Mahakarya Sang Pemenang

Jarak Antara Mimpi dan Kenyataan



Jarak Antara Mimpi dan Kenyataan

0Tujuh bulan telah berlalu sejak dia datang dari Cina ke negeri Inggris yang jauh. Chen Jian sudah mulai terbiasa dengan kehidupannya di negara yang jauh ini. Kemahiran bahasanya berkembang sangat pesat dalam sebuah lingkungan dimana bahasa Inggris digunakan dimana-mana. Hanya studinya yang mengalami kemajuan lambat di Universitas Nottingham.      

Bukan berarti dia tidak ingin bisa belajar dengan baik tapi dia sudah terlalu lelah.      

Pada awalnya, tuan rumahnya, Big John, sudah biasa melihat pemuda Cina ini menyeret tubuhnya yang lelah untuk pulang ke rumah setelah latihan dan kembali ke kamarnya untuk belajar bahasa Inggris dengan rajin setelah dia selesai makan malam. Lalu pagi hari berikutnya dia akan pergi ke Wilford jika ada latihan atau naik bus ke Universitas Nottingham kalau tidak ada latihan.      

Hari-hari sederhana semacam ini terus berulang. Dia jarang pergi berbelanja ke pusat kota dan juga tidak pergi ke taman manapun untuk bersantai. John kadang-kadang mendapatkan tiket ekstra untuknya agar bisa pergi ke stadion City Ground untuk menonton pertandingan tim Forest. Bagi Chen Jian, kota tempat tinggal Robin Hood si pahlawan legendaris Inggris ini hanya punya tiga tempat; kompleks pelatihan Wilford, Universitas Nottingham dan 'rumah Tn. John' plus semua jalan diantara ketiga tempat itu.      

Masa-masa sulit semacam ini perlahan mulai membaik. Dia tidak lagi punya masalah dengan kemampuan mendengarkan dan berbicara bahasa Inggris. Sekarang, dia bisa berkomunikasi dengan tuan rumahnya di meja makan dan mendengarkan John membicarakan tentang sejarah Nottingham Forest yang membanggakan.      

Tubuhnya sudah beradaptasi dengan program latihan tim pemuda dan menunjukkan kualitasnya yang konsisten dalam latihan yakni dalam hal kekuatan dan kerja kerasnya.      

Tapi, dia masih merasa sangat lelah. Tidak hanya karena intensitas latihan yang cukup kuat, tapi juga karena stres psikologis.      

Chen Jian telah memulai kebiasaan menyimpan buku harian sejak dia datang ke Inggris. Niat awalnya adalah untuk mendokumentasikan pengalaman hidupnya yang berharga ini sehingga tidak akan melupakannya di kemudian hari. Dia ingin merekam kehidupannya, latihannya dan studi pembelajarannya di Nottingham dalam bentuk tertulis.      

Sekarang setelah dia membalik-balik entry awal diary ini dan membaca tulisannya yang sedikit miring, dia akan mengingat setiap hari selama tujuh bulan terakhir ini. Dia merasa bahwa meskipun dia tidak menulis sebuah diary, tujuh bulan ini, serta lima bulan yang tersisa, tidak akan bisa dihapuskan dengan mudah dari dalam ingatannya. Pengalamannya ini terlalu dalam dan kuat, senyata dan sejelas setiap rasa sakit di tubuhnya usai menjalani latihan rutin.      

※※※     

"Chen! Apa kau tidak bisa lari lagi? Tidak bisa?" manajer tim pemuda, Greenwood, bersandar dan membuka mulutnya lebar-lebar seolah dia hendak menggigit telinga Chen Jian. Dia tadi bergegas ke arah Chen Jian, berjongkok ke tanah dan memaki keras dalam bahasa Inggris, tak peduli apakah Chen Jian bisa memahaminya atau tidak. "Kalau kau tidak bisa melakukannya, kau bisa pulang sekarang! Tidak ada yang akan menahanmu disini! Tidak ada satu orangpun disini yang punya harapan padamu! Kau hanyalah kontestan beruntung dari pertunjukan bakat! Apa kau pikir kau beruntung? Bangun! Teruskan berlatih! Kau masih harus menggiring bola bolak balik dua puluh kali lagi! Jangan menunda waktu makan malamku, ini adalah latihan paling dasar di sebagian besar tim pemuda!"     

