Mahakarya Sang Pemenang

Yang Keras Kepala



Yang Keras Kepala

0Peluit tanda dimulainya pertandingan untuk 19 pertandingan putaran terakhir Liga Premier Inggris akan ditiup bersamaan yakni pada pukul 3.30 sore pada tanggal 11 Mei. Putaran laga terakhir musim 2013-2014 Liga Premier Inggris dimulai bersamaan.      

Setiap penggemar Nottingham Forest di tribun City Ground membawa sebuah radio bersama mereka, karena mereka akan memperhatikan dua pertandingan di waktu yang bersamaan. Yang pertama adalah pertandingan antara Forest dan Sunderland yang terjadi di depan mereka, sementara yang lainnya adalah pertandingan antara Arsenal dan Manchester City yang diadakan di London.      

Dari radio itu, Arsenal memiliki keunggulan sejak awal pertandingan dimana semua pemain Manchester City kondisinya sedang tidak bagus. Para fans Forest di tribun mulai mengutuk Manchester City dan McClaren.      

Pertandingan antara Forest dan Sunderland berlangsung seperti pertandingan biasa lainnya. Sunderland bermain habis-habisan dalam pertandingan tandang melawan Forest demi bisa bertahan di Liga Premier sementara Nottingham Forest masih belum mendapatkan kendali di lapangan meski bermain di kandang sendiri.      

Twain duduk di kursi manajer dengan ekspresi tegas, menonton pertandingan dalam diam.      

Tugas Kerslake tidak berada disini. Dia duduk di sampingnya, mendengarkan siaran pertandingan di radio dengan headphone. Ekspresi wajahnya berubah seiring komentar yang didengarnya di radio.      

Setelah lima menit, dia melepaskan headphone dan memberitahu Twain yang duduk disampingnya, "Arsenal memiliki semua keunggulan... Manchester City sama sekali tidak peduli dengan pertandingan ini..."     

Twain tersenyum dan berkata, "Itu normal, Manchester City tidak punya alasan untuk bertanding dengan serius di pertandingan ini."     

Tapi, dia menggertakkan giginya di dalam hati: Sialan kau Manchester City! Lihat saja bagaimana aku akan menghancurkan kalian kalau kita bertemu nanti!      

Dia melakukan pekerjaan yang baik terkait keamanan informasi. Tidak satupun pemain Forest tahu tentang situasi Manchester City dan mereka melangkah masuk ke lapangan dengan harapan dan kepercayaan diri yang tak terbatas. Twain menganggap dirinya telah membohongi para pemainnya, tapi itu lebih baik daripada memberitahu mereka kebenarannya sebelum pertandingan dan menonton mereka kehilangan motivasi.      

Dia hanya berharap Manchester City mengalami perdebatan internal di dalam tim, tapi sepertinya dia meminta terlalu banyak....     

McClaren, Manchester City... Dia telah menemukan kombinasi terburuk yang bisa ditemuinya dalam seribu tahun.      

"Abaikan Manchester City, kita tidak bisa mengandalkan orang lain... Suruh para pemain kita untuk terus menyerang. Kalau kita membiarkan Sunderland mengulur-ulur waktu, kondisi mental para pemain akan jadi buruk..." Twain berjalan ke pinggir lapangan setelah menggumamkan ini. Dia tidak berteriak, juga tidak memberikan isyarat tangan, dia hanya berdiri disana dengan lengan terlipat di dada. Dia tahu para pemainnya sudah tahu apa yang dia inginkan saat mereka melihatnya berdiri di pinggir lapangan.      

Setelah itu, Nottingham Forest meningkatkan intensitas serangan mereka, mengalokasikan lebih banyak pemain dalam menyerang dan dua bek belakang juga mulai aktif mendukung serangan.      

Komentator terus mengatakan bahwa Nottingham Forest dan Sunderland tidak berada di level yang sama. Forest jauh lebih kuat daripada Sunderland, jadi tidak diragukan lagi kalau Forest akan memenangkan pertandingan ini. Satu-satunya yang masih belum jelas adalah jumlah gol yang dicetak Forest...      

Setelah itu, dia mengomentari pertandingan ini tapi topik bahasannya beralih ke London saat dia membicarakan tentang pertandingan antara Arsenal dan Manchester City. Para pemain di lapangan mungkin tidak tahu apa yang terjadi di Stadion Emirates tapi para penonton mengetahuinya. Meski komentator tidak mengatakan apa-apa, para fans Forest yang menonton di rumah akan sering mengganti saluran di remote control televisi mereka.      

