Mahakarya Sang Pemenang

Gol Bunuh Diri?



Gol Bunuh Diri?

0Tidak satupun dari manajer maupun pemain Real Madrid yang menduga Nottingham Forest benar-benar punya nyali untuk menyerang Real Madrid seagresif ini di Stadion Bernabeu. Mereka tampaknya berniat untuk bertarung langsung dengan Real Madrid.      

Real Madrid baru bisa menembak ke gawang satu kali dalam kurun waktu 10 menit setelah pertandingan dimulai, tapi tim tamu Nottingham Forest sudah berhasil melakukannya dua kali. Tembakan pertama mereka adalah peluang terbaik yang mereka miliki dan itu hampir saja luput dari hadangan Casillas.      

"Real Madrid telah membuktikan sesuatu pada kita selama satu dekade ini, dan itu adalah pertahanan mereka hanya terdiri atas satu orang saja, dan orang itu adalah Casillas. Selama Casillas ada di dalam tim, semua bek lain bisa dianggap tidak ada." Tidak jelas apakah komentator bermaksud memuji Casillas atau mengolok para bek Real Madrid dengan kata-katanya itu.      

Pertahanan Real Madrid memang sama sekali tidak sebanding dengan lini depan mereka yang bertabur bintang. Pemain bintang dalam lini pertahanan mereka mungkin bisa dikatakan bek kanan mereka, Sergio Ramos. Penampilan Ezequiel Garay dan David Luiz tampak biasa-biasa saja dan Marcelo juga lebih kuat dalam menyerang daripada bertahan. Posisi terbaik untuknya mungkin sebagai bek sayap kiri dan bukan bek kiri.      

Untungnya bagi Real Madrid, selain Casillas, mereka kini punya Lassana Diarra di dalam tim. Gelandang Prancis ini telah meningkatkan pertahanan Real Madrid dengan cukup signifikan, dan kedatangannya bisa dikatakan menandai dimulainya perjalanan Real Madrid menuju kejayaan.      

Kalau kedatangan Diarra tidak bisa meningkatkan pertahanan mereka maka Real Madrid yang sudah menyatakan keinginannya untuk menguasai seluruh Eropa hanya akan dianggap lelucon. Karena pertahanan yang buruk akan menandakan bahwa mereka sebenarnya tim yang lemah.      

Pertandingan antara Real Madrid dan Nottingham Forest ini juga pertarungan antara dua gelandang bertahan paling berbakat di dunia. Sayangnya, media Spanyol tidak tertarik dalam membahas topik semacam ini. Mereka jauh lebih tertarik dalam memprediksikan jenis aksi menarik seperti apa yang akan dilakukan oleh Cristiano Ronaldo, Ribery atau tiga striker Real Madrid lainnya.      

Sebagai manajer tim, wajar jika Michel memiliki pikiran yang berbeda dibandingkan dengan media. Setelah melihat timnya berada dalam situasi yang kurang menguntungkan di dalam pertandingan, dia segera bangkit berdiri dan berjalan ke pinggir lapangan. Dia memanggil Diarra dan memberikan isyarat padanya agar lebih sering merebut bola dan karenanya melindungi lini tengah mereka.      

Michel tidak takut meski Nottingham Forest berencana menantang mereka secara langsung. Sebenarnya, Forest yang tidak menantang mereka secara langsung justru akan membuatnya takut.      

Akan ada ruang yang kosong di belakang setiap kali Forest bergerak maju untuk menyerang dan celah itu bisa dimanfaatkan oleh Real Madrid.      

Real Madrid sama sekali tidak khawatir tentang adu serang. Michel yakin Real Madrid akan menang dalam hal jumlah gol yang dicetak.      

※※※     

Gago berusaha untuk menyusun serangan setelah dia mendapatkan bola. Peranannya dalam pertandingan ini adalah bergerak maju dan menyerang, sementara Wood bertanggungjawab untuk melindunginya.      

Diarra berlari ke arah Gago. Sebagai gelandang bertahan, Diarra memiliki keseimbangan yang bagus, fleksibel, memiliki kekuatan yang eksplosif dan gerakannya juga cepat. Tidak ada yang kurang dari kemampuan fisiknya. Satu-satunya kelemahannya adalah dia tidak terlalu bagus dalam menyundul bola...      