Chen Jian tidak bisa memahami apa yang diteriakkan oleh manajer Greenwood. Meski manajer itu selalu berteriak keras selama latihan, dia tahu bahwa pelatih Inggris itu pasti merasa tidak senang dengan penampilannya – dia sama sekali tidak pernah melihat seseorang berjongkok di dekat telinganya untuk memujinya dengan ekspresi garang seperti ini.      

Jadi dia bangkit dari tanah dan terhuyung saat melanjutkan menggiring bola ke depan. Dia berlari beberapa langkah sebelum kemudian tersandung dan jatuh lagi. Kali ini, tanpa menunggu Greenwood meneriakinya, dia bangkit dan kembali berlari.      

※※※     

"Apa kau kekurangan kalsium? Apa kau punya polio saat masih bocah? Chen! Kalau kau tidak bisa bertahan dari benturan sekecil itu, bagaimana kau bisa bermain bola? Bangun, teruskan berlatih! Kau sembunyi dari siapa? Ini bukan sepakbola, ini perang! Kalau kau tidak bisa menang, lebih baik kau mati saja. Siapapun yang melarikan diri dan tidak mati di medan perang akan mati di tanganku! Kalau kau takut cedera, aku sarankan kau berlatih dengan anak-anak sepuluh tahun! Apa kalian semua orang Cina bertingkah seperti ini? Konfrontasi! Hadapi konfrontasi! Berapa kali kau ingin aku mengatakan itu? Hadapi!"     

Chen Jian bisa menebak makna di balik serangkaian gerutuan kasar pelatih tim pemuda yang suka berteriak itu. Dia tidak membalasnya dengan berteriak, dan dia juga tidak mengabaikannya untuk pergi begitu saja. Melainkan, dia bangkit dan berteriak sambil berlari ke arah lawannya. Lalu dia menjegal pemain lawan dengan pelanggaran.      

Pemuda yang ditekel Chen Jian berteriak berlebih-lebihan. Dia berbaring di tanah dan tidak ingin bangkit lagi.      

"James, kalau kau terus berbaring di sana dan bermalas-malasan, aku akan menghukummu dengan berlari sepuluh kali keliling lapangan sambil menggiring bola!" Greenwood bergegas ke dekatnya dan berteriak ke telinga bocah yang berbaring di tanah itu. James segera bangkit berdiri. Dia jelas tidak lupa untuk memukul dada Chen Jian.      

"Hey!" kata James pada Chen, "Kau seharusnya menggunakan kekuatan itu dan melampiaskannya pada pelatih!"     

Para pemain di tim pemuda menikmati adegan menghebohkan di sekeliling mereka ini dan tertawa. Greenwood juga bertepuk tangan untuk Chen.      

"Meski itu tadi pelanggaran, seorang pemain bertahan harus terbiasa melakukan pelanggaran untuk menghentikan lawan. Dan itu tadi momentum yang bagus. Satu hal lagi, lain kali jangan teriak "ahh". Kau terlihat konyol."     

Terdengar lebih banyak tawa.      

Chen Jian menulis dalam diary-nya malam itu.      

"... Aku masih tidak terlalu paham, tapi kurasa Manager Greenwood memujiku. Ini yang pertama kalinya dalam tiga bulan dia memujiku... Sepakbola profesional di Inggris memang berbeda dari apa yang kudengar di rumah..."     

