kuharap kalian akan bisa memanfaatkan setiap bola mati untuk mengancam gawang lawan." Twain berdiri di depan para pemainnya dan memberikan analisa tentang apa yang mungkin terjadi di lapangan. Papan taktis disana tetap kosong. Apa yang tadi dikatakan olehnya tidak perlu dituliskan di papan itu. Urusan taktis sudah diselesaikan selama pertemuan taktis yang diadakan kemarin malam.      

"Selain itu, lini pertahanan belakang dan lini tengah tidak perlu mundur terlalu jauh ke belakang. Tidak boleh ada celah di lini tengah. Jangan memberi kesempatan pada lawan untuk melakukan tembakan panjang."     

Semua orang mengangguk.      

Liverpool memang mahir dalam tembakan panjang, dan kapten mereka, Steven Gerrard, sangatlah ahli dalam melakukannya. Di final FA Cup dan Liga Eropa UEFA, tembakan panjangnya memberikan hasil yang sangat bagus bagi tim. Pemain lain yang juga ahli dalam melakukan tembakan panjang adalah bek belakang Liverpool, John Arne Riise. Dalam pertandingan FA Community Shield musim lalu, Chelsea kalah saat melawan Liverpool berkat tembakan panjang Riise setelah melakukan serangan jarak jauh.      

Kalau dia mengatur formasi bertahan, Benitez akan membuat pemainnya meningkatkan tembakan panjang mereka. Mungkin mereka sudah meningkatkan latihan mereka di beberapa hari terakhir sebagai persiapan untuk pertandingan ini.      

Oleh karena itu, dia tidak bisa memberikan kesempatan bagi lawan untuk melakukan tembakan jarak jauh.      

※※※     

Di kubu lawan, Benitez telah membeberkan taktik spesifik untuk pertandingan ini. Dia memandang para pemain di timnya dan tiba-tiba saja merasa harus mengatakan sesuatu.      

Dia telah berada di Liverpool selama tiga musim dan semuanya tidak berjalan dengan baik, kecuali kemenangan Liga Champions yang penuh keajaiban di musim pertamanya. Saat mereka tidak berhasil baik di turnamen liga, mereka mengalihkan fokus ke turnamen piala. Mereka telah memenangkan FA Cup dan satu Liga Eropa. Meski mereka memenangkan gelar setiap tahun, itu masih belum cukup bagi para fans Liverpool. "The Red Army" adalah tim papan atas pertama di Inggris dan tujuan mereka bukanlah untuk mendapatkan FA Cup, gelar Liga Eropa ataupun sesuatu seperti itu setiap tahunnya.      

Untuk menjadi juara liga atau juara Liga Champions, mereka harus memenuhi kualifikasi untuk berpartisiapsi di Liga Champions musim ini, bukan?     

Musim ini, bos Amerika mereka yang baru telah meningkatkan investasi mereka dan membeli pemain dari berbagai tempat. Benitez memanfaatkan dirinya sebagai orang Spanyol untuk merekrut pemain Spanyol agar bergabung dan terus memperbarui Liverpool. Langkah yang paling dia banggakan adalah membujuk Fernando Torres untuk bergabung dengan tim.      

Akan sulit bagi Liverpool, yang bahkan tidak memenuhi syarat untuk Liga Champions, untuk membeli Torres, tapi identitas Benitez sebagai seorang manajer Spanyol telah memainkan peranan penting. Dia terbang ke Madrid secara pribadi untuk menemui Torres dan melakukan diskusi dengannya. Dia menceritakan tentang rencana besarnya dan memberitahunya bahwa bergabung dengan Liverpool masih cukup menjanjikan.      

Sementara itu, Torres merasa sangat kecewa dengan Atletico Madrid musim ini. Dia ingin meninggalkan tim yang tidak menjanjikan itu. Atletico Madrid menjadi tuan rumah sebuah pertandingan kandang dan menderita kekalahan telak oleh Barcelona karena Barca ingin menghentikan Real Madrid mengambil gelar juara liga. Pemain yang bekerja paling keras dalam pertandingan itu adalah Torres, tapi sulit baginya untuk bisa mencapai apapun tanpa dukungan dari tim. Pertandingan itulah yang membuatnya sadar bahwa dia takkan punya masa depan kalau dia tetap berada di Atletico Madrid.      

Kemunculan Benitez membuatnya memutuskan untuk bertaruh. Sejumlah pemain Spanyol tidak berhasil mencapai sukses setelah mereka pergi keluar negeri. Contoh yang paling terkenal adalah mantan gelandang Valencia, Gaiza Mendieta. Pemain Spanyol terkadang harus berjuang keras untuk beradaptasi dengan gaya bermain di liga negara lain.      

Liverpool berbeda. Pertama-tama, manajer timnya adalah orang Spanyol, jadi ada banyak pemain Spanyol di dalam tim itu. Kalau Torres pergi kesana, kesulitan dalam beradaptasi terhadap liga dan kesulitan bahasa akan bisa diminimalisasikan. Bermain dibawah manajer yang memahami pemain Spanyol jelas akan lebih baik daripada pergi ke tim yang benar-benar asing baginya, mulai dari manajer hingga rekan setimnya.      

Oleh karena itu, Torres memilih Liverpool dan bukannya raksasa Serie A seperti AC Milan dan Juventus.      

