Mahakarya Sang Pemenang

Musim Baru Setelah Bulan Madu



Musim Baru Setelah Bulan Madu

0Foto seorang pengantin pria berusia empat puluh tahun yang memegangi pengantin wanita berusia delapan belas tahun di tangannya dan menciumnya dalam-dalam, menjadi berita di stasiun televisi BBC keesokan harinya. Berita ini segera tersebar ke seluruh dunia. Tak peduli seberapa sedihnya fans pria Shania, hal ini tidak mengubah kenyataan yang harus mereka terima – idola mereka, si cantik yang elegan, dingin dan angkuh di catwalk, tapi ceria dan manis di kehidupan nyata, Judy Shania Jordana, hanya menjadi milik Tony Twain, pria tua itu, sejak saat ini.      
0

Pembaca berita BBC menyimpulkan, "Kemarin Tony Twain telah menjadi pria yang paling bahagia di planet ini. Meski musim laga yang baru saja berakhir merupakan kegagalan bagi dirinya dan Nottingham Forest, secara pribadi dia telah menang di arena kompetisi yang lain. Kami semua mendoakan yang terbaik untuk mereka."     

Tapi tidak ada yang tahu berapa banyak pemuda fans Shania yang menangis dalam hati sambil menyumpahinya...      

※※※     

Matahari pagi menembus jendela dan menyinari dua tubuh telanjang yang berbaring di atas ranjang.      

Twain dan Shania baru saja menyelesaikan "olahraga pagi" mereka. Shania berbaring disampingnya dan tidur bergelung seperti seekor anak kucing. Keringat masih belum mengering dari tubuh keduanya, tapi tidak ada yang bangun untuk membersihkan diri ke kamar mandi.      

Twain masih belum berhenti melakukan "pro-kreasi" sejak dia memadu kasih dengan Shania malam itu. Dia tahu kalau dia sudah tak muda lagi dan khawatir kalau dia tidak melakukannya sekarang, benaknya mungkin menginginkannya tapi tubuhnya takkan bisa melakukannya di masa depan. Shania juga tidak menunjukkan antipati dalam aspek ini. Padahal hamil akan mempengaruhi karir seorang model. Tapi gadis itu juga menginginkan seorang bayi.      

Di malam pernikahan, keduanya bercinta sepanjang malam dan memulai sesi olahraga berat lainnya saat mereka terbangun di pagi hari. Hal ini mengejutkan Shania.      

"Paman Tony..." Dia masih bergelung di pelukan Twain, memanggilnya dengan lembut.      

"Hmmm?" Meski dia sudah bergerak bebas diatas tubuh Shania barusan, tangannya masih bergerak nakal dan perlahan membelai kulit si gadis yang halus dan lembut, sedikit demi sedikit seolah ingin merangsang istri tercintanya.      

"Kau tidak seperti pria berusia empat puluh tahun... He he he!" Twain menggelitik area sensitifnya, dan Shania tertawa sambil memutar tubuhnya.      

Twain juga tidak tahu kenapa dia seperti ini. Tapi setiap kali dia melihat tubuh Shania yang masih muda dan penuh vitalitas, wajahnya yang masih sedikit muda dan cantik, matanya yang cerah dan ceria, Twain merasa tubuhnya seolah memancarkan gairah penuh semangat yang tak terbendung. Dia takkan bisa tidur kalau dia tidak mengeluarkan semua itu.      

Gadis muda ini punya kekuatan yang bisa menggodaku dan membuatku tidak tahan lagi. Kenapa aku tidak menyadarinya sejak lima tahun yang lalu? Lisa Aria memang benar. Aku tidak mengenal orang-orang di sekitarku, aku bahkan tidak mengenal diriku sendiri.      

Twain menepuk pantat Shania yang halus dan mulus lalu berkata, "Pergi mandi sana. Dengan cuaca sebagus ini, jangan bilang kita akan menghabiskannya di ranjang sepanjang hari?"     

Shania bangkit untuk duduk dan menoleh ke arah Twain sambil mengajukan permintaan yang sangat menggoda bagi Twain, "Mau mandi sama-sama, Paman Tony?"     

