Mahakarya Sang Pemenang

Pasukan yang Membara dengan Kemarahan yang Tepat



Pasukan yang Membara dengan Kemarahan yang Tepat

0Area yang paling diperhatikan Guardiola dalam beberapa hari terakhir ini bukanlah lapangan latihan, melainkan kubu dokter tim. Iniesta dan Milito cedera dalam pertandingan melawan RCD Espanyol, dimana Iniesta hanya cedera ringan. Tim dokter saat itu mengatakan bahwa Iniesta mungkin bisa diturunkan dalam pertandingan melawan Nottingham Forest. Jadi, setelah memainkan 'perang abad ini' melawan Real Madrid, dia mulai memperhatikan masalah ini karena takut cedera Iniesta kambuh lagi.      

Iniesta sekarang menjadi pemain inti lini tengah tim. Dia dan Xavi menyusun serangan Barcelona dengan baik dari lini tengah. Barcelona saat ini dianggap sebagai tim dengan permainan sepakbola paling indah di seluruh planet, dan semua itu adalah berkat kedua pemain ini.      

Guardiola tidak ingin kehilangan pemain itu saat harus berurusan dengan Nottingham Forest yang agresif.      

Selain cedera Gabriel Milito yang sedikit lebih serius, dia memang ingin menurunkan lineup terkuat untuk menghadapi seekor harimau seperti Tony Twain.      

Dua hari sebelum pertandingan, kabar baik akhirnya tiba. Setelah tim dokter melakukan pemeriksaan fisik mendetil terhadap Iniesta, mereka mengkonfirmasikan bahwa dia pulih dengan baik dan berada dalam kondisi yang bagus. Dia bisa bermain dalam leg pertama perempat final Liga Champions.      

Guardiola akhirnya bisa menghela nafas lega.      

※※※      

Meski pertarungan hidup-dan-mati antara kedua tim belum dimulai, sudah ada ketegangan yang meliputi kedua manajer ini. Namun, hubungan antara para pemainnya tidaklah seburuk dugaan orang luar. Sebagai seorang pemain Barcelona yang pernah bertanding untuk Nottingham Forest selama bertahun-tahun, Pique masih berhubungan baik dengan beberapa orang meski beberapa mantan rekan setimnya telah meninggalkan Nottingham Forest. Dia masih berhubungan baik dengan Bale dan Lennon serta mantan rekan bek tengahnya, Pepe, di Nottingham Forest.      

Untungnya, Twain sudah terbiasa dengan ini beberapa bulan lebih awal. Kalau tidak, dia benar-benar tidak tahu bagaimana perasaannya saat dia melihat bek tengah masa depan Real Madrid dan bek tengah masa depan Barcelona bercanda bersama-sama dan bersikap seperti saudara...      

Tentu saja, ada beberapa media yang menggunakan hubungan ini sebagai spekulasi. Saat tim Nottingham Forest tiba di Barcelona, Pepe ditanya oleh para reporter dalam sebuah wawancara. Pepe tidak berbasa basi saat mengatakan bahwa dia dan Pique adalah teman baik, "... Kami punya pemahaman yang bagus di lapangan, dan aku menikmati masa-masa itu. Tentu saja, saat ini aku juga bisa bekerja sama dengan baik bersama Kompany, Woodgate dan rekan setim yang lain... tapi kurasa normal baginya untuk pergi. Bagaimanapun juga, dia adalah lulusan La Masia... Kalian bertanya apa yang terjadi saat harus bertanding? Jelasnya aku tidak akan menahan diri. Teman adalah teman dan pertandingan adalah pertandingan..."     

Pique juga memberikan tanggapan atas kata-kata Pepe, "... Ya, aku masih ingat masa-masa dimana aku bermain untuk Nottingham Forest. Tapi aku berpikiran jernih dan aku tahu bobot pertandingan ini. Kalian tidak perlu meragukan kesetiaanku pada Barcelona. Kalau tidak, aku tidak akan memilih untuk meninggalkan Nottingham Forest. Mungkin aku akan mentraktir mereka makan usai pertandingan nanti, tapi sampai saat itu tiba aku hanya ingin mengalahkan mereka."     