※※※     

"Chen, kau harus memperhatikan posisi penyerang lawan! Kenapa kau mengejar bola? Apa kau pikir kekuatan fisikmu sebagus itu? Ini bukan pertunjukan bakat untukmu. Kau takkan bisa bertahan sampai jeda turun minum dengan kekuatanmu yang hanya sedikit itu di pertandingan profesional. Bukankah kau berlatih disini untuk tampil di pertandingan profesional? Kalau tidak, maka kau hanya –"     

"Tentu saja itulah tujuanku, Manajer Greenwood. Tapi George Wood –"     

"Kau ingin mengatakan kalau staminanya sangat bagus, kan? Ya, staminanya memang sangat bagus. Tapi dia monster. Apa kau monster? Apa kau George Wood?"     

Chen Jian menggelengkan kepalanya.      

"Kalau begitu dengarkan baik-baik! Tubuhmu mungkin dianggap kuat di negaramu –"     

"Tidak, tidak kuat, Manajer Greenwood –"     

"Jangan menyelaku! Yah, karena kau tidak dianggap kuat di negaramu, maka kau juga tidak kuat disini. Kau tidak boleh selalu memikirkan tentang menggunakan tubuhmu untuk bertahan. Aku tidak tahu orang idiot mana yang memberitahumu bahwa bertahan itu bergantung pada tubuh. Tubuh hanyalah berkah bawaan, tapi orang-orang tidak bisa selalu mengandalkan berkah bawaan untuk hidup. Kau harus belajar bagaimana caranya mengamati dan menganalisa setiap langkah penyerang lawan dan kemudian menduga apa yang akan mereka lakukan selanjutnya untuk mempersiapkan dirimu dalam menghadapinya. Itu penilaian. Apa kau paham artinya penilaian?"     

"Kurasa... aku paham, Manajer Greenwood."     

Greenwood menunjuk kepalanya. "Kalau kau mengira sepakbola adalah olahraga fisik, kau salah, Chen. Sepakbola adalah olahraga yang penuh kebijaksanaan. Orang idiot dan bodoh tidak punya masa depan disini. Tubuhmu tidak kuat, tapi tidak ada aturan yang mengatakan bahwa hanya orang kuat yang bisa menjadi bek dan gelandang bertahan. Kau harus belajar untuk bertahan menggunakan otak dan kecerdasanmu, perkirakan langkah mereka berikutnya, temukan kelemahan mereka, dan ambil langkah pencegahan. Kecepatan dan kelincahanmu adalah kelebihanmu. Kau harus memanfaatkannya."     

Chen Jian mengangguk dengan penuh semangat. "Jadi begitu. Manajer Greenwood, terima kasih atas instruksinya."     

※※※     

"Chen! Aku menyuruhmu menggunakan otakmu untuk bermain. Aku sama sekali tidak menyuruhmu berlari! Apa yang kau lakukan disana, berdiri seperti orang bodoh? Apa yang kau jaga? Manusia paling lemah sekalipun pasti bisa melewatimu dengan mudah!"     

"Sekop bolanya! Lakukan dengan tegas! Lihat, kau membuatnya masuk ke kotak penalti. Apa yang akan kaulakukan sekarang? Memberikan tendangan penalti untuk lawan? Pelanggaran? Apa yang kautakutkan? Apa yang akan kaulakukan kalau harus memilih antara tendangan bebas dan tendangan penalti?"     

"Maju dan maju terus! Jangan cuma diam saja setelah kau mengoper bolanya. Lari serong ke depan. Bagaimana rekan setimmu bisa mengoper padamu kalau kau tidak lari? Rute operannya yang lain sudah terblokir. Kau harus menciptakan rute operan untuknya. Jangan kira mengoper itu hanya dipikirkan playmaker. Orang-orang di dekatnya dan seluruh tim harus bergerak bersama untuk bisa menciptakan rute operan! Berdiri diam untuk bermain bola tidak diijinkan disini!"     