Twain menatapnya dan berkata, "Aku tidak mau."     

Shania mengangkat bahu dan melompat turun dari ranjang. Dia melewati tempat tidur dengan langkah model sambil memamerkan pantatnya untuk menuju ke kamar mandi. Setelah masuk ke dalam, dia masih mengintip keluar dan bertanya, "Kau benar-benar tidak mau?"     

"Tidak." Twain memandang televisi di hadapannya dan menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.      

"Aku membiarkan pintunya tidak dikunci, Paman Tony."     

"Apa kau mengundangku kesana?"     

"Tidak, mungkin aku hanya lupa tidak mengunci pintunya." Shania terkikik sambil masuk ke dalam kamar mandi. Lalu terdengar suara air yang mengalir.      

Suara itu seolah mengalir ke dalam jantung Twain, menggaruk-garuk jantungnya dan membuatnya sulit untuk menahan diri.      

Dia menoleh ke kanan dan kekiri lalu bergumam, "Mandi bersama? Yah, kedengarannya itu ide yang bagus..." Dan dia melompat bangun dari tempat tidur.      

※※※     

Kisah pagi ini hanyalah satu dari banyak kisah kecil tentang bulan madu Twain dan Shania.      

Sehari setelah pernikahan, para reporter menangkap gambar Shania memakai bikini, bermain-main di laut bersama Twain di pantai Copacabana. Minggu berikutnya, sosok keduanya bisa ditemukan berada di hampir setiap sudut Rio de Janeiro.      

Twain sama sekali tidak pernah merasakan hari-hari semacam ini selama dua puluh enam tahun dalam hidupnya. Dia merasa sangat bahagia. Di jalanan, kalau dia sedang mood, dia akan meraih Shania dan menciumnya seolah-olah mereka sendirian. Dia tidak peduli meski ada reporter yang bersembunyi untuk mengambil gambar mereka.      

"Kelihatannya hubungan mereka sangat bagus..." Tadinya, media memamerkan foto dimana keduanya berciuman di jalan. Kemudian, mereka menemukan bahwa Twain memperlakukan hal semacam ini sebagai hal yang biasa, jadi mereka hanya bisa mengatakan itu.      

※※※     

Masa-masa indah selalu terasa singkat. Sebagai seorang manajer Liga Utama Inggris, dia tidak punya waktu sebulan penuh untuk dinikmati bersama istri barunya, bercinta setiap hari, kadang tiga kali, kadang dua kali.      

Mengatakan itu adalah sebuah bulan madu, sebenarnya itu hanya seminggu atau bisa dikatakan "satu minggu madu".      

Selama satu minggu ini, Twain memperkenalkan Shania kepada orang tuanya. Dia berharap Shania akan menganggap mereka sebagai orang tuanya juga. Perilaku Shania membuatnya merasa sangat puas. Dia menggunakan bahasa Mandarin yang baru dipelajarinya untuk memanggil mereka "Papa" dan "Mama" saat mereka bertemu, yang membuat kedua orang tuanya tertawa senang dan bahagia --- mereka baru saja mendapatkan menantu perempuan Brasil yang cantik.      

Merasa dirinya punya banyak waktu, dia tidak memikirkan apa-apa lagi dan hanya menghabiskan satu minggu berdua bersama Shania, yang berlalu dengan cepat.      

Meski masih ada waktu, Twain tidak tinggal di Brasil untuk bermain-main. Dia mengajak Shania dalam sebuah "tur Amerika Latin". Meski mereka sedang berlibur, Twain sebenarnya mencari pemain muda yang berbakat, untuk melihat apakah ada peluang baginya menghabiskan sedikit uang dan mendapatkan remaja berbakat, yang bisa menjadi pemain bintang. Tapi masalah utama dari mencari bakat di Amerika Selatan adalah para pemain muda ini mungkin tidak bisa mendapatkan ijin kerja dari FA Inggris dan Kementrian Tenaga Kerja.      

