Mahakarya Sang Pemenang

1:0



1:0

0Ferguson merasa semuanya berada di bawah kendalinya, tapi Nottingham Forest-lah yang berhasil mencetak gol lebih dulu.      

Sepuluh menit setelah pertandingan dimulai, formasi Nottingham Forest sedikit bergerak mundur. Manchester United melihatnya sebagai tanda bahwa tim Forest telah menyerah dalam memainkan serangan balik defensif di lini depan. Mereka mulai meningkatkan serangan dan mengambil inisiatif.      

Saat mereka mulai menekan lini tengah, mereka menghadapi lebih banyak perlawanan daripada yang mereka duga. Nottingham Forest tidak sepenuhnya kembali ke wilayah mereka untuk langsung bertahan. Tim Forest sengaja tidak menekan lawan melebihi garis tengah seperti yang mereka lakukan di sepuluh menit pertama.      

Cristiano Ronaldo yang menggiring bola terjebak dalam kepungan Rafinha dan Agbonlahor. Dia berniat untuk memaksa menerobos, tapi saat dia mendongak dan melihat kelebatan George Wood yang berdiri tidak jauh dari sana, dia mengubah pikirannya.      

Bola itu dioper ke Carrick di tengah. Ronaldo berlari ke depan dan ingin melakukan operan satu-dua dengan Carrick. Tapi posisi Carrick tidak terlalu bagus saat dia menerima bola dan dia harus menyesuaikan diri sebelum mengoper bola pada Ronaldo. Itulah yang membuatnya harus berhadapan dengan Wood.      

Kalau dia memaksakan diri mengoper, dia akan ditekel. Jadi, Carrick mengirim bolanya kembali ke belakang.      

Setelah Ferdinand menerima bola, van Nistelrooy berusaha keras untuk merebutnya. Ferdinand ingin mengoper bola ke depan, tapi tidak ada target yang pas dan hampir semua orang dijaga oleh pemain Forest. Dia tidak bisa mempertahankan bola lebih lama lagi karena ruang yang dimilikinya akan dipersempit oleh para pemain Forest dan pada akhirnya bolanya akan direbut. Tanpa daya, dia mengoper bola ke partnernya, Vidic, disampingnya.      

Vidic juga berhadapan dengan lawannya, Eastwood.      

Tidak seperti yang diduga oleh Ferguson, Nottingham Forest tidak langsung bergerak mundur. Melainkan, mereka bertarung dengan agresif di setiap sudut lapangan.      

Tim Manchester United sama sekali tidak menduganya.      

Setelah beberapa menit melakukan pengamatan, Ferguson sadar bahwa formasi keseluruhan Nottingham Forest bukan untuk bertahan melainkan masih berada dalam formasi ofensif. Tapi manajer tua itu ragu. Dia tidak bisa memastikan apakah itu memang strategi Twain untuk memancing lawan, atau sesuatu yang lain....      

Dia berniat untuk terus mengamati.      

Setelah lima menit mengamati, Nottingham Forest mencetak gol.      

※※※     

Di menit ke duapuluh, Ferdinand menerima operan balik dari rekan setimnya di lini belakang. Dia ingin mengopernya ke rekan setim terdekat. Hargreaves sudah bergerak mundur untuk mendukungnya. Tapi Sahin dari Nottingham Forest juga ikut bergerak mundur bersamanya...      

Ferdinand tidak bisa mengoper bola ke pemain yang dijaga ketat lawan dan yang memunggungi arah serangan. Karenanya, dia memilih untuk melakukan tendangan jarak jauh dan membiarkan Berbatov dan bek Forest bertarung untuk mendapatkan bola.      

Berbatov berhasil unggul daripada Woodgate dan menyundul bola. Dia ingin mengoper bola itu langsung ke Tevez di udara, tapi bola itu direbut oleh George Wood yang bergerak masuk dari sayap.      