※※※     

Sepuluh menit kemudian, ada kabar gol dari Stadion Emirates. Tidak ada yang tahu tim mana yang mencetak gol sampai ada tanda yang dimuat di bawah layar TV mengindikasikan bahwa Arsenal telah mencetak gol di menit ke-16, pencetak golnya adalah van Persie.      

Stadion City Ground meledak dengan suara cemoohan saat mereka mendengar kabar ini. Meski pihak yang menguasai bola adalah pemain Forest, suara cemoohan itu masih berlanjut.      

Para pemain tertegun sejenak dan mereka tahu alasan dibalik cemoohan itu.      

Kerslake ingin memberitahu Twain tentang situasi terkini tapi Twain menghentikannya dengan tangannya, "Aku sudah tahu dengan mendengarkan semua cemoohan ini."     

Kerslake terdiam.      

※※※     

Van Persie berlari seperti orang gila di tengah suara sorakan yang memekakkan telinga di stadion. Dibelakangnya, rekan-rekan setim Arsenalnya berteriak dengan tangan terkepal.      

Wenger juga berlari keluar dari kursi manajer dengan penuh semangat lalu melompat dengan gembira.      

Unggul setelah 16 menit, dia memang punya alasan untuk merasa gembira.      

Para fans Arsenal dari tribun bergerak maju ke depan sebagai upaya untuk bisa lebih dekat dengan pahlawan mereka. Semua orang meneriakkan nama van Persie.      

Di sisi lain lapangan, para pemain Manchester City tidak bereaksi dengan kebobolan gol ini. Mereka tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Daripada mengatakan mereka terkejut, akan lebih akurat untuk mengatakan mereka tidak peduli.      

Ashley Young menunduk di bangku pemain cadangan. Dia tidak ingin orang lain melihat tawa di wajahnya --- Inilah Manchester City. Manchester City yang penuh tekad dan semangat untuk mengalahkan Manchester United, Milan dan menggulingkan Real Madrid dari tahtanya sebagai klub terbaik di dunia!     

McClaren tampak tidak senang, mungkin alasannya hanyalah karena mereka kebobolan gol terlalu awal. Tapi, meski merasa tidak senang, dia hanya sedikit mengomel di kursi manajer dan tidak melakukan apa-apa, pantatnya bahkan tidak meninggalkan kursi.      

Bendtner berdiri di lingkaran tengah dan menunggu pertandingan kembali dimulai. Di seberangnya adalah Robinho, dengan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya.      

※※※     

"Manchester City memberikan perlawanan simbolis selama sepuluh menit," Kerslake mendeskripsikan apa yang terjadi kepada Twain setelah cemoohan itu tidak lagi terdengar, "Mereka hanya mengalokasikan sedikit pemain saat menyerang, striker mereka terisolasi, celah antar lini cukup besar, seolah mereka tidak punya taktik untuk digunakan. Para bek ingin bertahan, para striker..." Dia berhenti sejenak, "Komentator selalu menyebutkan nama Bendtner, namanya paling sering disebut untuk Manchester City. Dia sangat aktif tapi sama sekali tidak mendapatkan dukungan dari lini tengah."     

Twain tidak berkomentar apapun tentang penampilan Bendtner, dia hanya berkata, "Abaikan apa yang terjadi disana, kita masih imbang disini..."     

Sunderland sangat ganas dalam upaya mereka untuk merebut bola, mereka memberikan tekanan ke seluruh lapangan tanpa memperhitungkan apakah stamina mereka cukup untuk itu. Tekanan semacam ini menimbulkan kesulitan besar bagi tim Forest. Baik itu bek maupun gelandang, mereka tidak bisa mengendalikan bola dengan baik dibawah tekanan semacam ini, apalagi menyusun serangan. Energi yang ditunjukkan Sunderland dalam keinginan mereka untuk tetap bertahan di Liga Premier membuat segalanya jadi sangat sulit bagi Nottingham Forest.      

Dan sekarang Arsenal unggul, selama sesaat, semangat mereka tergoyahkan...      

Beberapa pemain akan berpikir: Arsenal sudah unggul, apa gunanya meski kita bisa mengalahkan Sunderland?     

Para pemain lainnya memfokuskan konsentrasi mereka pada pertandingan antara Arsenal dan Manchester City. Meski secara fisik mereka berada di City Ground, jiwa mereka berada di stadion Emirates.      

Bagaimana mungkin mereka bisa terus bermain seperti ini?     

Twain berdiri di pinggir lapangan dan mengerutkan kening.      

"Ini bukan pertandingan yang ingin kulihat..." gumam Twain di dalam hati.      

Setelah itu, dia berteriak pada Wood dengan keras, "George! Kau kaptennya! Lakukan sesuatu! Lihat timmu! Lihat tatapan mereka!!"     