Mereka melakukan perjalanan melintasi Brasil, Argentina, Chile, Uruguay, Paraguay... dan sepanjang jalan hingga Meksiko adalah pemberhentian terakhir Twain.      

Dia ingin melihat perkembangan Martin Galvan, yang dibeli tim Forest dua musim yang lalu.      

Dia merasa sangat senang dengan hasil yang dilihatnya.      

Meski masih belum berusia tujuh belas tahun, Martin sudah tampil beberapa kali di turnamen liga Meksiko mewakili Cruz Azul. Selain itu, dia mencetak lima gol dan memberikan tujuh assist. Dia juga gelandang inti timnas Meksiko U-17, memakai jerseay nomer 10.      

Sejalan dengan waktu, bocah itu pasti akan tumbuh menjadi bakat yang dibutuhkan Tony Twain. Kekhawatirannya saat ini adalah tidak membiarkan dia cedera di tahap perkembangannya yang paling krusial. Oleh karena itu, Twain tidak ingin Cruz Azul membiarkan Martin diturunkan terlalu sering.      

Dia khawatir mereka akan merusaknya karena membuatnya terlalu antusias dan membuat Martin menjadi seperti fabel . Karena kekhawatirannya ini, Twain dan Martin saling berbincang satu kali sendirian saja. Twain memiliki keramahan dan kedekatan dengan para pemain muda – tentu saja, itu sebelum pemuda ini menjadi pemain di Tim Pertama-nya --- meski ini adalah pertemuan pertama Martin Galvan dengan Twain, pemuda itu tidak merasakan tekanan dari sang manajer, yang telah memenangkan gelar juara Liga Champions UEFA dua tahun berturut-turut. Mereka berbicara tentang banyak hal, dan Twain bertanya pada Martin apa yang menyenangkan untuk dilakukan di Mexico City supaya dia bisa membawa istrinya berjalan-jalan.      

Dari percakapan itu, Twain tahu bahwa sikap Martin terhadap tim Forest adalah --- bocah itu tertarik untuk meninggalkan negara asalnya dan bermain di level liga yang lebih tinggi di Inggris. Dia juga punya rasa memiliki terhadap Nottingham Forest.      

Twain memberitahu Martin agar tidak khawatir dan bahwa dia akan memiliki kesempatan untuk itu saat dia berusia delapan belas tahun – selama dia masih tetap menunjukkan hasil yang bagus dan terus berkembang seiring waktu. Twain tidak akan memberikan kesempatan bermain kepada pemuda delapan belas tahun kalau penampilannya biasa-biasa saja. Dia sangat tegas dalam hal ini.      

Twain tidak memberikan janji palsu pada Martin. Mengingat kondisi ekonomi yang semakin memburuk dan proyek stadion yang terhenti di tengah jalan, Twain mengantisipasi bahwa dalam dua atau tiga tahun, dia takkan punya banyak dana transfer untuk membeli pemain bintang kelas dunia. Memberikan banyak peluang bagi pemain muda bukanlah hal baru. Leeds United dan Arsenal telah memicu ledakan para pemuda di kancah sepakbola Eropa dan Inggris. Jadi kenapa Nottingham Forest tidak melakukan hal yang sama?     

Sebelum awal musim baru, dia sudah mendengar banyak keraguan tentang dirinya dan Nottingham Forest. Dia tidak ingin berdebat dengan media karena dia yakin fakta akan berbicara lebih keras daripada kata-kata. Setelah dia membuktikannya, maka dia akan bisa menyamakan kedudukan.      

Selain itu, ada alasan lain dibalik perjalanannya ke Cruz Azul. Yakni untuk memberikan janji kepada mereka atas nama Nottingham Forest FC bahwa, meski situasi finansial saat ini di klub Forest sedang tidak bagus, uang yang diberikan pada Cruz Azul akan tetap ditransfer ke rekening mereka.      