Gelandang bertahan Prancis itu menekan Gago dari samping. Dia bergerak dengan mudah dan Gago tidak bisa menandinginya.      

Gago akhirnya kehilangan keseimbangan dan memberikan bola padanya!     

"Intersepsi yang luar biasa!"     

Suara tepuk tangan dan sorakan yang ditujukan untuk Diarra terdengar di tribun. Para fans Real Madrid mulai menyukai bocah Prancis itu. Keberadaannya di dalam tim membuat para superstar Real Madrid di lini depan bisa terus menyerang tanpa kenal takut. Dan sebagai gantinya, mereka mendapatkan gaya sepakbola ofensif yang sangat mereka sukai.      

Para fans Real Madrid memiliki pengetahuan tentang sepakbola. Mereka bisa mencemooh tim yang memainkan sepakbola defensif atau konservatif, tapi mereka juga bisa memuji gelandang bertahan saat dia tampil baik.      

Tapi, kelihatannya mereka terlalu cepat dalam memberikan tepuk tangan dan sorakan itu.      

Diarra baru saja merebut bola Gago saat pemain lain datang menabraknya dari samping. Benturan itu hampir membuat Diarra kehilangan bola di kakinya.      

Pemain yang mengejarnya masih belum menyerah. Sudah jelas bahwa pemain itu akan terus mengusiknya sampai dia mengoperkan bolanya.      

Diarra tahu siapa orang itu bahkan tanpa menoleh.      

"George Wood telah mengejar Diarra! Ini adalah konfrontasi langsung antara dua gelandang bertahan yang sangat berbakat! Diarra berhasil mempertahankan bola di kakinya. Wood tidak bisa melakukan apa-apa padanya untuk saat ini...."     

Diarra jelas memiliki teknik yang bagus sebagai seorang gelandang bertahan. Dia seringkali bisa membawa bola melewati beberapa pemain sendirian sebelum kemudian mengopernya ke rekan setimnya. Dia cukup percaya diri dengan kemampuannya mengendalikan bola di kakinya.      

Bisa mempertahankan kepemilikan bola adalah sebuah kemampuan yang menguntungkan, tapi itu juga menjadi kelemahannya, karena dia akan mengendalikan bola jauh lebih lama daripada yang diharapkan untuk seorang gelandang bertahan...      

George Wood terus mengikuti Diarra yang membawa bola ke depan. Saat dia melihat bola ditendang sedikit jauh dari kaki Diarra, dia segera bergerak dan merebut bola dengan tekel.      

Diarra merasakan bahaya dan berusaha menendang bolanya menjauh, tapi kakinya hanya menendang udara kosong.      

Bola itu sudah ditekel Wood dan tendangan Diarra mendarat di kaki Wood. Lalu dia jatuh ke tanah.      

Wasit meniup peluit untuk menandakan bahwa Wood telah melanggar Diarra saat melakukan tekel.      

Wood merasa kesal dengan keputusan wasit, tapi dia tidak berusaha membela dirinya di hadapan wasit. Dia hanya bangkit berdiri sambil menggelengkan kepalanya.      

Twain melihat semua yang terjadi di depan. Tekel Wood tadi bersih dan tidak menyentuh Diarra sama sekali. Dia merasa kesal dengan keputusan wasit dan terus mengeluh dengan suara pelan, "Keuntungan bermain di kandang... keuntungan bermain di kandang...."     

Tidak ada yang mempedulikan keluhannya. Ofisial keempat bahkan tidak mau repot melirik ke arahnya.      

Tidak masalah apakah Wood melanggar Diarra atau tidak. Yang lebih penting adalah Nottingham Forest berhasil menghentikan permainan cepat Real Madrid. Selain itu, insiden yang terjadi sejauh ini telah membuktikan bahwa analisa Twain tentang para pemain Real Madrid memang akurat.      

