Mahakarya Sang Pemenang

Grup Maut



Grup Maut

0Hat-trick Ibisevic segera menimbulkan kegemparan di Liga Premier. Selain menjadi satu-satunya pemain yang mencetak hat-trick di putaran liga itu, ada pula aksi perayaannya. Tidak jadi masalah saat tidak ada yang memahaminya waktu itu. Setelah dia menjelaskannya secara spesifik usai pertandingan, semua orang tahu siapa yang ditargetkan olehnya.      

Bagaimana reaksi Carl Spicer tentang ini?     

Dia tidak mengungkapkan pandangannya tentang hat-trick yang dicetak Ibisevic di episode Football Matters terbaru. Dia membahas hal lain. Misalnya, Ferguson yang dengan marah mengatakan bahwa ini akan jadi musim terakhirnya di Manchester United setelah kekalahan tak terduga 0:2 saat melawan Fulham.      

Meski topik tentang pensiunnya Ferguson juga menarik banyak perhatian, Sky TV masih menerima sejumlah panggilan telpon yang berisi keluhan usai acara itu ditayangkan. Mereka semua mengindikasikan bahwa mereka ingin melihat bagaimana Carl Spicer menilai hat-trick yang dicetak Ibisevic.      

Sebagian besar panggilan telepon itu diduga berasal dari area Nottingham.      

Setelah mendengar berita itu, Carl Spicer menghela nafas panjang --- sudah bagus kalau tidak semua penonton di negeri ini ingin mengoloknya. Semua orang di Nottingham adalah antek Tony Twain dan sama sekali tidak layak untuk didengar!     

Oleh karena itu, dia tidak akan menanggapinya.      

Tapi hal itu tidak menghentikan Tony Twain yang mengejeknya di beberapa kolom tulisannya. Di kolom tulisan terakhirnya, Twain memberitahu para pembaca tentang kisah 'burung unta'. Orang bodoh manapun pasti tahu siapa yang dirujuk olehnya.      

Carl Spicer masih tetap diam untuk saat ini, tapi itu tidak berarti semua orang sudah berhenti meragukan kemampuan Ibisevic.      

The Sun mendeskripsikan hat-trick Ibisevic sebagai hal yang 'fantastis' tapi juga mengatakan bahwa dia bisa melakukan itu karena lawan Nottingham Forest terlalu lemah dan Norwich City telah memulai hitung mundur menuju degradasi sejak mereka dipromosikan ke Liga Premier. Bisa dikatakan bahwa Tony Twain dan Ibisevic beruntung karena menghadapi lawan terlemah di turnamen liga saat mereka benar-benar harus mencetak gol dan mendapatkan kemenangan.      

Karenanya, penampilannya di pertandingan itu tidak membuktikan apa-apa. Kalau Ibisevic ingin menunjukkan bahwa keraguan semua orang itu salah, dia harus terus mencetak gol. Kalau Tony Twain tidak mau mencukur rambutnya usai turnamen liga berakhir, maka dia harus memastikan Ibisevic selalu tampil bagus. Itu bukan hal yang mudah untuk dicapai.      

Jadi, The Sun tiba pada kesimpulan mereka sendiri --- terlalu dini bagi Tony Twain untuk mengejek Carl Spicer sekarang. Kalau Ibisevic tidak bisa mencetak gol di pertandingan selanjutnya, ejekannya saat ini akan dikembalikan padanya oleh Spicer yang licik.      

Jenis tekanan semacam ini dirasakan oleh para pemain dan tim. Sebuah taruhan tingkat tinggi dengan Carl Spicer bukanlah sebuah langkah yang bijak.      

Sebenarnya, apa yang mereka katakan memang cukup masuk akal. Tapi, semua itu hanyalah omong kosong dalam pandangan Twain --- para pemain profesional akan selalu menghadapi tekanan yang tak terhingga setelah mereka memasuki bidang ini. Sebagai striker, entah itu taruhan dengan orang lain atau tidak, pasti akan ada tekanan setelah dia bermain tanpa bisa mencetak gol. Jadi, seorang pemain dengan kualitas psikologis yang bagus pasti akan memiliki metodenya sendiri untuk mengurangi tekanan. Media sama sekali tidak perlu mencemaskan tentang hal itu.      

Twain tidak mencemaskan kapasitas mental Ibisevic dalam menghadapi stress, khususnya setelah dia menonton pertandingan terakhirnya.      