Melihat kapten mereka merebut bola, Agbonlahor dan Lennon, yang baru saja membantu pertahanan di lini belakang, mengubah peranan mereka dari bertahan ke menyerang dalam sekejap. Mereka segera berlari menuju wilayah lawan.      

Sahin, yang baru mengikuti Hargreaves ke wilayah lawan, juga bergerak mundur untuk mendukung George Wood. Setelah Wood mengoper bola pada Sahin, dia tidak bergerak maju melainkan tetap tinggal di tempatnya. Karena mereka harus menyerang Manchester United di Old Trafford, hanya Wood, gelandang bertahan yang bertugas melakukan pertahanan di lini tengah. Jadi, kebutuhan untuk bertahan jadi lebih tinggi. Umumnya, kalau tidak ada kebutuhan khusus untuk bertahan, dia akan bergerak maju untuk berpartisipasi dalam serangan.      

Sahin menerima bola dan berbalik untuk menggiring bola beberapa langkah sebelum kemudian mengalihkan bolanya ke Agbonlahor di sayap kanan.      

Agbonlahor mengandalkan kecepatannya untuk melepaskan diri dari Evra. Keduanya saling bertarung di sayap.      

Twain berdiri di area teknis dan meneriakkan nama Agbonlahor untuk mengingatkannya agar tidak terlalu lama menguasai bola.      

Mungkin dia mendengar teriakan Twain, atau mungkin dia merasa sulit untuk menerobos Evra dengan tekniknya yang kasar. Agbonlahor akhirnya mengoper bolanya.      

Dia mengirim bolanya langsung ke sisi lain lapangan dan Lennon menerima bola itu.      

Tim Forest tidak mengoper bola ke area penalti dengan cara yang kasar seperti dugaan Ferguson. Kalau mereka tidak punya peluang yang tepat, mereka lebih suka mengoper bola bolak-balik diluar kotak penalti dan mencari celah.      

Pertahanan Gary Neville tidak bisa ditembus dengan mudah, dan Lennon tidak memaksakan terobosan. Dia mengirim bola ke kaki Leighton Baines!     

Bahkan Baines, bek belakang dengan sedikit assist, ikut maju ke depan. Dimana posisi mereka dalam serangan balik defensif?     

Baines bergerak maju, tapi Wood masih belum bergerak maju.      

Baines memberi umpan silang ke Sahin, yang bergerak mundur untuk mendukung. Sahin menoleh ke sayap dan Rafinha sudah ada disana. Perhatian defensif Manchester United tentu langsung terarah ke sayap dimana Baines dan Rafinha bergerak maju. Bagaimanapun juga, mereka semua tahu bahwa serangan sayap Nottingham Forest sudah terkenal di seluruh dunia.      

Sahin berbalik ke kanan dan terlihat seolah dia akan mengoper bolanya ke Rafinha. Ronaldo harus bergegas untuk bertahan. Beberapa pemain Manchester United lainnya, termasuk Evra, condong ke sisi kanan, seolah mereka semua adalah bunga matahari yang mengikuti cahaya matahari...      

Tapi tubuh Sahin hanya berputar sebagian dan tiba-tiba saja dia mengoper bolanya langsung ke arah Eastwood di depan!     

Hargreaves langsung menerkam Eastwood. Dia merasa situasinya masih berada dibawah kendalinya karena Eastwood menerima bola dengan punggung menghadap gawang lawan. Selama Hargreaves bisa mencegah Eastwood berbalik, Eastwood akan harus mengoper bolanya ke belakang.      

Hargreaves menerkam, berniat untuk menempel ketat di punggung Eastwood. Dia sama sekali tidak mengira kalau Eastwood tidak menghentikan bola. Dia memutar tubuhnya ke samping dan menggunakan satu tangan untuk menahan Hargreaves. Lalu dia menggerakkan pergelangan kaki kirinya dan mengirim bolanya langsung ke van Nistelrooy di belakang!     