Dia juga ditanya oleh para reporter tentang bagaimana rasanya bekerjasama dengan Twain. Pique sedikit kesal dengan komentar media Catalan belakangan ini yang agresif dan keras tentang Twain, yang bisa dikatakan sebagai serangan pribadi dan fitnah – mengesampingkan kesetiaannya terhadap tim dan manajer, Guardiola tidak menempati posisi yang sama seperti halnya Tony Twain di benak Pique.      

Jadi, dia memutuskan untuk menghentikan sikap "tidak ada komentar" dan mengatakan sesuatu yang baik tentang Twain, "Tony Twain adalah seorang manajer yang karismatik. Sepertinya dia punya aura magis yang bisa memikatmu. Ada banyak kritik tentang gayanya melatih di Inggris, tapi para pemainnya selalu mendukungnya."     

Media Catalan merasa tidak senang dengan jawaban ini. Mereka ingin mendengar suara pemain Barcelona yang bersatu untuk menentang musuh yang sama, dan bukannya mendengarkan "anomali" semacam ini. Lalu seseorang bertanya, "Tapi setiap pemain yang meninggalkan Nottingham Forest kelihatannya tidak punya hal bagus untuk dikatakan tentangnya...."     

Pique tertawa, "Apa aku bukan salah satunya?"     

"Bagaimana dengan Guardiola?"     

Itu adalah jebakan, dan Pique berbicara berputar-putar, "Mereka berdua adalah manajer yang sangat bagus. Aku sangat beruntung bisa bermain untuk mereka dan memenangkan gelar Liga Champions." Pique memenangkan dua gelar Liga Champions dibawah Tony Twain dan dibawah Guardiola, dia mengangkat piala kejuaraan itu untuk yang ketiga kalinya musim lalu. Karena itu, saat berbicara tentang pengalaman mendapatkan gelar juara Liga Champions, dia mungkin punya lebih banyak pengalaman dibandingkan dengan rekan-rekan setimnya saat ini.      

Pique mungkin merupakan satu-satunya pemain di tim Barcelona yang punya niat baik terhadap Nottingham Forest dan Tony Twain. Para pemain lain tidak bicara baik tentang mereka selama wawancara.      

"Tidak diragukan lagi kita akan menang."     

"Aku ingin menang."     

"Kami adalah juara bertahan!"     

---     

Dan seterusnya. Pernyataan semacam ini membuat orang-orang mengira bahwa Barcelona memang penuh percaya diri.      

Bagaimana pendapat master perang psikologis, Tony Twain, tentang hal ini?     

"Semakin besar kehebohan saat ini, semakin banyak omong kosong yang diucapkan, semakin kuat pula buktinya bahwa mereka kurang percaya diri dan harus menggunakan keberanian palsu semacam ini untuk mendorong rasa percaya diri mereka. Sementara bagiku? Aku tidak pernah bicara omong kosong sebelum pertandingan berlangsung." Dengan santai dia menepis serangan marah Barcelona meski sejumlah media Catalan mengejeknya sebagai seseorang yang baru saja menampar dirinya sendiri di wajah, "Kalau dia 'tidak pernah bicara omong kosong sebelum pertandingan' maka mungkin sekarang adalah akhir dunia." Beberapa fans Barcelona di Cina bahkan mengecam 'kulit tebal Twain setebal Tembok Cina'. Di internet, mereka bahkan saling lontar hinaan dengan mereka yang diberi label 'para pemula udik', kemunculan sejumlah besar fans Nottingham Forest sejalan dengan bangkitnya tim Forest.      