Selama pertemuan taktis pra-pertandingan, Twain menganalisa kekuatan setiap pemain di Real Madrid untuk timnya sendiri. Dia memberitahu para pemainnya bahwa Diarra adalah pemain yang suka membawa bola ke depan. Dia tidak bermain seperti layaknya gelandang bertahan. Aksinya ini lebih mirip seperti gelandang serang atau bek sayap dan ini adalah sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh tim.      

Selama para pemainnya menjaga Diarra dengan ketat, mereka pasti akan mendapatkan peluang untuk merebut bola dan melakukan serangan balik. Saat itu terjadi, Real Madrid akan mengalami kegemparan terkait bagaimana gelandang bertahan mereka kehilangan bola!     

Kali ini, baik Real Madrid dan Diarra sedang beruntung karena tekel bersih Wood dianggap sebagai pelanggaran oleh wasit. Kelihatannya tidak ada seorangpun di Real Madrid yang menyadari peristiwa itu sebagai sebuah insiden peringatan.      

Lain kali, mereka takkan seberuntung itu...      

Twain mengomel sejenak di pinggir lapangan sebelum dia kembali ke kursinya.      

"Permainan sudah berakhir untuk mereka," Twain memberitahu Kerslake, yang duduk di depannya, sambil membuka tutup botol air minum.      

※※※     

Real Madrid menggunakan formasi 4-4-2 untuk pertandingan ini. Diarra adalah pemain yang bertanggungjawab dalam bertahan di lini tengah. Dia harus berlari ke semua tempat di lini tengah dan dia juga harus menerima bola, mengoper bola dan merebut bola...      

Mengingat semua hal yang harus dilakukan Diarra untuk tim, dia seharusnya dianggap sebagai pemain inti di Real Madrid dan bukannya Ribery.      

Ribery juga bermain di lini tengah, tapi posisinya agak di depan. Lini tengah Real Madrid berbentuk seperti belah ketupat. Peranan Ribery di dalam tim adalah menyusun serangan dan menggunakan kemampuannya menembak dari jarak jauh untuk mengancam gawang lawan.      

Cristiano Ronaldo ditempatkan di sayap kiri dan Higuain berada di sayap kanan. Keduanya akan sering bertukar posisi, sehingga membuat lawannya kesulitan menghadapi mereka. Mereka adalah dua pemain yang memiliki ritme dan teknik dan mereka juga punya kemampuan untuk menerobos pertahanan lawan.      

Dua pemain yang diposisikan di depan adalah Huntelaar dan Benzema. Huntelaar adalah penyerang tengah murni. Dia akan menunggu bola dioper ke arahnya oleh rekan setim dan barulah dia akan berusaha mencari cara untuk menjebol gawang lawan.      

Benzema, disisi lain, lebih fleksibel dalam posisinya di lapangan. Dia akan memposisikan dirinya di samping atau di belakang Huntelaar dan bertindak sebagai jembatan antara lini tengah dan lini depan. Dia bukanlah jenis striker yang perlu mencetak gol setiap kali dia menembak. Dia adalah pemain serba bisa, dan dia bisa memberikan peluang ataupun assist kepada rekan setimnya.      

Kombinasi lini depan ini benar-benar sempurna dan sangat kuat bagi tim sepakbola manapun. Ini bahkan bisa dianggap sebagai sebuah mahakarya.      

Sayangnya, mahakarya seni seindah itu harus menghadapi lempeng logam keras yang diwakili oleh George Wood.      

Real Madrid akan kembali menyerang. Kali ini, Diarra tidak menguasai bola terlalu lama. Dia mengoper bolanya ke Ribery setelah melihat Gago berlari ke arahnya.      

Ribery berhasil mempertahankan bola di kakinya saat dia membalikkan badan untuk melindungi bola. Gerakannya itu terlihat alami dan dilakukan dengan mudah. Para penonton mungkin tidak bersorak liar melihat aksinya ini, tapi ini jelas menunjukkan level teknik yang dimilikinya sebagai seorang pemain seusianya.      

Twain tidak bisa menahan diri kecuali menggelengkan kepala setelah melihat aksi Ribery. Ribery telah berubah dari seorang pemain sayap menjadi playmaker. Ini adalah perubahan yang tidak terwujud selama dia masih menjadi pemain Forest, tapi sekarang transformasi itu telah komplit di Real Madrid...      