Dengan adanya Torres, Benitez yakin dia akan bisa menciptakan badai di Liga Utama musim ini untuk membawa Liverpool kembali ke puncak sepakbola Inggris.      

Benitez tidak pernah mendengar tentang peribahasa Cina, "sebuah perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah kecil", tapi dia seharusnya tahu betapa pentingnya bagi Liverpool untuk memiliki awal yang bagus sekarang.      

Dia tersadar dari lamunannya dan melihat para pemain yang sedang bersiap untuk bertanding. Ruang ganti itu tidak penuh dengan suara musik dan tawa seperti biasanya. Kelihatannya para pemain sadar apa arti pertandingan ini.      

Dia tidak seperti Twain yang pandai dalam memotivasi pemainnya. Setiap manajer memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Dia pernah mendengar bahwa Twain tidak pandai melatih pemainnya secara langsung, yang mana tugas itu diserahkan pada asisten manajernya. Tapi mobilisasi Twain melalui emosi benar-benar luar biasa.      

Benitez memandang para pemainnya. Untungnya, pertandingan ini tidak mengharuskannya untuk membuat pidato yang menggebu-gebu.      

"Kailan ingat pertandingan final musim lalu?" tanya Benitez dengan ekspresi tenang. "Bagiku, itu adalah hal yang memalukan."     

Dia tidak ingin berbicara atas nama tim Liverpool karena dia tidak punya hak untuk itu. Tidak ada yang punya hak untuk itu. Tapi dia tahu para pemain Liverpool merasakan hal yang sama sepertinya. Di menit-menit terakhir pertandingan final musim lalu, mereka kehilangan hak kualifikasi Liga Champions mereka. Akankah musuh mereka, Nottingham Forest, bisa memahami perubahan mood yang mereka rasakan saat itu?     

Tidak, mereka takkan bisa memahaminya. Jadi kitalah yang harus membuat mereka memahami perasaan kalah dalam pertandingan hari ini.      

Bukankah egomaniak itu, Tony Twain, mengatakan kalau Nottingham Forest akan menang? Karena dia sudah menyombongkan diri seperti itu, kita akan membuatnya kehilangan muka di depan semua orang Eropa.      

"Aku tak mau menerima hasil selain kemenangan." Tanpa sengaja dia mengucapkan perkataan terkenal yang sering muncul di surat kabar.      

※※※     

"Selain menang, aku tak mau menerima hasil lain!" Twain mengayunkan lengannya dan mengucapkan versi lain dari komentarnya itu.      

"Aku yakin kalian semua ingat pertandingan final musim lalu, kan? Kita mendiskualifikasi Liverpool dari berpartipasi di Liga Champions musim ini. Mereka merasa sangat kecewa dan marah. Tentu saja, aku memahami kemarahan dan kekecewaan mereka, serta gagasan ingin membalas dendam di pertandingan kali ini. Aku berani bertaruh bahwa benak pikiran pemain Liverpool saat ini pasti dipenuhi gagasan untuk mengalahkan kita di Super Cup UEFA kali ini dan membalaskan dendam mereka. Mereka pasti senang dengan ini. Kalau kita kehilangan hak kita dalam berpartisipasi di kualifikasi Liga Champions, aku juga akan memberikan pelajaran bagi lawan kita kalau memang ada kesempatan untuk itu." Twain membuat gerakan memotong dengan tangannya di depan lehernya, yang membuat para pemainnya tertawa.      

"Ini adalah hal yang tidak bisa dihindari. Kita adalah tim profesional, bukan filantropis. Kalau kita ingin menang, lawan hanya bisa menerima kekalahan. Tidak ada yang ingin menjadi pecundang. Aku tidak ingin jadi pecundang, dan kalian juga pasti tidak ingin jadi pecundang. Liverpool ingin agar kita menjadi pecundang di pertandingan ini, tapi kita takkan membiarkan mereka melakukannya. Aku tahu ada pemain di tim ini yang baru bergabung musim panas ini, jadi kalian harus memahami dan menerima filosofiku dalam sepak bola. Nottingham Forest memiliki banyak musuh di kancah sepakbola Inggris dan Eropa. Musuh-musuh ini muncul setelah aku menjadi manajer. Karena kalian telah memilih untuk bergabung dengan tim Forest, kalian harus tahu bahwa kita tidak populer di beberapa tempat. Dengarkan saja suara mendesis di luar. Itu bahkan terdengar lebih keras di Anfield. George bisa menjadi saksinya." Twain menunjuk ke arah Wood dan semua orang tertawa. Memang, setiap kali Wood bermain di pertandingan tandang, dia akan selalu dicemooh oleh fans tim tuan rumah dari awal hingga akhir. Kalau mentalnya tidak kuat, kakinya pasti sudah lemas dan dia takkan bisa bermain.      

"Aku mengatakan ini karena aku ingin agar kalian paham. Liverpool memang punya alasan untuk membalas dendam, tapi kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bukan mereka yang memutuskan. Ada banyak sekali tim diluar sana yang ingin membalas dendam pada kita, tapi mereka tidak pernah berhasil dan kali ini juga sama."     

Twain berbicara dengan penuh percaya diri. Dia tidak mengatakan semua ini untuk meyakinkan para pemain. Twain yang sekarang bukanlah pria yang masih hijau. Nottingham Forest sekarang ini bukan lagi tim yang bisa dibantai Liverpool dengan skor 4:1.      

Tidak ada yang tahu tim mana yang akan muncul sebagai pemenang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.