Perhatian Hargreaves terarah pada operan itu. Dia sama sekali tidak sadar kalau Eastwood sudah berbalik dan berlari ke dalam setelah memberikan operan itu.      

Van Nistelrooy adalah striker yang ditempatkan di lini depan. Meski dia sudah tua dan pernah mengalami cedera serius, dia masih tetap menjadi pemain yang berbahaya di mata lawannya. Itu karena dia adalah penyerang tengah yang masih bisa mengendalikan bola di bawah kakinya meski dia dikepung lawan. Dengan penyerang semacam ini di lini depan, serangan tim Forest memiliki kemungkinan yang tak terbatas. Dia bisa menembak langsung ke gawang, mengalihkan perhatian bek lawan dan menciptakan peluang untuk rekan setimnya. Seperti kali ini...      

Vidic dan Rio Ferdinand sudah bergerak maju ke arahnya di waktu yang bersamaan bahkan sebelum van Nistelrooy menerima bola, dengan satu orang di kiri dan satu lagi di kanan, berusaha untuk mengepungnya.      

Tapi van Nistelrooy tidak berencana untuk menggiring bola dan mencetak gol. Dia mengambil keputusan yang sama seperti Eastwood --- pergelangan kakinya digerakkan untuk langsung mengoper bolanya.      

Eastwood melesat untuk menerimanya tepat waktu!     

Dia mengangkat kaki kirinya, yang bukan kaki dominannya dan menembakkan tendangan voli tanpa menghentikan bola!     

Bola itu sedikit miring tapi itu benar-benar membodohi Ben Foster. Bola itu menyerempet sisi dalam tiang gawang, menimbulkan suara kertakan yang aneh dan kemudian terbang masuk ke dalam gawang!     

Dan untuk tembakan ini, yang terjadi cukup dekat tapi ditendang dengan kuat, Ben Foster tidak bereaksi. Dia hanya sempat menolehkan kepalanya dan melihat bola itu melayang masuk...      

"Sebuah koordinasi yang bagus sekali! Nottingham Forest memimpin Manchester United dengan 1:0 di pertandingan tandang! Eastwood dalam kondisi yang luar biasa!"     

Stadion Old Trafford yang tadinya bising mendadak hening, lalu diikuti dengan suara cemoohan yang menggemuruh.      

Di tengah suara cemoohan itu, Eastwood meluncur di atas lututnya dan bergerak ke arah bendera sudut. Perayaan golnya yang penuh semangat juga memicu antusiasme para fans Nottingham Forest. Mereka menyanyikan lagu yang dikarang untuk Eastwood, "Kalian punya Rooney, kami juga punya! Dia si Romani! Dia tinggal di karavan dan naik kuda untuk pemanasan. Kalau kau meremehkannya, dia akan memberimu pelajaran! Dengan gol! Dengan gol! Romani Rooney kami! Oh-la-la, Oh-la-la!"     

Para supporter Manchester United mendesis di satu sisi dan fans Nottingham Forest bernyanyi di sisi yang lain. Old Trafford benar-benar menjadi sebuah "teater".      

※※※     

Melihat Eastwood menendang bola dengan kuat ke arah gawang, Twain melompat gembira dari pinggir lapangan seolah dia sendirilah yang baru mencetak gol. Dia melambaikan kepalan tangannya dan menunjukkannya pada para fans Manchester United di tribun. Mereka jelas memberikan respon padanya dengan suara cemoohan yang lebih agresif...      

"Ha, kelihatannya Tony Twain tidak ingin mengambil hati para fans Manchester United. Dia benar-benar tidak ingin melatih di Manchester United."     

Ferguson merasa sedikit kesal karena kebobolan gol. Mulutnya bergerak-gerak tapi dia tidak mengunyah permen karet melainkan mengomel dengan geram.      