Itulah yang dikatakan Twain dan itulah yang dia lakukan. Sejak kedatangan timnya di Barcelona, dia menolak menerima wawancara yang asal usulnya tidak jelas. Kalau orang luar ingin tahu apa yang sedang dilakukan sang manajer, mereka hanya bisa mengetahuinya melalui Nottingham Evening Post tempat Pierce Brosnan bekerja. Meski demikian, Twain hanya memberikan sedikit sekali informasi kepada "koresponden kerajaan" itu.      

Dia sangat fokus dalam mempersiapkan pertandingan dan berniat untuk mengobarkan perang besar di Camp Nou.      

Media mengeluhkan kambuhnya "kebiasaan Tony Twain yang penuh rahasia" dan mereka tidak tahu kenapa pria itu sangat menyukai latihan tertutup. Tapi hal yang membuat media semakin sengsara adalah meski Tony Twain mengusir mereka seolah mereka adalah sekawanan lalat, mereka benar-benar mengerubunginya seperti lalat yang tertarik pada kue. Dengan kata lain --- mereka benar-benar rendahan.      

※※※     

Pada tanggal 16 April, setelah kegemparan selama sebulan, kedua kubu terlibat dalam beragam perang kata-kata, diselingi Derbibarceloni, El Classico, pertandingan kelas berat Nottingham Forest melawan Chelsea dan tim lain, bentrokan tingkat tinggi yang akan membuat kedua kubu itu hancur akhirnya tiba.      

Kali ini, tak ada lagi suara yang terdengar. Baik itu tim Forest maupun Barcelona, tidak ada yang melangkah maju dan saling bertengkar. Kalau mereka masih mementingkan perang kata-kata di saat seperti ini, maka mereka tidak bisa dianggap sebagai pemain sepakbola profesional.      

Di hari pertandingan, hanya adalah sembilan puluh menit untuk memutuskan tim mana yang akan bisa mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi dan tim mana yang hanya bisa menundukkan kepala karena kecewa dan pulang dengan ekor terselip diantara kaki mereka. Kalau mereka tidak ingin diinjak-injak di dalam lumpur dan dipermalukan setelah pertandingan usai, maka mereka harus mengerahkan semua upaya mereka dalam pertandingan nanti.      

※※※     

Tony Twain berada di ruang ganti pemain yang mewah di Camp Nou, sedang mengingatkan dan memberikan instruksi khusus kepada para pemainnya.      

"Iniesta dan Xavi adalah playmaker di dalam pertandingan. Mereka harus diberi banyak perhatian. Jangan berikan terlalu banyak ruang dan waktu bagi mereka untuk mendapatkan bola di depan kotak penalti. Bagian sayap kita juga harus memperhatikan bek belakang lawan, khususnya di sisi kanan mereka yang berarti di sayap kiri kita. Tugas defensif hari ini cukup penting. Alves dan Messi diletakkan disana. Tapi aku tidak meminta kalian untuk bertahan saja, karena itu takkan berhasil. Serang balik di momen yang tepat dan biarkan Barcelona tahu bahwa kalau mereka berani menyerang, kita akan menyerang balik!"     

Twain terlihat tegang, dan sama halnya dengan para pemain. Tidak ada yang berani meremehkan lawan semacam ini, apalagi mereka bertanding di kandang lawan.      

Menggunakan kata "wah" untuk mendeskripsikan lineup Barcelona hari ini mungkin tidak cukup. Kata "mengerikan" harus digunakan.      

Di atas papan taktis, Twain menuliskan starting lineup lawan yang baru saja diterimanya:     

Kiper yang diturunkan adalah Valdes. Bek tengah Pique dan Puyol. Bek kanan Alves dan bek kiri Lahm, yang baru bergabung dengan tim dari Bayern Munich musim panas ini. Tiga gelandang yang diturunkan adalah Yaya Toure yang berada di belakang, sementara Iniesta dan Xavi diposisikan agak di depan untuk menyusun serangan. Diantara ketiga striker, Bojan berada di tengah, Silva, yang pernah menjadi target Twain, di sisi kiri dan Messi ada di sisi kanan.      