Ribery baru saja mengontrol bola di bawah kakinya saat Wood berlari ke arahnya.      

Pepe sudah mengancamnya sebelum pertandingan dimulai, tapi sayangnya, tidak ada banyak kesempatan bagi keduanya untuk saling berhadapan dalam pertandingan. Pemain yang harus diwaspadainya bukan Pepe melainkan kapten tim Forest.      

Pria Prancis itu berubah pikiran tentang membawa sendiri bolanya ke depan saat dia melihat Wood berlari ke arahnya.      

Itu adalah keputusan yang bijak karena dia tidak punya kepercayaan diri untuk menang dari Wood dalam pertarungan satu lawan satu.      

Dia mengoper bolanya ke Higuain yang berlari di sepanjang sayap. Higuain telah berhasil menarik perhatian Bale, dan ini membuat Higuain mempercepat larinya lalu mengoper bola ke tengah tanpa ragu-ragu.      

Huntelaar melompat di udara untuk menyundul bola dari Higuain.      

Giliran Akinfeev untuk beraksi. Dia melompat di tempatnya berdiri dan mengulurkan tangan kanannya. Dia berhasil menyentuh bola dan mengirimnya ke atas mistar. Seluruh aksinya itu terlihat dilakukan dengan mudah, tapi kiper profesional tahu seberapa sulit aksinya itu.      

Sebuah lompatan yang dilakukan tanpa awalan akan selalu lebih pendek dibandingkan dengan lompatan yang dilakukan dengan awalan. Selain itu, sundulan Huntelaar terjadi sangat dekat dengan gawang dan itu tidak memberi cukup waktu bagi kiper untuk bereaksi.      

Kiper akan harus mengandalkan instingnya, reaksinya yang super cepat, dan juga mengandalkan Tuhan agar bisa menjaga gawang dari tembakan semacam ini.      

Akinfeev berhasil menghalau bola menjauh. Dia mengirim bola Huntelaar yang dijamin berbuah gol itu melewati bagian atas mistar gawang.      

Suara tepuk tangan terdengar dari tribun. Para fans Real Madrid menyemangati serangan tim mereka, sementara fans Forest memberikan tepuk tangan atas penyelamatan Akinfeev yang luar biasa. Penyelamatannya itu sama bagusnya seperti yang dilakukan oleh Casillas.      

"Mereka berdua memiliki tinggi badan yang sama dan keduanya bermain sebagai kiper dalam durasi yang kurang lebihnya sama. Bahkan nama mereka juga mirip, Igor dan Iker. Pertarungan antara Casillas dan Akinfeev tidak mengecewakan kita. Ini benar-benar pertandingan dengan banyak aspek untuk disoroti!"     

Sebenarnya, aksi Casillas tadi telah membuat Akinfeev bersemangat. Dia tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri di hadapan idolanya.      

※※※     

"Ini adalah pertandingan dimana kedua kubu saling menyerang satu sama lain. Permainan sepakbola yang ditunjukkan dalam pertandingan hingga saat ini bisa dianggap brilian. Aku sangat senang Tony Twain tidak memilih untuk memainkan gaya sepakbola defensif di pertandingan ini. Keputusannya itu telah membuat kita bisa menonton pertandingan yang sangat menarik. Tapi aku khawatir pemandangan semacam ini tidak akan bertahan lama... Setelah Nottingham Forest berhasil unggul, mereka pasti akan bergerak mundur dan membuat pertahanan yang sulit ditembus. Saat itu mereka akan beralih menggunakan gaya sepakbola defensif. Strategi Twain sudah bisa ditebak dan kurang kreativitas... Kuharap Real Madrid adalah tim yang bisa unggul lebih dulu sehingga bisa membuat pertandingan ini tetap menarik untuk ditonton..."     

Komentator itu kembali mengolok Twain dan itu membuat beberapa fans Forest merasa kesal.      

"Jangan bicara omong kosong!"     

"Tutup mulutmu, b*ngsat!"     