"Pertahanan kita di lini tengah sama sekali tidak ada gunanya! Apa mereka semua batang kayu? Mereka hanya menonton saat lawan melakukan operan satu-dua di kotak penalti kita! Dan mencetak gol! Kenapa Hargreaves tidak melakukan pelanggaran? Apa yang sedang dia pikirkan?"     

Sebenarnya, hal yang memicu kemarahan Ferguson lebih dari sekadar kebobolan gol adalah dia sadar bahwa situasinya tidak berada di bawah kendalinya, melainkan berada di tangan pria muda di sisi yang lain...      

Dia merasakan kekalahan.      

Meski dia dan Twain memiliki hubungan pribadi yang bagus dan dia juga berharap Twain akan datang ke Manchester United, dia masih seorang pria tua yang tidak mau kalah darinya saat ada hubungannya dengan pertandingan. Dia ingin tetap menjadi master di seluruh dunia, manajer terbaik di bidang olahraga ini, lebih pandai daripada siapapun, selalu unggul dalam pertandingan dan semuanya berada di dalam kendalinya. Tidak ada yang bisa mengalahkannya kecuali dia memang sengaja mengalah.      

Selama lebih dari dua dekade, dia menikmati perang kata-kata melawan Wenger karena dia merasa dia lebih unggul. Dia juga senang berdebat dengan Kevin Keegan karena pria tua itu hampir jadi gila gara-gara dirinya. Kedatangan Mourinho tidak menggoyahkan posisinya di Liga Premier, dan kepergian Mourinho membuktikan bahwa dia tidak layak untuk menjadi "pria kuat" di Liga Premier.      

Dia menjadi manajer Manchester United sebelum Liga Premier dibentuk. Dia sudah menghadapi banyak badai jika dibandingkan dengan para manajer lain. Dia bertarung dengan banyak manajer terkenal, tapi selalu berhasil menang. Mark Hughes, George Graham, Kenny Dalglish, Souness, Kevin Keegan, Arsene Wenger, Mourinho, Benitez, Scolari, Eriksson, Rijkaard... Dirinyalah, dan bukan salah satu dari semua orang tadi, yang dipilih sebagai manajer terbaik dekade ini di Liga Premier.      

Dia juga menikmati perseteruannya dengan Tony Twain. Tapi manajer itu, yang hampir tiga puluh tahun lebih muda daripada dirinya, membuatnya merasa sangat tua.      

Seharusnya dia bisa menebak plot licik Twain lebih awal...      

Ferguson memaki Hargreaves dan bangkit dari kursinya. Dia akan pergi ke pinggir lapangan untuk mengarahkan pertandingan.      

Twain melihat Ferguson bangkit dari kursi manajer untuk yang pertama kalinya. Dia menoleh untuk memandang manajer tua itu dan tersenyum ke arah pria tua itu saat Ferguson melihatnya.      

Ekspresi Ferguson tampak jelek. Dia mengabaikan Twain dan berteriak memanggil Neville untuknya memberinya pengarahan saat pemain Forest masih merayakan gol barusan.      

Setelah selesai bertepuk tangan di pinggir lapangan, Twain berbalik dan berjalan kembali ke area teknis sambil tersenyum.      

Menurut taktik masa lalu, tim Forest akan bertahan setelah berhasil unggul dan kemudian menggunakan serangan balik untuk menyerang lawan. Kalau Ferguson masih berpikiran seperti itu di pertandingan ini, maka Manchester United akan berada dalam kesulitan.      

※※※     

Tapi, tampak jelas bahwa Ferguson jauh lebih pandai daripada sangkaan Twain.      

Dia bisa menebak niat asli Twain melalui kebobolan gol tadi --- Nottingham Forest tidak berniat memainkan serangan balik defensif di Old Trafford. Melainkan, mereka memainkan sepakbola ofensif yang tidak biasa mereka mainkan. Kelihatannya mereka berencana untuk mengalahkan Manchester United menggunakan serangan.      