Henry yang berusia 34 tahun sudah meninggalkan klub. Selain itu terdapat rumor bahwa Eto'o dijual murah setiap musimnya, tapi sampai sekarang dia masih berada di tim walaupun posisi utamanya digantikan oleh Bojan. Kecepatannya, yang dulu sangat dibanggakan olehnya, perlahan mulai berkarat seiring dengan bertambahnya usia. Selain mulutnya, dia bukanlah pemain yang gagah berani di masa lalu.      

Kali ini, Twain tidak berniat menyerahkan Messi pada Wood, karena ada Xavi dan Iniesta, dua pemain di lini tengah. Mustahil untuk membiarkan lini tengah dikuasai kedua pemain lawan itu. Jadi, tanggungjawab utama Wood dan Tiago berada di lini tengah untuk langsung menghadapi dua playmaker lini tengah. Messi diserahkan pada Baines, Matias Fernandez dan lainnya.     

Di waktu yang bersamaan, tekanan defensif di sisi kanan juga tidak kecil. Silva tidak boleh diremehkan dan Lahm juga seorang bek belakang yang unggul dalam memberikan assist.      

Ditambah dengan Bojan yang gesit, sangatlah memusingkan menghadapi lineup ofensif seperti ini. Lini pertahanan mereka harus bisa menghadapi semuanya dan tak terekspos.      

Kalau mereka benar-benar menyerang Barcelona secara langsung, mungkin hanya akan ada sedikit tim di dunia ini yang bisa mundur sepenuhnya. Twain dengan cerdik memilih untuk memainkan serangan balik defensif dan menempatkan banyak pemain di bagian tengah lini belakang. Untuk tetap waspada dan bisa bertahan sampai akhir akan membutuhkan kerjasama tim.      

"Kalian harus memastikan formasi ini tetap utuh dan jangan biarkan mereka melakukan operan satu-dua untuk mengganggu formasi. Bek belakang tidak harus bergerak mundur telalu jauh. Itu hanya akan memberi peluang bagi mereka untuk bergerak di sayap. Messi dan Silva adalah para pemain hebat. Kita punya George dan Tiago di sayap. Rentang aktivitas harus ditingkatkan secara bertahap, tapi jangan kehilangan posisi kalian."     

"Guys, pertandingan ini sangat menuntut dalam bertahan. Tapi itu tidak berarti kita tidak menghargai serangan. Tujuan dari pertandingan tandang ini bukan untuk mencegah kekalahan, melainkan untuk mencetak banyak gol tandang. Kalian harus selalu memikirkan tentang menyerang kapanpun dan dimanapun kalian sedang bertahan. Tapi dengan memprioritaskan pertahanan, kita tidak bisa terlalu banyak mendukung serangan. Ini menjadikan kalian, para penyerang, harus menemukan cara kalian sendiri. Tapi tak peduli apa yang kalian lakukan, kalian harus tegas. Kapanpun ada kesempatan, kalian harus bergerak maju dan mengoper ke depan! Jangan terlalu memikirkan apakah serangan itu akan berhasil atau tidak. Kalian hanya perlu memastikan bola berada dekat dengan gawang lawan, dan itu sudah termasuk sukses! Selama kita bisa menciptakan cukup banyak kesulitan, momentum ofensif Barcelona pada akhirnya akan memudar. Tidak ada serangan dan pertahanan yang absolut di dunia ini. Kita harus lebih sabar daripada lawan!"     

Setelah dia selesai berbicara tentang taktik teknis yang perlu diperhatikan, Twain melemparkan spidol marker yang ada di tangannya. Dia berkata, "Oke, guys. Ayo kita bicara tentang sesuatu yang tidak terlalu serius. Apa kalian akan terkejut kalau aku bilang aku tidak yakin kita bisa memenangkan gelar juara musim ini?"     