"Chen, apa kau tahu masalah terbesarmu? Bukan karena tubuhmu lebih ramping dan lebih lemah daripada pemuda Inggris dan juga bukan karena kau tidak punya dasar yang kuat. Semua itu bisa berkembang melalui latihan rutin dan konstan. Masalahmu ada disini. Otak, kebijaksanaan, kesadaran. Kesadaran bermain bola! Bermain di lapangan sama sekali berbeda dari menonton di tribun. Jangan kira hanya karena kau sudah menonton banyak pertandingan bola berarti kau punya banyak kesadaran sepakbola. Kalau kau tidak turun dan bermain sendiri, kau takkan pernah tahu apa yang terjadi! Kau harus belajar untuk mengamati dan menganalisa situasi yang terjadi di sekelilingmu. Bukankah bahasa Inggrismu semakin membaik? Kenapa kau tidak bisa menggunakan kecerdasan yang sama untuk mengembangkan kesadaran sepakbolamu?"     

※※※      

Chen Jian masih ingat banyak contoh dari kritik semacam itu. Dia menemukan bahwa pujian yang diterimanya saat itu adalah satu-satunya momen dimana manajer tim pemuda mengakui upayanya dalam tujuh bulan ini. Di momen yang lain, manajer selalu meneriakkan kekurangannya. Saat Chen mengira dia sudah melakukan pekerjaan yang bagus, Greenwood akan menemukan lebih banyak kekurangannya.      

Chen Jian merasa bahwa dia tidak cocok bermain sepakbola. Dia membuat terlalu banyak kesalahan. Bahkan dengan lari yang paling sederhana sekalipun, manajer Greenwood merasa ada yang salah dengan postur larinya, yang akan mempengaruhi kecepatan dan percepatannya, tapi dia sudah berlari seperti ini sejak dia masih anak-anak. Dia sudah berlari selama delapan belas tahun dan tidak ada yang pernah berkata padanya, "Hey, nak. Ada masalah besar dengan postur larimu."     

Dia mengakui bahwa dia memikirkan tentang berbagai hal sebelum dia tiba disini, termasuk seperti apa pelatihan profesional di Inggris itu, tapi dia sama sekali tidak mengira kalau pelatihan itu akan sangat keras dan tak tertahankan. Satu langkah salah, tiupan peluit yang tajam, dan suara keras Greenwood akan segera terdengar di telinganya.      

Dia tidak bisa menyangkal atau menjelaskan. Sebuah kesalahan adalah kesalahan dan dia hanya bisa mengatakan, "Ya, Manajer Greenwood. Aku takkan membuat kesalahan lain kali!"     

Alasannya sederhana, karena dia berasal dari Cina, sebuah negara dengan level sepakbola yang terbelakang. Siapapun dari tim pemuda Inggris lebih baik darinya dan tahu lebih banyak hal daripada dirinya. Dalam sebuah olahraga seperti sepakbola, dia tidak punya suara sebagai seorang pria Cina.      

Selama tujuh bulan berada di tim pemuda, selain pelatihan yang sangat intens dan tak terbayangkan, dia juga menghadapi tantangan mental. Dia sama sekali tidak berharap mendapatkan tatapan apresiatif dari manajer setelah dia berhasil menghentikan sebuah operan panjang atau menerima pengakuan dan tepuk tangan dari rekan setimnya setelah dia berhasil merebut bola lawan. Semua adegan yang muncul dalam novel fantasi sepakbola itu tidak pernah terjadi pada Chen Jian. Kenapa? Karena pelatih dan rekan setimnya akan menganggap bahwa apa yang dilakukannya itu sudah biasa. Apakah seorang pesepakbola harus diberi pujian dan reward saat dia hanya melakukan pekerjaannya?     