Harus dikatakan bahwa menjual Ribery telah menyelesaikan sebuah masalah besar bagi Twain dan tim Forest. Lima puluh lima juta euro bisa digunakan di dalam banyak area dengan perencanaan yang seksama. Saat Wenger menggunakan separuh dari tiga puluh juta euro yang diperolehnya berkat penjualan Anelka untuk membangun kompleks pelatihan Colney di London agar menjadi lebih modern, hal itu memberikan keuntungan bagi banyak pemain Arsenal yang lain.      

Nottingham Forest tidak perlu membangun kompleks pelatihan baru untuk saat ini. Lima puluh lima juta euro yang dihasilkan dalam pendapatan ini dibagi menjadi dua bagian. Satu porsinya digunakan untuk mempertahankan operasional sehari-hari klub, termasuk pengeluaran untuk berbagai tujuan. Sisanya akan digunakan sebagai dana Twain di bursa transfer musim baru untuk membeli pemain yang dia inginkan.      

Sementara untuk stadion baru, rencana konstruksi masih akan ditangguhkan sampai Allan bisa mengumpulkan uang untuk stadion. Twain sempat mendengar bahwa kali ini Allan pergi ke Semenanjung Arab untuk mengumpulkan uang yang cukup banyak dan menjual hak penamaan stadion, meniru apa yang dilakukan Arsenal dalam membangun Stadion Emirates saat itu.      

※※※     

Setelah mengakhiri kunjungannya ke Meksiko, Twain mampir sebentar di Los Angeles bersama istri mudanya dan bertemu dengan Clarice Gloria dan Tom Cruise – keduanya 'bersatu' berkat koneksi mereka dengan Twain dan Shania – Jangan salah, ini adalah hubungan kerja. Sekarang mereka memiliki hubungan kemitraan. Diperkenalkan oleh kedua orang ini, Twain juga bertemu beberapa bintang film terkenal yang pernah didengar dan diketahuinya di Hollywood. Mereka menghabiskan tiga hari yang menyenangkan disana.      

Lalu dia kembali ke Inggris bersama Shania.      

Bulan madu mereka telah resmi berakhir. Mereka tidak berasal dari klan keluarga kaya raya dan orang tua Shania juga hanya dianggap kelas menengah yang sedang naik daun di Brasil. Karena itulah, baik suami maupun istri harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga mereka. Kalau mereka punya bayi, mereka akan membutuhkan lebih banyak uang.      

Ketika Shania kembali ke Nottingham, dia mulai sibuk dengan pagelaran busana, produksi film untuk iklan dan aktivitas promosi untuk merk yang diiklankannya.      

Sementara itu Twain bertemu dengan Edward Doughty dan melanjutkan pekerjaannya untuk musim baru nanti.      

Setelah beristirahat selama lima bulan, Twain mulai gelisah dan tidak sabar untuk memulai karirnya lagi.      

Tapi jujur saja, apa yang ada di hadapannya sekarang adalah sebuah kekacauan besar. Kalau perbandingan harus dibuat, ini mungkin sedikit lebih baik daripada tim yang dihadapi Twain setelah dia dijatuhkan ke tanah dan membuat bagian belakang kepalanya terbentur.      

Real Madrid kelihatannya memperlakukan Nottingham Forest seperti sebuah supermarket yang baru dibuka untuk mendapatkan pemain yang ditawarkan dengan harga murah. Setelah mereka mendapatkan Ribery, mereka kembali menarget Lennon, bek kanan. Mereka berharap bisa membeli Aaron Lennon seharga lima belas juta euro dan membawanya ke Bernabeu.      

Selain itu, mereka sudah mengincar van der Vaart selama dua musim. Musim panas ini, Mijatovic menganggap sudah waktunya untuk beraksi. Mereka menawarkan delapan belas juta euro untuk membeli van der Vaart.      

AC Milan berharap bisa mendapatkan Arshavin yang bisa bermain sebagai penyerang, pemain sayap dan gelandang. Untuk alasan ini, mereka bersedia mengajukan penawaran sebesar dua puluh juta euro.      