Wood mendengar suara Twain, dia menoleh ke belakang dan melihat semua orang kelihatannya agak teralihkan.      

Dia bukan tipe kapten yang suka berteriak atau menggunakan kata-kata motivasional untuk menginspirasi timnya dan membangkitkan semangat mereka, dibandingkan dengan kata-kata, dia lebih suka mengekspresikan keinginannya dengan tindakan.      

Jadi, saat Sunderland berusaha untuk terus menggunakan tekanan dan mendorong mundur Forest, George Wood segera membalas dengan pelanggaran. Pelanggaran ini memberinya kartu kuning dan protes dari para pemain Sunderland, tapi dia memenangkan tepuk tangan yang menggemuruh dari tribun, serta tatapan yang berbeda dari rekan-rekan setimnya.      

Setelah melihat pelanggaran yang dilakukan olehnya, Twain terus berteriak, "Jangan hanya berdiri disana! Ini pertandingan kita! Pertandingan kita sendiri! Cetak beberapa gol! Dasar keparat!"     

Nottingham Forest kembali tenang setelah dimarahi Twain dan akhirnya mencetak gol tiga menit kemudian.      

Pencetak golnya adalah Bale. Dia memasukkan bola ke gawang Sunderland dengan tendangan bebas langsung. Ini sangat cocok dengan taktik Sunderland – Sering melakukan tekel akan mengarah pada lebih banyak pelanggaran, khususnya yang dekat di area berbahaya. Ini memberi banyak kesempatan tendangan bebas bagi Forest. Bale sudah mengeksekusi tiga tendangan bebas sebelum ini, membuat dua diantaranya membentur mistar gawang sementara yang lainnya mengenai dinding manusia.      

Kali ini, dia berhasil memanfaatkan peluang dan melakukan tendangan bebas yang indah, melewati dinding manusia dan melesat ke tiang terjauh gawang. Kiper tidak bisa melakukan penyelamatan tepat waktu dan hanya bisa menyaksikan saat dia kebobolan gol.      

Tribun meledak dengan sorakan keras. Perasaan tertekan yang dirasakan oleh para fans Nottingham Forest akhirnya bisa terlampiaskan. Mereka merayakan gol dengan penuh semangat dan tidak ingin memikirkan tentang fakta bahwa Arsenal masih unggul atas Manchester City.      

"Gareth Bale! Tendangan bebas yang indah! Tak peduli apapun situasi yang terjadi antara Arsenal dan Manchester City, golnya telah memberi sedikit ruang untuk bernafas bagi para fans Forest!"     

Bale dipeluk oleh rekan-rekan setimnya, tapi yang dipikirkan olehnya adalah: Aku penasaran apakah Shannon menonton pertandingan ini...      

Gol ini juga menghilangkan ketegangan yang dirasakan Twain di dalam hatinya. Timnya sudah unggul atas Sunderland, dengan begini dia bisa menantikan... sebuah keajaiban.      

Tingkah lakunya saat dia mengayunkan kepalan tangannya di pinggir lapangan membuat Shania yang duduk di boks VIP merasa cemas...      

※※※     

Setelah Sunderland tertinggal, terdengar suara sorakan dari stadion yang lain. Itu adalah stadion kandang Portsmouth. Ini terjadi karena para fans Portsmouth paham bahwa hasil pertandingan antara Portsmouth dan Tottenham Hotspur tidak ada artinya selama Sunderland kalah.      

Pada saat ini, semua fans Portsmouth bersorak untuk Nottingham Forest dan mereka lupa memperhatikan pertandingan mereka sendiri. Mereka bahkan berharap agar Nottingham Forest bisa memenangkan gelar juara liga supaya Portsmouth bisa tetap tinggal di Liga Premier, itulah skenario terbaik untuk mereka.      

Di dalam Liga Premier, tidak banyak fans yang mendukung Nottingham Forest. Fans Portsmouth biasanya tidak akan melupakan bagaimana Forest mencetak enam gol di babak pertama dan menghabisi mereka dengan skor 7:4. Tapi kali ini, mereka berada dibawah belas kasihan Nottingham Forest. Saat ini, mereka mungkin merupakan satu-satunya pendukung Nottingham Forest, seorang sekutu... mereka akan menjadi seorang 'sekutu' yang hanya bisa membantu meneriakkan beberapa nyanyian.      

※※※     

Karena Forest unggul atas Sunderland, maka kalau situasi ini terus berlanjut, Sunderland takkan menjadi ancaman bagi Forest. Para fans Nottingham Forest mulai berharap Manchester City bisa berusaha tampil bagus, bahkan memaksa Arsenal bermain imbang saja sudah cukup. Toh, Arsenal masih memimpin dengan satu gol. Bukankah Tony Twain selalu mengatakan bahwa unggul satu gol adalah keunggulan yang paling tidak pasti? Maka biarkan Arsenal merasakan ketidakpastian itu!     