Para penggemar yang tidak bisa pergi ke Spanyol untuk menonton pertandingan mengacungkan tinju mereka di depan layar televisi. Beberapa diantara mereka memegang gelas bir dan bir itu tumpah ke orang lain berkat aksi protes mereka.      

Tapi, tidak ada yang mengeluh. Semua orang sibuk meraung. Seolah-olah mereka yakin ucapan mereka akan bisa didengar oleh si komentator yang ada di sisi lain layar televisi.      

"Hey! Tony! Jangan biarkan keparat itu benar!"     

"Cetaklah gol melawan orang-orang Spanyol itu!"     

"Cobalah untuk unggul! Tak jadi masalah meski mereka bermain di kandang mereka sendiri!"     

Para fans yang mabuk itu mulai kembali bersorak untuk Forest. Gelas bir mereka sudah setengah kosong saat itu, tapi tidak satupun dari mereka yang peduli. Mereka bisa selalu memesan bir lagi kalau bir mereka sudah habis. Hal yang lebih penting bagi mereka adalah Real Madrid tidak unggul dalam pertandingan. Mereka akan kehilangan selera untuk minum bir kalau itu terjadi.      

※※※     

Tim Michel bertekad kuat untuk mencetak gol dalam pertandingan. 15 menit telah berlalu tapi skornya masih tetap 0:0 dan kelihatannya Nottingham Forest juga tidak berada dalam situasi yang sulit. Situasi semacam ini membuat para fans Real Madrid gelisah.      

Fans Real Madrid selalu seperti ini sejak dulu. Suara cemoohan yang konstan akan terdengar dari tribun setiap kali tim mereka gagal mencetak gol dalam kurun waktu 20 menit sejak pertandingan dimulai di Stadion Bernabeu. Cemoohan itu akan terdengar di seluruh stadion jika tim mereka gagal mencetak gol setelah 30 menit berlalu. Cemoohan semacam ini akan memberikan tekanan tambahan bagi para pemain Real Madrid.      

Twain tidak suka melatih tim sepakbola dibawah lingkungan semacam ini. Dia tidak bisa mentolerir bagaimana para fans mencemooh pemain di tim yang mereka dukung. Kalau dia adalah manajer Real Madrid, dia mungkin akan mengacungkan jari tengahnya pada semua fans itu.      

Tapi, saat ini, dia menikmati suara cemoohan para fans sebagai manajer tim lawan. Dia tahu fans Real Madrid akan menjadi pemain ke-12 untuk Nottingham Forest. Suara cemoohan mereka yang konstan akan mulai bergema di hati para pemain Real Madrid dan kemudian akan mulai menumpuk...      

Pada akhirnya, salah satu pemain di dalam tim Real Madrid takkan bisa menahan tekanan itu dan dia akan meledak seperti bom waktu.      

Para pemainnya telah mengikuti taktiknya dengan patuh. Mereka berusaha keras merebut bola dan aksi mereka membantu menciptakan suasana tegang di dalam lapangan. Suasana ini membuat para pemain Real Madrid sulit untuk tampil maksimal. Para pemain terus melakukan kesalahan sendiri meski mereka memiliki teknik yang luar biasa. Tim Real Madrid juga tidak bisa mengkoordinasikan serangan mereka dengan baik.      

Intersepsi dan serangan balik Forest yang konstan juga telah memaksa bek Real Madrid, khususnya Marcelo dan Ramos, untuk terus tinggal di lini belakang.      

Twain membuat para pemainnya menarget Marcelo selama serangan mereka. Dia tahu bahwa Marcelo adalah pemain yang lebih condong menyerang daripada bertahan. Mustahil bagi Michel untuk tidak membiarkan Marcelo ikut menyerang, karena itu akan menentang filosofinya sebagai seorang manajer.      

Salah satu ciri khas Real Madrid adalah bagaimana mereka memanfaatkan bek belakang mereka untuk menyerang, dan ini menjadi salah satu kekuatan mereka musim ini.      

Tapi, sejauh ini, Marcelo sama sekali tidak tampil bagus dalam pertandingan. Dia tidak bisa bergerak maju untuk menyerang dan dia melakukan banyak kesalahan disaat dia bertahan. Kalau bukan karena bantuan Diarra, Forest pasti sudah berhasil menembus lini belakang Real Madrid saat ini.      