Baik atau buruk, kondisi psikologis Ibisevic bukanlah pokok masalahnya. Twain sudah mengkonfirmasikannya sendiri.      

※※※     

Setelah ini, akan terdapat dua minggu tanpa pertandingan liga demi memberikan kesempatan untuk kompetisi tim nasional. Selama kurun waktu ini, Twain tidak akan diam saja. Dia harus pergi ke Swiss untuk berpartisipasi dalam upacara pengundian babak penyisihan grup Liga Champions UEFA.      

Usai upacara pengundian itu, dia harus segera kembali ke Nottingham untuk menghabiskan ulang tahunnya yang ke-42 dengan istrinya, Shania --- meski dia mengatakan kalau dia akan berusia empat puluh tahun selamanya sejak saat itu, kenyataan memang sungguh kejam! Dia sudah berusia empat puluh dua tahun dalam sekejap mata!     

Upacara pengundian tahun ini diadakan di Monte Carlo, Monako, sama seperti upacara penghargaan Liga Champions musim lalu. Di kota kasino yang terkenal di seluruh Eropa, para pelatih tim papan atas Eropa dan para pemain bintang peraih penghargaan akan berkumpul bersama.      

Para pelatih dan pemain yang paling populer berasal dari satu klub, klub papan atas Spanyol, Barcelona.      

Saat Guardiola muncul bersama Messi di Monte Carlo pada malam hari acara pengundian itu, terjadi kegemparan diantara para reporter dan para fans yang menunggu disana.      

Si manajer muda, yang memimpin kebangkitan Barcelona dengan mengalahkan Real Madrid dalam Liga Champions UEFA di negara mereka sendiri, adalah pihak yang tertawa paling akhir di Liga Champions yang paling dikenal di seluruh Eropa.      

Messi, yang juga masih muda tapi sudah terkenal, akhirnya memenangkan piala Liga Champions UEFA yang benar-benar miliknya sendiri. Dia adalah pemain dengan kontribusi terbesar yang memungkinkan Barcelona untuk menang di Liga Champions musim lalu. Di waktu yang bersamaan, dia adalah top scorer Liga Champions UEFA musim itu. Musim panas ini dia dianugerahi Pemain Terbaik Dunia di Afrika Selatan oleh FIFA dan tak tertandingi untuk sementara waktu.      

Namanya dipuja dimana-mana. Potret iklan raksasa miliknya mewarnai seluruh Eropa. Sorakan dan pujian dinyanyikan dimanapun dia muncul. Setiap kali dia mendapatkan bola di lapangan, aksinya disambut dengan sorakan keras. Bahkan fans lawan juga mengagumi pesulap sepakbola itu.      

Dulu, Argentina selalu mencari penerus Maradona, sebuah tindakan yang hanya menjadi angan-angan kosong di mata orang luar, dan juga bisa dikatakan sebagai lelucon --- pemain manapun yang telah dipilih sebagai penerus Maradona tidak tampil terlalu bagus. Tapi sekarang, Argentina tidak lagi mencari penerus Maradona, karena mereka telah mengumumkan di musim panas ini bahwa Messi adalah Maradona Kedua!     

Tidak ada yang mencemooh Argentina kali ini. Bahkan orang-orang Brasil juga menyerukan kekuatannya ketika berhadapan dengan Messi. Kaka sering mengalami cedera belakangan ini dan penampilannya tidak seperti dua musim terakhir.      

Seorang pria muda rendah hati yang menunjukkan senyum malu-malu di hadapan lampu kilat kamera para reporter itu tidak tampak seperti Maradona... Setidaknya raja sepakbola itu tidak akan begitu rendah hati dan pemalu.      

Tahun 2010 adalah tahun penuh sukses bagi Lionel Messi, yang tidak hanya memenangkan piala liga domestik dan Liga Champions UEFA bersama Barcelona, melainkan juga memimpin tim nasionalnya menjadi juara Piala Dunia sebagai pemain inti untuk Argentina. Bisa dikatakan bahwa tidak ada orang lain yang memiliki prestasi sepertinya dalam sepuluh tahun terakhir di dunia sepakbola. Tidak heran kalau semua orang sepakat menjuluki Messi sebagai 'raja sepakbola' jaman ini.      