Kelihatannya sebagian besar pemain tidak merasa terkejut. Tentu saja mereka pasti sudah memahami kekuatan mereka sendiri.      

"Aku selalu memberikan kesan arogan dan licik pada orang lain. Tapi aku tidak pernah bersikap arogan tanpa tujuan yang jelas. Kapan aku pernah bilang kita akan memenangkan gelar juara dan tidak menang? Tidak, tidak pernah satu kalipun." Dia menggelengkan kepalanya. "Tapi kali ini aku tidak bisa meminta lebih banyak lagi dari kalian. Barcelona saat ini sangat kuat dan kurasa bahkan lebih kuat dari musim lalu saat mereka memenangkan gelar juara Liga Champions." Twain mengatakan ini dengan ekspresi terpaksa di wajahnya.      

Tapi seseorang menyangkalnya. Eastwood tersenyum dan berkata, "Hey, chief. Kau pasti bercanda, kan? Aku selalu bersamamu di tahun-tahun belakangan ini dan tidak pernah melihatmu takut pada tim manapun..."     

Twain menatapnya tajam dan berkata, "Ini bukan takut. Aku tidak pernah takut dengan lawan tertentu, tapi kuharap kalian tidak mengembangkan kepercayaan diri tanpa alasan, yang hanya akan menjerumuskan kita ke jurang yang gelap. Jujur saja, aku tidak pernah berpikir untuk maju ke final apapun musim ini, jadi aku senang bisa menghadapi Inter Milan dan Barcelona dalam dua putaran berturut-turut --- aku tidak perlu menunggu sampai final untuk bertemu dengan salah satu dari mereka, yang sangat bagus sekali! Sekarang aku meminta kalian untuk memainkan setiap pertandinan seolah-olah kalian sedang berada di final. Tak peduli seberapa jauh kita bisa melangkah, itu tidak penting! Sama sekali tidak penting!"     

Anomali boss hari ini bukan untuk mendorong semangat semua orang sebelum pertandingan. Para pemain sama sekali tidak paham kenapa dia mengatakan sesuatu yang merendahkan dirinya sendiri dan memuji lawan... Tapi saat mereka melihat ekspresi serius di wajah boss, dia jelas tidak berpura-pura. Jadi, mereka ikut serius dan menghapus senyum dari wajah mereka, meninggalkan kerutan di dahi dan tatapan tajam. Mereka selalu mempercayai boss dan karena boss mengatakan itu, mereka akan melakukan hal yang sama.      

"Bermainlah melawan Barcelona seolah mereka adalah lawan kita di final, dan kemudian bertandinglah dengan lawan manapun seperti kalau kalian berada di final! Itu saja yang kuminta dari kalian."     

Para pemain akhirnya memasuki lapangan dengan pikiran seperti ini, sementara Twain dan Dunn tetap tinggal di belakang.      

"Apa-apaan itu tadi?" tanya Dunn.      

"Barcelona benar-benar kuat, jadi aku harus sedikit melakukan trik. Sebuah pasukan dengan kemarahan yang tepat akan berakhir menjadi pemenangnya." Twain tertawa licik, "Katakan pada mereka untuk tidak memikirkan tentang apa yang harus mereka lakukan nanti, untuk bermain seperti sedang bertanding di final, untuk memainkan setiap pertandingan dengan mengerahkan segala upaya mereka dan kemudian saat mereka tiba-tiba ingin berhenti untuk beristirahat, mereka mendongak --- wow, mereka sudah di final!"     

"Jadi, sebenarnya kau ingin memenangkan gelar juara atau tidak?"     

"Kalau kita sudah berada di final, kenapa kita hanya mau mendapatkan peringkat kedua?" Twain menoleh untuk memandang partnernya. Mata coklatnya berkilauan dengan cahaya yang sulit dipahami.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.