Sementara itu Juventus mengincar kapten Nottingham Forest, George Wood. 'Old Lady' sudah siap merogoh kocek sebesar tiga puluh juta euro untuk membawa pulang gelandang baja yang penampilannya tetap konstan meski performa timnya sedang menurun. Ranieri ingin George Wood untuk datang dan mengambil alih lini tengah dari Nedved.      

Tapi Juventus harus bersaing dengan rival yang agresif.      

Inter Milan, Barcelona, dan Bayern Munich juga tertarik pada kemampuan bertahan George Wood dan kapabilitas serang yang perlahan ditunjukkan olehnya. Beberapa tahun berlatih menyerang telah membuat level serangan Wood semakin meningkat tiap tahunnya. Salah satu contohnya yang paling sederhana, paling spesifik dan paling mudah dipahami adalah:     

Saat George Wood melakukan debutnya di Nottingham Forest dimana game Football Manager diciptakan oleh Sports Interactive dengan menggunakan data pemain sungguhan yang mereka banggakan, nilai operan, umpan silang, tembakan, menggiring bola, skill dan tembakan jarak jauhnya dinilai sebagai berikut 9, 5, 4, 8, 10, 6.      

Di FM 2009 terbaru yang masih merujuk pada musim 07-08 dan paruh pertama musim 08-09, nilai dari beragam atribut teknis ini menjadi – operan 14, umpan silang 9, tembakan 11, menggiring bola 12, skill 14 dan tembakan jarak jauh 13.      

Dia baru berusia dua puluh satu tahun dan memiliki potensi untuk terus berkembang. Dan FM juga menunjukkan nilai potensialnya pada angka 9, yang termasuk sangat tinggi. Tapi Twain percaya bahwa setelah kurun waktu tertentu, nilai potensial Wood akan bernilai 200. Dia memiliki keyakinan itu.      

Meski kualitas Wood memang luar biasa, hampir mustahil untuk mendapatkan dirinya. Pendekatan pragmatis lainnya adalah menemukan pemain lain di tim Forest.      

Pepe telah dibujuk oleh Chelsea dan Scolari berharap pemain yang dibanggakannya di tim nasional itu bisa berpartner dengan Terry untuk menjadi bek tengah terbaik di Liga Utama Inggris, mengalahkan Vidic dan Rio Ferdinand. Sebagai akibatnya, media berspekulasi bahwa Abramovich mungkin akan mengajukan penawaran sebesar tiga puluh juta euro untuk Pepe. Rival Scolari masih Real Madrid. Setelah mengalami musim yang gagal, Real Madrid memutuskan akan menggunakan dana transfernya untuk mengisi posisi mereka yang kurang di segala lini.      

Eastwood juga diminati oleh sejumlah tim. Tottenham Hotspur berharap mereka bisa membawa "striker keberuntungan" yang selalu membawa kemenangan dan gelar juara bagi klub Forest di momen-momen yang krusial.      

Gareth Bale juga dibujuk oleh Tottenham Hotspur. Mereka menjanjikan gaji yang lebih besar dan biaya penandatanganan kontrak yang lebih tinggi bagi ayah Bale dan agennya. Mereka berharap pemuda dengan kemampuan serang yang luar biasa ini, yang juga bisa bermain sebagai bek kiri dan gelandang kiri, bisa dibawa pergi dari stadion City Ground dengan harga lima belas juta euro.      

Kompany diminati oleh AC Milan. Dengan Nesta berulang kali cedera dan tidak bisa bermain sama sekali di sepanjang musim, mereka sangat membutuhkan bek tengah yang bagus. Media Italia berharap Galliani bisa menawar sembilan belas juta euro untuk Kompany.      

...     

Twain tiba-tiba saja menemukan para pemainnya sangat populer... Kalau dia menjual semua pemain itu, tidak hanya krisis moneter, bahkan pengerjaan stadion baru pun akan bisa segera diteruskan lagi.      

Tapi bisakah dia melakukan itu?     

Kalau dia melakukan ini, dia akan menjadi idiot nomer satu di dunia. Karenanya, Edward dan Allan juga tidak benar-benar menerima semua penawaran itu.      

Meski demikian, kepergian beberapa pemain tak bisa terhindarkan...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.