Dari mulai titik penurunan mobil hingga pintu masuk hotel yang berjarak lima belas meter dan dihiasi karpet merah, Messi dan Guardiola hanya perlu berjalan selama lima menit. Mereka harus terus menerus berhenti agar para reporter dan fans bisa mengambil gambar, menjawab pertanyaan dari para reporter, hingga memenuhi permintaan para fans untuk mendapatkan tanda tangan. Situasinya sedikit kacau, bahkan meski sudah ada polisi yang menjaga ketertiban disana.      

Pierce Brosnan diapit oleh dua reporter yang berasal dari wilayah Catalunya, Spanyol. Mereka sedikit sombong saat melihat pemandangan ini dan berkata dalam bahasa Inggris yang umum digunakan, "Hanya Barcelona dan Messi yang memiliki daya tarik seperti ini di seluruh dunia!"     

Tony Twain sudah masuk sebelum mereka. Sebagai salah satu manajer muda yang paling dicari di ajang sepakbola Eropa musim lalu, dia juga akan disisihkan saat dibandingkan dengan Guardiola yang lebih muda. Tidak ada banyak orang yang mengajukan pertanyaan saat Twain tiba di hotel. Hanya ada beberapa reporter Inggris yang menghampiri dan mengajukan beberapa pertanyaan padanya sebelum membiarkannya pergi. Adegan semacam ini tidak akan terjadi dua tahun yang lalu. Saat itu, kemanapun Tony Twain pergi, dia adalah kesayangan media dan selalu mendapatkan perhatian mereka, dan dia juga identik dengan 'berita sensasional'.      

Sekarang, perhatian untuknya telah direbut Barcelona.     

Dia bercakap-cakap di dekat pintu dengan Ferguson, yang sudah datang lebih dulu dan bertanya padanya apakah dia memang benar-benar akan pensiun. Ferguson dengan setengah bercanda mengatakan bahwa dia akan pensiun dan merekomendasikan Tony untuk melatih Manchester United.      

Saat itulah Guardiola dan Messi datang.      

Keributan yang terjadi di depan pintu sangatlah ramai sehingga hal itu mengganggu percakapan antara Twain dan Ferguson. Mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh. Twain tidak memandang Messi lebih dulu melainkan memandang Guardiola. Dia berkata pada Ferguson sambil tertawa, "Lihat, pengganti terbaikmu ada disini."     

Ferguson mendengus, "Menurutmu Barcelona akan membiarkan pria itu pergi?"     

"Lalu apa yang membuatmu berpikir kalau Nottingham Forest akan membiarkan aku pergi?" Dia bertanya balik sambil tersenyum.      

"Kau masih lebih mungkin daripada dia."     

Twain hanya mengangkat bahu dan tidak berniat melanjutkan diskusi tentang masalah ini.      

Dia dan Ferguson memandang keramaian yang terjadi di depan mereka selama beberapa waktu dan menganggapnya tidak lagi menarik. Mereka bukan pemburu-selebritis. Jadi apa gunanya mereka berada disini untuk menonton pemandangan yang meriah itu?     

Saat dia baru akan berbalik untuk melangkah menjauh, Ferguson tersenyum pada Twain, "Aku kalah dari mereka di semifinal musim lalu. Hargreaves dan Carrick tidak bisa bertahan melawan Messi. Saat itu aku berpikir betapa menyenangkannya kalau aku punya George Wood di timku."     

"Ha." Twain menyentuh hidungnya sendiri, "Aku akan membalaskan dendammu dan mempertahankan Wood untukku sendiri!" Dia jelas paham apa yang dimaksud Ferguson. Tim-tim papan atas di Inggris sudah sejak lama mendambakan Wood. Wenger juga kadang-kadang membahas tentang George Wood saat dia menghubunginya melalui telepon. Dia tidak pernah menyembunyikan ketertarikannya pada pemuda itu. Dari sejak saat Wood bermain melawan tim pemuda Arsenal, Wenger berusaha untuk merekrutnya tapi dia telah ditolak. Dia menyesali masa lalu itu setiap kali dia memikirkannya.      

"Dasar bajingan beruntung..." gumam Ferguson sambil melangkah masuk ke dalam Aula bersama Twain dan meninggalkan keributan itu di belakang mereka.      

※※※     

Sebenarnya, Guardiola memperhatikan kedua pria yang berdiri di tangga itu saat dia masih dikelilingi para reporter. Dia bahkan bertatapan mata dengan Tony Twain. Ferguson yang ada disampingnya tampak seperti rubah tua licik dengan mata memandang sekeliling.      