Sayangnya, harapan mereka hancur.      

Menjelang akhir babak pertama, di menit ke-44, ada kabar gol lain telah dicetak di stadion Emirates. Tim yang mencetak gol adalah Arsenal. Sebuah tembakan panjang dari Fabregas membantu Arsenal unggul 2:0 sebelum babak pertama berakhir.      

Komentator di pertandingan Forest hanya bisa menghela nafas panjang setelah mendengar kabar ini, "Pertandingan berakhir lebih awal, Arsenal telah memenangkan gelar juara liga. Tak ada artinya berapa banyak gol yang dicetak Nottingham Forest ke gawang Sunderland sekarang. Tiba-tiba saja aku merasa Nottingham Forest tampak sangat serius dan terpukul..."     

Tidak hanya dirinya, setiap penggemar Forest yang menonton di televisi juga terdiam saat itu.      

Kelihatannya sudah tidak ada harapan untuk gelar juara Liga musim ini.      

Twain berdiri sambil menunduk di pinggir lapangan saat dia mendengar kabar berita ini, tidak membiarkan orang lain melihat ekspresinya. Tiba-tiba saja dia merasakan gelombang kelelahan yang menyerangnya.      

Kemampuan seorang pria memang terbatas. Seseorang tidak selalu mendapatkan imbalan yang diinginkanya hanya karena dia sudah bekerja keras...      

Dia baru sadar bahwa kemejanya sudah benar-benar basah karena keringat sekarang.      

Dia berdiri di pinggir lapangan, tanpa ekspresi dan tetap diam hingga akhir babak pertama.      

Tribun dipenuhi suara cemoohan untuk Manchester City dan Arsenal, tapi apa gunanya melakukan itu? Toh, mereka takkan bisa mendengar suara cemoohan itu.      

※※※     

Bendtner merasa kesal dengan suara sorakan yang terdengar di Stadion Emirates. Mereka tidak bersorak untuk Arsenal melainkan mengejek ketidakberdayaan Manchester City tanpa ampun. Sebagai bagian dari tim Manchester City, tentu saja dia juga diejek.      

Tapi dia tidak terima dicemooh seperti itu karena dia sudah bekerja keras selama ini. Dia hanya kurang mendapatkan dukungan...      

Dia menoleh ke arah bangku pemain cadangan, Ashley Young duduk disana dengan mata tertutup, seolah sedang tidur. Cuacanya sedikit panas sore ini, tapi dia bisa benar-benar terlihat tenang disana. Apa dia sudah benar-benar hilang harapan terhadap Manchester City seperti yang sudah diduganya?     

Bendtner membayangkan bagaimana penampilannya di pertandingan ini kalau dia juga akan meninggalkan tim musim depan.      

Hari itu panas, matahari bersinar terik sehingga membuat orang-orang mulai pusing. Apa sebaiknya dia mulai berhenti berlari? Apa dia akan pergi bekerja tapi tidak mau memaksakan dirinya? Apakah dia akan membayangkan kehidupan barunya dan tidak lagi mempedulikan tentang pertandingan ini?     

Sayang sekali dia tidak punya kesempatan untuk memverifikasikan semua itu.      

Suara peluit yang menandakan akhir babak pertama terdengar seperti musik di telinga para pemain Manchester City. Mereka akhirnya bisa kembali ke ruang ganti yang sejuk untuk beristirahat selama 15 menit dan menghindari sinar matahari langsung. Sementara untuk pertandingan ini... Arsenal sudah memimpin dengan dua gol, apa kita harus terus berjuang?     

※※※     

Saat wasit meniup peluitnya dua kali untuk menandakan akhir babak pertama, Twain adalah orang pertama yang bergerak ke arah terowongan. Para fans di tribun masih menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap pertandingan antara Arsenal dan Manchester City dengan mencemooh. Tapi suara cemoohan ini terdengar sangat tidak menyenangkan di telinga Twain.      

Dia merasa lelah dan ingin bersandar pada sesuatu.      

Kalau dia menyerah sekarang, dia mungkin tidak perlu menanggung siksaan semacam ini.      

Tidak!     

Saat memasuki terowongan, Twain mengepalkan tangannya. Dia bahkan bisa mendengar detak jantungnya dengan jelas.      

Aku suka membuat segalanya sulit bagi diriku sendiri!     

Aku tidak akan pernah menyerah hingga detik terakhir!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.