Chen Jian tidak pernah mengatakan tentang hal-hal yang dihadapinya di lapangan latihan kepada orang tuanya, atau para fans dan teman sekelas di Cina yang peduli padanya. Dia juga tidak memberitahukan ini pada tuan rumahnya, John dan keluarganya. Tak peduli perlakuan dan kesulitan apa yang dia temui, hanya ada satu hal yang tetap tak berubah dari dirinya dan itu adalah terus tersenyum, meski dia merasa sulit untuk tersenyum. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan di hadapan semua kesulitan itu, dan memberikan kesan bahwa dia tidak bisa mengatasinya.      

Karena dia selalu tersenyum, dia memiliki hubungan yang cukup baik dengan rekan-rekan setimnya dan tidak ada yang berusaha mengucilkannya. Mungkin para rekan setimnya tahu bahwa bocah ini hanyalah produk dari sebuah pertunjukan bakat dan tidak mungkin bisa bersaing dengan mereka untuk memperebutkan sebuah posisi disini. Dia bukan saingan mereka.      

※※※     

Kadang-kadang Chen Jian akan menghubungi kedua temannya di Bolton Wanderers dan Everton untuk bertanya tentang situasi mereka. Baik itu Wang Yang di Bolton Wanderers ataupun Song Hui di Everton, mereka kelihatannya berada dalam posisi yang jauh lebih baik daripada dirinya. Mereka menjalani isi pelatihan yang sama dan tidak menerima perlakuan istimewa, tapi mereka juga tidak dilecehkan. Setelah mereka memenuhi standar ketentuan dan menyelesaikan sesi latihan, mereka akan dipuji dengan hangat oleh pelatih mereka. Intensitas latihan dan lingkungan latihan mereka sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan neraka yang ditempati Chen Jian.      

Mereka berdua sangat terkejut saat mereka mendengar tentang apa yang terjadi pada Chen Jian. Wang Yang bahkan bertanya langsung padanya apakah dia telah menyinggung manajer tim pemuda atau mungkin manajer itu membenci orang-orang Cina.      

Chen Jian menjawab dengan tegas bahwa itu mustahil.      

Wang Yang mengerucutkan bibirnya dan berkata bahwa mungkin dia tidak sadar telah menyinggung sang manajer dengan hal-hal kecil.      

Chen Jian memikirkannya beberapa lama dan masih menggelengkan kepalanya untuk mengatakan bahwa itu tidak mungkin.      

Song Hui merasa sangat khawatir dengan situasi latihan yang dihadapi Chen Jian. Setelah mendengar cerita Chen, dia tetap diam selama beberapa waktu sebelum kemudian berbicara dengan pelan.      

"Ah, benar-benar dua dunia yang berbeda," gumamnya.      

Meski pelatihan yang mereka jalani lebih mudah daripada latihan Chen Jian dan orang-orang di sekitar mereka relatif lebih ramah, Wang Yang dan Song Hui sudah melepaskan mimpi mereka untuk tinggal di Inggris setelah setahun. Mereka menyebut gagasan itu sebagai "mimpi" setelah mereka merasakan sendiri level sepakbola Inggris. Mereka sadar dengan level mereka sendiri dan mereka juga tahu bahwa baik itu Bolton Wanderers ataupun Everton, kedua tim itu tidak tertarik pada mereka. Jujur saja, pertunjukan bakat yang diadakan sebelum ini hanyalah karena mereka mewakili pasar Cina.      

Setelah mengetahui semua itu, mereka merasa sedikit berkecil hati dan bodoh, tahu bahwa mereka sudah tereliminasi saat mereka mencoba melakukan yang terbaik.      

"Aku sudah belajar banyak tahun ini. Meski pada akhirnya aku tidak bisa tinggal di Inggris, aku tidak menyesali tahun ini," kata Wang Yang.      

Dengan enam bulan tersisa sebelum tenggat waktu satu tahun, Wang Yang sudah mulai mengkarakterisasikan satu tahun pengalamannya di sini.      