"Mereka datang!"     

Komentator berteriak sekuat tenaga.      

"Mereka datang lagi, f*ck!" Marcelo memaki dalam hati.      

Kombinasi Bentley dan Rafinha membuat Marcelo benar-benar tersiksa. Ronaldo akan bergerak mundur untuk membantu Marcelo bertahan, tapi pada akhirnya, Ronaldo bukanlah pemain bertahan. Peranan utamanya adalah menyerang.      

Marcelo tidak punya pilihan lain kecuali mundur ke belakang saat Rafinha berlari melewatinya. Lalu dia melihat Bentley mengoper bola ke Gago di tengah dan bukan ke Rafinha.      

Apa yang bisa dilakukannya?     

Kalau dia tidak bergerak mundur, Bentley pasti akan mengoper bolanya ke Rafinha dan Rafinha akan menyilangkan bola ke kotak penalti dari dekat garis belakang.      

Rafinha berhenti berlari setelah sadar bahwa bola telah dioper ke tengah lapangan. Dia memposisikan dirinya di dekat garis akhir, dan kelihatannya tidak berniat untuk berlari ke arah kotak penalti.      

Marcelo bergerak ke tengah lapangan untuk mencoba dan membatasi jumlah ruang yang bisa dieksploitasi Forest di dekat kotak penalti mereka.      

Saat dia mulai berlari, Gago mengoper bolanya.      

Bola itu melesat melintasi bagian atas kepalanya ke arah Rafinha!     

Marcelo merasa seperti seekor monyet yang dipermainkan oleh pemain Forest. Dia berbalik dan berlari kembali ke Rafinha.      

Rafinha kembali mengoper bolanya ke Bentley. Ronaldo bergerak mundur untuk ikut bertahan dan Bentley mengoper bolanya ke Gago melalui celah di antara kedua kaki Ronaldo.      

Diarra tidak lagi menjadi pengamat. Dia segera bergerak ke arah Gago untuk bertahan melawannya.      

Gago mengoper bolanya ke Wood.      

Selama beberapa waktu, Nottingham Forest terus mengoper bola di depan kotak penalti Real Madrid, dan para pemain Real Madrid tidak berhasil menyentuh bolanya satu kalipun.      

Itu adalah hal yang sangat memalukan bagi Real Madrid.      

Suara cemoohan dari tribun terdengar semakin keras.      

Diarra meninggalkan Gago dan mengarah ke Wood setelah Wood menerima bola.      

Sulit untuk bermain sebagai gelandang bertahan. Diarra harus berlarian kesana kemari tanpa henti. Dia harus berlari dari ujung lapangan yang satu ke ujung lapangan yang lain, dan dia seringkali menjaga satu hal dan melewatkan yang lain...      

Wood berbalik dan mengoper bolanya ke Bale yang telah bergerak maju dari belakang. Bale tidak membawa bola itu ke depan melalui sayap. Melainkan, dia bergerak melewati Higuain lalu menuju bagian tengah lapangan!     

Aksi Bale ini membuat Ramos terkejut. Ramos tadinya menunggu Bale untuk berlari ke arahnya di sayap, tapi dia sama sekali tidak mengira kalau Bale akan mengubah rute larinya di tengah jalan.      

Tapi, Ramos tidak bisa berlari mengikutinya, karena Fernandez telah bergerak maju dan berada di dekat garis belakang tempatnya berdiri sekarang. Ramos khawatir bola akan dioper ke Fernandez setelah dia berlari ke arah Bale.      

Ribery mundur ke belakang dan dia berlari ke arah Bale di tengah lapangan.      

Bale tidak menoleh untuk melihat siapa yang berlari ke arahnya. Dia hanya mengoper bolanya ke Wood yang ada disampingnya dan terus berlari ke depan.      

Wood tidak menghentikan bola di kakinya setelah dia menerimanya. Dia langsung mengoper bolanya kembali ke Bale.      

Keduanya melakukan operan satu-dua dengan cepat di depan kotak penalti Real Madrid!     