Sejak Tony Twain menjabat sebagai manajer, Barcelona dan Nottingham Forest memiliki banyak perselisihan. Guardiola tetap diam tentang ini karena dia tidak ingin menyia-nyiakan waktunya dalam perang kata-kata saat dia baru dipekerjakan. Bahkan tentang musuh bebuyutannya, Real Madrid, dia jarang mengucapkan kata-kata yang kuat. Dia selalu memberikan komentar yang ramah seperti misalnya "Schuster bekerja dengan baik, saya menyesali pengunduran dirinya", "Ramos adalah manajer yang hebat, dan saya percaya dia akan sukses di Real Madrid"...      

Ini memberikan kesan kepada semua orang bahwa dia adalah orang yang lembut. Tapi mungkin sifatnya yang fokus inilah yang membuatnya bisa mengangkat Barcelona dari dalam jurang dan membawanya ke puncak.      

Dibandingkan dengan dirinya, Tony Twain itu seperti anjing gila. Semua orang membencinya, tapi semua orang juga takut padanya --- takut digigit dengan rabies.      

Jadi, saat Guardiola menjadi manajer Barcelona, hubungan antara kedua tim telah sedikit membaik. Tapi, setelah Tony Twain menyatakan keraguannya tentang Barcelona yang memenangkan Liga Champions musim panas ini, hubungan antara kedua klub kembali menegang.      

Guardiola masih mengambil sikap tidak mengobarkan perang kata-kata dengan manajer lain, tapi para pemainnya sendiri tidak mudah ditangani.      

Eto'o adalah yang pertama melompat maju dan menentang Tony Twain karena menggunakan metode ini untuk mendapatkan perhatian karena dia telah dilecehkan oleh media dan karenanya merasa tidak senang.      

Sebagai balasan, Twain menjawab --- aku tidak sabar menunggu media untuk mengacuhkanku. Apa menurutmu semua orang itu sepertimu, menggunakan teguran yang ditujukan pada rekan setimmu demi mendapatkan perhatian media?     

Eto'o merasa sangat marah sampai-sampai dia hampir menyatakan bahwa dirinya dan Tony Twain memiliki perbedaan yang tak bisa didamaikan lagi...      

Valdes juga tidak senang mendengar keraguan Tony Twain, tapi dia menggunakan cara lain untuk melawan --- "dengan mengejek dan mencemooh". Dia berkata tak peduli apapun yang terjadi, kamilah raja di Eropa. Dimana Nottingham Forest musim lalu?     

Jadi, Tony Twain kembali bertanya, "Dimana Barcelona saat kami menjadi juara bertahan Liga Champions?"     

Gelandang bertahan Barcelona, Keita, mengekspresikan penghinaannya pada tim Tony Twain, "Kurasa meski mereka berhak berpartisipasi di Liga Champions dan cukup beruntung untuk bisa sampai ke babak final, kami masih bisa menang dengan mudah. Tim Forest ini bukanlah tim Forest yang memenangkan piala Liga Champions dua musim yang lalu."     

Setelah itu, Twain mengucapkan kutipan terkenal yang membuatnya mendapatkan sanksi denda dari UEFA, "Di Liga Champions musim baru nanti, aku tidak sabar lagi untuk dikelompokkan dengan Barcelona. Ayolah, kalian bisa menggunakan aturan tak terkatakan itu padaku!"     

Hanya Messi yang bisa lebih menahan diri dan tidak mengomentari kata-kata Twain. Tapi semua orang percaya bahwa pemain muda Argentina itu akan mengerahkan lebih banyak energinya dibandingkan dengan semua orang lain kalau mereka mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Nottingham Forest.      

※※※     

Sebelum upacara pengundian itu, ada upacara pemberian penghargaan. Juara tahun lalu, Barcelona, tak diragukan lagi menjadi pemenang terbesar. Messi mengambil dua penghargaan teratas sebagai pemain terbaik dan striker terbaik. Bek kanan Barcelona, Dani Alves mendapatkan penghargaan sebagai bek terbaik sementara gelandang terbaik jatuh pada Iniesta juga dari Barcelona. Hanya penghargaan kiper terbaik yang berada diluar jangkauan Barcelona. UEFA memberikan penghargaan ini pada Buffon dari Juventus.      

Guardiola terpilih sebagai manajer terbaik. Saat dia tampak berbicara dengan ramah pada Platini diatas panggung, kelihatannya hubungan keduanya cukup baik.      