"Tak peduli apa yang terjadi, aku sudah disini. Aku jauh lebih beruntung daripada mereka yang sudah tereliminasi dan bahkan tidak memenuhi syarat untuk bisa berada disini. Kurasa aku tidak bisa meminta lebih banyak daripada ini."     

"Perbedaannya terlalu besar," keluh Song Hui. "Sebelum aku tiba disini, aku punya fantasi di benakku bahwa aku mungkin bisa menjadi karakter utama di dalam salah satu novel fantasi sepakbola yang ada di Internet. Ternyata, aku lebih buruk daripada orang-orang lain sejauh milyaran tahun cahaya. Level sepakbola Cina sangat terbelakang di semua area. Bukan hanya sistemnya, para pemain dan pelatih juga tertinggal jauh." Song Hui menggelengkan kepalanya dan menghela nafas panjang, tampak agak frustasi. "Satu-satunya manfaat yang kuperoleh adalah peningkatan dalam level bahasa Inggrisku. Bahkan jika aku akan melanjutkan bersekolah di Inggris, aku tak perlu belajar ke sekolah bahasa lebih dulu."     

Sikap kedua pemuda itu benar-benar berbeda dari rasa puas diri yang mereka tunjukkan sebelum mereka datang kesini. Kenyataan itu kejam, jadi mereka terbangun dari mimpi mereka.      

Hanya Chen Jian yang masih gigih mengejar mimpinya. Dia tidak arogan, juga tidak mengkhayal. Dia hanya merasa bahwa meski dia tahu kalau ini adalah pertandingan dimana dia akan kalah, dia akan terus berusaha sampai peluit terakhir ditiup. Menyerah lebih dulu bukanlah gayanya dan tidak pernah menjadi gayanya sejak dia berpartisipasi di audisi "The Football Kid" dan tereliminasi untuk yang pertama kalinya.      

※※※     

Chen Jian kembali ke ruang ganti setelah dia menyelesaikan program latihan khusus itu lagi. Para pemain di tim pemuda masih mengganti pakaian mereka dan semua orang terlihat sangat senang. Itu membuatnya sedikit penasaran.      

Seseorang di dalam tim menjelaskan apa yang sedang terjadi.      

"Manajer Greenwood bilang kalau manajer Tim Pertama akan datang ke tim pemuda besok untuk menonton game latihan!"     

Chen Jian tahu apa artinya itu bagi semua orang-orang ini. Kalau mereka berhasil tampil baik, mereka mungkin akan ditransfer ke tim cadangan dan memenuhi persyaratan untuk bermain dalam pertandingan resmi. Kalau mereka tampil dengan baik di tim cadangan, mereka mungkin akan bisa direkrut ke Tim Pertama dan bermain di turnamen liga. Mereka bahkan bisa saja mendapatkan tempat di Liga Champions setelah bursa transfer musim dingin, lalu bersinar terang dan membuat nama mereka dikenal. Semua pemuda pasti memiliki mimpi itu, bukan? Mereka mengira kalau mereka akan menjadi pemain yang menonjol dan paling spesial.      

Itu adalah momen yang sangat dinantikan oleh para pemain muda yang telah berlatih keras selama bertahun-tahun. Itu adalah sebuah peluang untuk memutuskan nasib mereka.      

Tapi apa hubungannya semua itu dengan dirinya? Chen Jian menggunakan bahasa Inggris dan mengucapkan semoga beruntung pada pemuda yang penuh semangat itu dan kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.      

Masih ada lima bulan tersisa sebelum ada kepastian apakah mimpinya akan jadi nyata atau tidak, dan dia masih tidak bisa melihat jalan di depan. Dia tidak tahu apakah mimpinya menunggunya di ujung sana atau tidak, tapi dia harus terus berlari. Meski dia tersandung dan tidak punya kekuatan lagi, dia harus terus berlari.      

Dia tidak tahu apa lagi yang bisa dilakukannya kecuali berlari ke depan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.