Ramos tidak bisa diam saja dan menjaga area sayap, karena Bale sudah hampir memasuki kotak penalti. Dia melepaskan Fernandez dan bergerak ke arah kotak penalti. Dia akan bergabung dengan Garay dan mereka akan berusaha untuk menjauhkan Bale dari kotak penalti.      

Bale, yang berlari kencang ke arah kotak penalti, membentur Ramos dan jatuh ke dalam kotak penalti Real Madrid.      

Fernandez mengangkat tangannya untuk memberitahu wasit bahwa Ramos telah melakukan pelanggaran terhadap Bale. Itu akan jadi tendangan penalti kalau wasit menganggap aksi Ramos sebagai pelanggaran.      

Tapi, wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran karena dia tidak melihat Ramos yang menghalangi jalur lari Bale. Sebagai gantinya, wasit menempatkan kedua lengannya di depannya untuk mengisyaratkan pertandingan kembali dilanjutkan. Dia memberikan keuntungan bagi tim yang sedang menyerang, dan pertandingan akan diteruskan!     

Bale sudah mengoper bolanya sebelum dia bertabrakan dengan Ramos.      

Mitchell berada di dalam kotak penalti Real Madrid, dan Sahin juga berhasil masuk ke sana.      

Kepada siapa Bale mengoper bolanya?     

"George Wood...!"     

Wood mengangkat kaki kanannya yang berotot di tepi kotak penalti tepat saat komentator meneriakkan namanya.     

Casillas bereaksi setelah dia melihat Wood mengangkat kakinya. Dia melompat ke sisi kanan gawangnya. Intuisi dan pengalaman memberitahunya bahwa Wood akan menembak langsung ke gawang dan dia akan menembak ke arah sini!     

Dia benar!     

Wood langsung menembak tanpa menghentikan bola di kakinya!     

Tidak ada banyak putaran di bola itu saat bolanya menuju Casillas.      

"Wuuuuu...."     

Tembakan Wood sangat cepat sehingga menimbulkan bunyi berdesing...      

Tidak, mungkin itu suara yang dibuat oleh fans Real Madrid saat mereka mencemooh timnya.      

Tembakan Wood membuat bola melesat secepat kilat dan Casillas masih sedikit lambat dalam upayanya untuk mendapatkan bola.      

Bola itu akan melewatinya sebelum tangan Casillas bisa meraihnya.      

Tembakan Wood membentur mistar gawang dan membuat suara dentang yang keras.      

Suara itu membuat para fans Real Madrid yang gelisah bisa bernafas lega.      

Tapi, insiden dramatis terjadi setelahnya...      

Bola itu memantul kembali ke arah Casillas setelah membentur mistar gawang. Casillas baru akan membalikkan badan untuk menangkap bola pada saat ini. Bola itu memantul dan mengenai punggung Casillas sebelum kemudian melewati garis gawang dan masuk ke gawang...      

"Iker yang sial..." komentator siaran stadion berteriak sambil berbaring pasrah di atas mejanya.      

Nottingham Forest berhasil menjebol gawang Real Madrid di Stadion Bernabeu pada menit ke-23! Dan, orang yang mencetak gol itu adalah...      

Pemain yang dianggap sebagai benteng Real Madrid yang tak tertembus, Saint Iker Casillas!     

Tapi, komentator Inggris tidak setuju dengan anggapan bahwa Casillas-lah yang telah mencetak gol. "Gol bunuh diri? Tidak tidak tidak! Itu tadi gol yang dicetak oleh George Wood! Benar-benar gol yang cemerlang! Bagaimana mungkin itu tadi dianggap gol Casillas? George Wood telah mencetak gol kedua di Liga Champions musim ini! Golnya ini berhasil membantu Nottingham Forest untuk unggul sementara atas Real Madrid! Kalian harus ingat bahwa ini adalah Stadion Bernabeu dan ini adalah stadion kandang Real Madrid! Luar biasa! Kombinasi permainan yang berbuah gol ini telah membuat Real Madrid hampir gila! Dengarkan saja cemoohan di stadion! Suara cemoohan itu adalah bentuk pujian terbaik untuk Forest!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.