Tadinya UEFA ingin terfokus untuk mengembangkan Tony Twain tapi Twain terlalu liar dan berulang kali mempermalukan UEFA. Mulut besarnya tak kenal takut dan tak peduli dengan siapa yang disakitinya. Mereka harus menempatkan Twain di kubu yang berlawanan. Di mata UEFA, ajang sepakbola Inggris, yang selalu menghasilkan manajer-manajer individualis, adalah yang paling tidak populer. Kemunculan Tony Twain membuktikan kebenaran dari 'hukum' ini.      

Sekarang mereka bisa menghembuskan nafas lega. Keberadaan Guardiola mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Tony Twain. UEFA akhirnya bisa menghasilkan citra yang positif.      

Twain sama sekali tidak tertarik dengan semua ini. Dia tidak ingin UEFA mempromosikan dirinya, karena dia tidak ingin menjadi wajah bagi badan lain. Kalau seseorang melakukan sesuatu yang buruk, hal pertama yang akan kena tegur adalah wajahnya.      

Dia hanya tertarik pada hasil pengundian ini.      

Upacara pengundian ini juga didukung oleh para pemain bintang dan para pemain pemenang penghargaan, yang diundang oleh UEFA.      

Para pemain akan mengambil undian untuk tim, dan pemain terkenal akan mengambil grup bagi tim-tim itu.      

Tim-tim diundi satu per satu dan dimasukkan ke dalam grup yang bersangkutan.      

Nottingham Forest didiskualifikasi sebagai tim unggulan setelah mereka melewatkan Liga Champions musim lalu dan karena hasil yang mereka peroleh di musim lalu biasa-biasa saja. Mereka dimasukkan ke dalam pot kedua.      

Jadi, timnya akan dikelompokkan ke grup mana?     

"Nottingham Forest" Guardiola menunjukkan kertas yang ada di tangannya kepada semua orang di hadapannya. Semburan tawa terdengar dari depan panggung. Ini terasa seperti takdir yang cerdik karena membuat pria itu menarik keluar kertas bertulisan Nottingham Forest.      

Twain bersiul dan tidak peduli tentang para manajer yang menolehkan kepala mereka untuk tersenyum padanya.      

Selanjutnya adalah grup untuk Nottingham Forest.      

"Grup C."      

Setelah ini diumumkan, orang-orang kembali memandang ke arah Twain.      

Tim unggulan di Grup C adalah raksasa Serie A, Juventus. Di musim Liga Champions 2008-09, juara bertahan Nottingham Forest dikelompokkan bersama Juventus di babak penyisihan grup. Saat itu, tim Forest kalah dalam pertandingan tandang melawan Juventus. Mereka juga tidak bisa menang di kandang dan benar-benar dihancurkan oleh Juventus, membuat mereka jadi tak punya peluang.      

Semua orang mengira bahwa dengan karakter Tony Twain yang pendendam, bagaimana mungkin dia akan melepaskan Juventus semudah itu? Sekarang setelah ini terjadi, UEFA memberikan kesempatan bagi kedua tim untuk menyelesaikan urusan mereka, atau untuk terus memperburuk hubungan antara keduanya.      

Setelah acara pengundian itu selesai, Twain sadar bahwa timnya berada di grup maut. Empat tim di Grup C adalah tim unggulan, Juventus, Nottingham Forest, Celtic dan Atletico Madrid.      

Twain membahas tentang ini dalam sebuah wawancara usai pengundian, "Grup maut? Itu tergantung pada sudut pandang mana yang digunakan... Ini bukan apa-apa bagiku, tapi bagi lawan-lawanku, ini benar-benar grup maut..." Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan melangkah pergi. Kelihatannya dia sedang tidak tertarik untuk bermain adu putar otak dengan para reporter disana.      

Sayangnya, dia tidak dimasukkan ke dalam Grup A dengan aturan tak terkatakan UEFA... tim unggulan di grup itu adalah Barcelona.      

Tapi ini tidak jadi masalah. Twain masih punya peluang untuk membalaskan dendam. Dengan jeda dua tahun, ingatan tentang perayaan liar seluruh tim usai kemenangan kandang Juventus atas tim Forest masih terasa nyata.      

Kekalahan tandang terhadap Juventus dan dipaksa bermain imbang di kandang oleh 'Nyonya Tua' itu tampaknya merupakan awal dari kemerosotan Nottingham Forest di kancah Eropa. Sekarang Twain mendapatkan kesempatan untuk membuat semuanya kembali normal.      

Grup maut?     

Lebih seperti grup maut bagi tiga tim yang lain...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.