Ferguson dengan gagah berani akan menghadapi lawannya secara langsung.      

Kalau kau ingin menyerang, lakukan saja!     

Ferguson menyesuaikan taktik timnya, meningkatkan pertahanan dan memblokir lini tengah sebagai upaya untuk mengontrol lini tengah. Tim manapun yang mengendalikan lini tengah di pertandingan ini, akan memiliki peluang yang lebih besar untuk menang.      

Saat pertandingan dilanjutkan, apa yang dilihat oleh para fans adalah kedua kubu bertarung sengit di lini tengah dan terjadi kekacauan total.      

Twain juga meningkatkan pertahanan di lini tengah setelah menyadari niat Ferguson. Dia memindahkan posisi Sahin ke belakang agar selaras dengan posisi Wood, membuat lini tengah tim Forest tidak terlihat kosong. Formasi bentuk berlian 4-4-2 kini menjadi bentuk paralel 4-4-2. Dibawah tekanan dari Ferguson, Twain dipaksa untuk melepaskan rencananya terus menyerang di pertandingan tandang ini.      

Bagaimanapun juga, dengan keunggulan satu gol, Twain tidak perlu terburu-buru. Dia bisa menggilas Manchester United secara perlahan di lini tengah.      

Manchester United mulai mendapatkan kendali menjelang akhir babak pertama, tapi hanya ada sedikit sekali tembakan yang bisa mengancam gawang. Berbatov dan Tevez dijebak oleh pertahanan tim Forest yang kuat. Setelah Manchester United terus menekan, ini menyebabkan pertahanan Nottingham Forest semakin menyusut. Celah yang diperoleh Berbatov dan lainnya semakin berkurang. Mereka hanya bisa bertarung sengit berkali-kali dengan bek tengah tim Forest yang kuat di dekat kotak penalti.      

Mereka tidak bisa menerobos dari tengah tapi sangat aktif di kedua sayap.      

Terobosan Rooney dan Ronaldo dari kedua sayap sangat menyulitkan pertahanan tim Forest. Sebagian besar alasan kenapa Nottingham Forest dipaksa untuk memadatkan pertahanan mereka adalah karena kedua pemain itu.      

Pertahanan Rafinha lemah, Agbonlahor juga bukan pemain bertahan, dan Wood harus menebusnya beberapa kali untuk membatasi serangan tajam Ronaldo.      

Tradisi defensif Nottingham Forest memainkan peranan penting dibawah situasi serangan gencar dari Manchester United. Siapapun yang menghadapi pertahanan solid semacam ini akan mengalami sakit kepala. Baik itu Ronaldo maupun Rooney.      

Manchester United tidak berhasil mencetak gol dan skornya masih 1:0 hingga akhir babak pertama, dengan keunggulan Nottingham Forest.      

Saat Ferguson meninggalkan area teknis dengan wajah suram, staf di sekelilingnya tahu bahwa para pemain akan mendapatkan kesulitan diruang ganti selama jeda turun minum. Meski Ferguson sudah berusia enam puluh sembilan tahun, dia masih tak kenal ampun kalau harus memarahi para pemain.      

Sementara untuk Tony Twain yang sedang unggul, saat dia melangkah pergi, wajahnya tidak terlihat lebih baik. Dia bukannya tidak senang dengan penampilan para pemainnya di lapangan, tapi dia sedikit mencemaskan babak kedua. Ferguson jelas tidak akan menerima skor dan hasil ini. Selain itu, dia sudah bisa menebak permainan tim Forest, jadi dia harus melakukan penyesuaian selama jeda turun minum. Bagaimana dia bisa menerima tantangan itu?     

Tadinya dia berencana untuk mencetak dua gol di babak pertama. Situasi saat ini sangatlah berbahaya bagi tim Forest. Skor 1:0 bukanlah skor yang bagus...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.